Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PERBANDINGAN LIFE CYCLE COST ANTARA JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN GIRDER BETON ', Masrilayanti, Ph.D; Suraji, Ph.D, Akhmad; Ilham, ST, Ade
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan merupakan alat penghubung yang penting dalam jaringan transportasi jalan, yangberfungsi untuk menghindari gangguan/hambatan alam atau buatan manusia. Jembatan jugamerupakan aset modal dalam perekonomian suatu wilayah, maka keberadaannya perlumendapat perhatian agar kinerja serta umur layanannya sesuai dengan rencana awal konstruksi.Kota Padang memiliki 108 jembatan yang tersebar di seluruh kota Padang, 13 diantaranyajembatan gantung, 25 jembatan rangka baja, 12 jembatan leger INP, dan 58 jembatan beton.Dalam perencanaan dan pemeliharaan jembatan ini tentunya membutuhkan biaya yangtentunya tidak sedikit. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa biayaekonomis sebuah bangunan/jembatan dengan mempertimbangkan biaya pengoperasiansepanjang umur hidup jembatan adalah metode life cycle cost (siklus daur hidup). Analisabiaya life cycle cost dilakukan pada Jembatan Kembar Andalas Simpang Haru karena mewakilijembatan rangka baja dan jembatan girder beton yang mendominasi jembatan di kota Padang,serta memiliki bentang yang sama. Berdasarkan serangkaian analisa life cycle cost diperolehperbandingan biaya untuk jembatan rangka baja, biaya pengadaan jembatan 64.31%, biayaoperasional dan perawatan 22.78%, biaya bongkaran 2.49%, dan nilai sisa mencapai 10.42%terhadap total biaya life cycle cost Rp 34,292,221,312.48, sedangkan untuk jembatan girderbeton, biaya pengadaan jembatan mencapai 62.53%, biaya operasional dan perawatan27.20%,biaya bongkaran 5.45%, dan nilai sisa 4.82% dari total biaya life cycle cost Rp27,621,106,884.03. Jika dibandingkan dengan analisa NPV, jembatan girder beton memilikibiaya yang lebih ekonomis.Kata kunci: Life cycle cost, Jembatan Rangka Baja, Jembatan Girder Beton.
Model Penilaian untuk Kematangan Perencanaan Keselamatan dalam Tahap Pra Konstruksi Endroyo, Bambang; Suraji, Akhmad
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 20, Nomor 2, DESEMBER 2014
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.727 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v20i2.9258

Abstract

The construction sector still has a low achievement in safety issues. Fatal accident rate in construction is higher than average rate in other industries. Because of it, need some attention to minimize the rate of accident in construction. This research examined the key factors of safety planning in the pre-construction stage, and it was based on the theories of accidents causation having the upstream approach. Some theories were: Constraint-Response Theory (CR); Construction Design Management (CDM), and the Process Protocol (Pp). This research broke down the three theories above (CR; CDM; Pp) into the concept of the key factors of safety planning in pre-construction. Then, the concept was verified by construction practitioners and academician, using Delphi method three rotations. During the verification, from the first to the third round, there were reduction and the addition concept and language appropriateness. The findings of this research were assessment models of maturity safety planning in the pre construction stages. There were two models, the model of "radar chart" or MISAP 1 and the model of "worksheet" or MISAP 2.
Studi Kesiapan Daerah Untuk Investasi Infrastruktur Sosial Berbasis Pembiayaan Non APBN/APBD Hesna, Yervi; Suraji, Akhmad; Rahmadani, Suchi; Ikhwanul Satria, Eka
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 2 (2018): Edisi Khusus. : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.967 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v2i0.4912

Abstract

Pembangunan Infrastruktur harus dipenuhi dari sumber pendanaan lain guna melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur di Indonesia yang pemenuhannya  dapat dilakukan dengan menggunakan skema pendanaan alternative seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran (PINA). Skema pendanaan alternatif ini dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur indonesia. Setiap daerah yang ada di indoneseia dapat menjalanlan skema KPBU dan PINA untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur, khususnya infrastruktur sosial. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kesiapan daerah dalam investasi infrastruktur sosial berbasis PINA di Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kesiapan daerah mengunakan faktor-faktor penentu kesiapan daerah berupa : (1) kesiapan regulasi daerah yang mendorong investasi infrastruktur, (2) kesiapan dari kemajuan ekonomi daerah, (3) kesiapan dari perangkat operasional. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumatera Barat belum mengamanatkan kebijakan PINA dalam RPJMD dan untuk masih melakukan penyusunan regulasi terkait PINA.
PROBLEMS OF ISLAMIC HOME FINANCING IN INDONESIA: A TAHWIDI STRING RELATION (TSR) EXPOSITION Bambang Wijananto; Yuswar Zainul Basri; Akhmad Affandi Mahfudz; Akhmad Suraji
Tazkia Islamic Finance and Business Review Vol. 14 No. 1 (2020)
Publisher : Institute for Research and Community Empowerment (LPPM TAZKIA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30993/tifbr.v14i1.213

Abstract

This study intends to explore and analyze Home Islamic financing problems in Indonesia by using the Tawhidi String Relations (TSR) approach, a methodology that uses the Quran and Sunnah as ontology in each solution to variables in achieving wellbeing. TSR has advantages over the concepts of Interaction, Integration and Evolution (IIE). The variables of this study are Human Resources, Internal Controls and Regulators, who represent internal and external interests. This study found that the IHF problems must be overcome by the concept of changing religious values into economic activities referring to the Quran and Hadith which are presented practically in the real world as a universally applicable basis in achieving Maqasid Sharia.
Evaluasi Penerapan Spesifikasi Bina Marga 2018 untuk Pelaksanaan Lapisan Perkerasan Lentur Shindy Meuthia; Akhmad Suraji; Benny Hidayat
CIVED Vol 8, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/cived.v8i2.112384

Abstract

Jalan sangat berpengaruh besar dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian. Namun sering kali pembangunan jalan tidak disertai dengan pelaksanaan yang baik, sehingga menimbulkan berbagai macam permasalahan. Hal ini mendorong perlunya dilakukan Evaluasi Penerapan Spesifikasi Bina Marga 2018 untuk Pelaksanaan Lapisan Perkerasan Lentur. Penelitian ini dilakukan pada Paket Pembangunan Jalan Pasar Baru Alahan Panjang DAK (P.073) Kab. Pesisir Selatan dan Paket Pembangunan Jalan Teluk Bayur – Nipah – Purus DAK (P.098) Kota Padang. Secara garis besar, tingkat penerapan telah 100% memenuhi spesifikasi umum. Hasil penelitian Paket Pembangunan Jalan Pasar Baru Alahan Panjang DAK (P.073) Kab. Pesisir Selatan ini didapatkan tingkat kesulitan / hambatan tertinggi dalam pencapaian mutu perkerasan menurut Kontraktor : Cuaca dengan tingkat kesulitan sebesar 42%; menurut Konsultan : kurangnya pelatihan keahlian dan keterampilan metoda konstruksi dengan tingkat kesulitan sebesar 57%; sedangkan menurut Pengawas PU : keterbatasan quarry yang mempunyai izin dengan tingkat kesulitan sebesar 80%. Pada Paket Pembangunan Jalan Teluk Bayur – Nipah – Purus DAK (P.098) Kota Padang tingkat kesulitan / hambatan tertinggi dalam pencapaian mutu perkerasan menurut Kontraktor, Konsultan, dan Pengawas PU adalah Cash Flow Perusahaan dengan tingkat kesulitan masing – masing sebesar 61%, 68%, dan 53%.
STUDI BIAYA MENGIKUTI PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMERINTAH Enni Supriyani; Akhmad Suradji; Benny Hidayat
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X Vol 18, No 1 (2016): Volume 18 No. 1 Februari 2016
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.555 KB)

Abstract

In the implementation of government construction work, to get to the contractor (contractor) who is able to carry out the work in accordance with the specified requirements at a reasonable price and can be justified in terms of both quality and time of implementation, the project owner held the auction process. Contractors who want to follow the auction costs, of this then do research on the type and amount of costs incurred by the contractor during the auction. This research was conducted by looking at the relationship and influence between the value of the work packages with the amount of expenses incurred during the auctions. This research resulted in the type of expenses incurred during the auctions include Cost ATK, electricity, internet, employee salaries and telephones, transportation, consumption, SKA, SKT, administration fees letter of support, bank administration fees, administrative costs of insurance, and the cost of preparation of the contract, marketing costs (the manager of the auction, the client, sponsors and money thugs). The type of cost is the cost for the auction manager and the client. From the results of the regression analysis can predict the costs incurred during the auctions is Y = 4059762.314 + 0.002 X, and Y = 10,227,390.399 + 0.015 X respectively without taking into account the costs of marketing and marketing costs. Where X is the value of the work packages that followed (Value Project) maximum up to 3 billion Rupiah.  Keywords: Cost, Auctions, Construction Works.
Kajian Kapasitas Infrastruktur : Suatu Upaya Peningkatan Pariwisata Sumatera Barat Yervi Hesna; Akhmad Suraji; Bambang Istijono; Benny Hidayat; Taufika Ophyandri
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.519 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3178

Abstract

Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemerintah dan dunia usaha, serta antardaerah sangat diperlukan dalam meningkatkan potensi keberhasilan pembangunan pariwisata berbasis kewilayahan. Kunci utama untuk menciptakan sebuah daerah dengan industri pariwisata yang baik adalah terwujudnya kenyamanan pengunjung. Kenyamanan pengunjung akan bisa terlaksana jika dua variabel berikut terpenuhi yakni adanya budaya dan perilaku masyarakat yang ramah pariwisata dan adanya infrastruktur yang saling berkesinambungan antar destinasi pariwisata. Untuk itu pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama mewujudkan adanya peningkatan infrastruktur kepariwisataan di provinsi Sumatera Barat. Walaupun kaya akan budaya dan kondisi alamnya nan cantik, tidak membuat provinsi Sumatera Barat kebanjiran kunjungan wisatawan. Bahkan untuk tahun 2015 lalu terjadi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 13,2%. Untuk itu promosi dan peningkatan infrastruktur pariwisata harus terus dilakukan. Untuk mewujudkan hal diatas, perlu kiranya untuk mengetahui kapasitas infrastruktur di Provinsi Sumatera Barat saat ini dalam rangka mendukung industry pariwisata. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan benchamarking atau titik patok bagi pengembangan infrastruktur kedepannya dalam rangka peningkatan aksesibilitas pariwisata Sumatera Barat. Diharapkan dengan penelitian ini dapat mengetahui kondisi eksisting infrastruktur kepariwisataan provinsi Sumatera Barat dan bagaimana strategi pengembangannya kedepan sehingga bisa menambah kontribusi pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Analisis Risiko Investasi Infrastruktur Berbasis Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP) Lisherly Reginancy Debataraja; Akhmad Suraji; Taufika Ophiyandri
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.219 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v4i2.6886

Abstract

Pemenuhan infrastruktur sebagai aset memerlukan pengelolaan aset infrastruktur yang bertujuan untuk mendapatkan nilai atau “value” yang lebih besar untuk menghindari   kerugian akibat risiko yang mungkin terjadi. Hal ini mendorong perlunya  menganalisis skala risiko dari masing-masing elemen risiko yang berpengaruh terhadap kerugian proyek di Jalan Tol Padang-Sicincin dengan mengkombinasikan metode skala risiko dan severity index serta menganalisis bobot prioritas risiko antara dua elemen risiko dengan menggunakan proses F-AHP. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner yang dibagi dalam dua tahap dimana tahap pertama untuk menganalisis skala risiko dan tahap kedua untuk menganalisa bobot prioritas risiko. Bobot risiko yang  dianalisis  oleh proses F-AHP akan dibandingkan dengan hasil faktor andil pada Pedoman Analisis Risiko Investasi Jalan Tol Pd T-01-2005-B sebagai penentuan penerimaan atau pengalokasian risiko. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai bobot prioritas untuk tahap pra-konstruksi dan tahap konstruksi adalah 56,41% dan 43,59%. Risiko tahap pra konstruksi dan risiko tahap konstruksi dikategorikan sebagai risiko tinggi dengan nilai skala risiko masing-masing adalah 16 dan 12. Risiko yang memiliki kategori risiko sangat tinggi yaitu risiko ketersediaan lahan (PKLA01) dan risiko penolakan masyarakat (PKLA03). Risiko dengan nilai bobot prioritas tertinggi adalah risiko pembebasan lahan (PKLA) untuk tahap pra-konstruksi dan risiko Force Majeure (KFOR) selama tahap konstruksi. 
PENGUKURAN TINGKAT PENERAPAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (NSPK K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI Ari Syaiful Rahman Arifin; Akhmad Suraji; Bambang Istijono
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.543 KB) | DOI: 10.25077/jrs.10.2.31-40.2014

Abstract

Hasil analisis statistik beberapa negara menyimpulkan bahwa bahwa risiko kecelakaan kerja di industri konstruksi adalah jauh lebih tinggi dibanding rata-rata untuk semua sektor (Suraji, 2000). Masalah keselamatan dan kesehatan kerja secara umum di Indonesia belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak (Wirahadikusumah, 2007). Permasalahan yang terkait dengan keselamatan kerja di Indonesia adalah bukan hanya mengenai kualitas dari kebijakan (policy) yang mengatur keselamatan kerja di industri konstruksi, tetapi juga sejauh mana kebijakan tersebut telah diimplementasikan dalam pekerjaan konstruksi di lapangan. Survai penerapan regulasi dan kebijakan K3 pada 30 proyek gedung oleh Suraji & Rosmariani (2012) menemukan bahwa dari 30 proyek gedung yang terdiri dari 17 proyek oleh perusahaan konstruksi BUMN hanya memiliki rata-rata penerapan elemen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NSPK K3) sebesar 60% dari 65 elemen NSPK. Demikian juga untuk 11 proyek oleh perusahaan swasta nasional penerapan elemen NSPK hanya sebesar 48%. Sedangkan untuk 2 proyek yang dikerjakan oleh perusahaan kontraktor swasta asing sudah sangat baik menerapkan hampir semua elemen NSPK (99%). Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi pekerjaan gedung di Universitas Negeri Padang tahun 2011-2012, ditambah dengan satu proyek pemerintah dan satu proyek swasta tahun 2013 sebagai pembanding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan kontraktor dalam menerapkan NSPK K3 pada proyek konstruksi untuk pekerjaan gedung. Sehingga dapat mengetahui seberapa tingkat kepatuhan (akuntabilitas) perusahaan kontraktor dalam menerapkan NSPK K3. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa persetanse kepatuhan masing-masing perusahaan kontraktor terhadap penerapan peraturan berbeda-beda. Untuk perusahaan dengan proyek konstruksi beresiko rendah, hasil perhitungannya adalah pada kisaran 56,10% - 58,06%. Untuk proyek konstruksi dengan tingkat resiko sedang, hasil perhitungannya adalah pada kisaran 61,86% - 65,04%. Untuk perusahaan dengan proyek konstruksi berisiko tinggi, hasil perhitungannya adalah pada kisaran 79,96% - 84,28%. Berdasarkan hasil penelitian pada proyek konstruksi untuk tingkat risiko rendah tingkat penerapan NSPK K3 pada penilaian tingkat penerapan Kurang, sedangkan untuk proyek konstruksi dengan risiko sedang dan tinggi menerapkan NSPK K3 pada penilaian tingkat penerapan Baik. Keywords: NSPK K3, tingkat penerapan, risiko, kontraktor, proyek konstruksi.
ANALISIS KEGAGALAN KONSTRUKSI DARI PERSPEKTIF SOCIO – ENGINEERING SYSTEM Riki Saputra; Akhmad Suraji; Abdul Hakam
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.247 KB) | DOI: 10.25077/jrs.12.1.61-70.2016

Abstract

Salah satu penyebab utama kerentanan fisik dan lingkungan adalah kegiatan manusia dalam membangun lingkungan-binaannya, dan hal ini sangat erat terkait dengan sektor konstruksi. Cara membangun yang salah, baik dari segi perencanaan dan perancangan maupun dari segi pelaksanaan dan pengawasannya dapat menghasilkan infrastruktur yang rentan terhadap bencana, selain juga risiko degradasi lingkungan. Hasil studi data statistik kegagalan, memperlihatkan bahwa Practitioners mempunyai saham dan potensi yang lebih besar dari Theoreticians dalam menekan resiko kegagalan. Persentasi resiko terbesar datang dari Human Activities dan Human Attitude. Socio-Engineering berfokus pada atribut yang melekat pada seseorang seperti , sikap (attitude), keahlian (skill) , nilai/norma yang diyakini (values), relasi sesama manusia, pengakuan dan penghargaan (reward system), wewenang struktural (authority structure). Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini menganalisis Kegagalan Konstruksi dari Perspektif Socio – Engineering System. Pengaruh Socio – Engineering System terhadap kegagalan kontruksi dan bangunan sangat beresiko ( 66,7 %) dalam artinya perilaku manusia memiliki peranan yang cukup berarti dalam kegagalan konstruksi. Kegagalan konstruksi dilihat dari perspektif socio engineering system yang berpengaruh yaitu pada tahap perencanaan, dokumen perencanaan dan proses pengadaan. Pada tahap ini faktor yang dapat mengakibatkan kegagalan kontruksi, seperti persaingan yang tidak sehat ,korupsi, kolusi, nepotisme, (KKN) dan penyuapan agar memenangkan tender Pengadaan Barang dan Jasa (90,00 % ), Terjadinya persekongkolan dengan Owner untuk mengatur harga penawaran diluar prosedur pengadaan(80,00 %), Keinginan Owner untuk meraih keuntungan yang tidak normal ( Fee Proyek ) dengan menekan imbalan jasa dari konsultan Perencana / Kontraktor diluar kontrak yang telah disepakati (76,7%).Kata Kunci : Analisis kegagalan konstruksi, socio – engineering system, resiko, sikap, prilaku