Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Titian: Jurnal Ilmu Humaniora

FENOMENA TRADISI MINUM DAUN KAWO DI DESA UJUNG PASIR Mahdi Bahar; Denny Defrianti; Fatonah Fatonah
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.169 KB) | DOI: 10.22437/titian.v1i2.4223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data kualitatif melalui pendekatan fenomenologi, yaitu untuk mengetahui sejarah asal mula tradisi minum daun kawo dan sistrem sosial budaya masyarakat desa Ujung Pasir. Fokus penelitian ini adalah sejarah dan aktivitas kelompok tradisi minum daun kawo di desa Ujung pasir. Pemahaman tentang trasdisi minum daun kawo sebagai modal sosial budaya masyarakat desa Ujung pasir yang mengikat kekerabatan. Dengan menggunakan menggunakan metode deskriptif dalam ranah kebudayaan atau sosio kultural. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa masyarakat desa ujung Pasir sangat menjaga tradisi minum daun kawo ini. Aktivitas minum daun kawo yang dilakukan dengan sadar, dengan motif dan tujuan untuk menjaga hubungan kekerabatan dan aktivitas tradisi ini juga menjadi sarana komunikasi antar kerabat untuk mencapai tujuan bersama dan media proplem solving. Simpulannya, aktivitas tradisi minum daun kawo sebagai penguat dan perekat hubungan kekeluargaan dalam sarana komunikasi. Kata kunci: kopi daun, daun kawo, melayur, tradisi, desa Ujung Pasir, Kerinci, kekerabatan.
MELAYU SEBAGAI KAWASAN BUDAYA NUSANTARA KONTINUITAS DAN PERUBAHAN BUDAYA SENI Mahdi Bahar
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.703 KB) | DOI: 10.22437/titian.v1i2.4230

Abstract

Suatu kawasan rangkaian pulau-pulau antara dua benua Asia dan Australia sudah dikenal dengan sebutan Nusantara paling tidak sejak era Majapahit. Penghuninya dengan sebutan Melayu menunjukan keragaman budaya termasuk budaya seni.Entitas budaya yang beragam diasumsikan merupakan kelanjutan dari masa lalu. Perjalananpanjang kelangsungannya niscaya melalui proses hingga mencapai kemapanan bentuk pada eranya. Secara kualitatif sistem kepercayaan merupakan faktor pembentuk yang dalam proses pembentukannya berhubungan dengan kemungkinan ada faktor kontinuitas dan perubahan serta berkontribusi pada pusat penyebaranbudaya. Kata kunci: budaya, kontinuitas, perubahan, penyebaran, seni
TRADISI GANDAI: DARI PERMAINAN ANAK SAMPAI MODAL KULTURAL MASYARAKAT KOTA JAMBI Defni Aulia; Mahdi Bahar; Indra Gunawan
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 2 No. 02 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.01 KB) | DOI: 10.22437/titian.v2i02.5801

Abstract

Begandai adalah tradisi musikal yang tumbuh di dalam masyarakat Dusun Jambu Kecamatan Lahan Panjang Kabupaten Tebo Ulu Provinsi Jambi. Kesenian tersebut merupakan aktifitas tradisi yang biasa dilakukan oleh anak-anak, dan secara satu kesatuan dapat digolongkan kedalam jenis musik perkusi. Akibat faktor fungsional akan kebutuhan masyarakat yang beragam, menyebabkan kesenian tersebut tidak dapat bertahan atau punah di dalam lingkungan masyarakat Dusun Jambu, namun, atas dasar kepedulian para kreator seni di Taman Budaya Jambi tentang perspektif kesenian sebagai kebutuhan dalam menjaga integrasi sosial masyarakat, membawa tradisi musikal Begandai yang punah di Dusun Jambu dapat tumbuh kembali dalam tempat dan wilayah baru, yaitu di Taman Budaya Jambi, Kota Jambi. Berdasarkan fenomena tersebut, dilakukan suatu pengamatan, wawancara, dan pengumpulan data secara intensif untuk mengetahui konkrisitas perubahan tradisi Begandai setelah direkreasikan oleh seniman di Taman Budaya Jambi, dan kemudian disusun dalam laporan penelitian kualitatif berbentuk skripsi. Hasil verifikasi dan analisa data secara signifikan, tradisi musikal tersebut mengalami perubahan inovatif pada struktur tekstual dan kontekstual, bahwa tradisi Begandai setelah diadaptasi mengalami pergantian nama menjadi Begandai Batok, dengan sistem penggarapan komposisi musik lebih variatif dari bentuk aslinya, juga lebih banyak menggunakan instrument musik perkusi klasifikasi idiophone dan membranophone, serta difungsikan sebagai sarana hiburan yang ditampilkan dan dipertontonkan dalam seni pertunjukan formal. Selain itu, kepunahan tradisi musikal dalam lingkungan masyarakat Dusun Jambu, kemudian diaktualisasikan ke dalam nuansa baru oleh kelompok masyarakat Kota Jambi, bukan hanya menjaga nilai luhur suatu identitas tradisi yang lahir dalam masyarakat saja, tetapi juga menjaga eksistensi kelompok masyarakat Kota Jambi dalam pluralitas pergaulan multi etnis.
TARI SKIN SEBAGAI IDENTITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT KABUPATEN MERANGIN Pamela Mikaresti Ramlan; Mahdi Bahar; Indra Gunawan
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 2 No. 02 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.91 KB) | DOI: 10.22437/titian.v2i02.6094

Abstract

Tari skin merupakan tarian rakyat Merangin yang merefleksikan kebudayaan dan keseharian masyarakat Kabupaten Merangin. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan identitas budaya masyarakat Kabupaten Merangin melalui latar belakang penciptaan tari skin. Metode penelitian ini menggunakan penelitian etnografi-kualitatif dalam pendekatan fenomenologi di mana data diperoleh melalui pengamatan langsung dengan cara observasi, wawancara, perekaman, pemotretan dan menyususn laporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari skin menggambarkan identitas budaya masyarakat Kabupaten Merangin khususnya melalui latar belakang penciptaan tari skin. Di setiap gerak pada tari skin menunjukkan gambaran identitas kehidupan perempuan Kabupaten Merangin. Hal ini dapat dilihat melalui karakteristik gerak tari skin yang menggambarkan perempuan-perempuan yang tangguh, kuat, dan mandiri.
BUYA HAMKA: KETELADANAN MULTITALENTA TANAH MELAYU NUSANTARA Mahdi Bahar; Hartati M
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.798 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i1.7022

Abstract

Buya HAMKA adalah tokoh Multi Talenta Nusantara banyak meninggalkan karya tulis, selain sebagai ulama, sastrawan, pendakwah, dan politikus. Sepanjang hayatnya senantiasa memperjuangkan ideologi berbasis ajaran tauhid. Suka dan duka, segudang pengalaman, pahit dan manis dijalani Buya HAMKA. Penghargaan demi pengahragaan diperolehnya, baik nasional maupun internasional. “Kebesaran” Buya HAMKA yang ditunjukkan melalui karya dan aktivitas semasa hidup, diteroka di tanah alam perjuangan mengisi kemerdekaan. Sekalipun perjuangan beresiko masuk penjara, namun akhirnya pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Buya HAMKA. Ketokohan Buya HAMKA merupakah anugerah yang patut ditauladani oleh para generasi di persada Nusantara.
LEGITIMASI SENIMAN DAN KARYA SENI DI TAMAN BUDAYA JAMBI (TINJAUAN SOSIOLOGI SENI) Defni Aulia; Mahdi Bahar; M Ardhi Gunawan; Indra Gunawan; Wahyu Pratomo; Muhammad Alfath
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.393 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i1.7029

Abstract

Seniman dan karya seni bernuansa tradisional yang berada pada tatanan kode kultural masyarakat Jambi, adalah akumulasi modal kultural yang dilegitimasi pemerintah Provinsi Jambi untuk membentuk identifikasi distingtif sebagai citra kultural di luar batas teritorial Provinsi Jambi. Suatu mekanisme tindakan deviasi diferensial yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan otoritas otonom atau desentralisasi politik lokal, yang merupakan upaya untuk membedakan diri dari lajur Kebudayaan Minangkabau dan Melayu Islami yang selama ini sudah menyatu dan mendominasi dalam struktur sosial masyarakat Jambi.
Seni Pertunjukan Guru Besyair: Model Pemajuan Seni Warisan Budaya Melayu Batanghari Mahdi Bahar; Indra Gunawan; Hartati Hartati
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 6 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v6i2.21748

Abstract

Guru Besyair merupakan suatu bentuk seni pertunjukan produk pemajuan seni budaya, berupa perpaduan nyanyian syair, gerak, dan permainan marawis, serta keterampilan berolah sastra berisi ajaran. Sumber objek pemajuan ialah Syair Guru Syukur warisan Guru Syukur, ulama masyarakat Batanghari. Syair dinyanyikan berisi ajaran-ajaran agama Islam, moral, serta nasehat-nasehat yang biasa dibawakan sebagai bagian dari cara berdakwah pada masa lalu. Dua aspek yang dipandang potensial dalam Syair Guru Syukur untuk dijadikan sumber pemajuan adalah melodi dan bentuk teks berupa syair. Untuk memajukannya dilakukan berbagai olahan secara kreatif mencakup olah komposisi nyanyian, teks nyanyian, gerak sambil bernyanyi, permainan marawis, serta keterampilan bersoal jawab antara dua kelompok penampil dengan jumlah sekira 15 – 20 orang perkelompok. Genre seni Guru Besyair disajikan dalam bentuk nyanyian sambil duduk bersimpuh, berdempetan bahu, dalam formasi garis melengkung. Kata kunci: syair, potensi, kreatif, seni pertunjukan, pemajuan.