Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG CAMPUR TANGAN MANUSIA DALAM UZUR SYARA’ (STUDI RUKHSHAH PADA PEREMPUAN) Zufriani Zufriani; Arzam Arzam; Afridawati Afridawati; Doli Witro
Mahkamah : Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/mahkamah.v6i2.8997

Abstract

Allah s.w.t. memberikan rukhshah (keringanan atau kemudahan) bagi perempuan atas segala uzur yang dialaminya. Haid, hamil, nifas dan menyusukan anak bagi seorang perempuan termasuk uzur (halangan) syara’. Uzur syara’ itu yang pada dasarnya merupakan hak dan urusan Allah s.w.t., tetapi zaman sekarang manusia seolah-olah telah dapat mencampuri masalah uzur ini. Dikarenakan manusia telah mencampuri masalah ini, maka uzur samawi tersebut dapat berubah menjadi uzur muktasabi (halangan yang diusahakan oleh manusia). Campur tangan yang dimaksud seperti menciptakan obat-obatan dan alat-alat yang dapat mengatur jalannya suatu uzur syara’, seperti membuat obat atau pil anti haid. Artikel ini membahas tinjauan hukum Islam tentang campur tangan manusia dalam uzur syara’ yang difokuskan kepada rukhshah pada perempuan seperti dalam kasus haid, nifas atau menyusui, dan juga pada kasus saat melaksanakan ibadah haji. Artikel ini bertujuan tujuan untuk mengetahui hukum campur tangan manusia dalam uzur syara’ khusus pada kasus penggunaan pil haid oleh perempuan. Artikel ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat kajian pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan hukum bagi wanita yang menggunakan pil anti haid sangat erat hubungannya dengan niat. Sedangkan niat itu sendiri terletak di dalam hati, sehingga akan sulit untuk diketahui. Secara tidak langsung dapat diketahui sebahagian dari niat seorang perempuan dalam menggunakan obat-obat anti haid adalah untuk maksimalkan ibadahnya.
Studi Komparatif atas Pemikiran Ignaz Goldziher dan Joseph Schact Tentang Kritik Hadis Dudi Permana; Arzam Arzam; Muhammad Ridha DS; Muhamad Yusuf; Doli Witro
Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.919 KB) | DOI: 10.15575/diroyah.v6i1.14217

Abstract

The authenticity of the Hadith of the Prophet p.b.u.h. no doubt about his belief among Muslims. However, the study of the authenticity of this hadith is a topic that is always discussed. Especially the orientalists are looking for errors or mistakes from the hadith. Mustafa al-Sibai explains in the book al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-Islami, two of which are the primary triggers for these orientalists. First, there is a reason for blind fanaticism and spreading falsehoods about Islamic teachings. Second, the factor of political colonialism and imperialism occurred after knowing about the natural wealth and products of eastern culture, thus creating a sense of wanting to seize and rule over them. This is in line with the controversial opinions that have been put forward by Ignaz Goldziher and Joseph Schacht on hadith. This study aims to compare the thoughts or views of two orientalist figures, namely Ignaz Goldziher and Joseph Schacht. This study uses qualitative methods with library research. From the results of this comparative study, we get the similarities and differences from the analysis of these two orientalist figures, which conclude: first, that both of them doubt the authenticity of the hadith because the hadith is nothing but a product of the tabīn who are often accused of being the source of the hadith and the opposite of their belief. Muslims that the hadith comes from the Prophet Muhammad p.b.u.h. second, Joseph Schacht further developed Ignaz Goldziher’s thinking so that he focused more on criticizing hadith through legal traditions so that he did not look at the original hadith books, but Goldziher did not. Third, both of them have not studied the hadith's depth, especially in the study of Usul al-Hadith, so that many theories or opinions do not follow the Muslims’ beliefs.
Hadis Tentang Gadai: Analisis Hukum Pemanfaatan Hewan sebagai Barang Jaminan oleh Murtahin Doli Witro; Arzam Arzam; Mhd. Rasidin
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol 5, No 01 (2021): JURNAL HUKUM EKONOMI SYARIAH (JUNI 2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-hes.v5i01.5460

Abstract

Tulisan ini membahas hadis yang berkenaan dengan hukum gadai. Pembahasan dalam tulisan ini dikhususkan dalam sebuah hadis yang ditetapkan sebagai hadis utama. Kemudian hadis akan diuraikan dari teks, artinya, tafsir, hal-hal penting yang terdapat dalam hadis, perbedaan pendapat para ulama, kandungan hadis, dan faedah yang terdapat dalam hadis tersebut. Dalam pemaparan hadis tersebut ditambah juga dengan hadis-hadis lain yang menjelaskan tentang gadai sebagai penguat. Tulisan ini bertujuan menjelaskan hukum barang gadai yang dimanfaatkan oleh penerima gadai. Artikel ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat pustaka. Bahan-bahan dalam penelitian ini diambil dari bahan pustaka seperti buku dan artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas yaitu tentang hukum gadai. Teknik analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis menunjukkan barang (jaminan) yang digadai kepada seorang penerima gadai boleh dimanfaatkan selama dia membayar sewa dari manfaat yang diambilnya. Hadith About Pawn: Legal Analysis of the Use of Animals as Collateral by Murtahin AbstractThis paper discusses the hadiths relating to the law of pawning, especially the use of pawning items by mu. The discussion in this paper is devoted to a hadith, which is designated as the main hadith. Then the hadith will be elaborated from the text, its meaning, interpretation, important matters contained in the hadith, differences in opinion of the scholars, the content of the hadith, and the benefits contained in the hadith. In the explanation of the hadith, other traditions that explain pawning as reinforcement are also added. This paper aims to explain the law of pawn items used by pawn recipients (murtahin). This article uses qualitative research that is the library in nature. The materials in this study were taken from library materials such as books and scientific articles published in journals related to the issues discussed, namely the law of using pawn items by murtahin. The analysis technique used is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of the analysis show that the goods (collateral) that are pawned to a pledge recipient can be used as long as he pays the rent from the benefits he takes. Keywords: Pawn Hadith; Pawn Law; Utilization of Pawn Goods
PERANAN PEMANGKU ADAT Arzam Arzam
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 7 (2012): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.442 KB) | DOI: 10.32694/qst.v7i.1169

Abstract

Pemaku Adat merupakan orang yang dituakan dalam satu negeri, orang yang berkata dahulu sepatah, dan berjalan didahulukan selangkah, dalam urusan menata dan mengatur anak kemenakannya pada khususnya negeri/ wilayah yang di bawah kepemimpinannya. Adapun yang dibahas di sini adalah mengenai peranan pemangku adat yang berkaitan dengan pranan dan fungsi tengganai, Ninik Mamak dan Depati. Di mana menurut adat kerinci dikenal dengan istilah Sko Tigo Takah.
Moral Homo Islamicus (Islamic Man) Dalam Konteks Ekonomi Islam Modern Mursal Mursal; Arzam Arzam; Zufriani zufriani; Muhammad Fauzi
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol 8, No 2 (2022): JIEI
Publisher : ITB AAS INDONESIA Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jiei.v8i2.4849

Abstract

This study aims to analyze the assumptions of Islamicus' ideas (theories/concepts) in the context of modern society's behavior which undergoes many changes in preferences which are not adequately described by Homo Economicus which negates morals in conception and makes Self Interest as the goal of maximizing utility. The idea of Homo Islamicus allows it to be collided with modern conditions to find assumptions that are in accordance with the realities that exist in the context of the modern economy. The research uses a literature study (Libarary Research), using Content Analysis as a data analysis tool. This study shows that the idea of Homo Islamicus internalizes the moral and rational portion at a proportional level, oriented to the benefit of the general public which is balanced with the interests of Daruriat Nafsh guided by religious morals. The rational choices made by Homo Islamicus reflect a moral attitude that applies basic axiom values and principles in the form of Tawhid, Equilibrium, Free Will, Respontability, and Justice which makes decisions about the best choices without ignoring existing values. Thus, morality becomes the rail (track) of the rules of the game from rationality in making a choice in the modern Islamic economic arena
Legal Protection in Labor Dispute Settlement Through Industrial Relations Mechanism Shinta Azzahra Sudrajat; Arzam Arzam; Doli Witro
Khazanah Hukum Vol 4, No 1 (2022): Khazanah Hukum Vol.4 No.1 April (2022)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.616 KB) | DOI: 10.15575/kh.v4i1.17027

Abstract

This article discusses one of the Indonesian legal products used in the settlement of labor disputes, namely the industrial relations mechanism, which is part of the legal product to resolve disputes by legal protection measures. This article aims to find out the mechanism of Industrial Relations to provide legal protection in labor disputes. This article is normative juridical research that analyzes secondary data from legal studies literature in the form of books, journals, and other materials related to the research topic of this article. The data analysis technique used is content analysis. The results of the analysis show that legal protection in labor disputes with industrial relations mechanisms can be carried out through the Bipartite, Tripartite, and Industrial Relations Courts (PHI). The results of this court's decision do not only stop in writing on paper, but there must be a follow-up from the losing party to carry out their obligations based on the demands that have been set.
Klasifikasi Akad Tabarru’: Implementasi Akad Qardh Atas Take Over Di Bank Syariah Indonesia Dena Ayu; Arzam Arzam; Doli Witro
ASY SYAR'IYYAH: JURNAL ILMU SYARI'AH DAN PERBANKAN ISLAM Vol 7 No 1 (2022): Vol 7 No 1 (2022): Asy-Syar'iyyah Juni 2022
Publisher : FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/asy.v7i1.2278

Abstract

This article discusses the classification of tabarru’ contracts and the implementation of qardh contracts on the take over in Indonesian Islamic banks. The research method used in this article was qualitative research method. Data were collected by using literature study technique. Data were collected from several sources as references such as books, articles, and other data sources. Data analysis techniques used were data condensation, data presentation, and drawing conclusions. This article reveals that the tabarru’ contract is a contract that is applied with the concept of helping each other in order to achieve goodness. There are several classifications of tabarru’ contracts, namely the concept of guaranteeing money (qardh, rahn, hiwalah), guaranteeing oneself (kafalah, wakaalah, wadi’ah) and giving something (hibah, hadiah, wakaf, ZIS). This classification makes it easy to understand the concepts and implementation of the tabarru contract in life, but still prioritize the common good. The implementation of the qardh contract on the take over at Bank Syariah Indonesia provides convenience to customers who need assistance in transferring debt to conventional financial institutions. The existence of qardh facilities on the principle of helping each other remains sticking to the rules of the Sharia. Artikel ini membahas tentang klasifikasi akad tabarru’ serta implementasi akad qardh atas take over di bank syariah Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan cara studi kepustakaan. Data dikumpulkan dari beberapa sumber untuk dijadikan referensi seperti buku-buku, artikel, dan sumber data yang lainnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Artikel ini mengungkapkan bahwa akad tabarru’ merupakan akad yang diterapkan dengan konsep saling tolong menolong dalam rangka mencapai kebaikan. Ada beberapa klasifikasi akad tabarru’ yaitu konsep menjamin uang (qardh, rahn, hiwalah), menjamin diri (kafalah, wakaalah, wadi’ah) dan memberikan sesuatu (hibah, hadiah, wakaf, ZIS). Klasifikasi tersebut memberikan kemudahan untuk memahami konsep-konsep dan pengimplementasian akad tabarru’ dalam kehidupan, dengan tetap mengedepankan kemaslahatan bersama. Implementasi akad qardh atas take over di Bank Syariah Indonesia memberikan kemudahan terhadap nasabah yang membutuhkan bantuan terhadap pengalihan hutang terhadap lembaga keuangan konvensional. Adanya fasilitas qardh atas prinsip tolong menolong dengan tetap berpegang teguh pada aturan syariat.
KAJIAN POLITIK MELALUI KEBIJAKAN PENGATURAN DALAM EKONOMI ISLAM SEBAGAI UNSUR FORMIL Dena Ayu; Arzam Arzam; Doli Witro
Al-Amwal : Journal of Islamic Economic Law Vol 7, No 1 (2022): AL-AMWAL : JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMIC LAW
Publisher : Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/alw.v7i1.2925

Abstract

Political economy is understood as a scientific discipline that discusses political and economic problems and their very complex nature related to thinking about the application of politics and economics. This article uses qualitative research methods. Data collection is done by the library research method. These data are sourced from scientific papers, authoritative books, internet websites, and those related to research topics. The data analysis technique used is a qualitative data engineering model, Miles et al., namely data condensation, data presentation, and drawing conclusions. The study results show that the state's welfare refers to the government's active role in managing the economy. Therefore, the source of state finances is the driving force for the welfare of the state and society. In Indonesia, the government has detailed regulated how state financial resources are obtained and issued for the public benefit. Judging from the history of Islamic economic politics that has been carried out during the time of the Prophet until now, financial sources such as business, taxes, and public debt have become significant contributions to the Indonesian government in running the economy.
Urgensi Media Sosial Sebagai Sarana Dakwah Melalui Media Syintia Nurfitria; Arzam Arzam
An-Nida' Vol 46, No 1 (2022): January - June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v46i1.19245

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang urgensi media sosial sebagai sarana dakwah melalui media di era modern. Di era modern saat ini, media sosial telah menjadi bukti dari kemutakhiran informasi dan arus teknologi modern, sehingga perlu diteliti bagaimana pemanfaatan media sosial tersebut terutama dalam dakwah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana urgensi media sosial sebagai sarana dakwah di era modern. Mengingat fenomena media sosial saat ini menjadi paling diminati oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan narasi sebagai penjelasan dari penelitian yang dianalisis. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa dakwah merupakan kegiatan dalam penyebarluasan agama Islam melalui ajakan dan seruan, salah satunya adalah dengan menggunakan media. Media yang saat ini dianggap paling efektif dalam berdakwah adalah media sosial. Media sosial dinilai efektif sebagai sarana berdakwah. Akan tetapi, berdakwah dengan media sosial harus memperhatikan etika dan norma-norma bermedia sosial. Sehingga benar-benar mendatangkan kemanfaatkan dalam ajang beribadah melalui dakwah dalam media sosial. Untuk aplikasi kajian, penelitian ini dapat berguna bagi peneliti selanjutnya karena dakwah masih dan selalu dilakukan oleh para Da’i dan tentunya pula harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin canggih dan modern. Sehingga, para Da’i dituntut untuk dapat berkolaborasi atau bersaing dengan arus teknologi ini baik dari sisi kemapuan dan pengetahuan.
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD IJARAH DI PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN REGULASI DAN FATWA Doli Witro; Zufriani Zufriani; Arzam Arzam; Muhamad Izazi Nurjaman
Asy-Syari'ah Vol 23, No 2 (2021): Asy-Syari'ah
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v23i2.14141

Abstract

Abstract: The jarah contract in Indonesia is regulated by various regulations, such as the fatwa of the National Sharia Council of the Indonesian Ulema Council (DSN-MUI) and regulations from the Financial Services Authority (OJK). The fatwa and regulations are the references in the practice of contracts in Islamic financial institutions, one of which is Islamic banking. There may be a discrepancy between the practice of Islamic banking contracts and existing regulations. Therefore, this paper aims to analyze the harmonization between ijarah contract regulations in Indonesia and Islamic banking practices. This article is legal research that uses a normative juridical approach. The sample used in this study is the Indonesian Islamic Bank (BSI). The data analysis technique uses several steps, namely reducing or focusing data, presenting data, and drawing conclusions. The study results indicate that Islamic banking, namely, in this case, is BSI implementing the ijarah contract as one of the contracts used in the financing process. Several regulate ijarah contracts in Islamic Financial Institutions (LKS). The various regulations governing the ijarah contract refer to fiqh muamalah, which are then compiled and transformed into several regulations such as the DSN-MUI fatwa and OJK regulations. From the analysis of the implementation of the ijarah contract at BSI, there are no significant problems with the DSN-MUI fatwa and OJK regulations regarding the ijarah contract.Abstrak: Implementasi akad ijarah di Indonesia diatur dalam berbagai peraturan dari pihak pemangku kepentingan seperti fatwa Dewan Syariah Nasional Mejelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Fatwa dan regulasi tersebut menjadi kiblat dalam praktik implementasi akad di lembaga keuangan syariah yakni salah satunya di perbankan syariah. Tidak menutup kemungkinan terdapat ketidaksesuaian antara praktik akad di perbankan syariah dengan regulasi yang ada.  Oleh karenanya, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis harmonisasi antara regulasi akad ijarah di Indonesia dengan praktik di perbankan syariah. Artikel ini merupakan sebuah penelitian hukum yang menggunakan pendekatan yuridis normative. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Indonesia (BSI). Adapun teknik analisis datanya menggunakan beberpa langkah yaitu teknik mereduksi atau memfokuskan data, penyajian data, dan menarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbankan syariah yakni dalam hal ini adalah BSI menerapkan akad ijarah menjadi satu di antara akad yang digunakan dalam proses pembiayaan. Terdapat beberapa yang mengatur akad ijarah dalam Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Berbagai regulasi yang mengatur akad ijarah tersebut mengacu pada fiqh muamalah yang kemudian diformulasikan dan ditransformasikan menjadi beberapa regulasi seperti fatwa DSN-MUI dan regulasi OJK. Dari hasil analisis implementasi akad ijarah di BSI, tidak terdapat kesenjangan krusial dengan fatwa DSN-MUI dan regulasi OJK mengenai akad ijarah.