Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Beyond Use Date Didesa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara Ikhwan Yuda Kusuma; Peppy Octaviani; Cecep Darwis Muttaqin; Afnida Dwi Lestari; Fina Rudiyanti; Halimatu Sa’diah
Pelita Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2020): November 2020
Publisher : Pelita Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.106 KB)

Abstract

Latar belakang: Beyond Use Date adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Tingkat pengetahuan masyarakat berkaitan dengan Beyond Use Date di Indonesia masih terbilang rendah, oleh karena itu perlu dilaksanakan penyuluhan Beyond Use Date. Tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya Beyond Use Date untuk meningkatkan keamanan dalam penggunaan obat. Metode : Penyuluhan ini dilakukan dengan metode ceramah menggunakan media power point, banner, poster, booklet, dan leaflet. Hasil : Kegiatan penyuluhan ini berjalan dengan optimal ditandainya antusias dari responden, hasil kuesioner dalam kegiatan ini memberikan pengetahuan yang baik pada responden, dan responden memberikan timbal balik yang baik dengan menjawab semua pertanyaan pada kuesioner yang diberikan. Kesimpulan : Hasil monitoring kegiatan penyuluhan Beyon Use Date menunjukkan bahwa responden secara umum telah mengetahui pentingnya informasi Beyond Use Date.
ANALISIS ALUR PELAPORAN PREKURSOR DAN OBAT-OBAT TERTENTU (OOT) DI APOTEK Peppy Octaviani; Retno Agus Setiawan
Pharmacoscript Vol. 4 No. 2 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i2.723

Abstract

Bahan baku prekursor merupakan bahan dasar dalam pembuatan psikotropika dan narkotika. Prekursor dapat disalahgunakan oleh pelaku kejahatan dalam pembuatan psikotropika dan narkotika. Penyalahgunaan prekursor biasanya digunakan sebagai obat penenang. Penyalahgunaan terhadap obat-obat golongan narkotika, psikotropika dan obat lain yang mengandung prekursor menurun seiring bertambah ketatnya pengawasan, namun beberapa tahun terakhir penyalahgunaan terjadi pada beberapa obat lain yang memiliki efek serupa dengan narkotika dan psikotropika, yaitu obat dengan komposisi zat aktif Dekstrometorfan dan Karisoprodol. Setelah Badan POM menindaklanjuti penyalahgunaan dengan penarikan NIE Dekstrometorfan sediaan tunggal dan Karisoprodol, penyalahgunaan beralih kepada Tramadol, Haloperidol, Triheksifenidil, Amytriptilin, Klorpromazin yang selanjutnya disebut sebagai obat-obat tertentu (OOT). Apotek sebagai tempat yang banyak menyalurkan prekursor dan OOT kepada konsumen/pasien, tetapi pelaporan ke dinas kesehatan masih secara manual bahkan masih banyak yang tidak melaporkan penggunaannya ke dinas kesehatan. Penelitian ini bertujuan melakukan pengembangan dan evaluasi aplikasi pelaporan prekursor dan OOT untuk memfasilitasi apotek dalam pembuatan pelaporan secara tepat waktu. Diharapkan pengawasan dan pengendalian dapat dilakukan dengan mudah. Metode yang digunakan dengan menggunakan prinsip penelitian partisipatif berbasis komunitas, kami membagi 3 tahapan metodologi. Salah satu tahapan yang dilaksanakan yaitu pemaparan alur pelaporan prekursor dan OOT. Hasil penelitian ini yaitu memulai pengembangan aplikasi dengan menggunakan pendekatan Rappid Application Development (RAD). Tahapan pada analisis alur pelaporan prekursor dan OOT yaitu admin, user terdaftar, user belum terdaftar, fungsi registrasi, fungsi pelaporan dan fungsi berita dan diskusi. Serangkaian pemodelan diatas digunakan sebagai acuan untuk memasuki tahapan selanjutnya seperti desain antarmuka, desain arsitektur sampai dengan pengkodean.
Evaluasi Pengelolaan Prekursor Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi di Apotek Wilayah Kabupaten Banyumas Hana Fajrin Ananda Putri; Peppy Octaviani; Galih Samodra
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.593 KB)

Abstract

Sehubungan dengan maraknya penyalahgunaan obat di kalangan masyarakat, maka tenaga kefarmasian harus lebih memperhatikan pelayanan terhadap obat-obatan salah satunya yaitu obat yang mengandung prekursor. Untuk menanggulangi penyalahgunaan tersebut maka perlu pengelolaan obat yang mengandung prekursor yang sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan No. 40 tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan pengelolaan prekursor (pengadaan, penyimpanan, penyerahan) pada Apotek di Kabupaten Banyumas sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif. Metode yang dilakukan yaitu dengan cara wawancara terbuka kepada apotek yang dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan pengelolaan prekursor di 70 apotek di Kabupaten Banyumas dinyatakan sudah sangat baik dengan persentase 95%.
Perbandingan Efek Nefroprotektif Penggunaan Dapagliflozin Monoterapi dan Kombinasinya dengan Metformin pada Tikus Jantan Galur Wistar Arrina Sabilahaq; Ikhwan Yuda Kusuma; Peppy Octaviani
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.437 KB)

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme ditandai dengan peningkatan glukosa darah akibat sekresi insulin, aksi insulin ataupun keduanya. Diabetes Mellitus berpotensi komorbid yaitu kerusakan ginjal(nefropati), sehingga perlu dilakukan pemilihan obat antidiabetes yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hipoglikemik dan nefroprotektif dari penggunaan dapagliflozin secara monoterapi dan kombinasi dengan metformin dihitung berdasarkan nilai glukosa darah dan kreatinin pada tikus jantan galur wistar. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan dianalisis dengan Paired T-Test, One Way ANOVA dan Pos Hoc HSD. Penelitian ini menggunakan 24 tikus yang dibagi 4 kelompok, yaitu kontrol normal, kontrol negatif, pemberian monoterapi dapagliflozin dan kombinasi dengan metformin. Hasil menunjukkan bahwa pemberian dapagliflozin dan metformin mampu menurunkan kadar glukosa darah dan kreatinin. Pada output Paired T-Test didapat sig.<0,05, menunjukkan ada perbedaan rata-rata antara kadar glukosa darah dan kreatinin pre test dan post test. Output One Way Anova menunjukan sig.<0,05 menunjukkan rata-rata kelompok uji berbeda secara signifikan. Output Pos Hoc HSD didapat sig.(2-tailed)<0,05 menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kontrol negatif dengan kelompok uji, dimana terjadi penurunan kadar glukosa darah dan kreatinin. Kesimpulan penelitian ini ialah penggunaan kombinasi dapagliflozin dengan metformin lebih signifikan menurunkan kadar glukosa darah sebesar 134.0650±0.5 mg/dl dan kreatinin sebesar 0.9217±0.54 mg/dl dibanding penggunaan monoterapi dapagliflozin.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kombinasi Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dan Daun Kelor (Moringa oleifera L) dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl) Galih Samodra; Nurul Fitri Alfathani; Peppy Octaviani
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v20i1.22293

Abstract

Kersen leaves and Moringa leaves are natural sources of antioxidants that can prevent oxidative damage to the body due to free radicals. The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of a single form and a combination of cherry leaf extract and Moringa leaf in fighting free radicals. The antioxidant activity test in this study used the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil). The results showed that ethanol extracts of single forms of cherry leaves and Moringa leaves have very strong antioxidant activity with IC50 values of 8.04 ppm and strong 68.40 ppm. The combination with a ratio of 2:1 obtained the lowest IC50 value, which is 6.35 ppm. It can be concluded that the highest antioxidant activity is found in the combination of ethanol extract of cherry leaves and Moringa leaves in a ratio of 2:1, with IC50 smaller than the single form. 
ANALISIS KEPATUHAN MINUM OBAT Antiretroviral PASIEN Human Immunodeficiency Virus DI RSUD BANYUMAS Dwi Mustikasari; Desy Nawangsari; Peppy Octaviani; Made Suandika
Journal of Nursing and Health Vol. 7 No. 3, Desember (2022): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v7i3, Desember.189

Abstract

ABSTRAK Penyakit Humman Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang menyerang sel-sel CD4 didalam system tubuh manusia, sehingga mengarah pada akumulasi gejala dan penyakit. Obat antiretroviral (ARV) adalah pengobatan HIV yang paling berhasil sampai saat ini. Ketidakpatuhan disebabkan kurangnya informasi dan komunikasi mengenai pengobatan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan penggunaan obat ARV pada responden HIV-positif di poli Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUD Banyumas. Jenis survei ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan uji chi-square dan sampel sebanyak 68 responden menggunakan rumus slovin. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner kepatuhan pengobatan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) kemudian data dianalisa secara statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase data sosiodemografi yang terkena HIV meliputi usia 35-45 th sebanyak 29 (42.6%), jenis kelamin laki-laki 36 (52.9), marital status menikah 34 (50.0%), tingkat Pendidikan SLTA 23 (32.4%), lama pengobatan >1 th 64 (94.1%), penghasilan perbulan >1.000.000 juta 44 (63.2%), dan jenis pekerjaan Wirasusata 24 (24%). Jenis obat yang sering di gunakan yaitu tenofovir+ lamivudine+ delutogravir (TLD) sebanyak 58 responden. Dengan persentase kepatuhan minum obat kelompok terbesar berada pada kategori tingkat kepatuhan tinggi 32 responden (45.6%), kemudian tingkat kepatuhan sedang 27 responden (41.2%), yang terkecil yaitu tingkat kepatuhan rendah 9 responden (13.2%), Serta analisis bivariat menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan minum obat ARV dengan data sosiodemografi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Swamedikasi Penyakit Neurodermatitis pada Pekerja Proyek di PT. Boyang Purbalingga Anggestia Zakina; Peppy Octaviani; Rani Prabandari
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 7 No 1 (2023): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Universitas Borneo Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v7i1.437

Abstract

Neurodermatitis or lichen simplex chronicus is defined as a common form of chronic neurodermatitis that presents as dry, patchy areas of skin that are scaly and thick. Self-medication is a person's effort to help himself in the form of self-medicating. This study aims to determine the relationship between knowledge level and self-medication of neurodermatitis in project workers at PT. Boyang Purbalingga. This study used a cross sectional time approach. Research based on SPSS with spearman-rank test of neurodermatitis knowledge level on project workers of PT. Boyang Purbalingga found that most of the respondents had sufficient knowledge level as many as 24 respondents (21.8%) and good knowledge as many as 86 respondents (78.2%). Based on SPSS with spearman-rank test, the level of self-medication of neurodermatitis in project workers of PT. Boyang Purbalingga as many as 7 respondents (6.4%) have sufficient knowledge and 103 respondents (93.6%) have good knowledge. The results of the analysis based on the spearman-rank test obtained a p-value of 0.167 with a significance degree of 5% (0.05). It can be concluded that statistically there is a relationship between the level of knowledge and self-medication of neurodermatitis disease in project workers at PT. Boyang Purbalingga.