Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Obesitas dan Sindrom Metabolik pada Pasien Medical Check Up, Siloam Hospitals Lippo-Karawaci Wahyu, Indriyani; Prasetyaningsih, Ani; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 3, No 2 (2011): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v3i2.1236

Abstract

AbstractMetabolic syndrome is a collection of complaints and symptoms based on the presence of insulin resistance. The main factor which can cause insulin became resistance is obesity. The aims of this study was to understand the relationship between obesity and the metabolic syndrome indicators in patients undergoing medical check-up, Siloam Hospitals Lippo Karawaci. This study is associative with cross-sectional design. The total of population are patients who are obese at the medical check up of Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Whereas, the total of sample are 50 people were patients with a BMI > 25 with the inclusive criteria, age above 35 years, had never been diagnosed the disease associated with the metabolic syndrome and had never received the treatment. We used Correlation- Regression Test. The results shows that the majority of male respondents (82 %), mean age (44.6 ±7.07). From the data, most of respondents did not smoke (66 %). The bivariate test results shows there is significant relationship between BMI and blood triglyceride levels and waist circumference (P <0.05), but no significant relationship between BMI and fasting blood sugar levels, HDL cholesterol levels and blood pressure (P≥0.05). We found also, there is no significant association between dietary intake and BMI of the respondents (P≥0.05). BMI is an important indicator of the level of blood triglycerides and waist circumference. Key Words: Obesity, Metabolic Syndrome, BMI  AbstrakSindrom metabolik adalah sekumpulan keluhan dan gejala yang didasari oleh adanya resistensi insulin. Faktor penyebab resistensi insulin antara lain obesitas. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara obesitas dan indikator-indikator sindrom metabolik pada pasien yang melakukan medical check up di Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Jenis penelitian ini bersifat assosiatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua pasien yang obesitas di bagian medical check up Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Sedangkan sampelnya sebanyak 50 orang adalah pasien dengan BMI > 25 dengan inclusive kriteria, usia di atas 35 tahun, belum pernah didiagnosa suatu penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik dan belum pernah mendapatkan pengobatan. Uji yang digunakan Uji Korelasi. Berdasarkan hasil didapat bahwa sebagian besar responden pria ( 82 %), rata-rata usia 44,6 + 7.07. Dari seluruh responden, sebagian besar (66 %) responden tidak merokok. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara BMI dan kadar trigliserida darah dan ukuran lingkar pinggang (p< 0.05); namun tidak ada hubungan yang bermakna antara BMI dan kadar gula darah puasa, kadar HDL dan tekanan darah. Juga tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan makanan dan BMI responden. BMI merupakan indikator penting tingkat trigliserida darah dan ukuran lingkar pinggang. Kata Kunci: Obesitas, Sindrom Metabolik, BMI
Perbedaan Daya Terima dan Komposisi Zat Gizi Pada Kue Brownis yang Terbuat Dari Campuran Tepung Terigu dan Tepung Ubi Ungu dengan Perbandingan yang Bervariasi Hanifah, Siti; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 6, No 2 (2014): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v6i2.1265

Abstract

AbstrakUbi jalar ungu kini mulai marak dikonsumsi oleh masyarakat karena disamping warnanya yang menarik rasanya juga manis dan lembut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat salah satu jenis kue bantat yaitu brownis dengan penggunaan substitusi tepung ubi ungu. Mengetahui perbedaan daya terima dan komposisi zat gizi pada kue brownis yang terbuat dari campuran tepung terigu, dan tepung ubi ungu dengan perbandingan yang bervariasi. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Way Anova. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni dengan metode Visual Analog Scale (VAS), 4 taraf, 3 replikasi dan 30 panelis. Analisa komposisi zat gizi meliputi kadar karbohidrat, protein, lemak, air dan abu. Berdasarkan hasil uji statistik warna kue brownis yang lebih banyak dipilih yang diberikan penambahan tepung ubi ungu 20%. Warna (68±16,47), aroma (68,88±14,73), rasa (74,23±14,79), dan tekstur (67,58±20,62). Berdasarkan uji organoleptik menunjukkan ada perbedaan warna terhadap kue bownis dengan campuran tepung terigu dan tepung ubi ungu (p<0,05). Brownis ubi ungu dapat menjadi salah satu produk kue dengan antioksidan (yaitu antosianin) sebagai lahan untuk berwirausaha serta memanfaatkan bahan makanan hasil negeri Indonesia sehingga pilihan masayarakat lebih beragam. Kata Kunci: kue brownis, tepung terigu, tepung ubi ungu.
Perbandingan Asupan Energi dan Zat Gizi Makro Anak SD (6-12 Tahun) Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua di Provinsi NTB Dan NTT Aryanti, Festy; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 4, No 2 (2012): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v4i2.1244

Abstract

AbstractIn NTB province have 12.4% and 11% of elementary school children experience with poor nutrition and malnutrition, as well as in NTT approximately 5.3% and 6%. The problems of education in the region of NTB and NTT are still high enough that illiterate, about 419 991 inhabitants and 370 710 people. The objective of this study was to compare macro nutrient intake by level of parent’s education in the province of NTB and NTT. We used secondary data RISKESDAS 2010 with total sample in NTB and NTT are 886 respondents and 1064 respondents, respectively. The method used cross-sectional design, analytical survey. The statistical analyzing used independent t-test. Most of the parents' education level of respondents in NTB and NTT are drop out in Elementary School or never attended school. The average age of respondents in NTB province is 8.9 years (±1.985) and NTT is 8.8 years (±1.931). The average energy intake of the respondents in NTB 1031.21Kal (±396.42) and NTT 871.13Kal (±412.96). The average protein intake of the respondents in NTB 31.54g (±18.22) and NTT 24.02g (±19.60). The average intake of carbohydrates respondents in NTB 128.84g (±53.44) and in NTT 141.02g (±74.61). There were no significant differences energy intake and macro-nutrients in elementary school age children based on education level of parents in NTB and NTT (p≥0.05). We should do intensive counseling and programmed of nutriton balanced diet and the importance things is breakfast for school children. Keywords: Energy Intake, Macronutrients, Level of Education AbstrakDi provinsi NTB terdapat 12.4% dan 11% anak sekolah dasar mengalami gizi kurang dan gizi buruk, serta di NTT sekitar 5.3% dan 6%. Permasalahan pendidikan di wilayah NTB dan NTT masih cukup tinggi yaitu buta huruf, sekitar 419.991 jiwa dan 370.710 jiwa.Menganalisa perbandingan asupan zat gizi makro berdasarkan tingkat pendidikan orang tua di provinsi NTB dan NTT.Data yang digunakan merupakan data sekunder RISKESDAS 2010 dengan jumlah sampel sebanyak 886 responden untuk provinsi NTB dan 1064 responden untuk provinsi NTT. Metode yang digunakan cross sectional, survey analitik. Pengujian statistik menggunakan t-test independent. Sebagian besar tingkat pendidikan orang tua responden di provinsi NTB maupun NTT adalah Tidak Sekolah atau Tidak Tamat SD. Rata – rata usia responden di provinsi NTB adalah 8.9 tahun (±1.985), sedangkan provinsi NTT adalah 8.8 tahun (±1.931). Rata – rata asupan energi responden di NTB 1031.21Kal (±396.42) dan di NTT 871.13Kal (±412.96). Rata – rata asupan protein responden di NTB 31.54g (±18.22) dan di NTT 24.02g (±19.60). Rata – rata asupan karbohidrat responden di NTB 128.84g (±53.44) dan di NTT 141.02g (±74.61). Tidak terdapat perbedaan bermakna asupan energi dan zat gizi makro anak usia SD berdasarkan tingkat pendidikan orang tua di provinsi NTB dan NTT (p³0.05). Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif dan terprogram dengan baik mengenai gizi seimbang dan pentingnya sarapan bagi anak sekolah Kata kunci : Asupan Energi, Asupan Zat Gizi Makro, Tingkat Pendidikan
Sarapan dan Produktivitas Kerja Karyawan Customer Relationship Management (Crm) Pt Wyeth Indonesia Lestari, Mona Dwi; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 3, No 1 (2011): Nutrire Diaita
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v3i1.1233

Abstract

AbstractResearch conducted by the Officer of Ministry the Role of Women (1985 ) found that 15 % of female workers lack of energy and protein it can cause workers to be slow thinking, and easy to feel tired. The aims of this study was to determine the relationship between breakfast and the level of productivity from employee in Customer Relationship Management (CRM), PT Wyeth Indonesia. This is a descriptive study with cross-sectional design. The population is all employees in PT Wyeth Indonesia CRM Greater Jakarta district. The samples in this study were 34 respondents. This study were using correlation test and Chi - Square test with α = 5 %. The average age of employees at PT Wyeth Indonesia CRM is (1915 ± 24) years. The average employee in PT Wyeth Indonesia has been working for (27 ± 22 656)month. The average energy intake from breakfast employees of PT Wyeth Indonesia (500.4 ± 165.2) calories and protein intake (13.0 ± 4.4) g. The average productivity of employees in PT Wyeth Indonesia is (90.3 ± 18.1) %. From the test results found that there is no relationship between age, duration of labor, energy and protein intake from breakfast with employee productivity CRM PT Wyeth Indonesia (p ≥ 0.05). Employee productivity CRM PT Wyeth Indonesia is not influenced by breakfast, but need to do follow-up efforts associated with the kinds of employee breakfast . Key Words: Breakfast, Labor Productivity, Labor  AbstrakPenelitian yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sarapan dengan tingkat produktivitas kerja karyawan Custumer Relationship Management (CRM) di PT Wyeth Indonesia. Penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua karyawan CRM di PT Wyeth Indonesia distrik Jabodetabek. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 responden. Analisa data pada penelitian ini dengan menggunakan uji korelasi dan uji Chi – Square dengan α = 5%Rata-rata usia karyawan CRM di PT Wyeth Indonesia adalah (24±1.915)tahun. Rata – rata karyawan di PT Wyeth Indonesia telah bekerja selama (27±22.656)bulan. Rata-rata asupan energi sarapan karyawan di PT Wyeth Indonesia sebesar (500.4±165.2)kalori. Rata-rata asupan protein sarapan karyawan di PT Wyeth Indonesia sebesar (13.0±4.4)gr. Sedangkan Rata -rata produktivitas kerja karyawan di PT Wyeth Indonesia sebesar (90.3±18.01)%. Dari hasil uji didapat bahwa tidak ada hubungan antara usia, lama kerja, asupan energi dan protein saat sarapan dengan produktivitas kerja karyawan CRM di PT Wyeth Indonesia (p≥0.05). Produktivitas kerja karyawan CRM di PT Wyeth Indonesia tidak dipengaruhi oleh sarapan, namun perlu dilakukan upaya tindak lanjut terkait dengan jenis sarapan karyawan. Kata Kunci: Sarapan, Produktivitas Kerja, Karyawan
Frekuensi Konseling Gizi, Pengetahuan Gizi Ibu dan Perubahan Berat Badan Balita Kurang Energi Protein (KEP) di Klinik Gizi Puskesmas Kunciran Kota Tangerang Cahyani, Fajar Nova; Hartono, Antonius Sri; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v2i1.667

Abstract

AbstractIndonesia still have four major nutritional problems, one of the problem is malnutrition of energy protein (KEP). The effectiveness and efficiency solving of nutritional problem are nutrition intervention such as supplementation, fortification and nutrition education. The aim of this study is to determine the relationship betwen the frequency of nutrition counseling, nutritional knowledge of mothers and variance of weight children under five years less energy protein at Clinical Nutrition of Community Health centre, Kunciran, Buraeu of Health, Tangerang City in 2008.  This is associative study with cross-sectional design. The population in this study is all infants who comes to community health centre refferal from POSYANDU and MTBS on Tuesday. The total sample of this study was 46 mothers. This study used Pearson Product Moment Correlation to analyze the data. Most of respondents aged 26-30 years (30.4%), the education level is primary school (43.5%), and unemployment or housewife (84.8%). Most of children under five years is female (67.4%) and aged 12-35 months (56.5%). The results shows that there was no relationship between frequency of nutrition counseling, nutritional knowledge of mothers, and variance of weight children under five years, the value of correlation respectively (0.109; 0,156; 0.170). The conclusion of this study is no relationship between the frequency of nutrition counseling, nutritional knowledge of mothers and variance of weight children under five years less energy protein. However, based on boxplot graphs shows there is a tendency among the frequency of nutrition counseling, nutritional knowledge of mothers and variance of weight children under five years less energy protein.Keywords: frequency of nutrition counseling, nutritional knowledge, variance of weightAbstrakIndonesia masih menghadapi empat masalah gizi utama, salah satunya adalah Kurang Energi Protein (KEP). Intervensi gizi melalui suplementasi, fortifikasi dan pendidikan gizi merupakan langkah penanggulangan masalah gizi yang memberikan hasil yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara frekuensi konseling gizi, pengetahuan gizi ibu dengan perubahan berat badan balita KEP di Klinik Gizi Puskesmas Kunciran Kota Tangerang. Jenis penelitian ini adalah asosiatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita KEP yang datang ke Klinik gizi Puskesmas Kunciran rujukan dari posyandu dan Klinik Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada hari Selasa, dan sampel didapat 46 orang ibu balita. Analisa data menggunakan Uji Pearson Product Moment Correlation. Sebagian besar responden berumur 26-30 tahun (30,4%), memiliki tingkat pendidikan SD (43,5%), dan tidak bekerja (84,8%), sebagian besar balita adalah perempuan (67,4%) dan berumur 12-35 bulan (56,5%). Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan nilai korelasi masing-masing (0.109, 0.156, dan 0.170). Tidak ada hubungan antara frekuensi konseling gizi, pengetahuan gizi ibu dengan perubahan berat badan balita KEP. Namun berdasarkan grafik boxplot ada tendensi antara frekuensi konseling gizi, pengetahuan gizi ibu dan umur balita dengan perubahan berat badan balita KEP.Kata kunci: frekuensi konseling gizi, pengetahuan gizi, perubahan berat badan
PENGARUH KONSELING PADA PENGETAHUAN DAN ASUPAN IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAYORAN BARU JAKARTA Ngadiarti, Iskari; Soekatri, Moesijanti Yudiarti Endang; Srimiati, Mia; Fayasari, Adhila; Agestika, Lina
GIZI INDONESIA Vol 44, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v44i1.562

Abstract

Providing counseling is one of the factors that increase the knowledge and actions of mothers in meeting adequate nutritional consumption. This study aimed to identify the lactation and nutrition counseling towards mother's knowledge and intake in Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta. This research was a quasi-experimental study pre-post with a control group design. Sample collection technique used consecutive sampling with 30 respondents in each group (intervention group and control group). Counseling was given 3 times, after giving birth, a child at age 7-14 days and age 35 days. Knowledge and food intake were collected before and after the intervention. The bivariate analysis used an independent t-test and paired t-test with a significance level of p0.05. There was a significant difference in mother's knowledge about breastfeeding between the intervention group and control group after they were given lactation counseling (p0.05). However, there was no significant difference in the mother's nutrient intake between the intervention and control group after counseled (p0.05). Lactation counseling can positively affect the mother's knowledge about breastfeeding, but not for the mother's action in consuming enough nutrient intake. ABSTRAKPemberian konseling menjadi salah satu faktor yang meningkatkan pengetahuan dan tindakan ibu dalam memenuhi konsumsi gizi yang adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling menyusui dan konsumsi gizi terhadap pengetahuan dan asupan ibu di Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain pre-post dengan control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel 30 responden pada masing-masing kelompok (kelompok intervensi dan kelompok kontrol). Konseling diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat setelah melahirkan, bayi berusia 7-14 hari dan 35 hari. Data pengetahuan dan asupan diambil sebelum dan sesudah intervensi. Analisis bivariat menggunakan independent t-test dan paired t-test. Ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan ibu menyusui antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan penyuluhan laktasi (p 0,05). Tidak ada perbedaan bermakna pada asupan gizi ibu antara kelompok intervensi dan kontrol setelah konseling (p0,05). Konseling laktasi berpengaruh positif terhadap pengetahuan ibu tentang menyusui, tetapi tidak untuk perilaku ibu dalam asupan gizinya.Kata kunci: konseling, laktasi, menyusui
Pengaruh Subtitusi Puree Labu Kuning terhadap Daya Terima, Nilai Gizi, dan Daya Simpan Donat dengan Pengolahan Metode Panggang Pratomo, Muhammad Adi; Inggrid, Inggrid; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 6, No 1 (2014): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v6i1.1264

Abstract

AbstractPumpkin (Cucurbita moschata) is a food commodity that utilize and level of consumption is still low at less than 5 kg per year. Pumpkin donuts is one alternative to increase the consumption of pumpkin. Pumpkin donuts with substitution has not been studied previously. The purpose of this study was to determine the effect of substitution of pumpkin puree to the received power, nutrition facts and shelf life of donuts mingled with grilled method. This research is purely experimental. Acceptabel test does by organoleptic using 30 semi-trained panelists. The tests of nutrition facts was conducted by the proximate analysis and testing of beta-carotene using HPLC method. Analysis of the received power of statistical tests performed by One Way Anova followed by bonferoni. The best acceptance obtained donuts with pumpkin puree substitution of 20%. Based on the results of proximate donut substitute pumpkin puree containing 20% water content of 14.9%, 0.82% ash, 9.50% protein, 15.5% fat, 59.3% carbohydrate. The content of beta-carotene was higher in donuts substituted with pumpkin puree (48.6 mg) compared to donuts that no substitution of 15 mg. The shelf life of donuts substitute pumpkin can last 6 days and a donut with no substitution can last 10 days. Baked donuts with pumpkin puree substitution with higher levels of beta-carotene can be a healthy food that is intended for a group of adults who have coronary heart disease problems and KVA. Keywords: baked donuts, pumpkin puree, betacaroten AbstrakLabu kuning (Cucurbita moscheta) merupakan komoditas pangan yang pemanfaatan dan tingkat konsumsinya masih rendah yaitu kurang dari 5 kg per tahun. Donat labu kuning merupakan salah satu alternatif makanan sehat untuk meningkatkan konsumsi labu kuning. Donat dengan substitusi labu kuning ini belum pernah diteliti sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh substitusi puree labu kuning terhadap daya terima, nilai gizi, dan daya simpan donat yang diolah dengan metode panggang. Penelitian ini bersifat eksperimen murni. Uji daya terima dilakukan secara organoleptik menggunakan 30 orang panelis semi terlatih. Pengujian nilai gizi dilakukan dengan analisis proksimat dan uji betakaroten menggunakan metode HPLC. Analisis daya terima dilakukan dengan uji statistik One Way Anova dan dilanjutkan dengan bonferoni.Daya terima paling baik diperoleh donat dengan substitusi puree labu kuning 20%. Berdasarkan hasil proksimat donat substitusi puree labu kuning 20% mengandung kandungan air 14,9%, abu 0,82%, protein 9,50%, lemak 15,5%, karbohidrat 59,3%. Kandungan betakaroten lebih tinggi pada donat yang disubstitusi dengan puree labu kuning (48,6 mg) dibandingkan donat yang tanpa substitusi sebesar 15 mg . Daya simpan donat substitusi labu kuning dapat bertahan 6 hari dan donat tanpa substitusi dapat bertahan 10 hari. Donat panggang dengan substitusi puree labu kuning dengan kadar betakaroten lebih tinggi dapat dijadikan makanan sehat yang ditujukan untuk kelompok dewasa  yang mengalami masalah penyakit jantung koroner dan KVA. Kata kunci: donat panggang, puree labu kuning, betakaroten
Hubungan Antara Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Anak Remaja Usia 13-18 Tahun di Pulau Jawa (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010) Sutriani, Ani; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 5, No 2 (2013): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v5i2.1253

Abstract

 AbstrakGizi Lebih dapat terjadi pada semua golongan umur termasuk pada anak remaja.. Remaja umur 13-18 tahun di temukan 6,2% dan pada umur 17-18 tahun sekitar 11,4% paling banyak terjadi di provinsi di Pulau Jawa. Mengetahui hubungan antara asupan energi,protein,lemak, karbohidrat,serat dengan kejadian gizi lebih pada remaja usia 13-18 tahun di Pulau Jawa. Data yang digunakan data sekunder RISKESDAS 2010, dengan pendekatan cros sectional. Jumlah seluruh sampel yang diteliti (n=753). Pengujian statistik menggunakan t-test Independen dan korelasi pearson. Rata-rata asupan energi di Pulau Jawa (2352 ±1,379) kkal, protein (74,99 ±27,66) gr, lemak (88,4±3,41) gr, karbohidrat (315,4 ±93,73) gr dan serat (10,08 ±5,65) gr. Status gizi remaja terbanyak berstatus gizi normal (92,8%). Berdasarkan hasil uji statistik yang digunakan, ada perbedaan antara jenis kelamin, ada hubungan umur, asupan protein, lemak (p<0,05) dan karbohidrat (p<0,1) pada remaja perempuan dengan status gizi, tidak ada hubungan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat pada remaja laki-laki (p>0,05) dengan status gizi. Kata kunci : Remaja (13-18 tahun), Zat Gizi Makro, Gizi Lebih
Pengetahuan dan Sikap Guru Sekolah Dasar tentang Light Exercise di SDN GU 12 Pagi Ngadiarti, Iskari; Angkasa, Dudung
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v1i1.1198

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara yang sampai saat ini masih memiliki masalah terkait Gizi. Permasalahan Gizi di Indonesia semakin kompleks tidak hanya karena kurang gizi masih tinggi, tetapi masalah kelebihan gizi dan akibatnya semakin meningkat. Pola hidup sehat, termasuk didalamnya aktivitas fisik dan olahraga merupakan salah satu faktor utama pada kompleksnya permasalahan gizi di Indonesia. Aktivitas fisik dan olahraga yang rendah menjadi pemicu meningkatnya masalah gizi lebih. Salah satu aktivititas fisik yang dapat dilakukan adalah dengan light exercise. Data RISKESDAS 2010 Status Gizi TB/U, BB/TB DKI Jakarta memiliki status gizi gemuk 10,1% dan Kurus 10,8%. Berdasarkan Status gizi IMT/U DKI Jakarta memiliki prevalensi 12,8 % untuk kategori gemuk dan 6,5% untuk kategori kurus. Sementara itu di berdasarkan TB/U untuk kategori pendek 14,5 % dan 9,4% sangat pendek. Prevalensi Status Gizi (TB/U) umur 6-12 tahun didapat sebagian besar anak laki-laki terkategori pendek 20,9% dan sangat pendek 15,6%. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap guru sekolah dasar tentang light exercise sebagai model olahraga yang praktis dan efektif di SDN GU 12 Pagi, sebelum dilakukan intervensi penyuluhan melalui. Metode yang digunakan adalah cross-sectional design. Sampel adalah seluruh guru sekolah dasar berjumlah 10 orang. Analisis data menggunakan univariate untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai light exercise. Dari hasil penelitian di dapat sebagian besar responden mempunyai skor rata-rata baik pengetahuan terhadap light exercise sebesar 30% dan yang memiliki skor rata-rata kurang sebanyak 70%. Oleh karena itu, light exercise di lingkungan sekolah perlu ditingkatkan untuk menerapkan light exercise untuk para siswa.Kata kunci: pengetahuan, sikap, light exercise