Adijanti Marheni
Departemen Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : JURNAL PSIKOLOGI UDAYANA

Hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja Larasati, Kinanti; Marheni, Adijanti
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.078 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p09

Abstract

Remaja adalah salah satu masa perkembangan yang dimulai dari usia 13 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini kebanyakan waktu dihabiskan remaja dalam kegiatan sekolah atau bersama teman sebaya. Interaksi dan penerimaan teman sebaya merupakan hal penting bagi perkembangan remaja. Untuk dapat berinteraksi dan diterima dengan baik oleh lingkungan, remaja diharapkan dapat memiliki keterampilan sosial yang baik. Keterampilan sosial terutama diperoleh melalui proses pembelajaran (terutama pembelajaran sosial, termasuk observasi, modeling, latihan, dan proses umpan balik). Salah satu faktor yang memengaruhi keterampilan sosial seseorang adalah keluarga. Komunikasi orangtua dengan anak merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku anak, yang berpengaruh pada perkembangan anak dan disinilah unsur pendidikan terhadap anak akan dibentuk. Remaja akan belajar cara berinteraksi dan berperilaku yang baik melalui interaksi mereka dengan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja. Subjek pada penelitian ini adalah 114 orang siswa SMA Dwijendra Denpasar. Instrument dalam penelitian ini adalah skala komunikasi interpersonal orangtua-remaja dan skala keterampilan sosial remaja. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan angka korelasi sebesar 0,681 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), yang berarti ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja. Semakin efektif komunikasi interpersonal yang dimiliki orangtua-remaja maka akan semakin tinggi keterampilan sosial yang dimiliki remaja, begitu pula sebaliknya semakin kurang efektif komunikasi interpersonal orangtua-remaja maka akan semakin rendah keterampilan sosial yang dimiliki remaja. Kata kunci: Remaja, komunikasi interpersonal antara orangtua-remaja, keterampilan sosial.
Peran Konformitas Teman Sebaya dan Self Monitoring Terhadap Impulsive Buying pada Remaja Madya Putri di Denpasar Ernayanti, Ni Made Desi; Marheni, Adijanti
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.584 KB)

Abstract

Remaja madya kerap melakukan pembelian secara impulsive pada suatu barang yang dikarenakan barang tersebut terlihat menarik baginya, namun faktanya remaja madya putri membeli barang karena terlalu memantau dirinya (self monitoring) hingga berpengaruh pada perilaku sosial remaja madya, karena mengikuti konformitas teman sebaya dalam prilaku berbelanja dan self monitoring yang berlebih pada dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran konformitas teman sebaya dan self monitoring terhadap impulsive buying pada remaja madya putri di Denpasar. Subjek dalam penelitian ini adalah 230 siswa perempuan yang masih bersekolah SMA di Denpasar. Penelitian ini diukur menggunakan tiga skala yaitu skala konformitas teman sebaya, skala self monitoring, dan skala impulsive buying. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda yang hasilnya menunjukkan R=0,289 dan adjusted R square sebesar 0,083. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel konformitas teman sebaya dan self monitoring memberikan peran terhadap impulsive buying pada remaja putri di Denpasar sebesar 8,3%. Nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan konformitas teman sebaya dan self monitoring secara bersama-sama berperan terhadap impulsive buying. Kata kunci: Konformitas teman sebaya, self monitoring, impulsive buying pada remaja madya putri.
Hubungan kematangan emosi dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja di SMAN 3 Denpasar Raviyoga, Tarate Timur; Marheni, Adijanti
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.476 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p05

Abstract

Menurut survei, SMAN 3 Denpasar merupakan salah satu sekolah yang dipilih sebagai sekolah dengan tingkat agresivitas siswa rendah. Namun, ditemukan perbedaan fakta di lapangan yang menjelaskan kasus-kasus agresivitas yang dilakukan oleh siswa SMAN 3 Denpasar yang tidak diketahui oleh pihak luar sekolah. Agresivitas pada remaja dapat disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal penyebab agresivitas pada remaja adalah pelampiasan dari emosi marah dan frustrasi yang tidak tepat yang disebabkan oleh rendahnya kematangan emosi remaja. Emosi yang tidak stabil mendorong remaja bertndak tanpa berpikir kritis. Sedangkan faktor eksternal yakni adanya pengaruh serta tekanan dari lingkungan pergaulan remaja yang muncul dalam bentuk konformitas teman sebaya. Ketika remaja konform, maka remaja rela melakukan berbagai hal sekalipun melanggar normal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat agresivitas siswa dan melihat hubungan antara kematangan emosi dan konformitas teman sebaya dengan agresivitas siswa SMAN 3 Denpasar. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan subjek sejumlah 258 siswa SMAN 3 Denpasar, berusia 15-18 tahun, serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode klaster. Instrumen penelitian ini adalah skala agresivitas, kematangan emosi, dan konformitas yang sudah diuji validitasnya. Metode analisis data menggunakan regresi berganda dengan signifikansi 0.00 (p<0.05) yang menjelaskan agresivitas siswa dipengaruhi oleh kematangan emosi dan konformitas teman sebaya. Nilai R Square sebersar 0,140 artinya kematangan emosi dan konformitas teman sebaya menjelaskan 14% dari agresivitas siswa. Sebanyak 10,46% subjek yang memiliki skor diatas mean teoritis. Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa tingkat agresivitas siswa SMAN 3 Denpasar dapat dikatakan rendah.. Kata kunci: Agresivitas, kematangan emosi, konformitas teman sebaya, remaja.
HUBUNGAN KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER PADA REMAJA AKHIR I Putu Galang Dharma Putra; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.502 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2015.v02.i01.p05

Abstract

McClelland said that one of three major human needs is the need for affiliation, or the need to establish relationships with other people who are generally at its peak when someone is at the stage of adolescence. One way to establish a relationship with another individuals is by communicate. One medium that people uses to communicate is internet. Twitter is one of many internet-based social media that often used by the adolescence. Various things communicated by teenagers on Twitter, from positive tweets, or even the controversial one. Thus, makes their intensity of adolescence’s tweets, because adolescence wants to established a communication with other people in order to satisfy their need for affiliation. Therefore, it can be assumed that adolescence’s need for affiliation is related to their intensity of Twitter usage A total of 415 adolescence aged between 18-21 years old were becoming subjects of this research. This study uses quantitative method with correlational approach. The sampling technique was multistage cluster sampling. The instruments that used in this research are the need for affiliation scale (21 items), and the intensity of twitter usage scale (2 items), with the need for affiliation scale’s reliability coefficient of 0.815 The main data in this research were processed by using the nonparametric Spearman correlation analysis with a correlation value of 0.342 and a probability value of 0.000. The supporting data were also processed using the nonparametric analysis to see the difference between subjects’ demographic data. The results indicate that the needs for affiliation variable and intensity of Twitter usage variable did not differ significantly by gender of respondents, however, it differ significantly based on age and length of ownership of the subjects’ Twitter account.   Keywords: Need for affiliation, intensity, Twitter, adolescence.  
Peran Komunikasi Efektif Orangtua Remaja dan Kontrol Diri terhadap Tingkat Agresivitas Remaja SMA di Kota Denpasar Putu Ayu Onik Pratidina; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.484 KB)

Abstract

Beberapa tahun belakangan ini masyarakat Indonesia banyak dikejutkan dengan maraknya tindakan agresivitas yang mengarah pada kriminalitas yang dilakukan oleh remaja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan tindakan agresi, salah satunya adalah faktor psikologis yakni gejolak emosi. Gejolak emosi inilah yang dapat menimbulkan tindakan agresivitas hingga menuju tindak kriminal. Agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai orang lain. Agresivitas pada remaja sebenarnya dapat diatasi jika hubungan antara orangtua dan remaja berlangsung secara efektif. Membangun hubungan yang efektif hendaknya dimulai dengan memiliki komunikasi efektif antara orangtua-remaja, jika komunikasi terjalin efektif maka orangtua akan mudah membantu anak untuk menentukan perilaku yang tepat. Hubungan yang efektif ini juga akan membantu remaja memiliki kontrol diri yang baik, sehingga remaja mampu menahan munculnya perilaku agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi efektif orangtua-remaja dan kontrol diri terhadap tingkat agresivitas remaja SMA di Kota Denpasar. Subjek dalam penelitian ini adalah 228 siswa SMA di Kota Denpasar. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster sampling. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan R=0,550 dan R square sebesar 0,302. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi efektif orangtua-remaja dan kontrol diri berperan terhadap tingkat agresivitas remaja sebesar 30,2%. Nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan komunikasi efektif orangtua-remaja dan kontrol diri secara bersama-sama berperan terhadap tingkat agresivitas remaja. Kata kunci: Agresivitas, komunikasi efektif orangtua-remaja, kontrol diri, remaja
Perbedaan Efikasi Diri Berdasarkan Tipe Pola Asuh Orangtua pada Remaja Tengah di Denpasar A.A. Mas Diah Widiyanti; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.431 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2013.v01.i01.p17

Abstract

  Parenting style are all forms of interaction process between parent and child that will give effect to the personality development of children. The growth of self-efficacy in adolescents is evolve regularly. Beginning of the growth of self-efficacy focused on the elderly, then influenced by siblings, peers, and other adults. In this case the parents and family members have an important role in the formation of adolescent self-efficacy. Patterns of parenting and good interaction with family members is a contributing factor to form a positive self-efficacy in adolescents. Different dynamics of parenting style will also form a different self efficacy in adolescents. The aim of this research is to investigate the difference of self-efficacy based on parenting style of middle adolescents in Denpasar. This research is quantitative comparison. The subjects were middle adolescents in Denpasar as many as 380 people to the criteria of Grade X and XI Senior High School in Denpasar. The sample were selected using Area Probability Random Sampling Method. Method of data collection using the Parenting Scale has tested its validity, the reliability of 0.952 as well as Self-Efficacy Scale also has reliability 0.962. Distribution of the data obtained indicates normal data and homogeneous. Statistical analysis methods with techniques of comparative One Way Anova. Results obtained F = 22.275, p = 0.000 and analysis of Post Hoc get results indicate that the authoritative parenting has a significance of 0.000 Authoritarian, authoritative parenting with 0,000 Permissive, Authoritarian parenting Permissive amounted to 0.163. It means that the difference in self-efficacy based on the type of authoritative parenting with authoritarian, self-efficacy differences with Permissive parenting authoritative, and there is no difference in self-efficacy on the Authoritarian Permissive parenting adolescents in the middle of Denpasar. Keywords : Parenting Style, Self-Efficacy, Middle Adolescents
Perbedaan motivasi berpretasi dan dukungan sosial teman sebaya antara mahasiswa perantau dan non perantau di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Nurul Lady Choirunisa; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.804 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p03

Abstract

Every individual is entitled to get the highest education, one of them by taking lectures in college. The main goal of becoming a student is to achieve academic achievement. There are several factors that influence, among others, achievement motivation and peer social support. Achievement motivation as individual desire to undergo the process of lecturing well, while the social support of peers as a help from friends in various forms. Students of immigrants and non-immigrants have different conditions, so this study aims to see the difference between achievement motivation and peer social support owned by students. This study uses quantitative methods with the subject of 238 students who are studying at Faculty of Medicine Udayana University selected using cluster random sampling technique. The research instrument used achievement motivation scale and peer social support. Data analysis using Independent Sample T-Test with result of significance equal to 0,001 (p <0,05) on achievement motivation with higher immigrants empirical mean that is 110,38 and empirical mean of non- immigrants 106,98. Results of social support significance of 0.047 (p <0.05) with the higher immigrants empirical mean of 173.70 and non-immigrant empirical mean of 170.95. The results of this study indicate there are differences in achievement motivation and social support of peers between immigrants and non immigrant students at the Faculty of Medicine Udayana University. Overseas students have higher achievement motivation and social support than non migrant students. Keywords: Achievement motivation, immigrants, non-immigrants, peers social support.
PERBEDAAN KEMANDIRIAN REMAJA SMA ANTARA YANG SINGLE FATHER DENGAN SINGLE MOTHER AKIBAT PERCERAIAN I Gusti Ayu Mirah Suwinita; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.781 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2015.v02.i01.p06

Abstract

  Structure of the family is one of the factors that builds the independence of adolescents. Nowadays, it is uncommon to find families that are not united due to divorcement. The condition where families are no longer united (single parent) will affect the independence of adolescents. Independence of adolescence is the ability to organize behavior and decision without being dependent on parents (Steinberg, 2002). The purpose of this research is to see the difference of independence between senior high school adolescents with single mother and adolescents with single father due to divorcement.   A total of 64 senior high school adolescents in Bali in aged 15-18 years who have single parents due to divorcement were included as subjects in this quantitative research, with comparison approach. The sampling technique that was used in this research was cluster sampling. Measuring instrument used in this research was Independence Scale (34 item, rxx=0.889). The statistical technique used to process the data of this study is a parametric test of independent t-test.   Based on the outcome of this research, it appears that there is no significant difference between the independence of senior high school adolescents with a single father nor single mother due to divorcement (t=1.212) with p equal to 0,230 (p>0,05).   Keyword: Autonomy of Adolescence, single father, single mother.  
Dinamika Psikologis Individu dengan Gangguan Kepribadian Ambang Ni Luh Krishna Ratna Sari; Hamidah Hamidah; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPU.2020.v07.i02.p02

Abstract

Abstrak Gangguan kepribadian ambang merupakan salah satu gangguan kepribadian yang banyak ditemui dalam praktik layanan psikiatri maupun psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dinamika psikologis individu dengan kepribadian ambang berdasarkan hasil asesmen yang akan dilakukan. Subjek dalam penelitian ini merupakan seorang laki-laki usia dewasa awal yaitu 24 tahun yang menunjukkan gejala-gejala dari gangguan kepribadian ambang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan melalui asesmen psikologi mencakup wawancara, observasi, dan pemberian tes psikologi yaitu tes grafis (BAUM, DAP, dan HTP), SPM (Standart Progressive Matrices), SSCT (Sack’s Sentence Completion Test), dan Drawing Completion Test (DCT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki aspek-aspek kepribadian seperti ketidakstabilan emosi, kontrol yang rendah terhadap dorongan, dan kebutuhan untuk tergantung pada orang lain. Subjek memiliki pengalaman traumatis seperti kekerasan dan perpisahan dini dengan figur orangtua, disfungsi keluarga serta faktor lingkungan tidak suportif. Interaksi antara kedua kondisi tersebut menggambarkan dinamika psikologis dari gejala-gejala gangguan kepribadian ambang pada subjek. Kata kunci : Dewasa awal, gangguan kepribadian ambang, pengalaman traumatis. Abstract Borderline personality disorder is one of the personality disorders that is widely encountered in psychiatric and psychological practices. This research aims to explore the psychological dynamics of individuals with borderline personality disorder based on the results of the assessment. The subject in this study is a 24-years-old man that showed the symptoms of borderline personality disorder. The research method used is qualitative with a case study approach. Data were collected through psychological assessment including interviews, observations, and some psychological tests such as graphic tests (BAUM, DAP, and HTP), SPM (Standart Progressive Matrices), SSCT (Sack's Sentence Completion Test), and Drawing Completion Test (DCT). The results showed that the subject had personality aspects such as emotional instability, low control of psychological drive, and the need to depend on others. Subjects have traumatic experiences such as abuse and early separation with parental figures, family dysfunction as well as unsupportive environmental factors. Interactions between these two conditions illustrate the psychological dynamics of the symptoms of borderline personality disorders addresses by subject. Keywords : Borderline personality disorder, traumatic experiences, young adulthood.
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS QUALITY TIME IBU DAN ANAK DENGAN ASERTIVITAS REMAJA DI KECAMATAN PUPUAN, KABUPATEN TABANAN Putu Sintha Dewi Aryaningrat; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.623 KB)

Abstract

Adolescence is part in life where human change from childhood into adult (Olds, 2009). In their daily life, adolescents spend their more time with their peers (Papalia et al, 2008). An adolescent with working parent, especially adolescents in Pupuan that majorly have parents who work as a farmer, exactly have a lower intensity of time with their parent. The lower time that adolescents spend with their mother, will make a negative effects to adolescent’s cognitive development (Boca, 2012). Mother who work, will influence there adolescent. So, the researcher would like to know are there any significant relationship between the intensity of quality time among the mother and child with the adolescence assertiveness? This research used quantitative method with simple linear regression for data analysis. Researcher collected data by 2 questionnaires (intensity of quality time scale and assertiveness scale) with the reliability of 0,897 and 0,900 from 240 adolescents that take by stratified random sampling with the criterions such as adolescents with age range between 13-15 years old, live in Pupuan, and have a mother who works as farmer. This research found that there is a relationship between the intensity of quality time among the mother and child with the adolescence assertiveness with the correlation’s coefisien 0,395. There are 15,6% assertiveness is influence by the intensity of quality time among mother and child and 84,4% is influence by the other factors. For the deepen explanation, I used adolescence’s socioemotional theories from Papalia (2008). Key words: Quality time intensity, Assertiveness, Adolescence