Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH JUMLAH TRITON X-100, SUHU DAN WAKTU TAHAN KALSINASI TERHADAP SINTESIS POWDER ZIRKONIA DAN APLIKASINYA DALAM MENDEGRADASI METIL ORANGE Nono Darsono; Tuty Emilia Agustina; Novandra Eko Aristian; Yogi Pratama
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 2 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zirkonia merupakan material semikonduktor yang memiliki sifat polimorf. Material ini memiliki keunggulan yaitu konduktivitas termal rendah (4,2 Wm-1K-1 pada suhu kamar), kekerasan tinggi (untuk fase monoklinik sebesar 18 GPa dan untuk fase amorf sebesar 14-11 GPa), ketahanan terhadap korosi, dan band gap yang besar (5 eV). Berbeda dari zirkonia biasa, ketika ukuran zirkonia diubah menjadi nano, sifat-sifatnya pun berubah. Metode yang digunakan untuk sintesis nanopowder ini adalah metode sol gel. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ukuran kristal yang terbentuk dan struktur partikel dengan pengaruh jumlah triton X-100 (0%, 5%, 10%) berat, suhu kalsinasi (700°C, 800°C, 900°C), serta waktu tahan kalsinasi (1 jam, 2 jam, 3 jam). Zirkonia yang telah disintesis diaplikasikan dalam mendegradasi metil orange sebagai fotokatalis, ditinjau persen degradasi dari metil orange. Hasil analisa SEM menunjukkan bahwa ukuran zirkonia terkecil terdapat pada zirkonia yang disintesis pada suhu kalsinasi 800oC, menggunakan 10% of Triton X-100, dan lebih homogen pada waktu tahan kalsinasi 2 jam. Persen degradasi metil orange terbesar yaitu pada pengaruh suhu kalsinasi 800 ° C, menggunakan 10% triton X-100, dan waktu tahan kalsinasi 3 jam.
PENGARUH KONSENTRASI TiO2 DAN KONSENTRASI LIMBAH PADA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNA SINTETIK PROCION RED DENGAN METODE UV/FENTON/TiO2 Tuty Emilia Agustina; Ahmad Bustomi; Jantan Manalaoon
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 1 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini industri tekstil di Indonesia semakin berkembang, termasuk di provinsi Sumatera Selatan yang kaya dengan berbagai jenis kain tradisional. Procion Red adalah salah satu pewarna sintetik yang paling sering digunakan pada home industry kain tradisional khas Palembang. Namun, air limbah yang dihasilkan dari industri ini mengandung zat pewarna sintetik yang berbahaya bagi lingkungan. Untuk itu, perlu dilakukan pengolahan yang efektif untuk menanggulanginya. Salah satu cara untuk mengolah air limbah tersebut adalah melalui proses yang dikenal dengan Advanced Oxidation Processes (AOPs), diantaranya dengan metode UV-Fenton-Katalitik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum proses pengolahan air limbah Procion Red dengan metode UV-Fenton-Katalitik, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi Procion Red dan konsentrasi katalis. Katalis yang digunakan adalah TiO2. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi air limbah Procion Red 150 -300 ppm, konsentrasi katalis TiO2 0,05-0,4% (w/v), pH 3, kecepatan pengadukan 500 rpm dan proses pengolahan selama 5 menit. Dari hasil penelitian, pada penggunaan katalis TiO2 dengan konsentrasi 0,4% didapatkan penurunan warna dan COD sebesar 100% dan 91,4%, berturut-turut. Sedangkan penggunaan konsentrasi limbah Procion Red sebesar 150-300 ppm tidak berpengaruh signifikan pada penurunan warna dan COD.
PENGOLAHAN PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) DENGAN METODE FENTON DAN KOMBINASI ADSORPSI-FENTON Tuty Emilia Agustina; Budi Sulistyono; Rendotian Anugerah
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar. Meningkatnya permintaan terhadap minyak kelapa sawit akan meningkatkan kapasitas produksi yang berdampak terhadap peningkatan jumlah limbah industri kelapa sawit. Limbah pada industri kelapa sawit terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah cair kelapa sawit populer dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah POME mengandung senyawa organik sehingga nilai COD, BOD dan TSS tinggi. Proses Fenton merupakan metode AOPs yang paling menonjol karena mampu menghasilkan radikal hidroksil lebih cepat. Bentonit digunakan sebagai adsorben dalam mengolah limbah POME ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah POME dengan metode Fenton dan kombinasi adsorpsi-Fenton. Pengaruh perbandingan rasio molar FeSO4.7H2O:H2O2 pada reagen Fenton sebesar 1:60, 1:80 dan 1:100 serta waktu pengadukan selama 15, 30, 45 dan 60 menit juga dipelajari. Didapatkan hasil penurunan paling tinggi yaitu sebesar 79% pada metode Fenton dengan rasio molar 1:60. Penurunan BOD dan TSS paling tinggi yaitu yaitu sebesar 76,85% dan  91,25% diperoleh pada proses kombinasi adsorpsi-Fenton Penurunan COD dan BOD optimal  pada 30 menit pertama untuk semua variabel selanjutnya nilai variabel cenderung tidak berubah secara signifikan.
PENGARUH KETINGGIAN UNGGUN ZEOLIT DAN SUHU AKTIVASI ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI FOSFAT PADA AIR LIMBAH LAUNDRY SINTETIK Tuty Emilia Agustina; Chris Luigi; Tizana Lorenza
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 1 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

membahayakan lingkungan. Padahal air limbah laundry mengandung sejumlah fosfat yang dapat terakumulasidan menyebabkan masalah eutrofikasi. Oleh sebab itu air limbah laundry seharusnya diolah terlebih dahulusebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu cara untuk mengurangi kadar fosfat pada air limbah laundry adalahdengan menggunakan metode adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah air limbah laundry sintetikdengan menggunakan adsorben zeolit dan mempelajari pengaruh ketinggian unggun zeolit serta suhu aktivasizeolit terhadap penurunan kandungan fosfat dalam air limbah. Dalam penelitian ini, proses adsorpsi dilakukandalam suatu kolom yang berisi zeolit yang dialiri air limbah dengan sistem pengaliran gravitasi. Ketinggianunggun zeolit dalam kolom divariasikan 5-25 cm. Suhu aktivasi zeolit divariasikan 300?-900 ?. Hasil yangdidapat dari penelitian ini, konsentrasi fosfat terendah dalam air limbah laundry sintetik yang sudah diolahadalah 1,8997 mg/L dengan menggunakan zeolit yang diaktivasi pada 300 ? dengan ketinggian zeolit 25 cm.
Pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di desa burai Lia Cundari; Susila Arita; Leily Nurul Komariah; Tuty Emilia Agustina; David Bahrin
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 1 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i1.13

Abstract

Sampah merupakan material sisa dari suatu proses yang memiliki dampak bahaya untuk lingkungan dan kesehatan. Solusi dari dampak tersebut adalah penanggulangan sampah dengan perancangan dan pembuatan alat, serta pelatihan dan pendampingan yang berhubungan dengan pengolahan sampah. Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat bagi warga Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dimana sampah organik diubah menjadi pupuk kompos. Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan dengan 3 tipe yaitu, kompos celup, kompos padat-cair, dan kompos padat. Kapasitas sampah organik yang diolah sebanyak 8 kg dan proses berlangsung selama 20-40 hari. Kompos cair yang dihasilkan dari proses celup sebanyak 4,5 Liter. Untuk komposter padat-cair telah dihasilkan kompos cair sebanyak 1,8 liter, kompos padatnya sebanyak 2,1 kg. Untuk komposter padat, dihasilkan kompos padat sebanyak 2,6 kg. Tingkat pengetahuan warga terhadap pengelolaan sampah secara umum masih relatif kecil, secara rata-rata hanya 48%. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan warga yang tingkat dasar (SD) mencapai 48%. Untuk pengalaman warga dalam mengelola sampah sudah cukup baik, yaitu sebanyak 53%. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sudah baik, yaitu sebanyak 71% menyatakan setuju atas upaya pengelolaan sampah. Dengan tingkat persepsi yang tinggi tersebut tidak mendorong tingginya tingkat partisipasi warga terhadap pengelolaan sampah. Sebanyak 41-57% warga tidak pernah berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.
Pengaruh ketinggian unggun zeolit dan suhu aktivasi zeolit terhadap penurunan konsentrasi fosfat pada air limbah laundry sintetik Tuty Emilia Agustina; Chris Luigi; Tizana Lorenza
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 1 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya air limbah laundry langsung dibuang ke saluran pembuangan air karena dianggap tidak membahayakan lingkungan. Padahal air limbah laundry mengandung sejumlah fosfat yang dapat terakumulasi dan menyebabkan masalah eutrofikasi. Oleh sebab itu air limbah laundry seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu cara untuk mengurangi kadar fosfat pada air limbah laundry adalah dengan menggunakan metode adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah air limbah laundry sintetik dengan menggunakan adsorben zeolit dan mempelajari pengaruh ketinggian unggun zeolit serta suhu aktivasi zeolit terhadap penurunan kandungan fosfat dalam air limbah. Dalam penelitian ini, proses adsorpsi dilakukan dalam suatu kolom yang berisi zeolit yang dialiri air limbah dengan sistem pengaliran gravitasi. Ketinggian unggun zeolit dalam kolom divariasikan 5-25 cm. Suhu aktivasi zeolit divariasikan 300℃-900 ℃. Hasil yang didapat dari penelitian ini, konsentrasi fosfat terendah dalam air limbah laundry sintetik yang sudah diolah adalah 1,8997 mg/L dengan menggunakan zeolit yang diaktivasi pada 300 ℃ dengan ketinggian zeolit 25 cm.
Pengaruh jumlah triton x-100, suhu dan waktu tahan kalsinasi terhadap sintesis powder zirkonia dan aplikasinya dalam mendegradasi metil orange Nono Darsono; Tuty Emilia Agustina; Novandra Eko Aristian; Yogi Pratama
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 2 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zirkonia merupakan material semikonduktor yang memiliki sifat polimorf. Material ini memiliki keunggulan yaitu konduktivitas termal rendah (4,2 Wm-1K-1 pada suhu kamar), kekerasan tinggi (untuk fase monoklinik sebesar 18 GPa dan untuk fase amorf sebesar 14-11 GPa), ketahanan terhadap korosi, dan band gap yang besar (5 eV). Berbeda dari zirkonia biasa, ketika ukuran zirkonia diubah menjadi nano, sifat-sifatnya pun berubah. Metode yang digunakan untuk sintesis nanopowder ini adalah metode sol gel. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ukuran kristal yang terbentuk dan struktur partikel dengan pengaruh jumlah triton X-100 (0%, 5%, 10%) berat, suhu kalsinasi (700°C, 800°C, 900°C), serta waktu tahan kalsinasi (1 jam, 2 jam, 3 jam). Zirkonia yang telah disintesis diaplikasikan dalam mendegradasi metil orange sebagai fotokatalis, ditinjau persen degradasi dari metil orange. Hasil analisa SEM menunjukkan bahwa ukuran zirkonia terkecil terdapat pada zirkonia yang disintesis pada suhu kalsinasi 800oC, menggunakan 10% of Triton X-100, dan lebih homogen pada waktu tahan kalsinasi 2 jam. Persen degradasi metil orange terbesar yaitu pada pengaruh suhu kalsinasi 800 ° C, menggunakan 10% triton X-100, dan waktu tahan kalsinasi 3 jam.
Pengolahan palm oil mill effluent (pome) dengan metode fenton dan kombinasi adsorpsi-fenton Tuty Emilia Agustina; Budi Sulistyono; Rendotian Anugrah
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar. Meningkatnya permintaan terhadap minyak kelapa sawit akan meningkatkan kapasitas produksi yang berdampak terhadap peningkatan jumlah limbah industri kelapa sawit. Limbah pada industri kelapa sawit terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah cair kelapa sawit populer dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah POME mengandung senyawa organik sehingga nilai COD, BOD dan TSS tinggi. Proses Fenton merupakan metode AOPs yang paling menonjol karena mampu menghasilkan radikal hidroksil lebih cepat. Bentonit digunakan sebagai adsorben dalam mengolah limbah POME ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah POME dengan metode Fenton dan kombinasi adsorpsi-Fenton. Pengaruh perbandingan rasio molar FeSO4.7H2O:H2O2 pada reagen Fenton sebesar 1:60, 1:80 dan 1:100 serta waktu pengadukan selama 15, 30, 45 dan 60 menit juga dipelajari. Didapatkan hasil penurunan paling tinggi yaitu sebesar 79% pada metode Fenton dengan rasio molar 1:60. Penurunan BOD dan TSS paling tinggi yaitu yaitu sebesar 76,85% dan 91,25% diperoleh pada proses kombinasi adsorpsi-Fenton Penurunan COD dan BOD optimal pada 30 menit pertama untuk semua variabel selanjutnya nilai variabel cenderung tidak berubah secara signifikan.
PENGARUH JUMLAH PEG 200 DAN TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP MORFOLOGI DAN STRUKTUR NANOPARTIKEL TiO2 DENGAN METODE SINTESIS SIMPLE HEATING Tuty Emilia Agustina; Fitri Suryani Arsyad; Mikrajuddin Abdullah
Bumi Lestari Journal of Environment Vol 13 No 1 (2013)
Publisher : Environmental Research Center (PPLH) of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The surface area of a photocatalyst is an important factor that effect decomposition process of colored wastewater. Increasing the catalyst particle surface area will increase the UV light absorbed thus enhance the photacatalysis process. Bulk TiO2 will have the higher surface area if it is made in the nano size. As a photocatalyst, nanoparticle of TiO2 is more efficient than bulk of TiO2. The nanoparticle of TiO2 can be made in various ways, for example by simple heating method. In this study, the synthesis of nanoparticle TiO2 was investigated by optimize the amount of polyethilene glycol (PEG 200) used and the annealing temperature. The amount of PEG 200 was varied between 6-18 ml. Moreover, the annealing temperature was varied in the range of 600-700oC. After synthesizing, the nanoparticles of TiO2 then characterize by using scanning electron microscope (SEM) to observe the morphology, and by using the X-ray difraction (XRD) to find the crystal structure and the particle size. Based on the characterization, it was found that the smallest nanoparticle of TiO2 have a 29 nm in size was produced by using the 12 ml of PEG at the annealing temperature of 600oC.
Pengaruh pH dalam Pengolahan Air Limbah Laboratorium Dengan Metode Adsorpsi untuk Penurunan Kadar Logam Berat Pb, Cu, dan Cd Novi Anggraini; Tuty Emilia Agustina; Fitri Hadiah
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 2 (2022): April 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.2.345-355

Abstract

Air limbah laboratorium seharusnya tidak dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan lebih lanjut. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan yang dampaknya juga dirasakan oleh makhluk hidup di sekitarnya. Bahan yang terkandung dalam air limbah laboratorium tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang mengandung bahan organik dan anorganik seperti Cd, Pb, Cu, Hg, Cr, Zn, Fe, dan logam berat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi logam berat dalam air limbah laboratorium dengan metode adsorpsi menggunakan adsorben. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada penurunan kadar logam berat Pb, Cu, dan Cd pada air limbah laboratorium dengan karbong aktif dan zeolit sintetik sebagai adsorben. Persentase penyisihan logam Pb terbesar dengan menggunakan karbon aktif sebesar 97,93% dicapai pada pH 7, sedangkan dengan menggunakan zeolit sintetik sebesar 98,47% yang dicapai pada pH 6. Persentase terbesar penyisihan logam Cu menggunakan karbon aktif mencapai 98,33% diperoleh pada pH 9, sedangkan persentase terbesar penyisihan logam Cu dengan adsorben zeolit sintetis mencapai 99,87% diperoleh pada pH 4. Persentase penyisihan logam Cd tertinggi dengan karbon aktif mencapai 98,60% dan dengan zeolit sintetik sebesar 97,20%, yang dicapai pada pH sama yaitu pada pH 8. Dapat disimpulkan bahwa nilai pH berpengaruh pada penurunan logam Pb dan Cu dengan metode adsorpsi menggunakan karbon aktif dan zeolit sintetik, sedangkan untuk logam Cd, pengaruh pH tidak signifikan.ABSTRACTLaboratory wastewater should not discharge directly into the environment without further processing. This can cause pollution to the environment whose impact is also felt by living things around it. The materials contained in laboratory wastewater are classified as hazardous and toxic waste (B3) containing organic and inorganic materials such as Cd, Pb, Cu, Hg, Cr, Zn, Fe, and other heavy metals. This study aims to reduce heavy metals in laboratory wastewater using the adsorption method of adsorbents. Therefore, this study focused on reducing the levels of heavy metals Pb, Cu, and Cd in laboratory wastewater using the activated carbon and synthetic zeolite as adsorbents. The largest percentage of Pb metal removal using activated carbon of 97.93% was achieved at pH 7, while by using synthetic zeolite was 98.47% achieved at pH 6. The largest percentage of Cu metal removal using activated carbon adsorbent of 98.33% was obtained at pH 9, while the largest percentage of Cu metal removal with synthetic zeolite of 99.87% was reached at pH 4. The highest percentage of Cd metal removal with activated carbon of 98.60 % and with synthetic zeolite of 97.20%, which were achieved at the same pH of 8. It can be concluded that the pH value influences the reduction of Pb and Cu metals by adsorption method using activated carbon and synthetic zeolite, as for Cd metal, the effect of pH is not significant.