Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDEKATAN MENGAJAR TEKNIK PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA USIA 12 TAHUN (Studi Eksperimen pada Sekolah Sepak Bola Mandala Ganesa ITB Kusnaedi Kusnaedi; Tommy Apriantono; Samsul Bahri; Didi Sunadi; Doddy Abdul Karim
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2018.3.2.4

Abstract

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Dibuktikan dengan banyaknya SSB yang tumbuh di Kota Bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya. Keberadaan ini belum mampu menyumbangkan atlet yang berprestasi di tingkat nasional, apalagi dunia. Berdasarkan pengamatan penulis ternyata masih banyak SSB yang pelatihnya memberikan latihan secara konvensional. Berdasarkan hasil pengamatan, penulis termotivasi untuk meneliti bagaimana cara pemberian materi latihan untuk anak usia usia 12 yang efektif. Penulis meneliti teknik passing yang terdiri dari passing stop danlong passing. Metode yang diberikan yaitu metode keseluruhan dan metode bagian. Penelitian terbatas hanya teknik passing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel yang digunakan siswa SSB Mandala Ganesa ITB usia 12 tahun. Latihan dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orang. Berdasarkan perhitungan nilai Ó® dan SD didapat hasil: kelompok siswa dengan metode bagian (part method) untuk teknik passing stop data awal Ó®= 10, 73, data hasil tes akhir Ó®= 20,67 dan pada teknik long passing data awal Ó®=12,40, data hasil tes akhir Ó®= 25,07. Sedangkan, pada kelompok siswa dengan metode keseluruhan (whole method) untuk teknik passing stop data awal Ó®= 10,80, data hasil tes akhir Ó®= 15,60 dan pada teknik long passing data awal Ó®=12,00, data hasil tes akhir Ó®= 17,20. Dari hasil perhitungan tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara metode bagian (part method) dan metode keseluruhan (whole metho).
ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KONDISI FISIK ATLET PELAJAR DISEKOLAH PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR SE-PULAU JAWA Ilham Hindawan; Tommy Apriantono; Indria Herman; Muhamad Fahmi Hasan; Agung Dwi Juniarsyah; Sri Indah Ihsani; Iwa Ikhwan Hidayat; Bagus Winata; Imam Safei; Didi Sunadi; Kusnaedi Kusnaedi
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2020.5.1.6

Abstract

Latar belakang: Sports science menekankan pentingnya pengukuran kondisi fisik pada setiap cabang olahraga untuk menentukan metode latihan yang tepat, yang dapat digunakan oleh pelatih dalam membina atlet. Penelitian bermaksud untuk mengukur karakteristik fisiologi atlet muda PPLP di beberapa cabang olahraga prioritas Indonesia, seperti: Atletik, Pencak Silat dan Taekwondo. Metode: Dalam penelitian ini, seluruh subjek melakukan pengukuran antropometri dan kondisi fisik. Dimana dalam pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, Body mass Index (BMI). Sedangkan pada uji kondisi fisik, pengukuran meliputi lompat vertikal, sprint 30 meter, dan cooper test 2.4 km. Hasil: Penelitian ini berhasil menunjukan secara kuantitatif dan kualitatif, rata-rata antropometri, daya tahan aerobik (VO2max), daya tahan anaerobik (lompat vertikal dan sprint 30 meter) pada atlet dari cabang olahraga Taekwondo, Pencak Silat, dan Atletik. Pada pengukuran antropometri, hanya atlet Pencak Silat (putra dan putri), yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata nilai normal yang ditetapkan WHO. Sementara pada pengukuran daya tahan anaerobik pada variable sprint 30 meter, hanya atlet Atletik putra yang masuk kedalam rentang nilai normal yang telah ditetapkan, sementara atlet pada cabang olahraga lainnya tidak masuk kedalam rentang nilai normal tersebut. Di sisi lain, tidak ada rata-rata hasil lompat vertikal yang dibawah nilai normal, pada ketiga cabang olahraga yang telah dilakukan pengukuran, baik putra dan putri pada setiap cabang. Sementara itu, hasil pengukuran VO2max juga mencatatakan bahwa seluruh atlet (putra dan putri) dari ketiga cabang olahraga yang diukur, memiliki hasil rata-rata VO2max yang normal dan cenderung sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya hasil rata-rata VO2max yang berada dibawah rentang nilai normal yang telah ditetapkan. Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan screening latihan aerobic test (cooper test 2.4), anaerobic test (batrey test) yang meliputi lompat vertikal, sprint 30 meter dan cooper tes 2.4 km dapat digunakan dan efektif sebagai rangkaian metode dalam melakukan proses pencarian bakat dan pembinaan atlet muda di PPLP se-Pulau Jawa Background: Sports science emphasizes the importance of measuring physical conditions in each branch of sport to determine the right training methods, which can be used by coaches in fostering athletes. The research intends to measure the physiological characteristics of PPLP young athletes in several priority sport branches in Indonesia, such as: Athletics, Pencak Silat and Taekwondo. Methods: In this study, all subjects took anthropometric measurements and physical conditions. Where in anthropometric measurements, including body weight, height, Body mass Index (BMI). Whereas in physical condition tests, measurements vertical jumps, sprint 30 meters, and cooper test 2.4 km. Results: This research successfully demonstrated quantitatively and qualitatively, the average value of anthropometry, aerobic endurance (VO2max), anaerobic endurance (vertical jump and sprint 30 meter) in athletes from the Taekwondo, Pencak Silat, and Athletics branches. In anthropometric measurements, only martial arts athletes (male and female), who have a height below the average normal value determined by WHO. While in anaerobic endurance measurement in the 30 meter sprint variable, only male athletes enter the normal range that has been set, while athletes in other sports do not enter the normal range. On the other hand, there are no average vertical jump results below the normal value, in the three sports that have been measured, both male and female in each branch. Meanwhile, the results of VO2max measurements also stated that all athletes (male and female) from the three sports that were measured had normal VO2max results and tended to be very good. This is evidenced by the absence of an average VO2max result which is below the predetermined normal range. Conclusion: These findings indicate that anthropometric profile measurement and the use of aerobic test screening exercises (cooper test 2.4), as well as anaerobic tests (batrey tests) which include vertical jumps and, 30 meter sprints can be used and effectively as a series of methods in the process of finding talent and coaching young athletes in PPLP throughout JavaKata kunci: Aktivitas Fisik, Atlet, Cabang Olahraga, Antropometri, Kondisi Fisik.
Analysis The Level Aggressiveness of Karate Athletes on Kata Number Miftah Fariz; Didi Sunadi; Hendra Nugraha; Giri Prayogo
Halaman Olahraga Nusantara : Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 6 No. 2 (2023): Halaman Olahraga Nusantara (Jurnal Ilmu Keolahragaan)
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karate is one of the oldest martial arts originating from Japan and has developed rapidly in Indonesia. Karate itself is a martial art that has Chinese martial influences and kempo. A karate martial artist must certainly have a good level of aggressiveness so that later it can be used in a match that requires a high level of success. The purpose of this study was to determine the level of aggressiveness of karate athletes in word numbers. This study was conducted using quantitative descriptive methods using closed questionnaire techniques. The population in this study is PP INKAI Prestasi athletes in Jakarta totaling 30 people. Determination of samples in this study through non-probability sampling techniques (purposive sampling) so that it became 15 people in accordance with the criteria desired by the researcher. The results of this study show that the level of aggressiveness of karate athletes in word numbers is included in the medium category because word numbers are numbers that compete for compactness, regularity of motion and discipline of movement. However, this can be a further input to further increase the aggressiveness of word number karate.