Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PELATIHAN DALAM PENGGUNAAN INFORMED CONSENT PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Arief Setiyoargo; Romaden Marbun
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v4i1.2964

Abstract

This Community Service activity aims to improve the quality of health services through understanding the use of informed consent. This activity begins with an initial assessment of the current state of the field in health care facilities through health workers/health cadres and residents. The initial assessment found that there was still a lack of public knowledge about medical treatment for patients and knowledge related to the use of informed consent in health facilities, especially during the current Covid-19 pandemic, the focus of health services is still centered on health protocols or physical distancing. The activity begins with preparing a plan and schedule of activities as well as the necessary equipment. The form of activities is packaged in the form of materials and videos that are shared via Google Drive online via WhatsApp groups. The activity ended with an evaluation using a google form. The results of community service activities there are as many as 57,69% of citizens' understanding in the good category, 26,92% sufficient and 15,38% less. Activities are going well and need further monitoring. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pemahaman penggunaan informed consent. Kegiatan ini diawali dengan penilaian awal kondisi terkini di lapangan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui petugas kesehatan/kader kesehatan dan warga. Asesmen awal menemukan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan medis bagi pasien dan pengetahuan terkait penggunaan informed consent di fasilitas kesehatan terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini, fokus pelayanan kesehatan masih berpusat pada kesehatan, protokol atau jarak fisik. Kegiatan diawali dengan penyusunan rencana dan jadwal kegiatan serta perlengkapan yang diperlukan. Bentuk kegiatan dikemas dalam bentuk materi dan video yang dibagikan melalui google drive secara online melalui grup WhatsApp. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi menggunakan google form. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat terdapat sebanyak 57,69% pemahaman warga dalam kategori baik, 26,92% cukup dan 15,38% kurang. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu pemantauan lebih lanjut.
PELATIHAN KADER KESEHATAN TENTANG PENGELOLAAN DATA SCREENING KEJADIAN DEPRESI SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN DATA KESEHATAN LANSIA Wisoedhanie Anugrahanti; Romaden Marbun; Nita Dwi Nur Aini
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7222

Abstract

ABSTRAKKegiatan pProgram kmKemitraan Masyarakat “Pelatihan kKader kKesehatan tTentang pPengelolaan dData sScreening kKejadian dDepresi sSebagai uUpaya pPenyediaan dData kKesehatan lLansia merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi kader kesehatan dalam melakukan pengelolaan data hasil screening kejadian depresi pada lansia dengan menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale (GDS). Dalam kegiatan ini, kader diberikan ketrampilan dalam pengelolaan data yang dimulai dari tahap editing, coding, tabulating hingga penyajian data dan interpretasi serta analisis secara deskriptif. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui penyuluhan, demonstrasi dan praktik secara langsung menggunakan instrument GDS. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah seluruh kader kesehatan yang berjumlah kurang lebih 25 kader yang merupakan perwakilan masing-masing RT dan RW di desa Tambakasri. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali pertemuan. Metode pelaksanaan yang diterapkan untuk mencapai tujuan dari program kemitraan ini dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader yang dibuktikan melalui hasil paired t-test yang menunjukkan nilai yang bermakna bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam mengelola data hasil screening kejadian depresi pada lansia memberikan manfaat bagi Desa Tambakasri dalam mengenali dan mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang mungkin muncul di Desa Tambakasri sebagai upaya preventif dalam mencegah terjadinya permasalahan kesehatan dan untuk mewujudkan desa siaga kesehatan.   Kata kunci: kader kesehatan; pengelolaan data; screening; depresi; lansia ABSTRACTProgram Activities of Community Partnerships “PT Training of Healthcare Cadres on dData Management sScreening kDepression Incidences as an Effort to Provide Elderly Health dData is an activity that aims to provide skills for health cadres in managing data from screening results using the Geria instrument for the elderly with depression). In this activity, cadres are given skills in data management starting from the editing, coding, tabulating stages to data presentation and interpretation and descriptive analysis. The method used in this activity is through counseling, demonstration and direct practice using the GDS instrument. The target of community service activities is all health cadres who reach approximately 25 cadres who are representatives of each RT and RW in Tambakasri village. Community service activities are carried out in 3 (three) meetings. The implementation method applied to achieve the objectives of the partnership program starts from the preparation stage, implementation stage and evaluation stage. The results of the activity showed an increase in the knowledge and skills of cadres as evidenced by the results of the paired t test which showed a significant value that there was knowledge between before and before the implementation of community service. An increase in the knowledge and skills of health cadres in managing screening data for depression events provides benefits for Tambakasri Village in recognizing and identifying health problems that may arise in Tambakasri Village as a preventive effort in preventing health problems and to create a health alert village. Keywords: health cadres; data management; screening; depression; elderly.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER KESEHATAN TERKAIT PENTINGNYA PENGKAJIAN DATA KEBIDANAN DALAM REKAM KESEHATAN IBU HAMIL Rea Ariyanti; Romaden Marbun; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7172

Abstract

ABSTRAKProvinsi Jawa Timur, Khususnya Kota Malang belum mampu memenuhi target SDG’s untuk penurunan AKI yang ditergetkan sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. Dusun Sukosari, Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo merupakan salah satu daerah di kabupaten Malang. Kurangnya pengetahuan masyarakat di Dusun Sukosari terkait pentingnya data rekam medis bagi pelayanan kesehatan, menyebabkan masih banyaknya masyarakat di Dusun Sukosari yang tidak jujur dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, padahal hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tindakan yang akan diberikan karena terlambatnya pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan risiko kematian. Dengan dilakukan pemberdayaan kader kesehatan ini diharapkan masyarakat dapat memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan jelas sesuai yang dibutuhkan oleh tenaga Kesehatan. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader dan juga masyarakat terkait pentingnya pentingnya pengkajian data kebidanan dalam rekam Kesehatan ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan metode sosialisasi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan kader kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi meningkat 31%, dimana sebelum diberikan edukasi, rerata nilai pretest sebesar 64.60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai postest menjadi 84.80.  Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya ibu hamil dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: kebidanan; pengkajian data; rekam kesehatan. ABSTRACTEast Java Province, especially Malang City, has not been able to meet the SDG's target for reducing the MMR which is targeted at 70 per 100,000 live births. Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo District is one of the areas in Malang Regency. The lack of public knowledge in Sukosari Hamlet regarding the importance of medical record data for health services, causes there are still many people in Sukosari Hamlet who are dishonest in providing the information needed by health workers, even though this greatly affects the actions to be taken due to delays in decision making that can lead to delays in decision making. increase the risk of death. By empowering health cadres, it is hoped that the community can provide honest, complete, and clear information as needed by health workers. This partnership program aims to increase the understanding of cadres and also the community regarding the importance of reviewing midwifery data in the health records of pregnant women. This activity was carried out 3 times with the method of socialization and interactive discussion to 25 health cadres. From the evaluation results, it is known that the knowledge of health cadres between before and after being given socialization increased by 31%, where before being given education, the average pretest score was 64.60, and after being given education, the average post-test score was 84.80. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness, and encourage the public, especially pregnant women, to provide appropriate information to health workers. keywords: midwifery; data assessment; health record
PELATIHAN DALAM PENGGUNAAN INFORMED CONSENT PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Arief Setiyoargo; Romaden Marbun; Richard One Maxelly
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.5341

Abstract

ABSTRAKKegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pemahaman penggunaan informed consent. Kegiatan ini diawali dengan penilaian awal kondisi terkini di lapangan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui petugas kesehatan/kader kesehatan dan warga. Asesmen awal menemukan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan medis bagi pasien dan pengetahuan terkait penggunaan informed consent di fasilitas kesehatan terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini, fokus pelayanan kesehatan masih berpusat pada kesehatan. protokol atau jarak fisik. Kegiatan diawali dengan penyusunan rencana dan jadwal kegiatan serta perlengkapan yang diperlukan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pendampingan yang dikemas dalam bentuk materi dan video yang dibagikan melalui google drive secara serta diskusi secara online melalui grup WhatsApp. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi menggunakan google form. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat terdapat sebanyak 57,69% pemahaman warga dalam kategori baik, 26,92% cukup dan 15,38% kurang. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu pemantauan lebih lanjut. Kata kunci: tenaga kesehatan; pasien; informed consent. ABSTRACTThis Community Service activity aims to improve the quality of health services through understanding the use of informed consent. This activity begins with an initial assessment of the current state of the field in health care facilities through health workers/health cadres and residents. The initial assessment found that there was still a lack of public knowledge about medical treatment for patients and knowledge related to the use of informed consent in health facilities, especially during the current Covid-19 pandemic, the focus of health services is still centered on health protocols or physical distancing. The activity begins with preparing a plan and schedule of activities as well as the necessary equipment. The activities are carried out by providing counseling and assistance packaged in the form of materials and videos that are distributed via Google Drive as well as online discussions through WhatsApp groups. The activity ended with an evaluation using a google form. The results of community service activities there are as many as 57,69% of citizens' understanding in the good category, 26,92% sufficient and 15,38% less. Activities are going well and need further monitoring. Keywords: health worker; patient; informed consent 
EDUKASI KESEHATAN PADA REMAJA DALAM PENTINGNYA GIZI SEIMBANG DAN AKTIVITAS FISIK DI ERA PANDEMI COVID-19 Romaden Marbun; Sugiyanto Sugiyanto; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.399 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4791

Abstract

ABSTRAKPandemi COVID-19 di Indonesia sangat memberikan dampak pada berbagai sektor di seluruh dunia, tidak terkecuali kenaikan frekuensi Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit atau kondisi medis yang tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya atau dengan pengertian lain merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Masalah gizi lebih atau obesitas merupakan masalah global dan menjadi masalah utama di negara-negara maju dan berkembang karena mengalami peningkatan tiap tahun yang berkaitan dengan penyakit tidak menular. Dari survei awal diketahui pengetahuan para remaja masih kurang terkait Pentingnya Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) . Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keselamatan para remaja dalam masalah gizi dan penyakit tidak menular khususnya di era pandemi covid-19 sekarang. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pemberian materi dan video tentang  Pentingnya Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Era Pandemi Covid-19 . Disetiap akhir kegiatan dilakukan evaluasi terhadap pemahaman remaja. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat terdapat sebanyak 68% pemahaman remaja dalam katergori baik, cukup sebanyak 20% dan kurang sebanyak 12%. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu adanya monitoring lebih lanjut. Kata kunci: Penyakit Tidak Menular (PTM); gizi seimbang; aktivitas fisik; covid-19 ABSTRACTThe COVID-19 pandemic in Indonesia has had a profound impact on various sectors around the world, including the increase in the frequency of Non-Communicable Diseases. Non-communicable disease (PTM) is a disease or medical condition that cannot be transmitted from one individual to another or in other terms is a disease that is not caused by an infectious (non-infectious) process. The problem of over nutrition or obesity is a global problem and is a major problem in developed and developing countries because it has increased every year related to non-communicable diseases. From the initial survey, it was found that teenagers' knowledge was still lacking regarding the importance of balanced nutrition and physical activity in preventing non-communicable diseases (PTM). The purpose of this activity is to improve the safety of adolescents in nutrition and non-communicable diseases, especially in the current Covid-19 pandemic era. This activity is packaged in the form of providing materials and videos about the Importance of Balanced Nutrition and Physical Activity in Efforts to Prevent Non-Communicable Diseases (PTM) in the Covid-19 Pandemic Era. At the end of each activity, an evaluation of the understanding of adolescents is carried out. The results of community service activities were as much as 68% of the residents' understanding was in the good category, 20% enough and 12% less. Activities are running well and further monitoring is needed. Keywords: Non-Communicable Diseases (PTM); balanced nutrition; physical activity; covid-19
UPAYA PENCEGAHAN JUMLAH PENDERITA PNEUMONI DI MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID 19 Nanta Sigit; Romaden Marbun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5386

Abstract

ABSTRAKKegiatan pengadian kepada masyarakat “upaya pencegahan jumlah penderita pneumoni di masyarakat di era pandemi covid 19” dengan bertujuan untuk mengimplementasikan program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompok masyarakat peduli penurunan penderita pneumonia dan menambah ilmu dan perilaku yang baik tentang penatalaksanaan pneumonia. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Pengetatuan kader dan tokoh masyarakat diukur dengan menggunakan kuesioner. Uji perbedaan menggunakan uji paired T-test. Penelitian ini dilakukan pada 46 responden, hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan yang pengetahuan baik yaitu 30,43% dan yang mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu 69,57%. Setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan, yang berpengetahuan baik yaitu 69,57% dan yang pengetahuannya tidak baik yaitu 30,43%. Perbedaan pengetahuan penyakit PNEUMONIA diperoleh nilai (p=0,000) menunjukaan ada perbedaan pengetahuan pneumonia sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang penyakit pneumonia dengan menggunakan media video dan power point.                                                                                                      Kata kunci: penyakit pneumonia; penyuluhan dengan media video. ABSTRACTCommunity service activities "efforts to prevent the number of pneumonic patients in the community in the pandemic covid 19 era" with the aim of implementing community-based programs that facilitate the community in forming community groups to care for the reduction of pneumonia sufferers and to increase knowledge and good behavior regarding pneumonia management. This type of research is a quasi experimental design (quasi-experimental), with a non equivalent control group design. The arrangement of cadres and community leaders was measured using a questionnaire. The difference test used the paired t-test. This research was conducted on 46 respondents, the results of this study showed that before counseling was carried out, those who had good knowledge were 30.43% and those who had bad knowledge were 69.57%. After counseling was done, there was an increase in knowledge, those with good knowledge were 69.57% and those with bad knowledge were 30.43%. The difference in knowledge of pneumonia disease was obtained by value (p = 0.000) indicating that there was a difference in pneumonia knowledge before and after being given education about pneumonia disease using video and powerpoint media. Keywords: pneumonia disease; information with video media.
EDUKASI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) SERTA PAKET MANFAAT BPJS KESEHATAN UNTUK PENYAKIT KRONIS Romaden Marbun; Arief Setiyoargo; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5377

Abstract

ABSTRAKPenyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan Dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam Dunia kesehatan karena penyakit ini merupakan salah satu dari penyebab kematian. Penyakit Tidak Menular juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Pemerintah membuat program pengelolaan program penyakit kronis sebagai upaya pengendalian risiko dan menekan kejadian kasus PTM begitu juga dan dalam rangka mencapai universal health converege Badan Penyelenggara Jaminan Sosial  (BPJS) juga membuat program untuk para pesertanya yang menderita penyakit kronis guna mereduksi kejadian kasus PTM yang dikenal dengan Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang disingkat dengan Prolanis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga terkait Penanggulangan Penyakit Tidak Menular serta Paket Manfaat BPJS Kesehatan untuk Penyakit Kronis. Kegiatan dilakukan dalam bentuk diskusi secara online maupun offline melalui grup whatsapp dan pertemuan terbatas dengan kader kesehatan dan perangkat desa. Dari kegiatan ini masyarakat dan kader kesehatan telah memperoleh pemahaman mengenai Penanggulangan Penyakit Tidak Menular serta Paket Manfaat BPJS Kesehatan untuk Penyakit Kronis. Kata kunci: penyakit tidak menular; badan penyelenggara jaminan sosial ABSTRACTNon-Communicable Disease (PTM) is one of the health problems in the world and Indonesia which is still a concern in the world of health because this disease is one of the causes of death. Non-Communicable Diseases are also known as chronic diseases, they are not transmitted from person to person, they have a long duration and generally develop slowly. The government makes a chronic disease management program as an effort to control risk and reduce the incidence of PTM cases as well and in order to achieve a universal health converege the Social Security Administration (BPJS) has also created a program for participants who suffer from chronic diseases to reduce the incidence of PTM cases known as The Chronic Disease Management Program, abbreviated as Prolanis. This community service activity aims to increase citizens' understanding regarding the Prevention of Non-Communicable Diseases and the BPJS Health Benefit Package for Chronic Diseases. Activities carried out in the form of online and offline discussions through the whatsapp group and limited meetings with health cadres and village officials. From this activity, the community and health cadres have gained an understanding of the Prevention of Non-Communicable Diseases and the BPJS Health Benefit Package for Chronic Diseases. Keywords: non-communicable diseases; social security administering bodies
OPTIMALISASI PEMANFAATAN JAMINAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID-19 Cecilia Widijati Imam; Romaden Marbun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.399 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4794

Abstract

ABSTRAKKegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader dan warga terkait upaya pemanfaatan jaminan kesehatan. Kegiatan diawali pertemuan dengan kader kesehatan. Pengkajian awal didapatkan permasalahan masih kurangnya pemahaman kader dan warga terkait jaminan kesehatan dan belum optimalnya pemanfaatan jaminan kesehatan. Selain itu pandemi covid-19 yang melanda Indonesia ikut memberikan dampak bagi suatu daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan dampak bagi masyarakat tidak hanya ekonomi tetapi juga kesehatan. Masyarakat diharapkan dapat memastikan memiliki perlindungan sosial termasuk jaminan kesehatan, sehingga apabila terjadi kondisi sakit dapat terlindungi baik dari sisi pelayanan kesehatan maupun pembiayaannya. Pada prinsipnya pemerintah ingin pelayanan kesehatan kepada peserta JKN tidak terhambat, terutama memperhatikan kondisi sosial ekonomi saat ini.  Kegiatan dilanjutkan menyusun jadwal kegiatan. Bentuk kegiatan berupa pemberian materi dan video tentang pemanfaatan jaminan kesehatan dalam bentuk diskusi secara online melalui grup whatsapp dan kegiatan diakhiri dengan evaluasi. Dari kegiatan ini kader dan warga telah memperoleh pemahaman mengenai upaya pemanfaatan jaminan kesehatan pada masyarakat. Kata kunci: jaminan kesehatan; pemanfaatan ABSTRACTThis Community Partnership Program activity aims to increase the understanding of cadres and residents regarding efforts to utilize health insurance. The activity began meeting with health cadres. The initial assessment found that the problem was still a lack of understanding by cadres and residents regarding health insurance and the not yet optimal utilization of health insurance. In addition, the Covid-19 pandemic that hit Indonesia also had an impact on an area. Government policies also have an impact on society, not only the economy but also health. The community is expected to ensure that they have social protection, including health insurance, so that if a sick condition occurs, it can be protected both in terms of health services and funding. In principle, the government wants health services to JKN participants not to be hampered, especially considering the current socio-economic conditions. The activity was continued by compiling schedule of activities. The form of activity is in the form of providing materials and videos about the use of health insurance in the form of online discussions through the WhatsApp group and the activity ends with an evaluation. From this activity cadres and residents have gained an understanding of the efforts to utilize health insurance in the community. Keywords: health insurance; utilization
PELATIHAN KADER KESEHATAN TERKAIT PENGGUNAAAN FORMULIR PENILAIAN RISIKO JATUH PADA LANSIA Rea Ariyanti; Romaden Marbun; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.8929

Abstract

ABSTRAKLansia merupakan seseorang yang memasuki usia 60 tahun ke atas. Memasuki usia tua, seseorang akan mengalami kondisi kemunduran fisik salah satunya ditandai dengan penurunan kekuatan otot yang mengakibatkan gerakan menjadi tidak proporsional dan juga berisiko jatuh. Di Indonesia prevalensi cidera jatuh mayoritas terjadi pada penduduk =usia 65 tahun keatas yaitu sebesar 67,1%. Dusun Sukosari merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Malang. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan di Dusun Sukosari dalam menilai risiko jatuh pada lansia menyebabkan kurangnya identifikasi atau penilaian risiko jatuh pada lansia sebagai bentuk upaya pencegahan sedari dini. Dengan dilakukannya pelatihan penilaian risiko jatuh pada lansia di Dusun Sukosari, Desa Pandansari, Poncokusumo, Kabupaten Malang diharapkan kader kesehatan dapat melakukan upaya guna mencegah risiko jatuh pada lansia. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam melakukan upaya identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan metode sosialisasi, praktikum, dan diskusi interaktif mengenai penggunaan formulir penilaian risiko jatuh pada lansia yang dilakukan kepada 30 orang kader kesehatan. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan kader kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan sosiali meningkat sebesar 70%, dimana sebelum diberikan edukasi, rerata nilai pretest sebesar 46,00 dan setelah diberikan edukasi rerata nilai postest menjadi 81,00. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam melakukan identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kata kunci: lansia; formulir penilaian; risiko jatuh. ABSTRACTElderly is someone who enters the age of 60 years and over. Entering old age, a person will experience a condition of physical decline, one of which is marked by a decrease in muscle strength which results in disproportionate movements and is also at risk of falling. In Indonesia, the prevalence of fall injuries mostly occurs in the population aged 65 years and over, which is 67.1%. Sukosari Hamlet is one of the areas in Malang Regency. The lack of knowledge of health cadres in Sukosari Hamlet in assessing the risk of falling in the elderly causes a lack of identification or assessment of the risk of falling in the elderly as a form of early prevention. By conducting fall risk assessment training for the elderly in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency, it is hoped that health cadres can make efforts to prevent the risk of falls in the elderly. This partnership program aims to increase the knowledge and skills of health cadres in identifying the risk of falling in the elderly. This activity was carried out 3 times with the method of socialization, practicum, and interactive discussion regarding the use of the fall risk assessment form in the elderly which was carried out to 30 health cadres. From the evaluation results, it is known that the knowledge of health cadres between before and after being given socialization increased by 70%, where before being given education, the average pretest score was 46.00 and after being given education the average post-test score was 81.00. This activity needs to be done as an effort to improve the ability of health cadres in identifying the risk of falling in the elderly. Keywords: elderly; assessment form; fall risk.
PELATIHAN DALAM PENGGUNAAN INFORMED CONSENT PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Arief Setiyoargo; Romaden Marbun; Richard One Maxelly
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v4i2.1956

Abstract

This Community Service activity aims to improve the quality of health services through understanding the use of informed consent. This activity begins with an initial assessment of the current state of the field in health care facilities through health workers/health cadres and residents. The initial assessment found that there was still a lack of public knowledge about medical treatment for patients and knowledge related to the use of informed consent in health facilities, especially during the current Covid-19 pandemic, the focus of health services is still centered on health protocols or physical distancing. The activity begins with preparing a plan and schedule of activities as well as the necessary equipment. The form of activities is packaged in the form of materials and videos that are shared via Google Drive online via WhatsApp groups. The activity ended with an evaluation using a google form. The results of community service activities there are as many as 57,69% of citizens' understanding in the good category, 26,92% sufficient and 15,38% less. Activities are going well and need further monitoring.   Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pemahaman penggunaan informed consent. Kegiatan ini diawali dengan penilaian awal kondisi terkini di lapangan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui petugas kesehatan/kader kesehatan dan warga. Asesmen awal menemukan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan medis bagi pasien dan pengetahuan terkait penggunaan informed consent di fasilitas kesehatan terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini, fokus pelayanan kesehatan masih berpusat pada kesehatan. protokol atau jarak fisik. Kegiatan diawali dengan penyusunan rencana dan jadwal kegiatan serta perlengkapan yang diperlukan. Bentuk kegiatan dikemas dalam bentuk materi dan video yang dibagikan melalui google drive secara online melalui grup WhatsApp. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi menggunakan google form. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat terdapat sebanyak 57,69% pemahaman warga dalam kategori baik, 26,92% cukup dan 15,38% kurang. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu pemantauan lebih lanjut.