Claim Missing Document
Check
Articles

Sudut Pandang Etika Kristen Menyikapi Pembangkangan Sipil (Civil Disobedience) Sonny Zaluchu
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 1 (2018): Oktober 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v3i1.176

Abstract

Abstract. Disobedience to the government can be realized in two ways. First by peaceful means and second by fighting against using violence. This happens because the interests of the community are sacrificed and or fulfilled so that there is a crisis of relations between the community and the government. This article discusses the ins and outs of the occurrence of civil disobedience and the way it is addressed regarding Christian ethics. Even though Biblical justification is only in favor of the conditional opposition, the reality, the various forms, and practices of opposition to the government take place around us. Especially if we are in a critical situation such as repression or repressive action, our human nature immediately responds. So as Christians, of course, our response must be different. Biblical considerations are our only choice when in crisis and oppression. That's where we determine the attitude towards the government.Abstrak. Pembangkangan terhadap pemerintah dapat diwujudkan dengan dua cara. Pertama dengan cara damai dan kedua dengan melawan menggunakan kekerasan. Hal ini terjadi karena kepentingan masyarakat dikorbankan dan atau terbaikan sehingga terjadi krisis hubungan antara masyarakat dengan pemerintah. Artikel ini membahas tentang seluk beluk terjadinya pembangkangan (civil disobedience) dan cara menyikapinya ditinjau dari sudut pandang etika Kristen. Sekalipun pembenaran Alkitabiah hanya memihak pada penentangan bersyarat, tetapi kenyataan-nya, berbagai bentuk dan praktek penentangan terhadap pemerintah, berlangsung disekeliling kita. Terutama jika kita berada di dalam sebuah situasi kritis seperti penindasan atau tindakan represif, natur manusiawi kita langsung memberikan responnya. Maka sebagai orang Kristen, tentu saja respon kita harus berbeda. Pertimbangan Alkitabiah menjadi satu-satunya pilihan kita saat berada di dalam  krisis dan penindasan. Dari sanalah kita menentukan sikap terhadap pemerintah.
Analisis Narrative Criticism Kisah Simson dan Ironi Kehidupannya di Dalam Kitab Hakim-Hakim Sonny Eli Zaluchu
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 2 No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v2i2.49

Abstract

The story of Samson as Israel's last judge becomes the primary material in the narrative criticism approach as an analytical tool. This story is chosen because it is a complete story and contains many conflicts and irony. The author-speech intent of the story will be examined in the interest of today's readers. The narrative analysis method that the author uses is the background story (background); location and time (setting of time and location); storyline (plot); events and their causes (causal links); character identification; conflicts that have occurred (conflicts); tragic things (irony); relationship with other texts (intertextuality); and main emphasis (point of view). The results show that the story of Samson does not stop at the readers who are the target of the story in the past. Samson's life as a nazir becomes a reflection and an example for today's readers about the importance of respecting, maintaining, and completing every task and call of God in ​​life where God places everyone. Kisah Simson sebagai hakim terakhir Israel menjadi materi primer di dalam pendekatan kritik naratif sebagai alat analisis. Kisah ini dipilih karena merupakan sebuah cerita (stories) yang lengkap dan utuh dan mengandung banyak konflik serta ironi. Maksud penulis-tutur dari kisah tersebut akan diteliti dalam kepentingan pembaca masa kini. Metode analisis naratif yang penulis gunakan adalah latar belakang kisah (background); lokasi dan waktu (setting of time and location); alur cerita (plot); peristiwa-peristiwa dan penyebabnya (causal links); identifikasi karakter melalui tokoh (character identification); konflik-konflik yang terjadi (conflicts); hal-hal tragis (irony); hubungannya dengan teks lain (intertextuality); dan penekanan utama (point of view). Hasil yang diperoleh dari analisis ini memperlihatkan cerita tentang Simson tidak berhenti hanya pada pembaca yang menjadi tujuan kisah di masa lalu. Kehidupan Simson sebagai nazir menjadi refleksi dan teladan bagi pembaca masa kini mengenai pentingnya menghormati, menjaga dan menuntaskan setiap tugas dan panggilan Tuhan di dalam bidang kehidupan dimana Tuhan menempatkan setiap orang.
Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama Sonny Eli Zaluchu
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 4, No 1 (2020): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.851 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v4i1.167

Abstract

Research does not start from the method but must depart from the root of the problem. Formulating precisely the paradigm and background of the research will help researchers design the research design and determine the method to use. In this case, quantitative, qualitative or a mixture of both can use. Through this paper, it explains that religious research and various topics within it are open with various approaches because of their nature as science. This paper builds research insights ranging from understanding the research itself, determining and formulating research problems to choosing the right approach by introducing various methods. Through this paper, it expected that there would be no difficulty in colliding the paradigm in conducting religious research with a qualitative, quantitative or both approaches. Penelitian tidak dimulai dari metode tetapi harus berangkat dari akar permasalahan. Merumuskan secara tepat paradigma dan latar belakang penelitian akan membantu peneliti merancang desain penelitian dan menentukan metode yang akan digunakan. Dalam hal ini, dapat digunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif atau campuran keduanya. Melalui tulisan ini dipaparkan bahwa penelitian agama dan berbagai topik di dalamnya terbuka dengan berbagai pendekatan karena sifatnya sebagai ilmu pengetahuan. Paper ini membangun wawasan penelitian mulai dari pemahaman tentang penelitian itu sendiri, penentuan dan perumusan masalah penelitian hingga memilih pendekatan yang tepat melalui perkenalan terhadap berbagai metode. Melalui paper ini diharapkan tidak terdapat kesulitan benturan paradigma di dalam menjalankan penelitian agama dengan pendekatan kualitatif, kuantitatif atau keduanya.
Human Suffering and Theological Construction of Suffering Sonny Eli Zaluchu
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 2 (2021): July 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.9 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i2.369

Abstract

Suffering, as a natural part of life, will be burdensome and burdensome when we respond in the wrong way. Therefore, it is necessary to have a theological construction so that humans can survive and pass through their sufferings victoriously. This paper aims to build a theological response to human suffering by proposing the presence of a theology of suffering. It can be concluded that through the theology of suffering, suffering humans can accept suffering as God's sovereignty. This theology also builds on the understanding that the way of suffering can identify God. The suffering experienced by humans does not come immediately because it has a unique purpose for everyone. It is also found that in the theology of suffering, God suffered through the death of His Son on the Cross for the benefit of humanity. This paper is written entirely with an analytic approach by relying on various theories and interpretations of Bible verses through in-depth literature studies ABSTRAK: Penderitaan sebagai bagian alami kehidupan, akan menjadi sesesuatu yang membebani dan menjerumuskan ketika ditanggapi dengan cara yang salah. Oleh sebab itu, diperlukan kehadiran sebuah konstuksi teologis agar manusia dapat bertahan dan melewati penderitaanya dengan kemenangan. Paper ini bertujuan untuk membangun tanggap teologis terhadap penderitaan manusia dengan mengusulkan kehadiran teologi penderitaan. Disimpulkan bahwa melalui teologi penderitaan, manusia yang menderita dapat menerima penderitaan sebagai sebuah kedaulatan Tuhan. Teologi ini juga membangun pengertian bahwa Allah dapat dikenali melalui jalan penderitaan. Penderitaan yang dialami manusia tidak hadir serta merta karena memiliki tujuan khas bagi setiap orang. Juga ditemukan bahwa di dalam sebuah teologi penderitaan, Allah ikut menderita melalui kematian anak-Nya di atas Salib untuk kepentingan manusia. Paper ini sepenuhnya ditulis dengan pendekatan analitik dengan mengandalkan berbagai teori dan tafsiran ayat-ayat Alkitab melalui pendalaman kajian pustaka.
Pola Hermenetik Sastra Hikmat Orang Ibrani Sonny Eli Zaluchu
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.923 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.123

Abstract

Sonny Eli Zaluchu, The Hermenetic Pattern of Hebrew Wisdom Literature. Hebrew Wisdom Literature is one of the most distinctive kinds of literature that can found in the Old Testament. Particular hermeneutic patterns are needed to interpret literary books. The writings of the wisdom literature of the Hebrew people are rich in various types of literary styles from being oral traditions to written forms and being part of the Old Testament canon. This paper aims to form a hermeneutic pattern in the form of defining literary categories, capturing the main ideas of the writer, seeing the text in context, and paying attention to the style of language. Studying these four patterns will help the interpreter elevate the meaning of the contents of the literature of Wisdom. Writing presented in a descriptive, analytical form. Sonny Eli Zaluchu, Pola Hermenetik Sastra Hikmat Orang Ibrani. Sastra Hikmat Orang Ibrani adalah salah satu sastra yang sangat khas yang dapat dijumpai di dalam Perjanjian Lama. Diperlukan pola hermenetik khusus untuk melakukan penafsiran terhadap kitab-kitab sastra tersebut. Hal tersebut diper-lukan karena tulisan sastra hikmat orang ibrani kaya dengan berbagai jenis gaya kesusasteraan sejak men-jadi tradisi oral hingga dalam bentuk tertulis dan menjadi bagian dari kanon Perjanjian Lama. Tulisan ini bertujuan merumuskan pola hermenetik berupa menentukan kategori sastra, menangkap gagasan utama penulis, melihat teks di dalam konteks, dan memperhatikan gaya bahasa. Mempelajari keempat pola ter-sebut akan menolong penafsir mengangkat makna dari isi kitab-kitab sastra Hikmat. Tulisan disajikan di dalam bentuk deskriptif analitis.
Personalized Versus Socialized Charismatic Leader: Autobiografi Pelayanan Simson Sebagai Hakim Israel Sonny Eli Zaluchu
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.623 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v3i1.109

Abstract

Kehidupan Simson adalah sebuah studi kepemimpinan yang menarik untuk dikaji. Selama dua puluh tahun menjadi hakim Israel, Simson tampil dengan kekuatan supernatural Allah yang tak tertandingi. Tetapi, awal yang baik itu tidak berakhir dengan tuntas. Simson memerlihatkan kelemahan karakter, dekadensi moral dan pembangkangan terhadap aturan kenaziran yang seharusnya ditaatinya. Simson jatuh ke dalam pelukan berbagai wanita kafir dan kekuatannya hilang akibat rayuan maut Delila. Simson mengira dirinya masih dipakai Tuhan, tetapi kenyataannya berakhir di penggilingan. Penelitian ini merupakan autobiography research yang berfokus pada kehidupan Simson. Framing yang dipergunakan di dalam analisis adalah pendekatan kepemimpinan (leadership). Temuan memerlihatkan bahwa Simson menekankan tipe kepemimpinan personalized charismatic leader. Pengalaman kepemimpinan Simson memberikan dua basis lingkungan yang seharusnya ada di ruang lingkup seorang pemimpin. Pertama basis sosial. Pemimpin yang berada di dalam basis sosial yang baik akan mendapat dukungan moral, emosi dan strategi dari orang-orang yang ada disekitarnya. Melaluinya pemimpin menjalani kekuasannya tidak otoriter, tidak mutlak dan egaliter. Basis kedua adalah lingkungan rohani. Panggilan pelayanan harus diimbangi dengan kehidupan rohani yang kuat. Hanya dengan cara ini seorang pemimpin tetap berada di dalam panggilannya, mengutamakan panggilan dan menjalaninya dengan takut akan Tuhan. Kepemimpinan memang selalu membawa hal-hal korup. Tetapi jika kedua basis ini secara ketat menempel seorang pemimpin, sebesar apapun kekuasaan yang dimilikinya, tetap tidak dapat diselewengkan tanpa diketahui dan dievaluasi.
Riset ‘Leadership Understanding’ Gembala-gembala Peserta Lembaga Kajian Gereja (LKG) Jawa Timur Sonny Eli Zaluchu
BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.424 KB) | DOI: 10.34307/b.v3i1.154

Abstract

The success of an organization lies in the hands of its leaders. The deciding factor is the extent to which a leader correctly understands the definition and functions of leadership. This research conducted by the description method in which data obtained through an online questionnaire to photograph the extent of respondents' understanding, namely shepherds involved in the Church Study Institute (LKG) organization in East Java, regarding leadership. The results found that the LKG participants had the right leadership paradigm and carried out the leadership principles in service. The study also found that shepherds support leadership as successive, meaning that it is not life-long and can be replaced. It was also found that an understanding of leadership is in accordance with the theory of leadership that a leader is not born but is formed.AbstrakKesuksesan organisasi terletak ditangan pemimpinnya. Faktor yang menentukan adalah sejauh mana seorang pemimpin memahami dengan benar definisi dan fungsi-fungsi kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskripsi yang datanya diperoleh melalui kuesioner online, untuk memotret sejauh mana pemahaman responden yaitu gembala-gembala yang terlibat di dalam organisasi Lembaga Kajian Gereja (LKG) di Jawa Timur, mengenai kepemimpinan. Hasil penelitian menemukan bahwa peserta LKG tersebut memiliki paradigma kepemimpinan yang benar dan menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan tersebut di dalam pelayanan. Penelitian juga menemukan bahwa para gembala mendukung kepemimpinan bersifat suksesif, artinya tidak seumur hidup dan dapat tergantikan. Juga ditemukan bahwa pemahaman tentang kepemimpinan sesuai dengan teori kepemimpinan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan tetapi dibentuk.
Analisis Fenomenologi Deskriptif terhadap Panggilan Iman Kristen untuk Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia Dorkas Orienti Daeli; Sonny Eli Zaluchu
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 12 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v1i1.27

Abstract

Sifat majemuk Indonesia berlangsung di dalam segala sisi. Salah satunya adalah kemajemukan di dalam azas kepercayaan dan keberagaman di dalam menganut agama. Di tengah keberagaman seperti itu, kekristenan dituntut untuk menjelaskan dirinya sebagai terang dan garam dunia kepada penganut agama lain dalam semangat kerukunan dan pluralisme. Tulisan ini menyimpulkan bahwa salah satu kunci utama membangun kerukunan adalah mengembangkan sikap dialogis yang terbuka, jujur dan saling percaya antar-umat beragama. Dialog akan membuka pintu yang tertutup akibat sikap saling curiga dan eksklusifisme. Dalam paper ini juga dijelaskan bahwa kerukunan umat beragama bukanlah pilihan melainkan panggilan di dalam keyakinan kristiani untuk menjadi berkat bagi pemeluk keyakinan lain. Analisis dan pengembangan di dalam tulisan ini dilakukan dengan model fenomenologi deskriptif.
Batsyeba: dari selingkuhan menjadi ibu Suri dan leluhur Kristus Sonny Zaluchu; Mesiwarati Waruwu; Martina Novalina
Khazanah Theologia Vol 3, No 3 (2021): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v3i3.12710

Abstract

This study analyzes cases of adultery in the Bible between David, the King of Israel, and Bathsheba, the wife of one of his officers. The approach taken for analysis is a mixed narrative analysis with psychology and sociology perspectives. However, the theological frame remains the mainframe in the discussion, especially in finding the motive behind Bathsheba's desire to grant all of David's requests. The result is the conclusion that this narrative should not stop after sin and adultery. Without realizing it, both Bathsheba and David turned out to be in a divine setting that it could only read in the ending of the New Testament, where the descendants of David and Bathsheba became an essential element in the lineage of Judah that gave birth to Jesus the Messiah.
Manifestasi Kehadiran Tuhan di dalam Teologi Kristen: Dari Tabernakel Musa ke Bait Allah yang Hidup Sonny Zaluchu
Khazanah Theologia Vol 3, No 1 (2021): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v3i1.11158

Abstract

This paper aims to prove that the manifestation of God's presence in the Old Testament (OT) is not something final. The climax of God's presence among His people is seen in the coming of Jesus into the world through the incarnation. Through this paper, it is explained that even though God is transcendent in Christian theology, He is also immanent at the same time. God's transcendence cannot be separated from his immanent nature and vice versa. The main data used in this research is through a literature review. The results obtained from the literature review were compiled through the Integrative Critical Analysis (ICA) approach to meet the research objectives. The main conclusion is, theologically, the Christian is the abode of the true God.