Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Masalah Karakter Bangsa dan Figur Kepemimpinan di Indonesia: Perspektif Sejarah Suwirta, Andi; Hermawan, Iyep Candra
ATIKAN Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.336 KB)

Abstract

IKHTISAR: Karakter bangsa bagi negara-negara kebangsaan adalah hasil dari proses pencarian dan penemuan identitas dan jati diri bangsa tersebut. Karena tiap bangsa di dunia memiliki perjalanan sejarahnya sendiri-sendiri, maka tidaklah mengherankan kalau terjadi perbedaan karakter bangsa. Tulisan ini mengkaji tentang masalah karakter bangsa dan figur kepemimpinan di Indonesia. Dengan menganalisis enam figur Presiden Indonesia, tulisan ini menunjukkan bahwa ada kaitan yang erat antara pembangunan karakter bangsa dengan keteladanan dari seorang pemimpin bangsa. Hal ini karena seorang pemimpin, terutama Presiden Indonesia, adalah figur panutan dan contoh teladan bagi rakyat Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2015 nanti. Krisis kepemimpinan dan tiadanya keteladanan dari seorang pemimpin, dalam corak masyarakat Indonesia yang masih paternalistik, jelas akan mengakibatkan juga proses reduksi terhadap karakter bangsa secara keseluruhan.KATA KUNCI: Karakter bangsa, negara-bangsa Indonesia, figure pemimpin, Presiden Indonesia, dan model kepemimpinan. ABSTRACT: National character for nation-states is the result of seeking process and the invention of identity and national characteristic. Due to every nation in the world has its history journey, then, it is not a wonder if happened difference of national character. This article discusses about the problem of national character and leadership figure in Indonesia. By analyzing six figures of Indonesian President, this article indicates that there is closely relationship between development of national character and role model of a national leader. This condition because a leader, especially Indonesian President, is peer figure and role model for Indonesian society that amount to more than 250 million people in 2015 later. Leadership crisis and nothing role model from a leader, in Indonesian society pattern that still paternalistic, clearly will result also reduction the process of national character building as a whole.KEY WORD: National character, Indonesia’s nation-state, leadership figure, Indonesia President, and leadership model.  About the Authors: Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154, Jawa Barat; dan H. Iyep Candra Hermawan, M.Pd. adalah Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNSUR (Universitas Suryakancana) Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel: andisuwirta@yahoo.com dan fkipunsurcjr@yahoo.co.idHow to cite this article? Suwirta, Andi & Iyep Candra Hermawan. (2012). “Masalah Karakter Bangsa dan Figur Kepemimpinan di Indonesia: Perspektif Sejarah” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.2(1) Juni, pp.133-154. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (April 11, 2012); Revised (May 21, 2012); and Published (June 15, 2012).
Revitalisasi Pendidikan Politik dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Hermawan, Iyep Candra
ATIKAN Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.621 KB)

Abstract

IKHTISAR: Masalah pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan bagi suatu negara-bangsa merupakan proses pembinaan, penanaman, dan pewarisan nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan yang diselenggarakan dalam lingkungan pendidikan, karena pendidikan dipandang memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan bangsa. Dalam perkembangannya di Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perubahan dan penyempurnaan sejak zaman Orde Lama (1959-1966), Orde Baru (1966-1998), dan Orde Reformasi (1998 – sekarang). Artikel ini membicarakan pentingnya dilakukan revitalisasi pendidikan politik dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dalam konteks ini, pembelajaran pembentukan karakter bangsa melalui mata pelajaran PKn, atau Civic Education, perlu diarahkan agar mereka dapat mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan sosial; tanggung jawab warga negara (civic responsibility); serta partisipasi warga negara (civic participation). Konsepsi yang termuat dalam kurikulum PKn perlu dipelajari, ditanamkan, dan diwariskan kepada peserta didik agar terbentuk warga negara yang baik. Melalui pembelajaran PKn berbasis pendidikan politik diharapkan memupuk kedisiplinan, kepekaan sosial, melatih berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah secara jernih, serta budaya demokratis dapat ditegakkan.KATA KUNCI: Revitalisasi pendidikan politik, pendidikan kewarganegaraan, warga negara yang baik, dan budaya demokrasi di Indonesia.ABSTRACT: This article entitled “Revitalization of Political Education in Indonesia’s Civics Education”. Problem of political education and citizenship education for a nation-state is the coaching process, planting, and inheritance of national values and the statehood were maintained in environmental education, due to education is seen to have an important and strategic role in the development of the nation. Civic education in Indonesia has changed and developed since the era of Old Order (1959-1966), New Order (1966-1998), and Reform Order (1998 to date). This article discussed the importance of political education conducted revitalization in Citizenship (Civics) Education. In this context, the formation of character, through learning subjects Civics Education, should be directed so that they can develop the intelligence of the citizens (civics intelligence) in the spiritual dimension, rational, emotional, and social responsibilities of citizens as well as participation citizenship. Conception contained in the Civics curriculum needs to be studied and instilled bequeathed to the students, in order to form good citizens. Civics education, through learning-based politics, is expected to faster self-discipline, social sensitivity, critical thinking, problem solving skills are clear, and democratic culture can be enforced.KEY WORD: Revitalization of political education, civics education, good citizen, and culture of democracy in Indonesia.About the Author: Haji Iyep Candra Hermawan, M.Pd. adalah Dosen Senior dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNSUR (Universitas Suryakancana) di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Bagi kepentingan akademik, penulis dapat dihibungi dengan alamat emel: s2bi_unsur_cjr@yahoo.comHow to cite this article? Hermawan, Iyep Candra. (2013). “Revitalisasi Pendidikan Politik dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.3(1) Juni, pp.9-26. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (April 8, 2013); Revised (May 10, 2013); and Published (June 15, 2013).
PENERAPAN CONCEPT LEARNING MODEL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMA PGRI KABUPATEN CIANJUR Hermawan, Iyep Candra; Indriyani, Dina; Munadi, Heri
Integralistik Vol 29, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v29i2.16699

Abstract

Pengaruh Media Massa Terhadap Kesadaran Berpolitik Siswa di SMK Negeri 1 Cianjur Rahmawati, Rahmawati; Hermawan, Iyep Candra; Sulaeman, Tjeppy
Integralistik Vol 30, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v30i2.20872

Abstract

This research is motivated to find out the influence of mass media on students' political awareness. The role of mass media in the era of globalization provides a very large role in providing information to students, especially as a voter beginner or 17 years old. Through the media, information about politics is widely spread quickly and widely. The role of PPKn teachers in dealing with the influence of the mass media is the existence of political education provided to students in PPKn subjects. The results showed that at SMK Negeri 1 Cianjur the influence of the mass media on political awareness of students was very large. Technology has a very important role in this case social media, print media and electronic media which contains a lot of information and the role of PPKn teachers as educators in providing understanding to students so that they use mass media more wisely and aim so that the knowledge obtained can be used in community environment, in order to increase student participation, especially in any political activities. Thus, the influence of mass media can significantly increase political awareness (political awareness) of students and be democratic (democratic attitude).Penelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa. Peran media massa di era globalisasi memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan informasi kepada siswa khususnya sebagai pemilih pemula atau berusia 17 tahun. Melalui media, informasi mengenai politik banyak tersebar secara cepat dan meluas. Peran guru PPKn dalam menghadapi pengaruh media massa yaitu dengan adanya pendidikan politik yang diberikan kepada siswa dalam mata pelajaran PPKn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMK Negeri 1 Cianjur pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa sangat besar. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini media sosial, media cetak dan media elektronik yang di dalamnya banyak memuat informasi dan peran guru PPKn sebagai pendidik dalam memberikan pemahaman kepada siswa sehingga memanfaatkan media massa dengan lebih bijaksana dan bertujuan agar pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan dalam lingkungan masyarakat, guna meningkatkan partisipasi siswa khususnya dalam setiap kegiatan-kegiatan politik. Dengan demikian, pengaruh media massa secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran berpolitik (political awareness) siswa dan bersikap demokratis (democratic attitude).This research is motivated to find out the influence of mass media on students' political awareness. The role of mass media in the era of globalization provides a very large role in providing information to students, especially as a voter beginner or 17 years old. Through the media, information about politics is widely spread quickly and widely. The role of PPKn teachers in dealing with the influence of the mass media is the existence of political education provided to students in PPKn subjects. The results showed that at SMK Negeri 1 Cianjur the influence of the mass media on political awareness of students was very large. Technology has a very important role in this case social media, print media and electronic media which contains a lot of information and the role of PPKn teachers as educators in providing understanding to students so that they use mass media more wisely and aim so that the knowledge obtained can be used in community environment, in order to increase student participation, especially in any political activities. Thus, the influence of mass media can significantly increase political awareness (political awareness) of students and be democratic (democratic attitude). AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa. Peran media massa di era globalisasi memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan informasi kepada siswa khususnya sebagai pemilih pemula atau berusia 17 tahun. Melalui media, informasi mengenai politik banyak tersebar secara cepat dan meluas. Peran guru PPKn dalam menghadapi pengaruh media massa yaitu dengan adanya pendidikan politik yang diberikan kepada siswa dalam mata pelajaran PPKn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMK Negeri 1 Cianjur pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa sangat besar. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini media sosial, media cetak dan media elektronik yang di dalamnya banyak memuat informasi dan peran guru PPKn sebagai pendidik dalam memberikan pemahaman kepada siswa sehingga memanfaatkan media massa dengan lebih bijaksana dan bertujuan agar pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan dalam lingkungan masyarakat, guna meningkatkan partisipasi siswa khususnya dalam setiap kegiatan-kegiatan politik. Dengan demikian, pengaruh media massa secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran berpolitik (political awareness) siswa dan bersikap demokratis (democratic attitude)
Pemilu sebagai Pembelajaran Politik Bangsa Hermawan, Iyep Candra
Jurnal Civicus Vol 9, No 2 (2009): JURNAL CIVICUS, DESEMBER 2009
Publisher : Department of Civic Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/civicus.v9i2.26098

Abstract

Pemilu sebagai Pembelajaran Politik Bangsa
Modal Historis Pendidikan Politik dalam Pembangunan Bangsa Hermawan, Iyep Candra
Jurnal Civicus Vol 10, No 2 (2010): JURNAL CIVICUS, DESEMBER 2010
Publisher : Department of Civic Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/civicus.v10i2.26117

Abstract

Modal Historis Pendidikan Politik dalam Pembangunan Bangsa
Membentuk Good Citizens sebagai Tujuan Civic Education Hermawan, Iyep Candra
Jurnal Civicus Vol 8, No 2 (2008): JURNAL CIVICUS, DESEMBER 2008
Publisher : Department of Civic Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/civicus.v8i2.26081

Abstract

Membentuk Good Citizens sebagai Tujuan Civic Education
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL SUNDA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN PPKn DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Iyep Candra Hermawan; Aan Hasanah
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 8, No 2 (2021): Bhinneka Tunggal Ika: Kajian Teori & Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v8i2.15746

Abstract

ABSTRACTThis research reveals the values of character education based on Sundanese Local Wisdom (KLS) in relation to Core Competencies (KI) in learning Pancasila and Citizenship Education (PPKn) in Junior High Schools. Character values become a reference in the world of education and must be applied in schools. In KLS, there are several character values that are revealed in 'paribasa or babasan' which is a treasure for the life of the Sundanese. These character values are relevant to those formulated by the Ministry of National Education as many as 18 character values. Meanwhile, the character values in Civics learning are as reflected in the KI formulation in elementary education for grades VII-IX. Based on the results of the analysis, it can be revealed that there is a significant relevance of SEA-based character values with character values in KI and those formulated by the Ministry of National Education. Of the 42 'paribasa' KLS character values, it can be classified into 12 character values that are relevant to the KI formulation. The KLS character values become enrichment materials in Civics learning in Junior High Schools.Keywords: Character education, Sundanese, local wisdom, core competence AbstrakPenelitian ini mengungkapkan tentang nilai-nilai pendidikan karakter berbasis Kearifan Lokal Sunda (KLS) dalam hubungannya dengan Kompetensi Inti (KI) dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah Menengah Pertama. Nilai-nilai karakter menjadi acuan dalam dunia pendidikan dan harus diterapkan dalam persekolahan. Dalam KLS memiliki beberapa nilai karakter yang terungkap pada ‘paribasa atau babasan’ yang menjadi khasanah bagi kehidupan orang Sunda. Nilai-nilai karakter tersebut relevan dengan yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebanyak 18 nilai karakter. Sedangkan nilai-nilai karakter pada pembelajaran PPKn sebagaimana tercermin dalam rumusan KI pada pendidikan dasar kelas VII-IX. Berdasarkan hasil analisis dapat diungkapkan bahwa terdapatnya relevansi yang signifikan nilai-nilai karakter berbasis KLS dengan nilai-nilai karakter dalam KI serta yang dirumuskan oleh Kemendiknas. Dari sebanyak nilai karakter KLS 42 ‘paribasa’, maka dapat diklasifikasikan pada 12 nilai karakter yang relevan dengan rumusan KI. Nilai-nilai karakter KLS menjadi bahan pengayaan dalam pembelajaran PPKn di Sekolah Menengah Pertama.Kata Kunci: Pendidikan karakter, Kearifan lokal, Sunda, Kompetensi inti
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK PADA PARTAI POLITIK DI INDONESIA Iyep Candra Hermawan
Jurnal Pendidikan Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan Vol 10, No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Politik, Hukum, dan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Artikel ini mengungkapkan tentang pendidikan politik pada partai politik di Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan politik merupakan tuntutan yuridis yang diamanatkan dalam Undang-Undang Partai Politik Nomor 2 Tahun 2011. Partai politik sebagai sarana demokrasi pada pemilu berkewajiban untuk menjalankannya. Esensi pendidikan politik dimaksudkan untuk membentuk pemahaman, kesadaran, dan partisipasi masyarakat sebagai warga negara dalam kehidupan berpolitik. Berbagai bentuk pendidikan politik yang dijalankan partai politik, baik secara perorangan ataupun kelompok, secara langsung maupun tidak langsung. Kampanye politik berupa partisipasi dalam konferensi pers, peluncuran paket-paket kebijakan politik, safari politik ke daerah-daerah, talk show di TV, perbincangan di radio, penyampaian informasi di media cetak, debat antar-kandidat, pemasangan spanduk/baliho/poster dan pidato-pidato politik dilihat sebagai media untuk kampanye. Efektivitas kampanye politik sebagai media pendidikan politik memberikan nuansa, wawasan, dan argumentasi bagi warga masyarakat atas pilihannya. Hak-hak warga negara akan tersalurkan dan menentukan pada jumlah suara yang didapatkan di saat hari pemilihan. Kata kunci: pendidikan politik, partai politik, demokrasi, rule of law.
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Yahya Mulyadi; Iyep Candra Hermawan; Tjeppy Sulaeman
Jurnal Pendidikan Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan Vol 11, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan Politik, Hukum, dan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manajeman Berbasis Sekolah (MBS) adalah model manajemen yang awalnya dikembangkan oleh Amerika Serikat, di sana dikenal antara lain dengan sebutan School Based Management (SBM). Indonesia mengembangkannya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pemberlakuan MBS sejalan dengan kebijakan desentralisasi pendidikan memberikan otonomi pengelolaan kepada sekolah. Dalam MBS sekolah dituntut untuk bertanggung jawab optimal sesuai kewenangannya, memberikan pelayanan terbaik pada semua pihak  berkepentingan internal dan eksternal berdasarkan standar yang berlaku, sehingga dapat mencapai keunggulan baik dalam proses perencanaan dan pelaksanaan maupun hasilnya. Sekolah diberi keleluasaan untuk profesional dalam pengelolaan, yakni menciptakan pemerataan pendidikan, partisipasi masyarakat, kepemimpinan demokratis, efisiensi anggaran, efektivitas kinerja, dan prestasi siswa.