Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Sosialisasi Sistem Akreditasi dan Keterbutuhan Dokumen Akreditasi Pada PKPPS Khidmatusunnah Karsiwan Karsiwan
Jurnal Pengabdian Masyarakat (abdira) Vol 2, No 2 (2022): Abdira, April
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v2i2.140

Abstract

The accreditation of Islamic boarding school education units is a real effort that needs to be done by religious education providers. The purpose of this service activity is as an effort to provide understanding and awareness of the quality of Islamic boarding school educational institutions. The method used in this community service activity is the community education method by providing socialization of the importance of the accreditation document given to PKPPS Khidmatusunnah as the target of the activity. The results of this community service activity include 1) the implementation of accreditation for the PKPPS group that is included in the PKBM non-formal education category, and is included in the BAN PAUD and PNF accreditation systems in each province; 2) Socialization of the accreditation assessment system and the need for accreditation documents is expected to be able to raise awareness of the importance of accreditation in educational institutions as a form of institutional accountability to the community; 3) the need for accreditation documents as national education standards consist of eight main standards, namely content standards, graduate competency standards, process standards, educational assessment standards, facilities and infrastructure standards, educators and education personnel standards, education management standards, and education financing standards
Kejayaan Lada Hingga Praktek Perburuhan di Lampung Abad ke XVIII Hingga Abad XX Karsiwan Karsiwan
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 5, No 1 (2020): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ttjksi.v5i1.2710

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kejayan lada Lampung dan praktek perburuhan yang terjadi di dalamnya, dari abad XVIII-XX. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, dengan empat unsur utama yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena menggunakan sumber dari data hasil tinjauan pustaka dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengumpulan data, kejayaan lada Lampung dan praktek perburuhan yang terjadi di dalamnya dari abad XVI-XX merupakan dua hal yang saling mendukung. Lada di Lampung dikenal dengan sebutan Lampung Black Papper karena kualitas dan ketenarannya, di masa Kesultanan Banten budidaya lada berkembang pesat dengan banyaknya perintah penanaman lada oleh Sultan melalui piagam yang dikirimkan ke pemimpin adat (Punyimbang).  Pada awalnya praktek perburuhan di Lampung dilakukan secara sukarela, pada masa awal budidaya lada, dan berubah sejak Lampung berada di bawah Kesultanan Banten dengan perintah penanaman lada yang semakin besar, setelah kedatangan kolonialisme Belanda. Perburuhan masa itu terbagi menjadi tiga kelas yakni, 1) Buruh Lepas, 2) Buruh Bebas, 3) Buruh Kontrak.
Kebijakan Pendidikan Pemerintah Kolonial Belanda pada Masa Politik Etis di Lampung Karsiwan Karsiwan; Lisa Retno Sari; Lisa Retno Sari
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 6, No 1 (2021): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ttjksi.v6i1.4375

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan pemerintah kolonial Belanda dalam bidang pendidikan pada masa politik etis di Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan teknik pengumpulan data melalui teknik studi kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa Penyelenggaraan pendidikan pada masa politik etis semakin masif sejak Gubernur Jenderal Van Heutz mengizinkan pendirian sekolah-sekolah desa, dengan sumber pembiayaan oleh masyarakat desa. Pembangunan sekolah, pengadaan tenaga pengajar dan anggaran gaji guru bersumber dari keuangan desa. Subsidi biaya penyelenggaraan pendidikan di Lampung baru diberikan pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1922 hingga 1942. Jumlah keseluruhan sekolah yang tercatat di Karesidenan Lampung terdiri dari 42 sekolah desa, 4 sekolah rakyat dan 6 sekolah lanjutan yang tersebar di Onder Afdeling Teluk Betung dan Kota Agung.
Pendampingan Program Studi dan Unit Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro melalui Kegiatan Sistem Audit Mutu Internal (AMI) Berbasis Online Tusriyanto Tusriyanto; Kisno Kisno; Suryadi Suryadi; Muhammad Mujib Baidhowi; Hotman Hotman; Karsiwan Karsiwan; Sarah Ayu Ramadhani; Fitri Sari
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): Januari-Juni 2022
Publisher : Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/d.v4i1.4438

Abstract

The purpose of the higher education quality assurance system is to ensure the fulfillment of higher education standards systemically and sustainably so that a culture of quality grows and develops. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) must implement the Internal Quality Assurance System to control and improve the implementation of higher education in a planned and sustainable manner. One of the most important processes of the internal quality assurance system is the evaluation activity carried out through the Internal Quality Audit whose purpose is to see the suitability between the implementation of higher education with higher education standards and standards set by universities. Internal Quality Audit is a form of self-evaluation and as a form of preparation for the internal audit conducted by BAN-PT and other accreditations. Internal Quality Audit activities are carried out by the Quality Assurance Institute of IAIN Metro as the leading sector. The technical implementation is carried out online starting with internal coordination activities, instrument socialization (auditors and auditees) through zoom meetings related to filling out data forms (auditees) and assessment forms (auditors). The scheduled audit implementation is given to each auditor and auditee, the process is carried out through a zoom meeting with the technical room division (breakout room) where each auditee enters the room that has been determined together with the auditor. The results of the auditor's assessment that have been collected at the Quality Assurance Institute were analyzed qualitatively by averaging the results based on the indicators in the assessment instrument. The implementation of the Internal Quality Audit at IAIN Metro online as a whole went well thanks to the cooperation of the entire Quality Assurance Institute team, all institutional leaders as well as auditors and auditees. The implementation of Internal Quality Audit is a fixed price because if it is not carried out every year, it will result in the non-accreditation of all study programs. Keywords: Internal Quality Audit, Auditor, Auditee, online
PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI KABUPATEN PRINGSEWU Wardani Wardani; Karsiwan Karsiwan; Atik Purwasih; Anita Lisdiana; Welfarina Hammer
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.613 KB)

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkann profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan praktik pembelajaran merupakan alternatif bagi pengembangan kualitas pembelajaran yang berorientasi kemaslahatan peserta didik. Disis lain bisa meningkatkan kemampuan guru dalam perbaikan praktek pembelajaran sekaligus sebagai bahan penulisan karya ilmiah. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan pendekatan kolaboratif-partisipatif dialogis meliputi pelatihan in house training (ceramah, tanya jawab, diskusi) untuk penyampaian materi, praktek langsung untuk pembuatan proposal penelitian tindakan kelas, mengujicoba, praktek penulisan karya ilmiah. Supervisi dan kunjungan untuk memastikan berjalannya hasil pelatihan dan mendapat dukungan sumber daya dalam kelanjutan pelaksanaan perbaikan mutu pembelajaran.
SAGATA SEBAGAI IDENTITAS TRADISI LISAN MASYARAKAT LAMPUNG Karsiwan Karsiwan; Lisa Retno Sari; Adelia Azzahra
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/pjhpish.v8i2.250

Abstract

Sagata merupakan warisan budaya masyarakat Lampung berbentuk tradisi lisan. Sagata secara umum memiliki bentuk seperti pantun atau puisi dan dilantunkan dalam komunikasi dan interaksi baik antarindividu maupun antarkelompok, dan tak jarang sebagai pelengkap prosesi adat-istiadat masyarakat Lampung Pesisir. Penelitian ini mendeskripsikan sagata sebagai identitas budaya berbentuk tradisi lisan pada masyarakat Lampung Pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan 1) tradisi lisan sagata sebagai bagian integral hasil budaya masyarakat Lampung Pesisir, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ajaran agama, nilai, dan norma yang berkembang dalam masyarakat yang hidup danberkembang pada masyarakat khususnya Lampung Pesisir; 2) sagata memiliki beberapa bentuk, yakni Sagata Sanak Ngebabang (pantun anak-anak), sagata buhaga (pantun percintaan), c) sagata nangguh (pantun membuka atau menutup kegiatan), d) sagata lalagaan (pantun berolok-olok atau kocak), e) sagata nyindekh (pantun sindiran), dan f) sagata hahiwang (pantun duka cita), dan 3) sagata masih dijumpai sebagai pelengkap pada upacara sakral seperti upacara pernikahan, acara muli mekhanai, khitanan sebagai media memberi nasihat, amanat, dan pesan kehidupan.
Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPS Berbasis Kearifan Lokal di Lampung Karsiwan Karsiwan; Lisa Retnosari; Anita Lisdiana; Wellfarina Hamer
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 4 No 1 (2023): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v4i1.6612

Abstract

Kearifan lokal merupakan beragam pengetahuan, tradisi baik lisan maupun tulisan, keterampilan, kecerdasan, proses dan dinamika sosial, ajaran, tradisi, nilai dan norma, dan adat istiadat lokal yang terdapat dalam suatu masyarakat. Kearifan lokal Lampung merupakan nilai-nilai luhur budaya yang bersumber dari falsafah hidup orang Lampung. Tujuan dari penelitian ini ialah bagaimana penguatan pendidikan karakter melalui materi IPS dengan menambahkan muatan materi kearifan lokal yang sesuai dengan tema-tema yang terdapat pada mata pelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah literature review dengan menyandingkan materi IPS dengan nilai kearifan lokal Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan mengintegrasikan muatan kearifan lokal dengan materi IPS yang tersedia, 2) integrasi muatan materi kearifan lokal dimungkinkan dengan memberikan penguatan materi IPS dengan lingkungan sosial, nilai sejarah dan budaya sehingga menjadikan pelajaran menjadi nyata dan lebih bermakna bagi peserta didik, dan 3) penambahan muatan kearifan lokal pada mata pelajaran IPS mampu memberikan penguatan pendidikan karakter pada diri peserta didik sehingga semakin meneguhkan dan menguatkan identitas peserta didik yang berkarakter.