Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Kemampuan Mahasiswa Calon Guru Biologi dalam Menyusun Scientific Papers Setiono, Setiono; Rustaman, Nuryani Y; Rahmat, Adi; Anggraeni, Sri
JURNAL BIOEDUKATIKA Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.902 KB) | DOI: 10.26555/bioedukatika.v5i2.7070

Abstract

Kemampuan menyusun scientific papers dari hasil penelitian merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa calon guru biologi dalam menyusun scientific papers hasil investigasi di laboratorium. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa calon guru biologi (n=15). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi kemampuan membuat scientific papers dan pedoman wawancara. Adapun aspek yang dinilai dari kemampuan membuat scientific papers: mengonstruksi judul, membuat abstrak, menyusun pendahuluan, merancang metodologi penelitian, menyajikan hasil penelitian, menyajikan gambar yang ditampilkan, pembahasan dan kualitas sitasi yang digunakan di dalam scientific papers. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam membuat scientific papers masih rendah, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata persentase penguasaan kemampuan yang hanya 31%. Perlu ada upaya untuk mengembangkan kemampuan ini yang terintegrasi dengan program perkuliahan dalam upaya untuk mengembangkan kemampuan membuat scientific papers mahasiswa.The ability to construct a scientific papers from is one of the basic skills that must be owned by students. This study aims to determine the ability of prospective biology teacher in construct scientific papers of laboratory investigation. This research was conducted on prospective biology teacher (n = 15). The instrument used in this research is an observation sheet of the ability to construct a scientific papers. The aspects assessed from the ability to create a scientific papers are: ability to construct the title, to make an abstract, to prepare a preliminary, to design a research methodology, to present the results of research, to present the displayed images, the discussion and the quality of citation used in scientific papers. The results showed that the ability of students in construct scientific papers is still low, it can be seen from the average percentage of mastery skills that only 31%. There needs to be an effort to develop this capability that is integrated with the lecture program in an effort to develop students scientific writing skills.
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis Riset Berbantuan Media WhatsApp Siti Nur Annisa; Setiono; Aa Juhanda
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : LPPM STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v11i1.431

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP pada pembelajaran daring setelah penerapan model guided inquiry berbasis riset berbentuan media whtasApp pada materi interkasi makhluk hidup dengan lingkungan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII dari salah satu SMP di kabupaten Sukabumi dengan sample 33 orang peserta didik yang terdiri dari 15 perempuan dan 18 laki- laki. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experimental design. Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest posttest design dengan teknik pengambilan sampel Purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan berpikir kritis berupa pilihan ganda sebanyak 23 soal dengan 5 indikator kemampuan berpikir kritis yaitu 1) Memberi penjelasan, 2) Membangun keterampilan dasar, 3) Menyimpulkan, 4) Membuat penjelasan lanjut, 5) Strategi dan taktik. Data hasil penelitian menunjukan pembelajaran menggunakan model guided inquiry berbasis riset berbantuan media whatsApp dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa yang terlihat dari adanya peningkatan dari hasil pretest dan postets yang menunjukkan kategori cukup, baik dan sangat baik dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator 1 yaitu memberi penjelasan sederhana sebesar 87% pada indikator 2 yaitu membangun keterampilan dasar sebesar 76%, indikator 3 yaitu menyimpulkan 86%, indikator 4 memberi penjelasan lanjut sebesar 65%, dan indikator 5 yaitu strategi dan taktik sebesar 81%. Rata- rata persentase ketercapaian kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu 79%, Serta kemampuan berpikir kritis yang dicapai peserta didik laki- laki lebih unggul dari perempuan. Hal ini menunjukan dalam pembelajaran daring IPA pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan menggunakan model pembelajaran guided inquiry berbasis riset berbantuan media whatsApp dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan berguna untuk keberlangsungan proses pembelajaran.
PROFIL KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN Hami Aziziyyah Noer; Setiono Setiono; Rizqi Yanuar Pauzi
Jurnal Pelita Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Pelita Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpp.v8i2.17702

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan argumentasi siswa SMP pada materi sistem pernapasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMPN 13 Kota Sukabumi tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah sampel sebanyak 34 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes kemampuan argumentasi. Soal tersebut berjumlah 12 soal dalam bentuk uraian. Kualitas argumen tertulis siswa dilihat berdasarkan kriteria level serta indikator argumentasi yang diadaptasi dari Toulmin Argumentation Pattern (TAP). Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase berdasarkan kriteria level argumentasi, sebagian besar siswa berada level 2 (30%) dan level 3 (24%). Berdasarkan indikator argumentasi persentase yang paling sedikit adalah indikator sanggahan (rebuttal) hanya 11%. Siswa pada level 2-3 belum mampu atau tidak dapat menggunakan indikator sanggahan (rebuttal) dengan benar, namun dapat menyertakan data (data), jaminan (warrant), atau dukungan (backing) terhadap klaim (claim) yang dianggap benar oleh siswa, sehingga kualitas argumen siswa masih lemah dan perlu dikembangkan. Kemampuan argumentasi dapat dikembangkan melalui pembelajaran dengan pengalaman belajar inkuiri.Kata Kunci: Kemampuan Argumentasi, Sistem Pernapasan, Toulmin Argumentation Pattern (TAP)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI AKTIVITAS SAINTIFIK DAN VISUALISASI Setiono Setiono; Gina Nuranti; Mira Mariana Agustini
JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Vol 8, No 1 (2020): JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Publisher : Pendidikan Kimia Unimus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jps.8.1.2020.27-31

Abstract

This class action research aims to improve student learning outcomes by implementing scientific activities and visualization of subject matter. Research subjects in this study were high school students of Muhammadiyah High School in Sukabumi City (n = 20). The instrument used in this study was a multiple choice test to measure student learning outcomes, student observation sheet activities and interviews. The research method is classroom action research. The results showed that there was an increase in student learning outcomes after the implementation of scientific activities and visualization. scientific activities and visualization of subject matter can learners construct knowledge so that student learning outcomes have increase.
Profil sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP, melalui model pembelajaran guided inquiry laboratory experiment method (gilem): (Profil of the science attitude of grade VIII junior high school student, through the guided inquiry laboratory experiment method (gilem)) Lusi Kusherawati; Sistiana Windyariani; Setiono Setiono
BIODIK Vol. 6 No. 2 (2020): June 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v6i2.9307

Abstract

This study aims to determine the profile of the scientific attitude of VIII grade students of Sukabumi City Middle School. This research was conducted in October in the 2nd week in one of the Sukabumi City Junior High Schools. This research uses a descriptive method. The approach used in this research is a qualitative approach. The population in this study were students of class VIII of SMP Negeri Sukabumi as many as 65 people. Samples were taken by using purposive sampling technique. Data collection was performed using 15 self-assessments using 7 scientific attitude indicators. The results showed that the profile of the scientific attitude of VIII grade students of Sukabumi City Middle School in 2019/2020 school year was still in the lack category. But these results must still be improved again by using models, strategies and learning approaches that are able to improve students' scientific attitudes. One suggested learning model is the guided inquiry laboratory experiment method (Gilem) learning model. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober di minggu ke-2 di salah satu SMP Negeri Kota Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri Kota Sukabumi sebanyak 65 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan self assessment sebanyak 15 soal dengan menggunakan 7 indikator sikap ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Sukabumi tahun ajaran 2019/2020 masih dalam kategori kurang. Namun hasil tersebut masih harus ditingkatkan kembali dengan menggunakan model, strategi dan pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan sikap ilmiah siswa. Salah satu model pembelajaran yang disarankan adalan model pemebelajaran guided inquiry laboratory experiment method (Gilem).
Profil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VII SMP Pada Materi Ekosistem: (Profile of Science Process Skills Class VII Junior High School Students in Ecosystem Material) Lu’lu Robiatul; Setiono Setiono; Suhendar Suhendar
BIODIK Vol. 6 No. 4 (2020): December 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v6i4.10295

Abstract

The research aims to determine the profile of science process skills and concept mastery of class VII students of SMP Negeri Sukabumi. This research was conducted in April 4th week at one of the SMP Negeri Sukabumi City. This research uses a descriptive method. The approach used in this study is a qualitative approach. The population used in this study were 30 students of class VII SMP Negeri Kota Sukabumi. Sampling of data in this study is by using purposive sampling technique. The data was collected by using a written test in the form of multiple choice questions of science process skills, amounting to 20 questions with a reliability of 0.88 with a standard deviation of 3.20 and a correlation of 0.63 using 10 indicators of science process skills. The results showed that the profile of the science process skills of students of class VII SMP Negeri Kota Sukabumi in the 2019/2020 school year was still in the low category. However, from these results, science process skills can still be trained and improved through the use of learning models, strategies and approaches that are able to stimulate the science process skills of students. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa kelas VII SMP Negeri Kota Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april minggu ke-4 di salah satu SMP Negeri Kota Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri Kota Sukabumi sebanyak 30 siswa. Pengambilan sampel data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk pertanyaan soal pilihan ganda keterampilan proses sains yang berjumlah 20 soal pertanyaan dengan reliabilitas 0, 78 standar deviasi 3,20 dan korelasi 0,63 menggunakan 10 indikator keterampilan proses sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil keterampilan proses sains siswa peserta didik kelas VII SMPN Kota Sukabumi pada tahun ajaran 2019/2020 masih dalam kategori kurang. Namun dari hasil tersebut, keterampilan proses sains masih bisa dilatihkan dan ditingkatkan melalui penggunaan model, strategi dan pendekatan pembelajaran yang mampu merangsang keterampilan proses sains peserta didik.
Kemampuan Awal Penalaran Ilmiah Peserta Didik SMA berdasarkan Gender Pada Materi Ekosistem: (Early Scientific Reasoning Ability of High School Students based on Gender In Ecosystem Materials) Sherina Mandella; Suhendar Suhendar; Setiono Setiono
BIODIK Vol. 7 No. 2 (2021): June 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v7i2.12795

Abstract

Scientific reasoning is a factor that has an influence on students' learning pretations.  Scientific reasoning or scientific resorning is one of the skills that must be taught by an educator as an effort in preparing students to be able to compete in the face of the era of globalization. The purpose of this study is to find out the initial ability of the level of scientific reasoning of students in one of the State High Schools sukabumi district on ecosystem materials, which was carried out on Sunday 4 march 2021. This study uses quantitative descriptive methods. The samples were taken using purposive sampling techniques that numbered 60 students. This research instrument is a matter of scientific reasoning developed by Lawson namely LCTSR (Lawson Classroom Test of Scientific Reasorning). The questions used amount to 24 reasoned multiple choice questions with 6 indicators of scientific reasoning, namely probalistic reasoning, conservation reasoning, proposional reasoning, variable control and hypothetical-deductive reasoning. From the results of the study showed that gender does not affect the ability of reasoning illmiah a person. The average score showed the level of reasoning among male and female learners was 19% with less category. The highest level of scientific reasoning of male learners was on the correlational reasoning indicator with a percentage of 36% while in female students the most important level of scientific reasoning was at 31% elevation reasoning.  The lack of scientific reasoning of learners is due to inappropriate learning, the need for learning with suitable models or methods to train scientific reasoning skills. Abstrak. Penalaran ilmiah merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap pretasi belajar siswa.  penalaran ilmiah menjadi salah satu keterampilan yang harus di ajarkan oleh seorang pendidik sebagai upaya dalam mempersiapkan peserta didik agar mampu  bersaing dalam menghadapi era globalisasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan awal tingkat penalaran ilmiah siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri kabupaten Sukabumi pada materi ekosistem. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kuantitatif. Sampel yang diambil dipilih secara acak  yang berjumlah 60 peserta didik. Instrumen penelitian ini yaitu soal penalaran ilmiah yang dikembangkan oleh Lawson yaitu LCTSR (Lawson Classroom Test of Scientific Reasorning). Soal yang digunakan berjumlah 24 soal pilihan ganda beralasan dengan 6 indikator penalaran ilmiah yaitu penalaran probalistik, penalaran konservasi, penalaran proposional, pengontrol variabel dan penalaran hipotesis-deduktif. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa gender tidak mempengaruhi kemampuan penalaran illmiah seseorang. Skor rata rata menunjukan tingkat penalaran ilmah peserta didik laki-laki dan perempuan yaitu 19% dengan kategori kurang. Skor tertinggi tingkat penalaran ilmiah peserta didik laki-laki ada pada indikator penalaran korelasional dengan jumlah persentase sebesar 36% sedangkan pada siswa perempuan tingkat penalaran ilmiah yang paling tinggai ada pada penalaran konsevasi sebesar 31%. Rendahnya penalaran ilmiah peserta didik disebabkan karena pembelajaran yang belum sesuai, perlunya pembelajaran dengan model atau metode yang yang cocok untuk melatih kemampuan penalaran ilmiah. 
Profil Hasil Belajar Kognitif Siswa Dengan Metode Blended Learning Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia: (Profile of Student Cognitive Learning Results With The Blended Learning Method in Human Respiratory System Materials) Ellen Nurlindayani; Setiono Setiono; Suhendar Suhendar
BIODIK Vol. 7 No. 2 (2021): June 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v7i2.12813

Abstract

Cognitive learning outcomes are the student's ability to understand a concept expressed in a score through a test. Cognitive learning outcomes are important learning outcomes as the basis for mastery of other abilities. The purpose of this study was to determine the cognitive learning outcomes of class XI IPA 2 students on the material of the human respiratory system. The research method used is a qualitative method using an instrument in the form of a multiple choice written test. The research was conducted on March 22, 2021. The subjects of this study were class XI IPA 2 with a total of 30 students. The data obtained is the result of students' cognitive learning on the material of the human respiratory system. The results obtained by an average value on the material of the human respiratory system are 27% of students in category A, 17% in category B, 30% with C criteria and 26% with D criteria. thus providing the achievement of better cognitive learning outcomes, the obstacle is the lack of direct interaction between educators and students. Abstrak. Hasil belajar kognitif merupakan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang di nyatakan dalam sebuah skor melalui tes. Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang penting sebagai dasar penguasaan kemampuan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA 2 pada materi sistem pernapasan manusia. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan menggunakan instrumen berupa tes tertulis pilihan ganda. Penelitian di lakukan pada 22 Maret 2021. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 dengan jumlah sebanyak 30 siswa. Data yang di peroleh merupakan hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan manusia. Hasil yang di peroleh rata-rata nilai pada materi sistem pernapasan manusia yaitu 27% peserta didik berkategori A, 17% berkategori B, 30% berkriteria C dan 26% berkriteria D. Penggunaan metode Blended learning membantu peserta didik dalam menambah pengetahuan yang lebih luas, namun kendalanya adalah kurangnya interaksi secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Profil Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Menggunakan Model Pembelajaran 9E Learning Cyccle at Home Melalui Pembelajaran Daring: (Profile of Students’ Science Process Skills Using the 9E Learning Cycle at Home Learning Model Through Online Learning) Dissa Thami Putri; Setiono Setiono; Billyardi Ramdhan
BIODIK Vol. 7 No. 3 (2021): September 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v7i3.13718

Abstract

This study aims to analyze the science process skills of students before and after the application of the 9E Learning cycle at home model through online learning on the subject of environmental pollution. This research uses an experimental method and this type of reseach uses a pre-experimental design. The instrument used was a science process skills test in the form of 14 multiple choice questions with 6 indicators of science process skills, namely 1) observing, 2) classifying, 3) measuring, 4) communicating, 5) concluding, 6) predicting. The population in this study was class VII semester 2 MTs Persatuan Islam Academic Year 2020/2021, with 21 female and 7 male students. The results showed that there was a significant difference in the students scicence process skills from before and after the 9E Learning Cycle at Home model was applied through online learning. The average percentage of N-Gain in increasing the achievement of students science process skills, which is 84%, is included in the high category. The highest percentage of N-Gain is obtained in indicator 4, which is 97%, while the lowest is in indicator 2, which is 71%, and the science process skills achieved by female students are superior to men, namely 94%:90%. This shows that learning about environmental pollution using the 9E learning cycle at home model through online learning can improve students science process skills and is useful for the continuity of the learning process. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains peserta didik sebelum dan setelah penerapan model 9E Learning Cycle at Home melalui pembelajaran daring pada pokok bahasan pencemaran lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan jenis penilitiannya menggunakan pre-eksperimental design. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan proses sains berupa soal pilihan ganda sebanyak 24 soal dengan 6 indikator keterampilan proses sains yaitu 1) Mengamati, 2) Mengklasifikasi, 3) Mengukur, 4) Mengomunikasikan, 5) Menyimpulkan, 6) Memprediksi. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII semester 2 MTs Persatuan Islam Tahun Ajaran 2020/2021, dengan peserta didik berjumlah 21 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Hasil penelitian bahwa adanya perbedaan signifikan terhadap keterampilan proses sains peserta didik dari sebelum dan setelah diterapkan model 9E Learning Cycle at Home melalui pembelajaran daring. Rata-rata persentase N-Gain peningkatan ketercapaian keterampilan proses sains peserta didik yaitu 84% termasuk dalam kategori tinggi. Persentase N-Gain tertinggi didapat pada indicator 4 yaitu sebesar 97% sedangkan terendah pada indicator 2 yaitu 71%, dan keterampilan proses sains yang dicapai peserta didik perempuan lebih unggul dari laki-laki yaitu 94% : 90%. Hal ini menunjukkan dalam pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan menggunakan model 9E Learning Cycle at Home melalui pembelajaran daring dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dan berguna untuk keberlangsungan proses pembelajaran.
Pengaruh Model Socio-Scientific Issue Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Menggunakan Aplikasi Powtoon pada Materi Perubahan Lingkungan: (Effect of Socio-Scientific Issue Model on Problem Solving Skills Using Powtoon Application on Environmental Change Materials) Elsa Hanifah; Setiono Setiono; Gina Nuranti
BIODIK Vol. 7 No. 4 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v7i4.13758

Abstract

.