Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN PENGGUNAAN TANAMAN OBAT UNTUK GANGGUAN NEUROMUSKULAR PADA MASYARAKAT DI GUGUS PULAU BANDA NEIRA, PULAU AMBON, DAN SERAM SELATAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Siska Teurupun; Maria Nindatu; Laura B. S. Huwae
Molucca Medica VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2020
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.36 KB) | DOI: 10.30598/molmed.2020.v13.i1.12

Abstract

Pendahuluan. Gangguan neuromuskular mencakup gangguan pada otak, korda spina, saraf perifer, dan gangguan pada otot. Faktor risiko terhadap keluhan gangguan neuromuskular diantarannya faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan. Pekerjaan yang memiliki risiko besar adalah nelayan dan petani. Tatalaksana dapat berupa tatalaksana farmakologi dan nonfarmakologi yang mencakup penggunaan tanaman obat. Tujuan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan tanaman obat untuk gangguan neuromuskular pada masyarakat di gugus pulau Banda Neira, pulau Ambon, dan Seram Selatan Kabupaten Maluku Tengah. Metode.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif, menggunakan data sekunder survei pola penyakit dan faktor risikonya pada masyarakat pesisir daerah kepulauan di Kabupaten Maluku Tengah Gugus Pulau V, VI, dan VII Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura tahun 2016. Sampel penelitian diambil dari 900 responden. Pengumpulan data didapat dari data sekunder dan dianalisis dengan piranti lunak IBM SPSS Statistics 22. Hasil. penelitian menunjukkan persentase tertinggi gangguan neuromuskular pada seluruh gugus pulau adalah nyeri otot (12,7%), persentase penggunaan tanaman obat untuk berbagai keluhan gangguan neuromuskular pada masyarakat diseluruh gugus pulau sebanyak 16,7%, tertinggi pada gugus pulau V (18,5%) dan jenis tanaman obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi keluhan neuromuskar untuk ketiga gugus pulau yaitu campuran daun-daunan 41,3%, daun kumis kucing 26%, dan daun sambiloto 12%.
PREVALENSI KASUS CEDERA KEPALA BERDASARKAN KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHANNYA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON PADA TAHUN 2018 Noviyanter Siahaya; Laura B. S. Huwae; Ony W. Angkejaya; Johan B. Bension; Jacky Tuamelly
Molucca Medica VOLUME 13, NOMOR 2, OKTOBER 2020
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.702 KB) | DOI: 10.30598/molmed.2020.v13.i2.14

Abstract

Cedera kepala merupakan kasus trauma yang paling sering terjadi setiap harinya. Insidensinya sebesar 75-200 kasus/ 100.000 populasi. Berdasarkan derajat keparahannya, cedera kepala dapat diklasifikasikan menjdi cedera kepala ringan (CKR), cedera kepala sedang (CKS), dan cedera kepala berat (CKB). Klasifikasi ini berdasarkan penilaian Glassgow Coma Scale (GCS) dengan melihat indikator respon mata, verbal, serta respon motorik seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kasus cedera kepala berdasarkan klasifikasi derajat keparahannya pada pasien rawat inap di RSUD dr. M. Haulussy Ambon pada tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2019 - Januari 2020 di instalasi rekam medik dengan teknik total sampling. Hasil penelitian, yaitu jumlah sampel yang didapat adalah 111 pasien, kasus terbanyak adalah CKS (46,84%), paling banyak pada kelompok usia 15-24 tahun (33,33%), jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami cedera kepala (75,68%), etiologi yang paling sering adalah kecelakaan lalu lintas (72,97%), komorbid yang paling banyak adalah pada pasien tanpa komorbid sebanyak 59 pasien (53.15%), Mortality rate sebesar 10,81%.
JENIS LEUKOSIT MENCIT (Mus musculus) PASCA STRES AKUT DENGAN PERLAKUAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA (Myristica fragrans Houtt) Zulhaimi Hendrajid; Yuniasih M. J. Taihuttu; Parningotan Y. Silalahi; Laura B. S. Huwae; Vina Z. Latuconsina
PAMERI Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.865 KB) | DOI: 10.30598/pamerivol2issue2page103-116

Abstract

Glucocorticoid represent a kind of stress hormone that suppressed the normal immune response by blockade T-Helper 1 cell program that has function to produce gamma interferon. Glucocorticoid could give some impact like losing weight, immunodeficiency, and change the differentiation of leukocyte. This fruit of nutmeg (Myristica fragrans Houtt) is a traditional plant in Maluku and contains secondary metabolite compounds that can induce the secretion of immune system (immunomodulatory). This research has a target to discover the number of mice leukocyte and its various cell that will be induced by stress itself and will be given ethanol extract of nutmeg seed. This research considers as pure experimental with posttest only control group design. 30 mice divided into 5 different groups, which are normal control (KN), negative control (stress), positive control (stress+0.2 Alprazolam), ethanol extract of nutmeg seed 4% (P1) and 16% (P2). Group control of K-, K+, P1, P2 were stress inducted using FST method for 6 minutes, and then give orally all the treatment for 7 days long and at the 8th days the blood collected intracardially. The counting process held as manual observation. The data analyzed by using ANOVA. The result of this research shows that P1 on the experiment could decrease the presentation of neutrophil, increase the presentation of monocyte and lymphocyte, meanwhile on P2 could decrease the presentation of neutrophil and monocyte, increase the presentation of lymphocyte and has no effect to the percentation of eosinophil and basophil. We can conclude that the giving of ethanol extract of nutmeg seed didn’t give a specific effect to the average mount of neutrophil, monocyte, lymphocyte, eosinophil, and basophil (p>0.05).