Prima Silvia Noor
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Identifikasi Ancylostoma spp., dan Trichuris spp. pada Anjing Pemburu di Kenagarian Sungai Kamuyang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota, Sumatra Barat Ilviga Anggraini Putri; Prima Silvia Noor; Engki Zelpina; Sujatmiko Sujatmiko
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 3 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i3.2021.131-136

Abstract

Anjing (Canis familiaris) adalah hewan yang sangat dekat berinteraksi dengan manusia.  Selain sebagai hewan kesayangan anjing juga sering dimanfaatkan sebagai hewan pemburu. Salah satu penyakit parasitik yang sering menjadi permasalahan pada anjing pemburu adalah penyakit cacingan yang disebabkan oleh nematoda saluran pencernaan (gastrointestinal nematodes) yaitu Ancylostoma spp. dan Trichuris spp. yang dapat menyebabkan ancylostomiasis dan trichuriasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui infeksi Ancylostoma spp. dan Trichuris spp. serta prevalensi pada anjing pemburu. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan secara cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 50 feses anjing pemburu dan diperiksa menggunakan metode uji apung. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa 31 sampel feses anjing pemburu  positif terinfeksi oleh nematoda dengan prevalensi 62% yang terdiri dari Ancylostoma spp. 52%,  Trichuris spp. 6% dan infeksi ganda (Ancylostoma spp. dan Trichuris spp) sebesar 2%. 
Pengaruh Pemberian Tanaman Obat Sebagai Feed Additive Dalam Ransum Terhadap Performa dan Organ Pencernaan Ayam Pedaging Yurni Sari Amir; Prima Silvia Noor; Sujatmiko; Nelzi Fati; Toni Malvin
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.319 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.272

Abstract

Penelitian broiler dengan pemberian tanaman obat sebagai feed additive dalam ransum berupa tepung daun salam, daun pepaya, daun jambu biji dan tepung daun miana untuk melihat pengaruhnya terhadap performa broiler. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yang dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak dan di kandang broiler Laboratorium Produksi Ternak. Broiler yang digunakan 100 ekor umur satu hari. Pakan yang diberikan ransum adukan yang terdiri dari jagung, bungkil kedele, tepung ikan, tepung mie, minyak, top mix. Perlakuan yang diberikan adalah daun salam (Eugenia polyantha Wight), daun pepaya (Carica papaya Linn), daun jambu biji (Psidium Guava L)  dan  daun miana (Coleus scutellarioides) yang dijadikan tepung. Rancangan yang digunakan adalah  RAL, dengan  5 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu ransum adukan 100% sebagai kontrol (A), penambahan 0,5% tepung daun salam pada ransum adukan (B), penambahan 0,5% tepung daun pepaya pada ransum adukan (C), penambahan 0,5% tepung daun jambu biji pada ransum adukan (D) dan penambahan 0,5% tepung daun miana pada ransum adukan (E). Parameter penelitian adalah menghitung konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian didapatkan bahwa tanaman obat sebagai feed additive dalam ransum memberikan pengaruh yang  tidak berbeda nyata (P besar dari 0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum.
Pemanfaatan Tepung Daun Pegagan (Centella asiatica) Sebagai Feed Additive Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Ransum dan Berat Organ Fisiologis Broiler Yurni Sari Amir; Muthia Dewi; Prima Silvia Noor; Toni Malvin; Egip Putra
LUMBUNG Vol. 18 No. 2 (2019): Agustus
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.207 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v18i2.184

Abstract

Penelitian dengan memanfaatkan tepung daun pegagan sebagai feed additive dalam ransum broiler dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap konsumsi ransum dan berat organ fisologis. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan UPT Farm Politeknik Negeri Payakumbuh selama empat minggu, dengan menggunakan 100 ekor broiler yang dipelihara sejak DOC. Pakan yang diberikan berupa ransum basal dengan penambahan tepung daun pegagan. Rancangan yang digunakan adalah RAL dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu ransum basal 100% (A), ransum basal dengan penambahan 1,5% tepung daun pegagan (B), ransum basal dengan penambahan 3% tepung daun pegagan (C), ransum basal dengan penambahan tepung daun pegagan 4,5% (D). Variabel yang diukur adalah konsumsi ransum, persentase bobot hati dan jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencampuran tepung daun pegagan dalam ransum sebagai feed additive tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0,5) terhadap konsumsi ransum, bobot hati dan jantung broiler.
PEMBERIAN RANSUM ORGANIK BERBASIS LAMTORO (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK TERHADAP PERFORMA BROILER Yurni Sari Amir; Prima Silvia Noor; Muthia Dewi; Toni Malvin; Syofyan Syofyan
LUMBUNG Vol. 19 No. 1 (2020): Februari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.86 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v19i1.221

Abstract

Penelitian pemberian ransum organik berbasis lamtoro dengan penambahan probiotik dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap performa broiler. Penelitian dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan dan UPT Farm Politeknik Negeri Payakumbuh selama enam minggu, dengan menggunakan 100 ekor broiler yang dipelihara sejak DOC. Pakan yang diberikan berupa crumble yang berbasis lamtoro. Rancangan yang digunakan adalah RAL dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu ransum komersial sebagai kontrol (A), crumble lamtoro dengan penambahan starbio 0,1% (B), crumble lamtoro dengan penambahan starbio 0,2% (C), crumble lamtoro dengan penambahan EM4 0,1% (D), crumble lamtoro dengan penambahan EM4 0,2% (E). Variabel yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum organik berbasis lamtoro dengan penambahan probiotik memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Pemberian crumble lamtoro dengan penambahan 0,2% EM4 dalam air minum memberikan hasil performa broiler yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian crumble lamtoro yang ditambahkan probiotik 0,1% starbio, 0,2% starbio dan 0,1% EM4. Namun lebih rendah performanya bila dibandingkan dengan pemberian ransum komersial.
Prevalensi Escherichia coli pada Feses Sapi Simmental di Pasar Ternak Kota Payakumbuh Ii Amelya Putri; Engki Zelpina; Prima Silvia Noor; Ulva Mohtar Lutfi; Suliha
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 6 No. 1 (2023): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v6i1.17

Abstract

Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang biasa hidup disaluran pencernaan dan bisa menyebabkan colibacillosis yang biasanya menyerang pada ternak muda dan  dapat ditularkan melalui saluran pencernaan,  pusar yang masih basah, intra uterina serta bersifat patogen apabila berada ditempat yang bukan habitatnya. Escherichia coli yang merupakan bakteri komensal atau flora normal di peritoneum atau usus bagian bawah. Bakteri E. coli dapat memproduksi racun yang dapat menimbulkan penyakit. Salah satu racun yang paling sering teridentifikasi adalah Shiga Toxinproducing Escherichia coli. Sebanyak 60 sampel feses yang terdari dari ( 30 indukan Simmental dan  30 pedet) yang diperoleh di pasar ternak Kota Payakumbuh. Data dianalisis secara deskriptif dengan keberadaan E. coli pada saluran pencernaan sapi di Pasar Ternak Kota Payakumbuh berdasarkan umur, jenis kelamin, dan kondisi ternak diare atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi E. coli pada feses sapi Simmental di Pasar Ternak Kota Payakumbuh adalah 91,6%. Prevalensi pada jenis sampel tertinggi pada sampel indukan sebesar 96,6% dan pedet 86,6%. Sapi berumur 48-60 bulan memiliki prevalensi tertinggi sebesar 100%. Pedet didapatkan hasil prevalensi pedet betina lebih tinggi dibandingkan dengan pedet jantan dengan prevalensi sebesar 92,3%. Prevalensi sampel diare yang terinfeksi  E. coli sebesar 100%.