Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Optimalisasi Penulisan Sitasi dan Daftar Pustaka Pada Lembar Tugas Mahasiswa Jurusan Keperawatan Verra Widhi Astuti; Zul Amri
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 1 (2020): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v2i1.41

Abstract

Menulis sitasi dan daftar merupakan suatu penghargaan atau suatu bentuk pengakuan seorang penulis kepada ide-ide, kata-kata, atau karya orang lain dan juga dapat mencegah tindakan plagiarisme. Issue plagiarisme ini sangatlah meresahkan, karena mahasiswa dapat dikatakan gagal dalam ujian karya tulis ilmiah jika diketahui melakukan plagiarism. Untuk itu penulis melakukan optimalisasi penulisan sitasi dan daftar pustaka melalui kegiatan edukasi pada mahasiswa Jurusan Keperawatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa kegiatan edukasi penulisan sitasi dan daftar pustaka dapat meningkatkan secara signifikan pengetahuan mahasiswa tentang penulisan sitasi dan daftar pustaka. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara teratur dan berkesinambungan di Jurusan Keperawatan untuk meningkatkan kemampuan menulis ilmiah bagi mahasiswa.
PREVALENSI DAN ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG Verra Widhi Astuti; Tasman Tasman; Lola Felnanda Amri
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 9 No 1 (2021): Edisi Januari - Juni 2021
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53345/bimiki.v9i1.185

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Hipertensi disebut sebagai "silent killer" artinya dapat menyebabkan kematian secara diam-diam. Hanya melalui pengukuranlah deteksi dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo, Padang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada masyarakat usia > 18 tahun di wilayah Kerja Puskemas Nanggalo dengan sampel sebanyak 438 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi di masyarakat Wilayah Kerja Nanggalo tahun 2019 sebesar 13,7 yang terdiri dari 10,7% hipertensi stage 1 dan 3% hipertensi stage 2. Sedangkan 19,2% responden sudah memasuki tahap pra hipertensi. Responden paling banyak pada usia produktif yaitu pada rentang usia 18-50 tahun; responden antara laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama; sebagian besar memiliki status gizi (IMT) normal (64,2%), sebagian besar responden beraktivitas fisik secara rutin (77,9%); sebagian besar responden tidak merokok (61%); dan konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan rendah lemak jenuh hampir sama. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara usia, berat badan (IMT) dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Serta tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan makan makanan berlemak jenuh dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran responden terhadap faktor-faktor risiko hipertensi. Kata kunci: Faktor risiko, hipertensi, prevalensi. ABSTRACT Introduction: Hypertension is called the "silent killer" which means it can cause death silently. Therefore, detection can only be done through measurement. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the risk factors that influence hypertension in the working area of ​​the Nanggalo Community Health Center, Padang. Methods: This study used an analytic survey method with a cross sectional approach. The research was conducted on people aged> 18 years in the working area of ​​Puskemas Nanggalo with 438 respondents as a sample. Result: The results showed that the proportion of hypertension in Nanggalo Work Area was 13.7 consisting of 10.7% stage 1 hypertension and 3% stage 2 hypertension. While 19.2% of respondents had entered the pre hypertension stage. Most respondents are in productive age, namely in the age range 18-50 years; the number of respondents between men and women is almost the same; most of them had normal nutritional status (BMI) (64.2%), most of the respondents had regular physical activity (77.9%); most of the respondents do not smoke (61%); and consumption of foods high in saturated fat and low in saturated fat is about the same. Conclusion: There is a significant relationship between age, body weight (BMI) and physical activity with the incidence of hypertension. And there is no significant relationship between gender, smoking habits, and eating saturated fatty foods with the incidence of hypertension. The results of this study are expected to be able to increase respondents' awareness of risk factors for hypertension. Keywords: Hypertension, prevalence, risk factor
EDUKASI KESEHATAN TERSTRUKTUR DAN STIGMA MASYARAKAT PADA KLIEN TB PARU Verra Widhi Astuti; Astuti Yuni Nursasi; Sukihananto Sukihananto
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 14 No 2 (2019): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v14i2.416

Abstract

Latar Belakang: Stigma masyarakat merupakan salah satu penghalang keberhasilan pengendalian TB paru. Stigma masyarakat muncul akibat kesalahpahaman masyarakat mengenai TB paru dan penularannya. Hal ini mendorong tenaga kesehatanuntuk mengembangkan intervensi guna menurunkan kesalahpahaman dan pada akhirnya akan menurunkan stigma masyarakat, salah satunya adalah edukasi kesehatan terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi edukasi kesehatan terstruktur terhadap stigma masyarakat pada klien TB paru di kabupaten Bogor, Indonesia. Metode: Desain penelitian kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group. Penelitian dilakukan 41 responden untuk masing-masing kelompok. Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling untuk memilih wilayah dengan jumlah kasus tertinggi dan responden dipilih dengan simple random sampling. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa edukasi terstruktur secara signifikan menurunkan stigma masyarakat (p value = 0,0005). Kesimpulan: Edukasi kesehatan terstruktur menurunkan stigma masyarakat. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan alternatif pilihan intervensi keperawatan komunitas yang dapat diberikan kepada masyarakat untuk mengurangi stigma pada klien TB paru.
Google Trend Seminggu Pasca Kebijakan Antisipatif dalam Cegah Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Rati Purnama Sari; Verra Widhi Astuti; Indri Ramadini; Nurul Aziza Ath Thaariq; Nindy Audia Nadira; Evi Lestari Siaban; Yudistira Afconneri
Jurnal Sehat Mandiri Vol 18 No 1 (2023): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 18, No.1 Juni 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jsm.v18i1.949

Abstract

There will be an increase in cases of Acute Kidney Disease (ARF) in children in 2022. As of October 18 2022, 189 cases were found, the majority of which were in children aged 1-5 years. The sudden increase in cases of ARF in children is thought to be related to intoxication of drug syrup containing ethylene glycol (EG) and diethylene glycol (DEG) contaminants. As an anti-addictive measure, the government stipulates a ban on the use of syrup in children.This study aims to obtain information about google trends a week before and after the release of anticipatory policies on efforts to prevent mysterious acute kidney failure in children. Secondary data analysis was carried out using the data reading feature from Google Trends. This search reflects the changing trend of search interest on Google related keywords. Keywords are selected and 5 keywords are taken that show the most searches. The 5 keywords are "acute kidney failure", "syrup medicine", "prohibited drug", "paracetamol" and "prohibited syrup drug". The conclusion is Searches with these keywords are evenly distributed in all regions in Indonesia. The increase in searches based on Google Trends represents the public's interest in accessing health information. Recommended the use of online information media as a media for health information needs attention and the need for literacy education for the public so they can choose the right information.
Caring Training on Caring Behavior and Nurse Work Culture at RSUP. Dr. M. Djamil Padang Yessi Fadriyanti; Verra Widhi Astuti; Mira Susanti; Defia Roza; Yosi Suryarinilsih; Tasman Tasman
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.424 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.896

Abstract

Quality nursing services require nurses to work in a professional and standardized manner, where the service focuses on the patient and has to be comprehensive. The best nursing services can be realized by caring behavior which is fundamental to the nursing profession. The design of this research is “Quasi-experimental with One Group pretest-posttest design”. The study was conducted on 50 nurses in four wards selected by proportional random sampling. Data were analyzed with proportions and Paired T-Test. The results showed that there was significant differences caring domain such as cognitive abilities (p = 0.000), affective abilities (p = 0.000), psychomotor abilities (p = 0.000), and also work culture (p = 0.000) after being given caring training. It means that caring training can improve caring behavior and work culture. It is expected that the hospital will conduct caring training for all nurses for a minimum of 1 day with the training method carried out by lectures, questions and answers, role play/demonstrations, discussions and using the caring module as nurse guidance for caring behavior. Abstrak: Pelayanan keperawatan yang berkualitas menuntut perawat untuk bekerja secara profesional dan terstandar, dimana pelayanan berfokus pada pasien dan harus komprehensif. Pelayanan keperawatan yang terbaik dapat diwujudkan dengan perilaku caring yang merupakan dasar dari profesi keperawatan. Desain penelitian ini adalah Quasi eksperimental dengan desain One Group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan pada 50 perawat di empat bangsal yang dipilih secara proporsional random sampling. Data dianalisis dengan proporsi dan Paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada domain caring sepertikemampuan kognitif (p = 0,000), kemampuan afektif (p = 0,000), kemampuan psikomotorik (p= 0,000), dan juga budaya kerja (p = 0,000) setelah diberikan pelatihan caring. Artinya pelatihan caring dapat meningkatkan perilaku caring dan budaya kerja. Diharapkan pihak rumah sakit melakukan pelatihan caring kepada seluruh perawat minimal satu hari dengan metode pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, role play/demonstrasi, diskusi dan menggunakan modul caring sebagai pedoman perawat berperilaku caring.