Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengembangan Konsep Tematik Rute Sepeda Wisata: Studi Kasus Rute Gowes Monalisa Kota Yogyakarta Sita Yuliastuti Amijaya; Kristian Oentoro; Wiyatiningsih Wiyatiningsih
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 4 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i4.15277

Abstract

Perancangan Lima Rute Sepeda Wisata Kota Yogyakarta telah dirancang untuk menunjukkan ikon-ikon budaya dan keunikan perkampungan di Kota Yogyakarta. Rute 1 disebut sebagai Romansa Kota Lawas, Rute 2 adalah Tilik Jeron Beteng, Rute 3 adalah Jajah Kampung Susur Sungai, Rute 4 disebut Jajah Kampung 2 atau Jelajah Harmoni Pesona Kampung, dan Rute 5 adalah Taman Pintar Taman Budaya. Tujuan pelaksanaan/implementasi program pengabdian ini adalah memberikan masukan atau rekomendasi bagi pengelola Kampung Wisata serta para pemangku kepentingan terkait dengan pariwisata di Kota Yogyakarta serta khususnya wisata sepeda dalam mengembangkan rute tematik sepeda wisata. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode focus group disscussions (FGD), test tour, kuesioner, analisis dan evaluasi. Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan kegiatan persiapan berupa koordinasi, sosialisasi, dan audiensi. Tahap perlaksanaan berupa survei dan test tour serta penyebaran kuesioner, diteruskan dengan monitoring dan evaluasi kegiatan. Pada akhir tahapan dilakukan penyusunan laporan dan penulisan draft publikasi. Hasil implementasi kegiatan berupa masukan atau rekomendasi bagi peningkatan wisata sepeda yang disampaikan oleh para pengurus kampung wisata, pengelola wisata sepeda, serta stakeholder pemerintah dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Pengembangan konsep tematik wisata sepeda dilakukan dengan menggabungkan beberapa rute yang diawali pada titik awal baru di Kampus Universitas Kristen Duta Wacana melalui modifikasi rute 5 dan rute 1. Modifikasi rute ini tetap memberikan pengalaman berwisata sepeda yang memuaskan bagi pesepeda, memberikan dampak perekonomian bagi kampung wisata serta pengelola wisata sepeda mulai dari HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), perusahaan penyewaan sepeda Jogjabike juga bagi para penyedia layanan akomodasi.
Relasi Perubahan Bentuk, Makna dan Fungsi Ruang pada Rumah Abdi Dalem di Yogyakarta: Studi Kasus: Rumah Abdi Dalem di Kampung Siliran, Kelurahan Panembahan, Kemantren Keraton, Kota Yogyakarta I Wayan Sutasoma; Paulus Bawole; Freddy Marihot Rotua Nainggolan; Wiyatiningsih
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2024): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/atrium.v10i2.264

Abstract

Title: The Relationship of Changes in The Form, Meaning, and Function of House Space in The Abdi Dalem Houses in Yogyakarta; Case Study: Abdi Dalem's House in Kampug Siliran, Kelurahan Panembahan, Kemantren Keraton, Yogyakarta City The Yogyakarta City Fort is one of the iconic architectural objects in the Yogyakarta Palace area. Within the fort are several traditional Kampung Abdi Dalem settlements; this residential area is often known as the Jeron Benteng area. Changes in the spatial layout of traditional village houses occur every period. Therefore, this study focuses on the relationship between changes in the form, meaning, and function of the house space in the Kampung Abdi Dalem Siliran settlement, Yogyakarta. The house's occupant is abdi dalem, who serves the Sultan's family. Cultural shifts due to globalization have caused changes in the function, meaning, and form of the house. The leading cause of the changes is the increase in family members and life-supporting activities such as economic and educational endeavors. This study aims to determine the characteristics of changes in the abdi dalem house in Kampung Siliran. The research approach uses qualitative research with case studies. Primary and secondary data were collected through interviews, observations, and documentation. The data were then analyzed and tested for validity using the theory of spatial change flexibility. By analyzing changes in spatial layout, it is concluded that changes in the spatial layout of the abdi dalem house in Siliran Village did not change the main room, but only the additional rooms.