Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Gaya Kepengarangan Perempuan dalam Novel Indonesia dari Perspektif Stilistika Sovia Wulandari; Liza Septa Wilyanti; Anggi Triandana
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v22i1.1864

Abstract

This study aims to examine and classify women's writing styles in Indonesian novels from a stylistic perspective. The contribution of the results of this study is to provide a description of the authorship style of women in the novel. The method used in this study is a descriptive qualitative method with a stylistic study approach. Data analysis using content analysis. The research data are related to linguistic aspects which include diction, grammatical arrangement, and figurative language. The result of this research is that there are eight styles of female authorship in Indonesian novels. The style of authorship based on the aspect of the use of diction is classified into vulgar, regional, scientific, and popular styles. Meanwhile, the style of writing based on grammatical structure is repetition style. Furthermore, the style of writing based on figurative language is classified into satire, hyper, and fantasy styles. The eight styles of authorship show the characteristics of Indonesian women's writing styles in fiction in the form of novels.
RELASI PETANDA DAN PENANDA DALAM UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI DARI PERSPEKTIF SEMIOTIKA Sovia Wulandari; Hadiyanto Hadiyanto
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 19 No 2 (2019)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.413 KB) | DOI: 10.30996/parafrase.v19i2.2780

Abstract

Pemahaman mengenai makna ungkapan perlu dikaji dari perspektif semiotika sebagai ilmu tentang tanda. Makna Ungkapan dapat dipahami apabila relasi petanda dan penanda dapat dijelaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan relasi petanda dan penanda dalam ungkapan tradisional masyarakat kerinci dari perspektif semiotika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian adalah terdapatnya relasi petanda dan penanda yang bersifat simbolik. Relasi simbolik terjalin berdasarkan ersamaan-persamaan sifat, perilaku, perbuatan, keadaan, dan bentuk yang terdapat pada hewan, tumbuhan, alam, dan manusia.
UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI SEBAGAI SENI BERTUTUR Sovia Wulandari; Mahdi Bahar
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 20 No 2 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/parafrase.v20i2.4248

Abstract

Bahasa Kerinci merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia yang masih hidup dan berkembang pada masyarakat Kerinci. Masyarakat Kerinci juga menggunakan bahasa sebagai kontrol sosial masyarakatnya yang tertuang dalam bentuk ungkapan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan ungkapan tradisonal masyarakat Kerinci sebagai seni bertutur. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, ungkapan tradisional sebagai seni bertutur yaitu adanya sikap kehati-hatian dalam menyampaikan maksud dan tujuan serta ketidaklangsungan makna atau arti dalam tuturan tersebut yang membuat tuturan tersebut indah. Ungkapan sebagai seni bertutur digunakan untuk melarang, menegur, menasihati, memerintah, menghukum, dan menyatakan aturan dalam masyarakat setempat. Selain itu, ungkapan tradisonal ini sebagai seni bertutur juga digunakan pada prosesi upacara adat Kenduri Seko.
UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI SEBAGAI SUMBER NILAI MORAL UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER (The Traditional Expression of The Kerinci Community as A Source of Moral Values for Character Education) Sovia Wulandari; Mahdi Bahar
Kandai Vol 18, No 1 (2022): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v18i1.2885

Abstract

The Kerinci language is one of the regional languages in Indonesia that still lives and develops in the Kerinci community. The Kerinci community also uses language as a social control for their people, which is expressed in the form of expressions. The purpose of this study was to describe moral values in the traditional expressions of the Kerinci community as a source of moral values for character education. The method used was descriptive qualitative. Based on the research results, the moral values contained in the traditional expressions of the Kerinci community are individual, social, and religious moral values. Examples of individual moral values are honest, open, responsible, obedient, disciplined, diligent. Examples of social moral values are loyalty, helping others, keeping promises, friendly, polite, democratic, fair, considerate, compact. Examples of religious moral values are sincerity, gratitude, optimism, do not confuse the halal and the haram, the good and the bad. These moral values can be used as a source of moral values for character education in educating young people as the next generation of this nationBahasa Kerinci merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia yang masih hidup dan berkembang pada masyarakat Kerinci. Masyarakat Kerinci juga menggunakan bahasa sebagai kontrol sosial masyarakatnya yang tertuang dalam bentuk ungkapan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam ungkapan tradisonal masyarakat Kerinci sebagai sumber nilai moral untuk pendidikan karakter. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, nilai moral yang terdapat dalam ungkapan tradisional masyarakat Kerinci yaitu nilai moral individual, sosial, dan religi. Contoh nilai moral individual yaitu jujur, terbuka, bertanggung jawab, patuh, disiplin, tekun. Contoh nilai moral sosial yaitu setia, menolong orang lain, menepati janji, ramah, sopan, demokratis, adil, tenggang rasa, dan kompak. Contoh nilai moral religi yaitu ikhlas, bersyukur, optimis, jangan mencampuradukkan yang halal dan haram, yang baik dan yang buruk. Nilai-nilai moral tersebut dapat dijadikan sebagai sumber nilai moral untuk pendidikan karakter dalam mendidik anak muda sebagai generasi penerus bangsa ini.
Respons Verbal Anak Usia 5—6 Tahun pada Tindak Tutur Direktif Orang Tua Sovia Wulandari
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Madah
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31503/madah.v9i1.160

Abstract

This study aims to explain the form of speech acts and speech strategies used by parents, as well as verbal responses of children aged 5—6 years on the speech acts of their parents. The method used is qualitative descriptive. The research subjects are children aged 5—6 years in 2012 and their parents. The results of this study indicate that the form of speech acts directive used by parents is enjoin, prohibit, suggest, and ask. The children's verbal response is the children responding positively to speech acts by telling a straightforward strategy with positive politeness and negative politeness; prohibit by a strategy of telling frankly with positive politeness, negative politeness, and vague; suggests with a straightforward strategy of no nonsense and negative politeness; and asks with a strategy of telling frankly with positive politeness gestures. In contrast, the children respond negatively to speech acts by means of a straightforward, frankly vague strategy; prohibit by the strategy of telling frankly without straight forward speaking; suggests a strategy of telling frankly with negative politeness gestures; and ask with a straightforward strategy without any preamble. Based on the results of the study, it can be concluded that parent should not use the strategy to speak frankly without for the act of telling, prohibiting, and asking. Meanwhile, for acts of speech of suggestion, parents should not use the strategy to speak frankly with the politeness of negative politeness because the children respond negatively in the form of rejection.
SKEMA AKTAN DAN STRUKTUR FUNGSIONAL A.J. GREIMAS DALAM CERITA ASAL MULO JAMBI TULO DAN JAMBI KECIK Sovia Wulandari; Dimas Sanjaya; Ririn Dwi Anggraini; Khairunnisa Khairunnisa
Pena Literasi Vol 3, No 1 (2020): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.3.1.50-61

Abstract

Penelitian ini menganalisis skema aktan dan struktur fungsional dari teori A.J. Greimas dalam cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Penelitian ini mendeskripsikan skema aktan dan struktur fungsional cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif. Fokus analisis adalah unsur naratologis pembangun dari cerita rakyat Asal Mulo Jambi Tulo dan Jambi Kecik. Data penelitian diambil langsung ke lapangan pada tanggal 30 November 2019, di RT 10 Kelurahan Jambi Kecik, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muarojambi. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian 1) Penelitian ke lapangan dengan metode simak dan rekam, 2) mentranskripsikan data, 3) menerjemahkan data ke bahasa Indonesia yang baik dan benar, 4) menvalidasi data, 5) menyajikan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya skema aktan, yaitu, subjek, objek, pengirim, penerima, pembantu, dan penentang. Ditemukan pula struktur fungsional, yaitu, situasi awal, transformasi (tahap uji kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan), dan situasi akhir.
UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI: KAJIAN BENTUK DAN TELAAH MAKNA sovia wulan wulandari; hadiyanto hadiyanto
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 2 No. 02 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.324 KB) | DOI: 10.22437/titian.v2i02.5802

Abstract

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pentingnya untuk pendokementasian dan penginventarisasian ungkapan tradisional masyarakat kerinci sebagai bentuk pelestarian bahaya melayu Kerinci. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna ungkapan tradisional masyarakat Kerinci yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pendidikan informal dan kontrol sosial. Metode atau pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang mengutamakan ketajaman analisis terhadap data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk ungkapan yang terdokumentasi sebanyak 125 ungkapan. Ungkapan-ungkapan tersebut ada yang berbentuk peribasa, pepatah, dan kiasan.
Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks dan Simbol) dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar Zainal Sovia Wulandari; Erik D Siregar
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 4 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v4i1.9554

Abstract

Penelitian ini berjudul Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks dan Simbol) Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar Zainal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, menjelaskan dan mendeskripsikan unsur-unsur ikon, indeks dan simbol dalam cerpen Anak Mercusuar karya Mashdar Zainal. Bagaimana relasi antara tanda-tanda dalam cerpen tersebut, yang berupa ikon, indeks dan simbol, itulah yang ingin penulis jelaskan dan deskripsikan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka dengan menerapkan metode kualitatif. Sementara untuk teknik penulisan adalah deskriptif kualitatif, yang memaparkan pembahasan berdasarkan karya sastra. Data yang digunakan berupa teks cerpen Anak Mercusuar karya Mashdar Zainal. Hasil yang didapatkan berupa 4 tanda dalam bentuk ikon, 6 tanda dalam bentuk indeks, dan 3 tanda dalam bentuk simbol. Kata Kunci: semiotika; ikon; indeks; simbol; cerpen
Kode-Kode Narasi Semiotika Roland Barthes dalam Novel dari Jendela SMP Karya Mira Widjaja Ayu Diah Lestary; Warni Warni; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.389 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i1.18421

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan makna kode-kode narasi semiotika Roland Barthes dalam novel Dari Jendela SMP(DJS) karya Mira Widjaja. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka. Data penenelitian berupa leksia yang terdapat dalam novel DJS karya Mira Widjaja. Sumber data yang digunakan novel DJS karya Mira Widjaja yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan ketiga belas yang terbit pada tahun 2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa novel DJS ditemukan kelima kode narasi semiotika Roland Barthes yang juga mengandung beberapa unsur-unsur intrinsik, yaitu: (1) kode hermeneutik berupa teka-teki yang berbentuk pertanyaan dan jawaban teka-teki, (2) kode semik berupa metafora dan konotasi dari latar, tokoh dan penokohan, (3) kode simbolik berupa penyimbolan pada narasi dan tema cerita, kode proaretik berupa runtutan alur dengan rangkaian aksian dan akibat aksian, kode gnomik berupa wujud kebudayaan yang berbentuk gagasan, mitos, etika, tradisi, dan bahasa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah novel DJS karya Mira Widjaja memiliki jenis kode narasi semiotika Roland Barthes yaitu: (1) kode hermeneutik berupa pertanyaan dan jawaban teka-teki, (2) kode semik berupa metafora dan konotasi latar, tokoh dan penokohan, (3) kode simbolik berupa penyimbolan narasi dan tema cerita, (4) kode proaretik berupa runtutan alur dengan rangkaian aksian dan akibat aksian, (5) kode gnomik berupa gagasan, mitos, etika, tradisi, dan bahasa
Tanggapan Pembaca Terhadap Novel ‘00.00’ Karya Ameylia Falensia Eka Nusa Agustin; Yundi Fitrah; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.355 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i1.18754

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan para pembaca terhadap novel 00.00 karya Ameylia Falensia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, adapun pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu resepsi sastra berupa tanggapan pembaca pembaca dari versi cetak dan digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan dari hasil komentar di wattpad para pembaca lebih banyak memberikan tanggapan mengenai tokoh dan penokohan cerita wattpad para pembaca seperti mengomentari bagaimana tokoh Lengkara yang selalu mendapatkan hukuman dari Sang Papa, Nilam yang dibenci para pembaca karena sikapnya yang selalu berusaha agar Lengkara di benci semua orang karena iri dengan apa yang dimiliki Lengkara, tokoh Erik (Papa Lengkara) yang bersikap kasar terhadap anak kandungnya sendiri dan mama tiri yang selalu mendukung dan membela anaknya Nilam, para pembaca juga berkomentar tentang bagaimana bagaimana tokoh lain seperti para sahabat Lengkara Risma, Deo, Geo dan Sekala yang memiliki sifat yang berbeda-beda tetapi selalu baik kepada lengkara walaupun ada beberapa terjadi kesalahpahaman yang terjadi dalam novel 00.00. Pembaca wattpad 00.00 berdasarkan kuesioner rata-rata pembaca berasal dari kalangan remaja (usia belasan) hingga dewasa.