Pandemi Covid-19 memaksa guru mengajar menggunakan fasilitas internet. Guru harus cepat belajar menguasai berbagai aplikasi. Kepala sekolah juga harus bekerja keras agar pembelajaran tetap berjalan selama masa isolasi. SMK Muhammadiyah 3 Wates merupakan salah satu sekolah yang lokasinya dekat dengan Bandara baru Internasional Yogyakarta Airport (YIA). Keberadaan bandara tersebut merubah daerah pedesaan menjadi aerotropolis. Dampaknya, pada masa pascapandemi sekolah ini justru harus menghadapi tantangan baru akibat perubahan sosial dan ekonomi yang sangat cepat. Masalah mendasar bagi sekolah dan guru adalah tuntutan peningkatan kualitas lulusan agar terserap dalam industri di kawasan aerotropolis. Faktor yang mempengaruhi kualitas lulusan adalah model pembelajaran. Guru harus dapat menciptakan inovasi pembelajaran, termasuk membuat konten e-learning interaktif. Dalam kegiatan ini, kami melatih para guru membuat konten e-learning yang interaktif. Saat ini, para guru telah terbiasa membuat konten pasif seperti PPT, PDF, atau Video, tetapi untuk membuat sebuah konten interaktif masih merupakan suatu hal baru bagi mereka. Bagaimana tanggapan guru setelah mengikuti pelatihan? Apakah para guru antusias atau sebaliknya? Bagaimana sikap pejabat sekolah? Variabel ini sangat penting untuk diketahui karena sangat menentukan kegiatan pengembangan e-learning