Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

THE CORRELATION BETWEEN ATTITUDE TOWARDS CERVICITIS PREVENTION AND SCREENING CHECKUP Iskandar, Freya Nazera; Puspitaningrum, Dewi; Mulyanti, Lia
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No 2 (2017)
Publisher : Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.81 KB)

Abstract

Background: Cervicitis is an infection that is caused by little injury of former childbirth or sexual intercourse. In several venereal diseases like gonorrhea, syphilis, ulcers mole, granuloma inguinal and tuberculosis are found inflammation cervix.Cases of cervicitis according to data result of the number of graphs of sexually transmitted infections patient who got treatment at semarang city hospital from last recap year 2010 is in the first rank as many as 5111 people. Public Health Center of Lebdosari Semarang City has the highest case of cervicitis, in 2012 the case cervicitis 356 people (66.9%), while in 2013 as many as 129 people (24.24%). Objective: To prevent cervicitis from the beginning cases researched to know the correlation between women’s attitude (age 20 – 35 years) towards cervicitis prevention behavior and screening check-up in Kalibanteng Kulon district Lebdosari Semarang. Method: This research is analytic research with cross sectional approach. The population is 532 fertile women with sample 84 respondents in Kalibanteng Kulon district Lebdosari Semarang of citizens group number 2. 3 and 4 of the interview questionnaire. Probability sampling is used in this research with simple random sampling by lottery technique sampling. Data analysis uses univariate and bivariate. Result:Based on the Chi Square test gets score X2 19.931 with p value (0.000) < α (0.05). It means there are relations between women’s attitude to cervicitis prevention behavior with screening checkup in Kalibanteng Kulon district Lebdoasari Semarang. Conclusion: There are relations between fertile women attitude (age 20 – 35 years) to cervicitis prevention behavior with screening check-up in Kalibanteng Kulon District Lebdosari Semarang. 
GAMBARAN PELAKSANAAN INFORMED CONSENT BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI KOTA SEMARANG mulyanti, lia; Chafidoh, Chafidoh; Damayanti, Fitriani Nur
Indonesia Jurnal Kebidanan Vol 1, No 2 (2017): INDONESIA JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Indonesia Jurnal Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.686 KB) | DOI: 10.26751/ijb.v1i2.380

Abstract

Latar Belakang : Pada era sekarang ini muncul berbagai tuntutan hukum kepada dokter dan rumah sakit mengenai hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang menyeluruh. Menurut pasal 18 ayat (1) huruf b dan d Permenkes No.1464/MENKES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan, menyatakan bahwa bidan dalam memberikan pelayanan harus memberikan informasi dan meminta persetujuan tindakan. Pelayanan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,dan keluarga berencana. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan ke BPM didapatkan beberapa BPM yang memiliki informed consent dan dalam pengisiannya tidak lengkap hanya berisikan identitas dan sedikit BPM memiliki informed consent dan dalam pengisiannya lengkap. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor antara lain terlalu banyaknya pasien, bahkan tidak adanya pasien yang datang ke BPM untuk periksa. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan informed consent pada Bidan Praktek Mandiri (BPM) dalam pelayanan kebidanan di Kota Semarang. Metode : penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah 40 BPM di Kota Semarang yang diambil secara propotional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Uji statistik menggunakan analisis univariat. Hasil : Sebanyak 2,5% responden melakukan informed consent dengan baik, 7,5% responden melakukan informed consent dengan cukup, dan 90% responden melakukan informed consent dengan kurang. Simpulan : Sebagian besar BPM dalam pelaksanaan informed consent adalah kurang. Kata Kunci : Informed Consent, Pelayanan Kebidanan
HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI SENGGAMA TERPUTUS DI KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Mulyanti, Lia; Lestari, S.A.S Prihatin Fuji
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.288 KB)

Abstract

Data dari Kelurahan Meteseh sebesar 1669 PUS dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada 4299 jiwa (38,8%) sedangkan di 3 RW yaitu RW XIV dengan jumlah PUS 240 orang yang menggunakan senggama terputus 8 orang, RW XXIII dengan jumlah PUS 75 orang yang menggunakan senggamaterputus 10 orang, dan RW XXIV dengan jumlah PUS 134 orang yang menggunakan senggama terputus 21 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan pasangan usia subur dengan metode penggunaan senggama terputus di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang KotaSemarang. Metode Penelitian diskiptif dengan rancangan penelitian cross sectional, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Analisis data yaitu berupa analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian dukungan PUS mayoritas responden mendukungantara suami dan istri yaitu sebanyak 20 PUS (51,3%), dan mayoritas responden tidak teratur dalam penggunaan kontrasepsi senggama terputus yaitu sebanyak 21 PUS (53,8%). Dari hasil hubungan ada hubungan yang signifikan antara dukungan PUS dengan penggunaan senggama terputus. Simpulan penelitian ini anyak responden yang mendukung maka semakin teratur penggunaan metode kontrasepsisenggama terputus, sebaliknya jika banyak responden yang tidak mendukung maka semakin tidak teratur penggunaan senggama terputus.Kata kunci : Dukungan PUS, penggunaan senggama terputus.
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS (SADANIS) DI KELURAHAN BANDARHARJO KOTA SEMARANG Mulyanti, Lia; Anggraini, Novita Nining; Istiana, Siti; Paradilla, Dea Ayu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v3i2.7852

Abstract

Jumlah wanita usia subur yang terdapat benjolan pada pemeriksaan Clinical Breast Examination (CBE) di kota semarang memiliki kasus tertiggi dibandingkan dengan kota dan kabupaten di Jawa Tengan yaitu sebesar 24,9%. Sedangkan penderita kanker terbanyak adalah kanker payudara dengan jumlah penderita kanker payudara di provinsi Jawa Tengah sebesar 11.511 orang. Salah satu pencegahan kanker payudara dengan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) atau Clinical Breast Examination (CBE) dan Periksa Payudara sendiri (SADARI). Jumlah wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini kanker payudara di tahun 2018 dilaporkan sebanyak 94.509 wanita usia subur atau 1,92% dari perempuan usia 30-50 tahun. Kegagalan penemuan secara dini kanker payudara dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan atau informasi yang diperoleh masyarakat. Tujuan Pengabdian ini adalah untuk mendeteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara klinis atau SADANIS. Metode pengabdian ini adalah dengan metode diskriptif yaitu menggambarkan tentang proses pemeriksaan payudara dengan jumlah responden 32 orang. Hasil dari pengabdian ini bahwa semua responden tidak memiliki tanda-tanda yang menuju ke kanker payudara. Kesimpulan dari pengabdian masyarakat ini diharapkan masyarakat terutama wanita usia subur mempunyai kesadaran untuk memeriksa payudaranya sendiri.
PENGARUH HIPNOSIS PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA TERHADAP APGAR SKOR BAYI BARU LAHIR DI BPM NY. M DESA TARUB KEC.TAWANGHARJO - GROBOGAN Laili Nurul Ngaziz; Melyana Nurul Widyawati; Lia Mulyanti
Jurnal Kebidanan Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.475 KB) | DOI: 10.26714/jk.1.1.2012.47-52

Abstract

Penilaian apgar sangat penting karena untuk meminimalkan asfiksia pada bayi yang merupakan kelanjutan dari nilai apgar yang rendah. Pada waktu persalinan denyut jantung bayi juga harus di pantau dengan dopler atau linek untuk mengetahui kesejahteraan janin dalam kandungan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hipnosis pada ibu bersalin primigravida terhadap apgar skor bayi baru lahir. Penelitian yang digunakan adalah praeksperimen dengan pendekatan static groupcomparison yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subyek diantaranya kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Efek perlakuan dilihat dari perbedaan pengukuran kedua kelompok. Dari analisis univariat didapat hasil dari distribusi responden berdasarkan apgar skor bayi baru lahir pada persalinan normal yang tidakdilakukan hipnosis (kelompok kontrol) bahwa bayi yang mengalami asfiksia ringan sebanyak 10 bayi (67%) dengan nilai apgar 4-6, bayi yang tidak mengalami asfiksia atau normal sebanyak 5 bayi (33%) dengan nilai apgar 7-10 . Sedangkan distribusi responden berdasarkan apgar skor bayi baru lahir pada persalinan normal yang dilakukan hipnosis (kelompok perlakuan) di dapat hasil bahwa semua bayi (100%) mempunyai nilai apgar normal yaitu dengan nilai apgar 7-10. Dari analisis bivariat uji Mann-Whiney didapat nilai p 0.000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari hipnosis terhadap apgar skor bayi baru lahir padaibu bersalin primigravida.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWA D3 KEBIDANAN TINGKAT 3 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Eka Septiyana Devi; Mifbakhuddin Mifbakhuddin; Lia Mulyanti
Jurnal Kebidanan Vol 4, No 2 (2015): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.485 KB) | DOI: 10.26714/jk.4.2.2015.20-24

Abstract

Latar Belakang : Siklus menstruasi biasanyadimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun (menarche) yang  terus berlanjut sampai umur 40-50 tahun (menopause) tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status  nutrisi, dan berat badan tubuh  relatif terhadap tinggi tubuh. Pada umumnya  siklus  menstruasi berlangsung 28 hari, siklus normal 21-35 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat  yang  berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,  termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita. Selama siklus menstruasi, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesterone  (Saryono, 2009).  Tujuan :  Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa  D3  kebidanan Tingkat  3  Universitas Muhammadiyah  Semarang  tahun  2012.  Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan  yang  bersifat cross sectional.  Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa akademi kebidanan tingkat  3 Universitas Muhammadiyah Semarang  yaitu sebanyak  70 mahasiswa. Analisa  statistic  yang digunakan dalam penelitian ini adalah  x2  (Chi-Square)Hasil : Berdasarkan hasil uji  statistic dengan uji chi-square, diperoleh  X2 hitung sebesar  9,805 lebih besar dari  X 2 tabel sebesar  7,815  dan  p-value  sebesar  0,007  lebih kecil dari 0,05, maka Ho  ditolak dan  Ha  diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingakat kecemasan dengan pola menstruasi.  Simpulan : Ada  hubungan  yang  bermakna antara  tingkat  kecemasan  dengan  siklus menstruasi  pada  mahasiswa  D3  Kebidanan  Tingkat  3  Universitas Muhammadiyah  Semarang.                                               
HUBUNGAN ANTARA SIKAP WANITA USIA SUBUR (Usia 20-35 Tahun) TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN SERVISITIS DENGAN PEMERIKSAAN SKRINING DI KELURAHAN KALIBANTENG KULON LEBDOSARI SEMARANG TAHUN 2013 Freya Nazera Iskandar; Dewi Puspitaningrum; Lia Mulyanti
Jurnal Kebidanan Vol 2, No 2 (2013): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.842 KB) | DOI: 10.26714/jk.2.2.2013.66-71

Abstract

Latar Belakang : Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat atau infeksi karena hubangan seksual. Pada beberapa penyakit kelamin seperti gonore, sifilis, ulkus mole, granuloma inguinal dan tuberculosis dapat ditemukan radang pada serviks. Kasus servisitis menurut data hasil jumlah grafik penderita IMS yang berobat di rumah sakit kota semarang dari tahun 2005- 2010 berada pada peringkat pertama sebanyak 5111 jiwa.Puskesmas Lebdosari Kota Semarang memiliki kasus servisitis tertinggi, pada tahun 2012 kasus servisitis sebanyak 356 jiwa (66,9%) sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 129 jiwa (24,24%).Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara sikap wanita usia subur (usia 20 – 35 tahun) terhadap perilaku pencegahan servisitis dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 532 wanita usia subur dengan sampel 84 responden di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang RW 2, RW 3 dan RW 4 dengan menggunakan kuisioner wawancara. Teknik sampling yang di gunakan berupa Probablity Sampling dengan Simple Random Sampling menggunakan metode teknik undian. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil : Berdasarkan hasil UjiChi Square di dapatkan nilai X2 sebesar 19,931 dengan p value sebesar (0,000) < α (0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antar sikap wanita usia subur (usia 20 – 35 tahun) terhadap perilaku pencegahan servisitis dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang. Kesimpulan : Ada hubungan antara sikap wanita usia subur ( usia 20 – 35 tahun ) terhadap perilaku pencegahan servisitis dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANC DI RUMAH BERSALIN BHAKTI IBI JL. SENDANGGUWO BARU V NO 44C KOTA SEMARANG Lia Mulyanti; Mudrikatun -; Sawitry -
Jurnal Kebidanan Vol 2, No 1 (2013): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.844 KB) | DOI: 10.26714/jk.2.1.2013.%p

Abstract

Dari pengalaman peneliti yang telah didapatkan selama bekerja di RB Bhakti IBI peneliti menemukan kasus bahwa ada pasien persalinan yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya dan ada beberapa ibu menyatakan malas untuk memeriksakan kehamilannya karena suami tidak mau mengantarkan dan tidak begitu peduli dengan kehamilannya. Dari kasus ini peneliti beranggapan bahwa dukungan suami mempengaruhi ibu untuk memeriksakan kehamilannya. penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan ANC di Rumah Bersalin Bhakti IBI Semarang. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan crossectional ini menggunakan sampel 30 ibu hamil di Rumah Bersalin Bhakti IBI Semarang. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner, yang kemudian diuji validitas serta reliabilitasnya. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis data dengan analisis statistik deskriptif dan chi square test. Dari analisis univariat untuk variabel dukungan suami diperoleh: responden yang tidak mendapat dukungan suami 17 orang (56,7%) sedangkan responden yang mendapat dukungan suami 13 orang (43,3%). Sedangkan kunjungan ANC: 17 orang (56,7%) melakukan kunjungan ANC dengan baik dan 13 orang (43,3%) melakukan kunjungan ANC tidak baik. Dari Chi square test diperoleh p = 0,007. Oleh karena nilai p < 0,05; maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan ANC.Kata kunci: Dukungan suami, Kunjungan ANC
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRO LIFE PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DI SEMARANG Lia Mulyanti
Jurnal Kebidanan Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.656 KB) | DOI: 10.26714/jk.6.1.2017.28-34

Abstract

Latar Belakang: Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial. Remaja bisa saja mengatakan bahwa seks bebas atau seks pranikah itu aman untuk dilakukan. Namun, bila remaja melihat dan memahami akibat dari perilaku itu,ternyata lebih banyak membawa kerugian. Salah satu resikonya adalah kehamilan di luar nikah. Data yang didapat dari PILAR PKBI pada tahun 2011 dari 79 klien yang datang berkonsultasi dengan KTD terdapat 14 klien remaja yang memutuskan untuk melanjutkan kehamilan. Sedangkan pada tahun 2012 dari 63 klien yang berkonsultasi terdapat 6 klien remaja yang melanjutkan kehamilannya sampai melahirkan. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan pro life pada remaja dengan KTD. Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang bagaimana pengalaman pengambilan keputusan pro life pada remaja dengan KTD. Hasil: Pengambilan keputusan untuk melanjutkan kehamilan yang dialami merupakan keputusan yang dibuat oleh orang tua dengan cara menikahkan anak remajanya. Alasan informan mengikuti keputusan yang dibuat oleh orang tua untuk melanjutkan kehamilan yaitu mereka patuh dengan apa yang dikatakan orang tua, takut tambah mengecewakan orang tua. Sebagian besar proses pengambilan keputusan untuk melanjutkan kehamilan dengan kasus KTD tidak melalui konseling dengan tenaga kesehatan atau konselor tetapi orang tua mengambil dari pengalaman riil disekitar yaitu jika ada anak remaja perempuan hamil diluar nikah maka harus segera dinikahkan. Kesimpulan: Pengambilan keputusan pro life pada remaja dengan KTD didasarkan karena mengikuti keputusan yang dibuat oleh orang tua remaja tersebut. Konsekuensi yang ditimbulkan dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan kehamilannya antara lain konsekuensi pada pendidikan, psikologis, dan sosial.Kata kunci: Remaja, KTD, Pengambilan Keputusan Pro Life
GAMBARAN KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SMP N X SEMARANG Qaulan Nor Suci Barokah; Dewi Puspitaningrum; Lia Mulyanti
Jurnal Kebidanan Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.795 KB) | DOI: 10.26714/jk.5.2.2016.78-81

Abstract

Latar Belakang: Mini survei tahun 2015 dilakukan terhadap 2843 responden remaja SMA di kota Semarang, hampir 50% remaja sudah melakukan perilaku seksual. Sekitar 39.6% remaja SMA mempunyai status pacaran dan sekitar 73.3% remaja masih SMP mempunyai status pacaran. Survei PKBI Jawa Tengah, bahwa 63% remaja di beberapa kota besar telah melakukan seks pranikah. Data KTD (kehamilan tidak diinginkan) dari PILAR PKBI Jawa Tengah juga setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2014 sebanyak 67 remaja yang datang konseling meningkat dari tahun 2013 sebanyak 63 remaja yang datang konseling. Tujuan: Mengetahui gambaran konsep diri remaja tentang perilaku pencegahan seks bebas di SMP. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 287 siswa kelas VII SMP dengan sampel 167 siswa kelas VII SMP N 2 Semarang dengan menggunakan kuesioner. Teknik sampling yang di gunakan berupa proportionate stratified random sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan konsep diri positif 52,7% dan konsep diri negatif 47,3%. Sedangkan untuk perilaku pencegahan seks bebas baik 53,9% dan perilaku pencegahan seks bebas kurang baik 46,1%. Kesimpulan: Di temukan konsep diri lebih tinggi pada konsep diri positif, dimana konsep diri positif dapat disamakan dengan evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif dan penerimaan diri yang positif . Sedangkan untuk perilaku pencegahan seks bebas lebih banyak perilaku pencegahan seks bebas baik yaitu peranan agama, pembatasan diri, peranan orangtua dan pengetahuan seksual yang baik.