Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT INAP di SMF THT-KL RSU PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE JANUARI 2011 – DESEMBER 2011 Gontung, Brammy B.; Palandeng, Ora I.; Pelealu, Olive C. P.
JURNAL KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK JKKT Volume 3 Nomor 3 (2015)
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya penyakit tidak menular turutama diakibatkan oleh perubahan pada pola makan dan gaya hidup. Pola makan telah bergeser dari pola makan yang mengandung banyak karbohidrat dan serat sayuran menjadi pola makan di mana komposisi makanan menjadi terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat. Oleh karena itu sistem kesehatan di Indonesia juga harus meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Dimana, kualitas yang buruk dan inefisiensi masih merupakan masalah utama. Inefisiensi dan buruknya kualitas dalam sektor kesehatan ini telah mengakibatkan rendahnya tingkat fasilitas sektor publik dan sektor swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit penderita rawat inap di SMF THT-KL RSU PROF KANDOU Periode Januari 2011 – Desember 2011 dan penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif retrospektif. Sampel penelitian ini adalah seluruh penderita rawat inap di SMP THT-KL RSU PROF KANDOU. Data ini dikumpulkan melalui catatan medik rumah sakit. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat jumlah pasien rawat inap 251 orang yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 154 orang dan perempuan 97 orang. Pasien rawt inap terbesar pada kelompok  usia 1-9 tahun dengan persentasi 21,51% yang terdiri dari laki-laki 11,55% dan perempuan 9,96%. Sedangkan pasien rawat inap terendah terdapat pada kelompok umur ≥70 tahun yaitu 1,19% yang terdiri dari laki-laki dan perempuan 0,39%. Sepuluh penyakit terbanyak yaitu faringitis akut, epistaksis, tonsillitis, karsinoma nasofaring, tonsilofaringitis, disfagia, sinusitis, rhinofaringitis, korpus alienum esophagus, dan polip nasi.   Kata Kunci: Pola Penyakit, Layanan Kesehatan, Penderita Rawat Inap
KESEHATAN TELINGA DI SEKOLAH DASAR INPRES KEMA 3 Fabanyo, Fira Ardianti; Pelealu, Olivia; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.11029

Abstract

Abstract:Ears are one of the most important organs in human body, we got 20% information from both ears daily. When something wrong happens, the process of receiving information will be interrupted.The purpose of this research is to collect the data by doing survey about ears health of the student in Inpres Kema 3 Elementary School.This research used the observational descriptive method with cross sectional approach. Total respondens of the research are 24 persons. The result showed there are 11 children have cerumen in the right ear and 9 children in the left ear. Then in Timpani membrane examination, there are 6 children with the right hazy ears and 8 children with the left hazy ears. There is 1 children with retraction ear,1 children had hyperemia in the right ear and there is 1 children have a perforation in the left ear.Conclusion: Most of results on respondens are normalKeywords: health survey, ears examinationAbstrak:Telinga merupakan salah satu alat indra yang penting, dari indra pendengaran kita menyerap sebesar 20% informasi dari kehidupan sehari-hari. Jika terdapat gangguan pada indra pendengaran maka proses penerimaan informasi tersebut akan pula terganggu.Tujuan penelitan ini yaitu untuk mendapatkan data survei mengenai gambaran kesehatan telinga pada anak-anak SD Inpres Kema 3. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional, dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 24 orang.Hasil penelitian didapatkan hasil terbanyak adalah serumen pada 11 orang di telinga kanan dan serumen telinga kiri sebanyak 9 orang. Pada pemeriksaaan membran timpani ini ditemukan hasil suram telinga kanan sebanyak 6 orang dan suram telinga kiri sebanyak 8 orang. Terdapat retraksi telinga kanan sebanyak 1 orang, Hiperemis pada telinga kanan sebanyak 1 orang, dan perforasi di telinga kiri sebanyak 1 orang Simpulan: Sebagian besar hasil pada responden penelitian adalah normal.Kata Kunci : survey kesehatan, pemeriksaan telinga
AMBANG PENDENGARAN RATA–RATA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS di POLIKLINIK ENDOKRINOLOGI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO Wuwung, Febrina R.; Palandeng, Ora I.; Pelealu, Olivia C. P.
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.6510

Abstract

Abstract: Diabetes mellitus is a group of chronic metabolic disease which can affect nearly every organ system in the body. Complications of this disease are diverse and include retinopathy, nepropathy and neuropathy. It has a high prevalence and continued to increase. The relationship between diabetes mellitus and hearing loss have been studied. This study aimed to obtain the average of hearing threshold in patients with diabetes mellitus. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. Total 38 diabetes mellitus patients were included in the study. Hearing threshold obtained based on air conduction pure tone audiometry average at 500, 1000, 2000, and 4000 Hz. The results showed that subjects were 65.8% females and 32.4% males. There were 9 subjects (23.6%) with normal hearing, 24 subjects (63.2%) with bilateral hearing loss, and 5 subjects (13.2%) with unilateral hearing loss. Of the 29 subjects with hearing loss, the levels were mild and moderate. None of the subjects had moderately severe, severe, or profound. Conclusion: The majority of subjects in this study had hearing loss.Keywords: diabetes mellitus, hearing threshold, pure tone audiometryAbstrak: Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik yang dapat mempengaruhi hampir setiap sistem organ dalam tubuh. Komplikasi penyakit ini beragam, termasuk retinopati, nefropati dan neuropati. Prevalensinya cukup tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat. Terdapat beberapa penelitian yang menghubungkan diabetes melitus dan gangguan pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ambang pendengaran rata – rata pada penderita diabetes melitus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain penelitian potong lintang. Sampel total ialah 38 pasien diabetes melitus. Ambang pendengaran rata – rata diperoleh berdasarkan hantaran udara audiometri nada murni rata-rata pada frekuensi 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa subjek penelitian 65,8% perempuan dan 34,2% laki – laki. Terdapat 9 orang (23,6%) yang mempunyai pendengaran normal, 24 orang (63,2 %) mengalami gangguan pendengaran bilateral dan 5 orang (13,2%) dengan gangguan pendengaran unilateral. Dari 29 subjek penelitian dengan gangguan pendengaran mengalami gangguan pendengaran kategori ringan dan sedang. Tidak ditemukan subjek penelitian dengan gangguan pendengaran kategori sedang berat, berat atau sangat berat. Simpulan: Mayoritas subjek penelitian mengalami gangguan pendengar.Kata kunci: ambang pendengaran, audiometri nada murni, diabetes melitus
Kesehatan telinga pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Manado Sheriman, Erynne G.M.; Mengko, Steward K.; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14218

Abstract

Abstract: Ear is one of the important human organs with its major role in daily activities. Abnormalities of ear and exposure to excessive noise can lead to hearing impairment which causes difficulty in socialization and decreased study ability especially in school age children and adolescent. This study was aimed to obtain the profile of ear health status among students at Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 (Junior high school) Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Respondents were students at grade IX C SMP Negeri 8 aged 13-15 years olds. Data were obtained by using questionnaire as well as physical ear examination and auditory function test. There were 32 students as respondents consisted of 11 males and 21 females. The results showed that all respondents had normal earlobes, while examination of ear canal showed cerumen in 11 respondents’right ears and 7 respondents’ left ears. Examination of tympanic membrane showed 2 respondents with tympanic membrane that could not be evaluated in right ears and 1 respondents in left ear. The Weber test showed that 1 respondent had lateralization meanwhile the Rinne test showed that all respondents had normal auditory function. Conclusion: Most respondents showed normal result in physical ear examination and auditory function test.Keywords: ear health, auditory function  Abstrak: Telinga merupakan salah satu alat indra yang penting dan berperan besar dalam aktivitas sehari-hari. Kelainan dan penyakit pada telinga serta paparan bising berlebihan dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang berdampak pada kesulitan bersosialisasi serta penurunan kemampuan belajar terutama pada anak dan remaja usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kesehatan telinga siswa di SMP Negeri 8 Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah siswa kelas IX C SMP Negeri 8 Manado dengan rentang usia 13-15 tahun. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuisioner serta pemeriksaan telinga dan tes fungsi pendengaran. Total responden penelitian berjumlah 32 siswa dengan 11 responden berjenis kelamin laki-laki dan 21 responden berjenis kelamin perempuan. Hasil pemeriksaan daun telinga menunjukan keadaan normal, pada pemeriksaan liang telinga didapatkan serumen pada 11 responden di telinga kanan dan 7 responden di telinga kiri, dan dari pemeriksaan membran timpani didapatkan 2 responden dengan membran timpani tidak dapat dievaluasi pada telinga kanan dan 1 responden pada telinga kiri. Berdasarkan tes fungsi pendengaran didapatkan 1 responden mengalami lateralisasi pada tes Weber sedangkan pada tes Rinne didapatkan hasil fungsi pendengaran yang normal pada seluruh responden. Simpulan: Sebagian besar siswa memperlihatkan hasil normal pada pemeriksaan status kesehatan telinga dan tes fungsi pendengaranKata kunci: kesehatan telinga, fungsi pendengaran
Kesehatan telinga mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado Timbuleng, Tamira T.; Palandeng, Ora I.; Pelealu, Olivia C.P.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14216

Abstract

Abstract: Ear is one of the five senses that functions as hearing and body balance device. The health status of human ear is influenced by lifestyle, activities, and environmental factors. Noise is one of the hazardous physical factors that could cause hearing problems ranging from temporary to permanent deafness depending on the intensity of noise, duration of exposure, and individual sensitivity towards noise. Ear health status can be determined through investigation problems or abnormalities of the ear and the hearing function. This study was aimed to obtain the profile of ear health among students of State Police Academy Karombasan Manado. This was a descriptive observational study with a cross-sectional design. There were 30 students as respondents. Data were analyzed by using Microsoft Excel 2010. The results showed that only one respondent (3%) had abnormal outer ear shape (preauricular fistula) meanwhile 29 respondents (97%) had normal outer ear shape. Based on the ear canal, 25 respondents (83%) had normal ear canal and 5 respondents (17%) had cerumen. Investigation of tympanic membrane showed that all respondents had normal tympanic membrane. All respondents had good ear function based on Rinne and Weber tests. Conclusion: Ear health status among students of State Police Academy Karombasan Manado was categorized as good.Keywords: ear abnormality, hearing function abnormality Abstrak: Telinga merupakan indera yang berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Status kesehatan telinga manusia dipengaruhi oleh perilaku hidup, aktifitas, dan faktor lingkungan. Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran mulai dari ketulian sementara sampai ketulian permanen bergantung pada intensitas, lama waktu paparan, dan kepekaan individu terhadap kebisingan. Status kesehatan telinga dapat ditentukan dengan pemeriksaan gangguan atau kelainan telinga, dan pemeriksaan gangguan fungsi pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kesehatan telinga mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah 30 mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Data hasil penelitian diolah menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Hasil penelitian menunjukkan pada pemeriksaan telinga luar hanya 1 responden (3%) yang memiliki bentuk telinga luar abnormal yaitu fistula preaurikular, sedangkan 29 responden (97%) memiliki kondisi telinga luar normal. Pemeriksaan membran timpani mendapatkan hasil normal telinga kiri dan telinga kanan pada semua responden (100%). Pemeriksaan tes fungsi pendengaran Rinne dan Weber mendapatkan hasil normal pada 30 responden (100%) baik telinga kiri dan kanan. Simpulan: Status kesehatan telinga mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado tergolong baik. Kata kunci: gangguan atau kelainan pada telinga, gangguan fungsi pendengaran
Kesehatan telinga siswa di SMP Negeri 4 Pineleng Montilei, Vania F.; Pelealu, Olivia C.P.; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14393

Abstract

Abstract: Around 20% of information were obtained from both ears daily. Hearing problem in children is sometimes hard to be detected and can cause difficulties in learning process. This study was aimed to obtain the ear health status of students at SMP Negeri 4 Pineleng (junior high school). This was a descriptive observational study with a cross-sectional design. Respondents were 25 students of class IX A. Meatus acoustic external was examined by an otorhinolaryngologist and then the data were processed by using Microsoft Excel. Based on the screening of hearing function, all students showed normal result. Ear canal examination showed that 3 students had cerumen in the right and left ear canals, and 1 student had hyperemia in the left ear. Perforated tympanic membrane were obtained in 2 students in the right and left ear canals. All students had normal Rinne test meanwhile Weber test showed 2 students with lateralization to the right and 1 student with lateralization to the left. Conclusion: Students at SMP Negeri 4 Pineleng had good ear health status.. Keywords: ear health, hearing screening Abstrak: Telinga dapat menyerap sebesar 20% informasi dari kehidupan sehari-hari. Gangguan pendengaran pada anak sulit dideteksi yang berakibat anak sulit untuk menerima pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan telinga pada siswa SMP Negeri 4 Pineleng. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah 25 orang siswa kelas IX A. Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan meatus akustikus eksterna oleh dokter spesialis bagian THT-KL, kemudian diolah dengan Microsoft Excel. Hasil skrining pendengaran dari seluruh siswa ialah normal. Pemeriksaan liang telinga didapatkan 3 siswa dengan serumen di telinga kanan dan kiri, serta 1 siswa dengan hiperemis di telinga kiri. Pemeriksaan membran timpani didapatkan perforasi pada 2 siswa, 1 ditelinga kanan dan 1 ditelinga kiri. Hasil tes Rinne semuanya normal. Pada tes Weber didapatkan 2 siswa dengan lateralisasi ke kanan dan 1 siswa lateralisasi ke kiri. Simpulan: Kesehatan telinga siswa di SMP 8 Pineleng cukup baik.Kata kunci: kesehatan telinga, skrining pendengaran
Kesehatan Hidung pada Lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Manado Rompis, Nadya N.; Pelealu, Olivia C. P.; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 6, No 2 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v6i2.22119

Abstract

Abstract: In general, the importance of sense of smell gets little regards from people. This eventually leads to disorders and injuries which impair or terminate the physiological functions and capabilities of the nasal organs. Some of the commonly observed disorders are allergic rhinitis, nasal polyps, sinusitis, and epistaxis. One of the groups that requires health services the most is the senior citizens. This study was aimed to obtain an overview of nasal health among the elderly at Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Manado. This was an observational descriptive study with a cross-sectional design. The results showed that there were 31 elderly people as subjects; 3% had masses in the left and right nasal cavities and 3% had narrowing of left nasal cavity. Concha examination revealed that 3% of elderly had hyperemia and edema. Mucous examination showed that 3% of elderly had hyperemia. Secrete examination found 3% of elderly had mucoid secretion. Moreover, septal deviation was found in 6% of elderly and post-nasal drip was found in 3% of elderly. Conclusion: Most elderly at Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Manado had good nasal health.Keywords: nasal health, nasal examination Abstrak: Peran indra penghiduan kurang mendapat perhatian khusus dari masyarakat hingga pada akhirnya timbulnya gangguan atau cidera yang dapat menghilangkan kemampuan dan fungsi fisiologis dari organ hidung. Beberapa kelainan pada hidung yang sering ditemukan antara lain rinitis alergi, polip hidung, sinusitis, dan epistaksis. Salah satu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan ialah penduduk lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan hidung pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Hasil penelitian mendapatkan 31 subyek lanjut usia. Hasil pemeriksaan menunjukkan dari 31 subyek tersebut, terdapat massa di kavum nasi kanan dan kiri sebesar 3%, kavum nasi kiri sempit sebesar 3%. Hasil pemeriksaan konka, ditemukan edema dan hiperemis sebesar 3%. Pemeriksaan mukosa ditemukan keadaan hiperemis sebesar 3%. Hasil pemeriksaan sekret, ditemukan sekret mukoid sebesar 3%. Pemeriksaan septum ditemukan deviasi sebesar 6%. Post nasal drip ditemukan sebesar 3%. Simpulan: Sebagian besar lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Manado menunjukkan kesehatan hidung yang terbilang baik.Kata kunci: kesehatan hidung, pemeriksaan fisik hidung
Kesehatan hidung di Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado Lalita, Lyon; Palandeng, Ora I.; Pelealu, Olivia C.P.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14666

Abstract

Abstract: Physiologically, nose has several functions such as a filter and the first-line defence as well as protectve organ against the negative impacts of the environment. The nose is also useful to clean the air from dust, bacteria, and viruses through a mucociliary transport mechanism. Generally, the important role of smell has lack of public attention until eventually disorders or injuries that can disturb the ability and physiological function of the nose occur. This was an observational descriptive study with a cross sectional design. Respondents were 30 students in Sekolah Polisi Negara (State police school) Karombasan Manado; all were males. Nose health status of every respondent was determined by examination of the nasal cavity, conchae, mucous layer, secretion, septum, and post nasal drips. The results showed that from the 30 respondents, there was edema at the right conchae and left conchae each as many as 6.7%. Examination of septum showed that septum deviation of the right nose. Examination of nasal cavity, mucosa layer, secretion and post nasal drips overall resulted in normal category. Conclusion: Nose health status at Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado was categorized as good.Keywords: nose health, physical examination of nose Abstrak: Secara fisiologis hidung mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai penyaring dan pertahanan lini pertama serta pelindung tubuh terpenting terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Hidung juga berguna membersihkan udara inspirasi dari debu, bakteri dan virus melalui mekanisme transpor mukosiliar. Umumnya, peran penting dari indera penghiduan kurang mendapat perhatian khusus dari masyarakat sendiri hingga terjadi gangguan atau cidera yang dapat menghilangkan kemampuan dan fungsi fisiologis dari organ hidung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkangambaran kesehatan hidung di Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah 30 orang mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado, seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Status kesehatan hidung setiap responden dinilai dengan memeriksa kavum nasi, konka, mukosa, sekret, septum, dan post nasal drip. Hasil pemeriksaan menunjukkan dari 30 mahasiswa, terdapat edema pada konka sebelah kanan dan kiri masing-masing sebesar 6,7%. Hasil pemeriksaan septum, ditemukan deviasi septum pada hidung kanan sebesar 3,3%. Pada pemeriksaan kavum nasi, mukosa, sekret, dan post nasal drips didapatkan hasil yang normal. Simpulan: Secara keseluruhan kesehatan hidung di Sekolah Polisi Negara Karombasan tergolong baik. Kata kunci: kesehatan hidung, pemeriksaan fisik hidung
Kesehatan hidung di Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado Lalita, Lyon; Palandeng, Ora I.; Pelealu, Olivia C.P.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14591

Abstract

Abstract: Physiologically, nose has several functions such as a filter and the first-line defence as well as protectve organ against the negative impacts of the environment. The nose is also useful to clean the air from dust, bacteria, and viruses through a mucociliary transport mechanism. Generally, the important role of smell has lack of public attention until eventually disorders or injuries that can disturb the ability and physiological function of the nose occur. This was an observational descriptive study with a cross sectional design. Respondents were 30 students in Sekolah Polisi Negara (State police school) Karombasan Manado; all were males. Nose health status of every respondent was determined by examination of the nasal cavity, conchae, mucous layer, secretion, septum, and post nasal drips. The results showed that from the 30 respondents, there was edema at the right conchae and left conchae each as many as 6.7%. Examination of septum showed that septum deviation of the right nose. Examination of nasal cavity, mucosa layer, secretion and post nasal drips overall resulted in normal category. Conclusion: Nose health status at Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado was categorized as good.Keywords: nose health, physical examination of nose Abstrak: Secara fisiologis hidung mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai penyaring dan pertahanan lini pertama serta pelindung tubuh terpenting terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Hidung juga berguna membersihkan udara inspirasi dari debu, bakteri dan virus melalui mekanisme transpor mukosiliar. Umumnya, peran penting dari indera penghiduan kurang mendapat perhatian khusus dari masyarakat sendiri hingga terjadi gangguan atau cidera yang dapat menghilangkan kemampuan dan fungsi fisiologis dari organ hidung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkangambaran kesehatan hidung di Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah 30 orang mahasiswa Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado, seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Status kesehatan hidung setiap responden dinilai dengan memeriksa kavum nasi, konka, mukosa, sekret, septum, dan post nasal drip. Hasil pemeriksaan menunjukkan dari 30 mahasiswa, terdapat edema pada konka sebelah kanan dan kiri masing-masing sebesar 6,7%. Hasil pemeriksaan septum, ditemukan deviasi septum pada hidung kanan sebesar 3,3%. Pada pemeriksaan kavum nasi, mukosa, sekret, dan post nasal drips didapatkan hasil yang normal. Simpulan: Secara keseluruhan kesehatan hidung di Sekolah Polisi Negara Karombasan tergolong baik. Kata kunci: kesehatan hidung, pemeriksaan fisik hidung
TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 – DESEMBER 2012 Hutahuruk, Taruli; Pelealu, Olivia; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 1, No 2 (2013): Jurnal e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.1.2.2013.3285

Abstract

Abstrak: Tumor dalam istilah umum adalah pertumbuhan massa atau jaringan abnormal dalam tubuh. Tumor terbagi menjadi 2 yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Manifestasinya dapat berbagai bentuk, mulai dari lesi kecil, massa atau granulasi sampai dengan tumor yang sudah meluas. Letak tumor  Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher (THT-KL) yang tersembunyi dan gejala yang tidak khas menyebabkan sulitnya diagnosa dini. Tumor ganas THT-KL merupakan 5% dari seluruh penyakit keganasan di Amerika Serikat. Tujuan ini untuk mengetahui  penderita Tumor Kepala Leher di bagian/SMF THT-   KL RSU Prof. dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2010-Desember 2012. Rancangan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode retrospektif deskriptif melalui pengumpulan data. Pengambilan sampel penelitian adalah secara retrospektif dengan melihat rekam medik yaitu seluruh penderita tumor THT-KL yang datang  ke bagian/SMF THT-KL BLU Prof. dr. R. D. Kandou sejak bulan Januari 2010-Desember 2012. Pada penelitian ini dijumpai penderita tumor THT-KL pada Januari 2010-Desember 2012 sebanyak 231 penderita dan paling banyak ditemukan pada laki-laki (68.9%), kelompok umur terbanyak adalah 41-65 tahun (46,3%) dengan kelompok umur termuda 0-5 tahun (0,87%), jenis histopatologis terbanyak yaitu karsinoma sel skuamosa (4,7%) dan lokasi tumor tersering yaitu nasofaring (35,1%). Kata Kunci: tumor kepala leher, retrospektif deskriptif, penderita Background: Tumor in general terms is a mass or growth of abnormal tissue in the body. There are 2 types of tumor benign tumors and malignant tumors. THT-KL tumor is 5% among all malignant disease in United States. Approximately 95% of malignant tumors in the THT-KL is carcinoma cell squamous, which is ranked 6th among all tumors in the world. Indonesia is one the countries with the high prevalence of nasopharyngeal carcinoma exclude China. Smoking and alcohol drinking are the etiologic factors that are often found in THT-KL. Radiotherapy is a major treatment or by surgery. To determine patients with the Head and Neck Tumor in the THT-KL RSU Prof. dr. R. D. Kandou Hospital Manado January 2010-December 2012 periode. The study design was done by using retrospective descriptive method through data obtained. Sampling collected by retrospective method using medical records of all patients with THT-KL tumors-which comes to THT-KL Prof. dr. R. D. Kandou since January 2010-December 2012. In this study, patients with tumors found THT-KL in January 2010-December 2012 as many as 231 patients and most commonly found in men (68.9%), the largest age group was 41-65 years (46.3%) by age group youngest 0-5 years (0.87%), of which the most histopathologic examination squamous cell carcinoma (4.7%) and the most common location of nasopharyngeal tumors (35.1%) Keywords: head neck tumors, retrospective descriptive, patients