Nadiyah Nadiyah
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta 11510

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBERDAYAAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DALAM MEMILIH JAJANAN YANG SESUAI DENGAN PRINSIP GIZI SEIMBANG REMAJA USIA 13-15 TAHUN Nadiyah, Nadiyah; Andriani, Nova; Ardiani, Dinda Yulian; Husna, Dita Amalia; Rizki, Al Dwi Putri; Dhea, Andini; Utari, Jumiati
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Pengabdian Masyarakat ABDIMAS
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractOver-nutrition among adolescents aged 13-15 years in Indonesia is increasing from moderate (5-9%) in 2010 to severe level (>10%) in 2013. DKI Jakarta has the third highest prevalence of overweight among adolescents 13-15 aged years, which is above national prevalence. High calorie snacks cause overweight in adolescents. SMP Negeri 16 is one of junior high schools in urban area in South Jakarta. SMP 16 is located in a strategic area and near three minimarkets that provide various snacks. Objective of this activity is to empower students to choose appropriate snack with their nutritional need. This activity was conducted in SMP 16, from 30 September to 12 October 2016. In concept, this activity was begun with situation and problem analysis and started from planning, organizing, actuating then evaluating. This activity introduced nutritional balance concept, the pattern of nutritional balance for adolescents aged 13-15 years and demonstrated them how to select the appropriate snacks with the adolescence nutritional balance. The result indicated that the over-nutrition (overweight and obesity) problem in SMP 16 has high category (33%). As 58% students has body fat percentage above normal. Most of them consume high calorie drinks three to six in a week. Canteen in SMP 16 has not provided healthy and nutritious snacks. T-test statistic between student pre-test and post-test was applied to evaluate this activity, there was improvement in their knowledge and attitude toward appropriate snacks after this activity (p=0,000). Keywords: overweight, adolescent, high calorie AbstrakMasalah kegemukan remaja usia 13-15 tahun di Indonesia meningkat dari kategori moderate/sedang (5-9%) menjadi severe/parah (>10%). DKI Jakarta merupakan propinsi ketiga tertinggi dengan prevalensi gemuk dan sangat gemuk pada anak usia 13-15 tahun, prevalensinya di atas angka nasional. Makanan/minuman selingan manis tinggi kalori yang banyak digemari oleh para remaja saat ini berisiko menyebabkan overweight ataupun obesitas pada remaja. SMP Negeri 16 Jakarta merupakan salah satu SMP di wilayah perkotaan Jakarta tepatnya Jakarta Selatan. SMPN 16 memiliki lokasi yang sangat strategis, akses yang sangat dekat dengan ketiga minimarket sekaligus menyebabkan mudah memperoleh berbagai jenis minuman dan makanan ringan yang tersedia lengkap dengan berbagai pilihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberdayakan siswa agar mampu secara mandiri memilih makanan minuman selingan yang benar dan sesuai dengan kebutuhan gizi remaja usia 13-15 tahun. Kegiatan pengabdian masyarakat diselenggarakan di SMP N Jakarta, dari tanggal 30 September hingga 12 Oktober 2016. Secara konsep, kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan analisis situasi dan masalah.  Kegiatan pada dimulai dari tahap planning lalu organizing kemudian actuating, diakhiri dengan evaluating. Penyuluhan mengenalkan konsep gizi seimbang, pola gizi seimbang bagi remaja usia SMP, dan memberdayakan siswa agar mampu secara mandiri memilih jenis makanan dan minuman selingan yang sesuai dengan kebutuhan gizi remaja. Hasilnya menunjukkan SMPN 16 memiliki tingkat masalah kegemukan yang tinggi (33%). Sebanyak 58% siswa memiliki persen lemak tubuh di atas normal. Sebagian besar mahasiswa mengkonsumsi minuman-minuman tinggi kalori 3-6 kali perminggu. Kondisi kantin SMPN 16 belum mampu mendukung terciptanya jajanan sehat bergizi bagi siswa. Berdasarkan uji statistik t-test antara pre-test dan post-test, terdapat perbaikan pengetahuan dan sikap siswa setelah diberikan penyuluhan (p=0,000). Kata kunci: kegemukan, remaja, tinggi kalori
Ibu Berpendidikan Rendah Cenderung Memiliki Anak Lebih Kurus Dibandingkan Ibu dengan Pendidikan Tinggi Angkasa, Dudung; Nadiyah, Nadiyah
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.6

Abstract

Penguatan pendidikan merupakan salah satu upaya intervensi gizi sensitif yang dapat  mengatasi masalah gizi dan kesehatan (G&K) pada anak. Tingkat pendidikan ayah atau ibu yang lebih berperan dalam G&K anak sekolah menjadi perhatian menarik di penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan status gizi anak sekolah di setting pedesaan. Penelitian potong lintang dengan menggunakan sub sampel (n=212 dari total 330) Projek GISEL. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data tingkat pendidikan orang tua, umur, jumlah anak, dan pengetahuan gizi. Timbangan digital dan microtoise secara berurutan untuk mengukur berat dan tinggi badan. Aplikasi WHO Antroplus digunakan untuk menghasilkan indeks TB/U (Tinggi Badan menurut Umur) dan IMT/U (Indeks Massa Tubuh menurut Umur). Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mendapatkan hasil terkontrol, dilakukan uji regresi linear berganda. Hasil menunjukkan bahwa anak dari ibu berpendidikan <9 tahun cenderung secara bermakna memiliki skor IMT/U 0,800 (95% CI = -1,451; -0,149) lebih rendah dibandingkan anak dari ibu berpendidikan >9 tahun. Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan G&K anak sekolah.Kata kunci: pendidikan, ibu, anak sekolah, status gizi, pedesaanAbstract Strengthening the educational level is one of the nutrition sensitive interventions that contribute to prevent nutrition and health (NAH) problem  among children.Whose education (between mother and father) that affect the school children NAH status is paid high attention in current study. Current study tries toexamine the association between maternal educational level and nutritional status of school children in a rural setting, Tangerang. This cross-sectional study involved a sub-sample (n =212, from a total of 330 samples) of GISEL (GIzi dan keSEhatan sekoLah) project. Structured questionnaires were used to collect parental educational level, ages, number of children and parental’s nutritional knowledge. Digital weighing scale and standard microtoies were used to measured children weight and height, respectively. WHO Antroplus apps was used to produce HAZ (Height-for-age) and BAZ (body mass index -or-age) z score index. To answer research question and produce adjusted association, multiple linear regression analyses were performed. Children with mother educational level <9 years more likely to have 0.800 (95% CI = -1.451; -0.149) lower BAZ z-score than children with mother educational level >9 years. Maternal educational level is associated with school children nutritional status. An increase in women's education levels becomes a sensitive intervention to prevent child nutrition problems in rural areas.Keywords: education, maternal, school children, nutritional status, rural setting
Pengetahuan, Status Hidrasi, Persen Lemak Tubuh, Kadar Hemoglobin, dan Kebugaran Atlet Senam Ghalda, Ayu; Gifari, Nazhif; Nadiyah, Nadiyah
Gorontalo Journal of Public Health VOLUME 2 NOMOR 2, OKTOBER 2019
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.428 KB) | DOI: 10.32662/gjph.v2i2.737

Abstract

AbstractPhysical fitness is the ability of a person body to do a day work without feeling significant fatigue, that the body has a reserve of energy to overcome the excessive workload. The purpose of this study was to determine the relationship between hydration knowledge, hydration status, body composition, hemoglobin level with physical fitness in gymnastics athletes. This study was design a cross sectional study at GOR Raden Inten East Jakarta. Independent variables were hydration knowledge, hydration status, body composition (percent of body fat) and hemoglobin level, while the dependent variable was physical fitness. The statistical test used in this study was the spearman correlation test, because the dependent variable in this study was abnormally distributed. The results of this study were that there was no significant relationship between hydration knowledge and physical fitness (r = 0.181; p > 0.05), there was no significant relationship between hydration status and physical fitness (r = -0,440; p = 0,052), there was no relationship significant between body composition (percent of body fat) and physical fitness (r = 0,351; p > 0.05), and there was a significant relationship between hemoglobin level and physical fitness (r = 0,600; p < 0.05). The conclusion in this study, there was a significant relationship between hemoglobin level and physical fitness.Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang cukup berarti, sehingga tubuh itu sendiri memiliki cadangan energi untuk mengatasi beban kerja yang berlebih. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan hidrasi, status hidrasi, komposisi tubuh, kadar hemoglobin dengan kebugaran pada atlet senam. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilakukan di GOR Raden Inten Jakarta Timur. Variabel independen yaitu pengetahuan hidrasi, status hidrasi, komposisi tubuh (persen lemak tubuh)dan kadar hemoglobin, sedangkan variabel dependen yaitu kebugaran.  Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman, karena variabel dependen pada penelitan berdistribusi tidak normal. Hasil dari penelitian yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan hidrasi dan kebugaran (r=0,181; p>0,05), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status hidrasi dan kebugaran (r=-0,440; p>0,05), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komposisi tubuh dan kebugaran (r=0,351; p>0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dan kebugaran (r=0,600; p<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kebugaran atlet.
Perbandingan Status Gizi Balita, Data Susenas 2005 Berdasarkan Rujukan Harvard, NCHS, CDC dan Standar WHO Nadiyah, Nadiyah; Jus'at, Idrus; Zulfianto, Nils Aria; Atmarita, Atmarita
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v2i1.665

Abstract

AbstractAccording to the comparison of WHO curve standards in 2005 with international standards earlier, they said that the prevalence of infants who are underweight and age in the first half-year period will be increased and the prevalence of underweight children above the age of 6 months will be decreased. The aims of this study is to determine the proportion of malnutrition among children under five years between four reference standards and differences of standards (Havard, NCHS, CDC, and WHO Standards) and large of deviation by previous references to the new standards. This analysis used survey design along with comparative study. The sample of this study is children with aged 0-59 months from data SUSENAS 2005 (93.0). The data was collected such as gender, date of birth, date of weighing, and body weight. The results shows the proportion of underweight children underfive year among four references and standards is different in particular ages. In the analysis of sensitivity and specificity shows that the reference category of nutritional deviation value from CDC is lower (2.15% for males and 1.89% for females) than the other standards. The deviation values of Harvard is 8.41% for males and 4.08% for females. The deviation values of NCHS is 4.65% for males and 21.4% for females. The  standard instruction of WHO as description of growth “what should be” is the best food for infants aged 0-6 months is only breast milk or we called exclusive breastfeeding and the further we should give additional foods after 6 months by continuing give the breastfeeding until 24 months.Keywords: children under five year, nutritional status, WHO standard AbstrakPada tahun 2005, WHO mengeluarkan standar internasional baru yang disebut Standar WHO 2005. Oleh WHO, perbandingan kurva standar WHO 2005 dengan standar-standar internasional sebelumnya telah digambarkan dalam grafik dan dikatakan bahwa dengan menggunakan standar WHO, prevalensi bayi yang mengalami kekurangan berat badan dan usianya dalam periode setengah tahun pertama akan meningkat dan prevalensi anak yang berat badannya kurang diatas umur 6 bulan akan menurun. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah proprosi balita gizi kurang antara keempat rujukan dan standar (rujukan Harvard, NCHS, CDC dan standar WHO) berbeda dan seberapa besar penyimpangan oleh rujukan-rujukan sebelumnya terhadap standar terbaru. Analisis ini menggunakan pendekatan survei dengan jenis studi komparatif. Sampel adalah kelompok balita usia 0-59 bulan berasal dari data Susenas 2005, sebanyak 93044 balita. Data yang dikumpulkan adalah data jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal penimbangan, dan berat badan. Hasil uji beda proporsi menyatakan bahwa proporsi balita gizi kurang antara keempat rujukan dan standar saling berlainan pada umur-umur tertentu. Pada analisis sensitifitas dan spesifisitas tampak bahwa rujukan yang penyimpangan pengkategorian gizi kurangnya paling kecil adalah rujukan CDC (2.15% pada laki-laki dan 1.89% pada perempuan). Penyimpangan pada rujukan Harvard sebesar 8.41% untuk laki-laki dan 4.08% untuk perempuan. Penyimpangan pada rujukan NCHS sebesar 4.65% untuk laki-laki dan 4.21% untuk perempuan. Pesan standar WHO sebagai gambaran pertumbuhan “what should be” adalah bahwa makanan yang terbaik bagi anak usia 0-6 bulan adalah ASI saja atau disebut ASI eksklusif dan selanjutnya diberikan makanan tambahan setelah usia 6 bulan seiring ASI tetap diteruskan sampai umur 24 bulan.Kata kunci: balita, status gizi, standar WHO
ASUPAN KARBOHIDRAT DAN SERAT BERHUBUNGAN DENGAN LEMAK TUBUH REMAJA SMPN 16 JAKARTA Nadiyah, Nadiyah; Andriani, Nova
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 9, No 02 (2017): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v9i02.2212

Abstract

The purpose of the study is to explore the relationship between nutrient intakes, physical activity and percentage of body fat in a group of adolescents. This cross-sectional study was carried out with 62 adolescents aged 13 to 14 years old; 34 girls (54,8%) and 28 boys (45,2%). Energy, macronutrients and vitamin D intake were assessed by two non-consecutive-24 hour food recalls. Calcium intake was assessed by a semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ), physical activity was assessed by Physical Activity Level (PAL) 2 x 24 hours and percentage of body fat was measured by bioelectrical impedance analysis (BIA). BIA measurements were taken at least 2 hours after meals. The mean age was 13,2 ± 0,4 years. Mean percentage body fat was 22,2 + 5,9 %. In bivariate analysis, negative correlations were found between calcium intake (p= 0,002), fiber intake (p=0,009), physical activity (p= 0,016) and body fat. In multivariate analysis, fiber intake showed a negative correlation (β = -8,397, p = 0,001) and carbohydrate intake (β = 13,053, p = 0,003) showed a positive correlation with body fat, adjusted by age and sex. In conclusion, carbohydrate intake has a positive relationship with body fat and fiber intake has a negative relationship with body fat in adolescents.Keywords : body fat, adolescents, carbohydrate intake
PENDIDIKAN GIZI UNTUK KESEHATAN MENTAL SELAMA PANDEMI PADA FORUM ILMIAH ABDIMAS ESA UNGGUL Nadiyah, Nadiyah; Afiyah, Khayatul; Martiana, Risa; Windhiyaningrum, Rizkita; Khairi, Rofifa; Ramadhia, Anggrita Salsabila
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 02 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i2.3960

Abstract

Pandemi Covid (Coronavirus Disease)-19 memberikan efek dalam berbagai dimensi kehidupan manusiatermasukkesehatan mental. Dari rasa cemas, stress, depresi dan bentuk gangguan mental lainnya kerap dialami orang pada masa pandemi. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pendidikan mengenai kondisi gizi dan kaitannya dengan kesehatan mental akibat pandemi Covid-19 untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran gizi dalam menjaga kesehatan mental selama masa pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan peningkatan frekuensi makan, snacking, berat badan, penurunan tingkat aktivitas fisik dan meningkatnya risiko anxiety dan depresi karena isolasi sosial selama pandemi. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen Program Studi Ilmu Gizi Universitas Esa Unggul dengan melibatkan 5 mahasiswa dan 1 dosen psikologi dalam pelaksanaan kegiatan. Setelah melalui tahap perencanaan dan sosialisasi, kegiatan inti pengabdian masyarakat ini diselenggarakan melalui Forum Ilmiah Abdimas yang diadakan secara daring pada tanggal 5 November 2020 pukul 13.00 hingga 16.00 WIB dan diikuti oleh sebanyak 60 peserta umum dari berbagai instansi. Sebagai bagian dari tahapan evaluasi, hasil post-test peserta kegiatan abdimas menunjukkan, skor rata-rata di atas nilai median dan dapat dikatakan bahwa secara umum materi abdimas dapat diterima dengan cukup baik oleh peserta. Hasil polling kepuasan peserta menunjukkan bahwa penyampaian materi sangat memuaskan. Kata kunci : pandemi, gizi, stres
PELATIHAN GISEL MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MENYUSUN MENU SARAPAN BERGIZI SEIMBANG PENUH WARNA UNTUK CALON DOKTER CILIK SELURUH SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEPATAN TIMUR, KABUPATEN TANGERANG Angkasa, Dudung; Rahim, Elika Maret; Nadiyah, Nadiyah; Alisa, Yudiana Noor; Azizah, Nur; Rahmayati, Nadiya Putri; Sari, Eva; Efnita, Annike; Kusrianti, Eri
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 6, No 2 (2020): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT ABDIMAS
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v6i2.3172

Abstract

AbstractLittle doctor (DOKCIL) is one of government programs to promote a healthy school environment. The candidates of DOKCIL from all elementary schools (n=35 schools) in working area of Public Health Center (PHC) Kedaung Barat have never had a balance nutrition training. Therefore, GISEL (School Nutrition and Health) team from Department of Nutrition Undergraduate Degree delivered a balance nutrition training for those DOKCIL. Objectives of this training are 1) to improve DOKCIL nutrition knowledge related to balance nutrition particularly balance-nutrition breakfast, 2) to empower DOKCIL to practice the principles of balance nutrition on breakfast menu. This training was conducted in September 2019 in Auditorium of PHC Kedaung Barat, Tangerang District. The training involved 3-4 candidates of DOKCIL from each 35 schools . All equipments such as soundsystems, laptop, banner, participant sheets were provided from PHC Kedaung Barat team. For the evaluation, paired sample t- test was applied to assessed DOKCIL knowledge before and after the training. Beside that, the DOKCIL practice in organizing the balance nutrition of breakfast menu was also observed. The result showed a significant increment of nutrition knowledge after training. Moreover, DOKCIL are able to apply principle of colourful and balance nutrition in sandwich, bento and sushi menu. Keywords: training, balance nutrition, school children, little doctor, breakfast AbstrakDokter cilik (DOKCIL) merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya menyehatkan sekolah. Calon DOKCIL dari seluruh sekolah dasar (n=35) di wilayah kerja Puskesmas Kedaung Barat belum mendapatkan pelatihan mengenai gizi seimbang. Oleh karena itu, Tim GISEL (GIzi keSEhatan sekoLah) Program Studi S1 Gizi memberikan pelatihan gizi seimbang pada calon DOKCIL tersebut. Tujuan dari kegiatan abdimas ini ialah 1) siswa meningkat pengetahuannya tentang gizi seimbang terutama pada waktu sarapan, 2) siswa mampu mempraktikan prinsip gizi seimbang pada menu sarapan. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan September 2019 ini melibatkan sebanyak 3-4 calon DOKCIL yang merupakan perwakilan dari tiap sekolah dasar baik negeri dan swasta (n=35 sekolah). Pelatihan dilakukan di aula Puskesmas Kedaung Barat, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Semua peralatan presentasi seperti soundsystem, laptop, spanduk, hingga administratif (daftar hadir) disiapkan oleh pihak puskesmas. Indikator keberhasilan pelatihan dinilai dengan kuesioner pre- dan post- test terkait prinsip gizi seimbang pada waktu sarapan dengan uji t-test independent. Selain itu, keberhasilan juga dinilai dari kemampuan perwakilan siswa dalam menyusun menu sarapan yang memenuhi prinsip gizi seimbang dan penuh warna. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan siswa tentang gizi seimbang pada menu sarapan yang bermakna antara sebelum dan setelah diberi pelatihan. Selain itu, siswa juga berhasil menyusun menu sarapan berupa sandwich, bento dan sushi yang memenuhi prinsip gizi seimbang dan penuh warna. Kata kunci: gizi seimbang, sarapan, anak sekolah, dokter kecil, pelatihan 
PEMBERDAYAAN IBU HAMIL DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI UNTUK NORMALISASI DAN PEMELIHARAAN KADAR HEMOGLOBIN Nadiyah, Nadiyah; Ayu, Ira Marti; soraya, Una; Br Sembiring, Elsye Meilinda; Misalsalina, Frisella; Br Perangin, Br Perangin; Simanjuntak, Acnes Cristina; Izzah, Widya Nur
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 6, No 1 (2019): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT ABDIMAS
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v6i1.2874

Abstract

Abstract Nearly half of pregnant women in Indonesia have anemia. Based on Riskesdas, it rises from 37,1% in 2013  to 48,9% in 2018. This community service was conducted at Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk (Public Health Center sub-district Kebon Jeruk) west Jakarta with the following situation analysis: located in a densely populated area, has middle to lower socioeconomic, has the most frequent pregnancy services (120-150 caring of pregnant women per day), the average number of pregnant women who have anemia and consulted with nutritionist is 60 to 70 per month. The outcome to be achieved is the improved knowledge of pregnant women related to the concepts and patterns of fulfilling nutritional needs for the normalization of hemoglobin levels then can easily to be applied. These activities were conducted from 20 June to 5 August 2019 and began with situation analysis, planning, organizing then actuating, and ended with evaluating. This community service was carried out with some activities, a survey describing the nutritional status of pregnant women, followed by anemia education and training of menu arrangement to meet the daily needs of iron, folate and vitamin B12. The measured nutritional status is the hemoglobin level taken using a blood sample. The results showed that pregnant women with hemoglobin levels <11,0 g/dl (anemia) as 9.8% and pregnant women with hemoglobin levels >11,0 g/dl (normal) as 90.2%. Average pre-test and post-test scores were 70 and 80, respectively. Post-test scores are higher than pre-test ones but not statistically significant. Keywords: Anemia, pregnant women, iron AbstrakHampir separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia berdasarkan data Riskesdas 2018 (48,9%). Terjadi peningkatan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia yang pada tahun 2013 sebanyak 37,1%. Lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah wilayah Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, dengan hasil analisis situasi sebagai berikut: berlokasi di daerah padat penduduk, kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah, merupakan pelayanan kehamilan yang paling banyak (120-150 pemeriksaan ibu hamil per hari), rata-rata jumlah ibu hamil yang tercatat mengalami anemia dan konsultasi ke poli gizi sebanyak 60-70 orang per bulan. Luaran yang ingin dicapai adalah perbaikan pengetahuan ibu hamil dalam memahami konsep dan pola pemenuhan kebutuhan zat gizi untuk normalisasi kadar hemoglobin sehingga dengan mudah dapat diaplikasikan.  Kegiatan abdimas dilakukan sejak 20 Juni hingga tanggal 5 Agustus 2019. Secara konsep, kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan analisis situasi, planning, organizing kemudian actuating, diakhiri dengan evaluating. Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa bentuk kegiatan, yaitu survey gambaran status gizi ibu hamil dilanjutkan dengan penyuluhan anemia dan latihan menyusun menu untuk memenuhi kebutuhan harian zat besi, folat dan vitamin B12. Status gizi yang diukur adalah kadar hemoglobin yang diambil dengan menggunakan sampel darah. Hasilnya menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar hemoglobin <11,0 g/dl (anemia) sebanyak 9,8% dan ibu hamil dengan kadar hemoglobin >11,0 (normal) sebanyak 90,2%. Rata-rata nilai pre-test dengan nilai post-test dari penyuluhan anemia masing-masing sebesar 70 dan 80. Nilai post-test meningkat dibandingkan nilai pre-test namun tidak signifikan secara statistik. Kata kunci: Anemia, ibu hamil, zat besi
PEMBERDAYAAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DALAM MEMILIH JAJANAN YANG SESUAI DENGAN PRINSIP GIZI SEIMBANG REMAJA USIA 13-15 TAHUN Nadiyah, Nadiyah; Andriani, Nova; Ardiani, Dinda Yulian; Husna, Dita Amalia; Rizki, Al Dwi Putri; Dhea, Andini; Utari, Jumiati
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Pengabdian Masyarakat ABDIMAS
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v3i2.1745

Abstract

AbstractOver-nutrition among adolescents aged 13-15 years in Indonesia is increasing from moderate (5-9%) in 2010 to severe level (>10%) in 2013. DKI Jakarta has the third highest prevalence of overweight among adolescents 13-15 aged years, which is above national prevalence. High calorie snacks cause overweight in adolescents. SMP Negeri 16 is one of junior high schools in urban area in South Jakarta. SMP 16 is located in a strategic area and near three minimarkets that provide various snacks. Objective of this activity is to empower students to choose appropriate snack with their nutritional need. This activity was conducted in SMP 16, from 30 September to 12 October 2016. In concept, this activity was begun with situation and problem analysis and started from planning, organizing, actuating then evaluating. This activity introduced nutritional balance concept, the pattern of nutritional balance for adolescents aged 13-15 years and demonstrated them how to select the appropriate snacks with the adolescence nutritional balance. The result indicated that the over-nutrition (overweight and obesity) problem in SMP 16 has high category (33%). As 58% students has body fat percentage above normal. Most of them consume high calorie drinks three to six in a week. Canteen in SMP 16 has not provided healthy and nutritious snacks. T-test statistic between student pre-test and post-test was applied to evaluate this activity, there was improvement in their knowledge and attitude toward appropriate snacks after this activity (p=0,000). Keywords: overweight, adolescent, high calorie AbstrakMasalah kegemukan remaja usia 13-15 tahun di Indonesia meningkat dari kategori moderate/sedang (5-9%) menjadi severe/parah (>10%). DKI Jakarta merupakan propinsi ketiga tertinggi dengan prevalensi gemuk dan sangat gemuk pada anak usia 13-15 tahun, prevalensinya di atas angka nasional. Makanan/minuman selingan manis tinggi kalori yang banyak digemari oleh para remaja saat ini berisiko menyebabkan overweight ataupun obesitas pada remaja. SMP Negeri 16 Jakarta merupakan salah satu SMP di wilayah perkotaan Jakarta tepatnya Jakarta Selatan. SMPN 16 memiliki lokasi yang sangat strategis, akses yang sangat dekat dengan ketiga minimarket sekaligus menyebabkan mudah memperoleh berbagai jenis minuman dan makanan ringan yang tersedia lengkap dengan berbagai pilihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberdayakan siswa agar mampu secara mandiri memilih makanan minuman selingan yang benar dan sesuai dengan kebutuhan gizi remaja usia 13-15 tahun. Kegiatan pengabdian masyarakat diselenggarakan di SMP N Jakarta, dari tanggal 30 September hingga 12 Oktober 2016. Secara konsep, kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan analisis situasi dan masalah.  Kegiatan pada dimulai dari tahap planning lalu organizing kemudian actuating, diakhiri dengan evaluating. Penyuluhan mengenalkan konsep gizi seimbang, pola gizi seimbang bagi remaja usia SMP, dan memberdayakan siswa agar mampu secara mandiri memilih jenis makanan dan minuman selingan yang sesuai dengan kebutuhan gizi remaja. Hasilnya menunjukkan SMPN 16 memiliki tingkat masalah kegemukan yang tinggi (33%). Sebanyak 58% siswa memiliki persen lemak tubuh di atas normal. Sebagian besar mahasiswa mengkonsumsi minuman-minuman tinggi kalori 3-6 kali perminggu. Kondisi kantin SMPN 16 belum mampu mendukung terciptanya jajanan sehat bergizi bagi siswa. Berdasarkan uji statistik t-test antara pre-test dan post-test, terdapat perbaikan pengetahuan dan sikap siswa setelah diberikan penyuluhan (p=0,000). Kata kunci: kegemukan, remaja, tinggi kalori