Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Assessment Of Trophic Status In Bali Strait Umi Zakiyah; Endang Yuli Herawati; Kusriani Kusriani
Research Journal of Life Science Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.07 KB) | DOI: 10.21776/ub.rjls.2016.002.03.6

Abstract

The nutrient content in Banyuwangi coastal environment mostly caused by human activities along the coastal area of Bali strait especially in Banyuwangi surrounding areas. The change of organic element content in waters will directly affect plankton community structure and the aquatic trophic level. The aimed of this research were to analyze the plankton community structure, and to observe the quality of aquatic and determine Bali Strait especially Banyuwangi coastal area trophic level. This research was done in October 2015 at Banyuwangi coastal area. Methods used in this research was descriptive with seawater sampling for water quality analysis of several parameter such as nitrates (NO3), phosphates (PO4), TOM (Total Organic Matter) and Chlorophyll-a, meanwhile other parameters were, temperature, pH, Dissolved Oxygen dan salinity from three different depth of three different stations, coastal area of Bangsring, Tandjung Wangi and Muncar. The results for water quality parameters showed that Bangsring coastal area was the most  healthy waters compared to Bangsring and Muncar. Meanwhile, there were tendency that the concentration mostly high in the surface and decrease along with the deeper depth. This condition presumed caused by the ARLINDO current that passed through Bali strait. Phytoplankton identified and calculated consisted of 3 division, namely Chlorophyta, Chrysophyta, and Cyanophyta with total density ranges between 4-2888 ind/ml. The value of diversity index phytoplankton (H’) ranges between 0,3-0,7. Based on the result it can be concluded that Banyuwangi coastal areas were at throphic level of  oligotrophic tended to mesotrophic in northern part and eutrophic especially in Muncar. Thus, it was suggested for the Government to prevent this area becoming more polluted in the future.
Peningkatan Kesadaran Stakeholder Melalui Sosialisasi Ilmiah Sumberdaya Abiotik di Pantai Blekok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dalam Rangka Pengelolaan-Nya Sebagai Wilayah Ekowisata Umi Zakiyah; Muhammad Mahmudi; Arief Darmawan; Supriatna Supriatna; Mulyanto Mulyanto; Andi Kurniawan; Sri Sudaryanti; Sulastri Arsyadi
Journal of Rural and Urban Community Empowerment Vol. 3 No. 2 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jruce.3.2.54-60

Abstract

Pantai merupakan salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan karena wujud dan suasana yang variatif, dengan melandaskan pada aspek eksplorasi, konservasi, dan pengelolaan secara terpadu. Salah satu aspek pembangunan pada bidang ekowisata diharapkan mampu mewujudkan pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan adalah melalui pengembangan ekowisata. Pembangunan pariwisata berkelanjutan harus memanfaatkan sumber daya alam secara optimal sesuai daya dukung sehingga tidak menimbulkan kerusakan, menghormati sosial budaya masyarakat, memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan serta terdistribusi secara adil pada seluruh stakeholders. Untuk mewujudkan kondisi yang berkelanjutan ini seluruh stakeholder membutuhkan suatu informasi yang ilmiah tentang sumberdaya alam baik biotik maupun abiotik yang dapat memberikan informasi yang selanjutnya akan membantu keputusan dalam menjalankan pengelolaan suatu wilayah ekowisata yang berkelanjutan. Dengan adanya database sumberdaya biotik maupun abiotik ini diharapakan akan memberikan solusi atas segala permasalahan tentang pengelolaan ekowisata secara bijak. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran stakeholder dalam melakukan pengelolaan secara berkelanjutan di wilayah pantai ekowisata Blekok ini adalah diawali dengan melakukan penelitian tentang sumberdaya yang terdapat di wilayah ekowisata pantai Blekok. Sehingga dengan adanya data ilmiah ini akan dapat mendukung pengelolaan secara berkelanjutan. Setelah adanya database ini maka solusi yang ditawarkan oleh kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan menyampaikan hasil penelitian ilmiah tentang sumber daya alam yang ada di pantai Blekok ini melalui sosialisasi kepada seluruh stakeholder yang berhubungan dan berwenang dalam mengelola Kawasan ini.
Peta Biodiversitas Zooplankton di Area Pesisir Utara dan Selatan Madura, Jawa Timur Umi Zakiyah; Mulyanto Mulyanto
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 23, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.60080

Abstract

Kelimpahan serta biodiversitas zooplankton sangat tergantung pada keberadaan fitoplankton sebagai makanan utamanya. Fitoplakton berperan penting sebagai produsen primer di perairan. Keberadaan fitoplankton sendiri selain bergantung faktor fisika-kimiawi perairan, juga nutrien seperti  nitrat dan fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran biodiversitas zooplankton serta faktor yang mempengaruhinya di pesisir utara dan selatan Madura, Jawa Timur. Lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive di Pantai Pasongsongan, Sumenep dan pantai Pantai Branta Pamekasan di tiga stasiun yang berbeda. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara in situ dan ex situ, dan analisis biodiversitas zooplankton dilakukan dengan indeks biologi meliputi indeks keanekaragaman, indeks dominansi dan juga dilakukan analisis distribusi spasial menggunakan QGIS Las Palmas 3.10.2 untuk mengetahui peta distribusi kelimpahan nitrat, fosfat, fitoplankton dan zooplankton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrat di pesisir utara Madura berkisar 0,0973 - 0,1124 ppm, sedikit lebih rendah dari pantai selatan Pamekasan yang berkisara antara 0,008 - 0,11 ppm. Konsentrasi fosfat berkisar antara 0,0388 - 0,0685 ppm di pantai utara dan 0,05 - 0,06 ppm di pantai selatan. Selama penelitian ditemukan zooplankton sebanyak 19 genera dari 7 filum. Sub kelas yang paling banyak ditemukan adalah Copepoda dari filum Arthopoda. Densitas zooplankton berkisar antara 48,408 - 57,325 Ind./L di pesisir utara Madura dan antara 210,191 - 314,650 Ind./L di pesisir selatan. Sebaran tertinggi zooplankton didapatkan pada stasiun satu di setiap lokasi sampling baik di pesisir utara maupun selatan Madura. Hal ini sesuai dengan data densitas fitoplankton yang juga menunjukkan nilai yg tinggi di stasiun tersebut. Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh di pesisir selatan sedikit lebih tinggi yaitu berkisar antara 1,6 - 2,05, dibandingkan nilai di pesisir utara berkisar antara  1,2 - 1,4 meskipun nilai tersebut termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang.  Hal ini diikuti nilai indeks dominansi berkisar antara 0,17 - 0,39 di pesisir utara  dan selatan berkisar antara 0,3 – 0,4 atau dengan kata lain tidak ada genus zooplankton yang mendominasi. Berdasarkan peta sebaran biodiversitas zooplankton disimpulkan bahwa pesisir selatan memiliki biodiversitas zooplankton yang relatif lebih rendah dengan dominansi relatif lebih tinggi dibandingan dengan pesisir utara Madura yang memiliki biodiversitas lebih tinggi dan dominansi spesies yangg lebih  rendah.
DISTRIBUSI SPASIAL KLOROFIL- A DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH Umi Zakiyah; Gema Ayu Rohani; Arief Darmawan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 3 (2019): JFMR VOL 3 No. 3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.501 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.5

Abstract

AbstrakWilayah pesisir merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan dan aktifitas manusia seperti transportasi, agribisnis, pariwisata, serta kawasan permukiman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran spasial kandungan klorofil-a di perairan  Kabupaten Tulungagung dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Selain itu juga untuk memvalidasi data citra dengan data in situ. Secara in situ dilakukan pengukuran klorofil-a, dan pengukuran kualitas air seperti: suhu, kecerahan, pH, nitrat dan fosfat. Kemudian dengan metode penginderaan jauh, citra Landsat 8 diekstraksi untuk mendapatkan sebaran spasial klorofil-a menggunakan Jaelani Log (Chl-a) = -0,9889 x (Rrs4/Rrs5) + 0,3619. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah  metode deskriptif dan dilakukan pada 10 titik stasiun secara purposive. Hasil penelitian analisis sebaran spasial Klorofil-a dengan penginderaan jauh di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur diperoleh nilai sebaran klorofil-a in situ berkisar 1,62-3,69 mg/m3, nilai klorofil-a citra  berkisar 0,86-1,31 mg/m3 dengan nilai akurasi untuk klorofil-a sebesar 46%. Didapatkan nilai kualitas air yakni suhu berkisar 29,22-29,830C, kecerahan berkisar 40,5-53 cm, pH didapatkan nilai 7,92-8,07 dari semua stasiun, nitrat berkisar 0,009-0,052 mg/l dan fosfat berkisar 0,017-0,342 mg/l yang masih dalam batas optimal untuk perairan.Kata Kunci : pesisir, sebaran klorofil-a, penginderaan jauh  (1)   Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang(2)   Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang(3)   Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang 
VARIABILITAS KLOROFIL-a PERIODE INDIAN OCEAN DIPOLE DI SELAT BALI BERDASARKAN ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION Adi Wijaya; Umi Zakiyah; Abu Bakar Sambah; Daduk Setyohadi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.4

Abstract

Perairan Selat Bali secara tidak langsung dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa. Variabilitas musim dan antar-tahunan dari konsentrasi klorofil-a permukaan (SSC) di Selat Bali, berhubungan erat dengan periode Indian ocean dipole (IOD) dan upwelling kuat yang terjadi di sepanjang Pantai Selatan Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabilitas musiman dan antar-tahunan secara spasial dan temporal dari klorofil-a periode IOD di Selat Bali. Data oseanografi diperoleh dari Satelit Aqua/Terra MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) level 2 harian, selama periode Maret 2000-Mei 2020, dan analisis data menggunakan Empirical Orthogonal Function (EOF). Analisis EOF dilakukan pada data harian yang dikomposit menjadi bulanan dan dinormalisasi untuk mengisi data kosong. Hasil analisis EOF variasi temporal yang koheren dalam pemompaan klorofil-a di Selat Bali. Deret waktu dari mode pertama yang terbentuk mengungkapkan variasi musiman yang kuat dan variasi antar-tahunan yang relatif lemah. Mode kedua menunjukkan variasi antar-tahunan yang berbeda dengan klorofil-a yang tinggi di sepanjang pantai Selat Bali. Klorofil-a tinggi bersama dengan suhu permukaan laut yang rendah terjadi pada saat musim tenggara. Pola musiman berdasarkan analisis EOF menunjukkan mode pertama selama puncak IOD September hingga November (SON) menunjukkan klorofil-a tinggi di pantai Selat Bali. Deret waktu dari mode EOF menunjukkan korelasi yang signifikan dengan IOD. Kondisi ini terlihat selama fase puncak periode IOD bersamaan dengan monsun tenggara konsentrasi klorofil-a meningkat di sepanjang pantai Selat Bali dibandingkan pada musim sebelumnya.
DISTRIBUSI SPASIAL KLOROFIL- A DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH Umi Zakiyah; Gema Ayu Rohani; Arief Darmawan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.5

Abstract

AbstrakWilayah pesisir merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan dan aktifitas manusia seperti transportasi, agribisnis, pariwisata, serta kawasan permukiman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran spasial kandungan klorofil-a di perairan  Kabupaten Tulungagung dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Selain itu juga untuk memvalidasi data citra dengan data in situ. Secara in situ dilakukan pengukuran klorofil-a, dan pengukuran kualitas air seperti: suhu, kecerahan, pH, nitrat dan fosfat. Kemudian dengan metode penginderaan jauh, citra Landsat 8 diekstraksi untuk mendapatkan sebaran spasial klorofil-a menggunakan Jaelani Log (Chl-a) = -0,9889 x (Rrs4/Rrs5) + 0,3619. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah  metode deskriptif dan dilakukan pada 10 titik stasiun secara purposive. Hasil penelitian analisis sebaran spasial Klorofil-a dengan penginderaan jauh di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur diperoleh nilai sebaran klorofil-a in situ berkisar 1,62-3,69 mg/m3, nilai klorofil-a citra  berkisar 0,86-1,31 mg/m3 dengan nilai akurasi untuk klorofil-a sebesar 46%. Didapatkan nilai kualitas air yakni suhu berkisar 29,22-29,830C, kecerahan berkisar 40,5-53 cm, pH didapatkan nilai 7,92-8,07 dari semua stasiun, nitrat berkisar 0,009-0,052 mg/l dan fosfat berkisar 0,017-0,342 mg/l yang masih dalam batas optimal untuk perairan.Kata Kunci : pesisir, sebaran klorofil-a, penginderaan jauh  (1)   Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang(2)   Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang(3)   Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang 
VARIABILITAS KLOROFIL-a PERIODE INDIAN OCEAN DIPOLE DI SELAT BALI BERDASARKAN ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION Adi Wijaya; Umi Zakiyah; Abu Bakar Sambah; Daduk Setyohadi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.4

Abstract

Perairan Selat Bali secara tidak langsung dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa. Variabilitas musim dan antar-tahunan dari konsentrasi klorofil-a permukaan (SSC) di Selat Bali, berhubungan erat dengan periode Indian ocean dipole (IOD) dan upwelling kuat yang terjadi di sepanjang Pantai Selatan Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabilitas musiman dan antar-tahunan secara spasial dan temporal dari klorofil-a periode IOD di Selat Bali. Data oseanografi diperoleh dari Satelit Aqua/Terra MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) level 2 harian, selama periode Maret 2000-Mei 2020, dan analisis data menggunakan Empirical Orthogonal Function (EOF). Analisis EOF dilakukan pada data harian yang dikomposit menjadi bulanan dan dinormalisasi untuk mengisi data kosong. Hasil analisis EOF variasi temporal yang koheren dalam pemompaan klorofil-a di Selat Bali. Deret waktu dari mode pertama yang terbentuk mengungkapkan variasi musiman yang kuat dan variasi antar-tahunan yang relatif lemah. Mode kedua menunjukkan variasi antar-tahunan yang berbeda dengan klorofil-a yang tinggi di sepanjang pantai Selat Bali. Klorofil-a tinggi bersama dengan suhu permukaan laut yang rendah terjadi pada saat musim tenggara. Pola musiman berdasarkan analisis EOF menunjukkan mode pertama selama puncak IOD September hingga November (SON) menunjukkan klorofil-a tinggi di pantai Selat Bali. Deret waktu dari mode EOF menunjukkan korelasi yang signifikan dengan IOD. Kondisi ini terlihat selama fase puncak periode IOD bersamaan dengan monsun tenggara konsentrasi klorofil-a meningkat di sepanjang pantai Selat Bali dibandingkan pada musim sebelumnya.
Biodiversitas dan sebaran mikroalga berbasis sistem informasi geografis (SIG) di Perairan Selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur Umi Zakiyah; Mulyanto Mulyanto
Depik Vol 9, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.305 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.3.17772

Abstract

The coastal region is a meeting point of land and sea. The coastal area utilization has developed intensively, which causes the sustainability or capacity of coastal ecosystems, and the pollution potential in this area exceeded due to various human activities. This condition affects the existence of microalgae, which play an important role not only in the food chain in the aquatic environment but also in humans at the end. This research was carried out in Sendang Biru Waters, South Malang Regency. The purpose of this study was to map and determine the biodiversity as well as the distribution of microalgae in coastal waters using in situ data. The data were analyzed using geographic information system techniques in the form of microalgae distribution and biodiversity maps. The results showed that the microalgae identified from the genera Chaetoceros and Navicula showing the highest frequency. The biodiversity index value at station 1 was 3,312, at station 2 was 3,184. These values indicate that the Sendang Biru waters were highly diverse in microalgae composition. The results of the temperature-water quality parameters are 27-29 ° C, salinity 32-35 ppt, and pH 7.8-8.2. The range of nitrate nutrients ranges from 0.0142 to 0.082 mg/l, while phosphate from 0.024 to 0.074 mg/l, silica showed values between 1.249 to 1.393 mg/l. Based on the analysis of chlorophyll-a, the range of chlorophyll-a values was between 1.773-1.777 mg/l. All parameters of water quality were classified as suitable for microalgae growth. Therefore, the microalgae biodiversity in this location can still be considered relatively high.Keywords:Coastal AreaBiodiversityMicroalgaeABSTRAKWilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Pemanfaatan wilayah pesisir secara intensif mengakibatkan terlampauinya daya dukung atau kapasitas berkelanjutan dari ekosistem pesisir dan meningkatnya potensi pencemaran pada perairan pesisir yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia. Pencemaran ini akan mempengaruhi keberadaan mikroalga yang mempunyai peranan penting bukan saja dalam rantai makanan di perairan namun manusia juga pada akhirnya.  Penelitian ini dilakukan di Perairan Sendang Biru, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan memetakan biodiversitas dan sebaran mikroalga di perairan pantai selatan Kabupaten Malang, dengan data in situ. Data dianalisis menggunakan peta yang dihasilkan dari teknik sistem informasi geografis dari biodiversitas dan sebaran mikroalga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroalga yang teridentifikasi genus Chaetoceros dan Navicula memiliki kelimpahan tertinggi. Nilai index diversitas pada stasiun 1 adalah 3,312, sedangkan pada stasiun 2 adalah 3,184. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mikroalga di perairan Sendang Biru memiliki keanekaragaman tinggi. Hasil parameter kualitas air suhu yaitu 27-29 0C, salinitas 32-35 ppt, dan pH 7,8-8,2. Kisaran nutrien nitrat adalah 0,0142 – 0,082 mg/l, fosfat 0,024 – 0,074 mg/l, dan silica berkisar 1.249 – 1.393 mg/l. Berdasarkan hasil analisis klorofil-a didapatkan kisaran nilai klorofil-a 1,773-1,777 mg/l. Seluruh parameter kualitas air masih tergolong dalam kategori baik untuk kehidupan mikroalga sehingga dapat disimpulkan biodiversitas mikroalga di lokasi penelitian relatif tinggi.Kata kunci:Wilayah PesisirKeanekaragamanMikroalga
Biodiversitas dan sebaran mikroalga berbasis sistem informasi geografis (SIG) di Perairan Selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur Umi Zakiyah; Mulyanto Mulyanto
Depik Vol 9, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.3.17772

Abstract

The coastal region is a meeting point of land and sea. The coastal area utilization has developed intensively, which causes the sustainability or capacity of coastal ecosystems, and the pollution potential in this area exceeded due to various human activities. This condition affects the existence of microalgae, which play an important role not only in the food chain in the aquatic environment but also in humans at the end. This research was carried out in Sendang Biru Waters, South Malang Regency. The purpose of this study was to map and determine the biodiversity as well as the distribution of microalgae in coastal waters using in situ data. The data were analyzed using geographic information system techniques in the form of microalgae distribution and biodiversity maps. The results showed that the microalgae identified from the genera Chaetoceros and Navicula showing the highest frequency. The biodiversity index value at station 1 was 3,312, at station 2 was 3,184. These values indicate that the Sendang Biru waters were highly diverse in microalgae composition. The results of the temperature-water quality parameters are 27-29 ° C, salinity 32-35 ppt, and pH 7.8-8.2. The range of nitrate nutrients ranges from 0.0142 to 0.082 mg/l, while phosphate from 0.024 to 0.074 mg/l, silica showed values between 1.249 to 1.393 mg/l. Based on the analysis of chlorophyll-a, the range of chlorophyll-a values was between 1.773-1.777 mg/l. All parameters of water quality were classified as suitable for microalgae growth. Therefore, the microalgae biodiversity in this location can still be considered relatively high.Keywords:Coastal AreaBiodiversityMicroalgaeABSTRAKWilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Pemanfaatan wilayah pesisir secara intensif mengakibatkan terlampauinya daya dukung atau kapasitas berkelanjutan dari ekosistem pesisir dan meningkatnya potensi pencemaran pada perairan pesisir yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia. Pencemaran ini akan mempengaruhi keberadaan mikroalga yang mempunyai peranan penting bukan saja dalam rantai makanan di perairan namun manusia juga pada akhirnya.  Penelitian ini dilakukan di Perairan Sendang Biru, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan memetakan biodiversitas dan sebaran mikroalga di perairan pantai selatan Kabupaten Malang, dengan data in situ. Data dianalisis menggunakan peta yang dihasilkan dari teknik sistem informasi geografis dari biodiversitas dan sebaran mikroalga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroalga yang teridentifikasi genus Chaetoceros dan Navicula memiliki kelimpahan tertinggi. Nilai index diversitas pada stasiun 1 adalah 3,312, sedangkan pada stasiun 2 adalah 3,184. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mikroalga di perairan Sendang Biru memiliki keanekaragaman tinggi. Hasil parameter kualitas air suhu yaitu 27-29 0C, salinitas 32-35 ppt, dan pH 7,8-8,2. Kisaran nutrien nitrat adalah 0,0142 – 0,082 mg/l, fosfat 0,024 – 0,074 mg/l, dan silica berkisar 1.249 – 1.393 mg/l. Berdasarkan hasil analisis klorofil-a didapatkan kisaran nilai klorofil-a 1,773-1,777 mg/l. Seluruh parameter kualitas air masih tergolong dalam kategori baik untuk kehidupan mikroalga sehingga dapat disimpulkan biodiversitas mikroalga di lokasi penelitian relatif tinggi.Kata kunci:Wilayah PesisirKeanekaragamanMikroalga
Biodiversitas dan sebaran mikroalga berbasis sistem informasi geografis (SIG) di Perairan Selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur Umi Zakiyah; Mulyanto Mulyanto
Depik Vol 9, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.3.17772

Abstract

The coastal region is a meeting point of land and sea. The coastal area utilization has developed intensively, which causes the sustainability or capacity of coastal ecosystems, and the pollution potential in this area exceeded due to various human activities. This condition affects the existence of microalgae, which play an important role not only in the food chain in the aquatic environment but also in humans at the end. This research was carried out in Sendang Biru Waters, South Malang Regency. The purpose of this study was to map and determine the biodiversity as well as the distribution of microalgae in coastal waters using in situ data. The data were analyzed using geographic information system techniques in the form of microalgae distribution and biodiversity maps. The results showed that the microalgae identified from the genera Chaetoceros and Navicula showing the highest frequency. The biodiversity index value at station 1 was 3,312, at station 2 was 3,184. These values indicate that the Sendang Biru waters were highly diverse in microalgae composition. The results of the temperature-water quality parameters are 27-29 ° C, salinity 32-35 ppt, and pH 7.8-8.2. The range of nitrate nutrients ranges from 0.0142 to 0.082 mg/l, while phosphate from 0.024 to 0.074 mg/l, silica showed values between 1.249 to 1.393 mg/l. Based on the analysis of chlorophyll-a, the range of chlorophyll-a values was between 1.773-1.777 mg/l. All parameters of water quality were classified as suitable for microalgae growth. Therefore, the microalgae biodiversity in this location can still be considered relatively high.Keywords:Coastal AreaBiodiversityMicroalgaeABSTRAKWilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Pemanfaatan wilayah pesisir secara intensif mengakibatkan terlampauinya daya dukung atau kapasitas berkelanjutan dari ekosistem pesisir dan meningkatnya potensi pencemaran pada perairan pesisir yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia. Pencemaran ini akan mempengaruhi keberadaan mikroalga yang mempunyai peranan penting bukan saja dalam rantai makanan di perairan namun manusia juga pada akhirnya.  Penelitian ini dilakukan di Perairan Sendang Biru, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan memetakan biodiversitas dan sebaran mikroalga di perairan pantai selatan Kabupaten Malang, dengan data in situ. Data dianalisis menggunakan peta yang dihasilkan dari teknik sistem informasi geografis dari biodiversitas dan sebaran mikroalga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroalga yang teridentifikasi genus Chaetoceros dan Navicula memiliki kelimpahan tertinggi. Nilai index diversitas pada stasiun 1 adalah 3,312, sedangkan pada stasiun 2 adalah 3,184. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mikroalga di perairan Sendang Biru memiliki keanekaragaman tinggi. Hasil parameter kualitas air suhu yaitu 27-29 0C, salinitas 32-35 ppt, dan pH 7,8-8,2. Kisaran nutrien nitrat adalah 0,0142 – 0,082 mg/l, fosfat 0,024 – 0,074 mg/l, dan silica berkisar 1.249 – 1.393 mg/l. Berdasarkan hasil analisis klorofil-a didapatkan kisaran nilai klorofil-a 1,773-1,777 mg/l. Seluruh parameter kualitas air masih tergolong dalam kategori baik untuk kehidupan mikroalga sehingga dapat disimpulkan biodiversitas mikroalga di lokasi penelitian relatif tinggi.Kata kunci:Wilayah PesisirKeanekaragamanMikroalga