Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

UPAYA PENUMBUHAN KRISTAL TUNGGAL KROMIUM(III) ASETILASETON DENGAN METODE GEL METASILIKAT Taufiq, Muhammad Arif; Khunur, Mohammad Misbah; Prananto, Yuniar Ponco
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.085 KB)

Abstract

Metoda gel merupakan salah satu metoda penumbuhan kristal tunggal garam sederhana maupun garam kompleks yang telah banyak dikembangkan. Upaya penumbuhan kristal tunggal kromium(III)-asetilaseton dalam gel metasilikat telah dilakukan dengan metoda tabung gelas tunggal dengan variasi pH gel metasilikat 5,0; 5,5 dan 6,0 dan rasio mol kromium(III):asetiaseton adalah 1:3. Sintesis dilakukan dengan menambahkan larutan supernatan CrCl3 dengan variasi konsentrasi 0,5 dan 0,75M ke atas gel metasilikat yang sebelumnya telah ditambahkan dengan asetilaseton. Reaksi dilakukan pada suhu kamar selama 28 hari. Karakterisasi tahap awal dilakukan dengan metoda spektrofotometri inframerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 28 haritidak terdapat kristal tunggal yang tumbuh dalam gel metasilikat pada setiap variasi pH dan konsentrasi supernatan. Diperkirakan dengan penambahan waktu tumbuh yang lebih lama, kristal yang diinginkan akan tumbuh di dalam gel. Kata kunci: kristal tunggal, gel metasilikat, kromium(III), asetilaseton
STUDI AWAL TENTANG PENUMBUHAN KRISTAL TUNGGAL KROMIUM(III)-DISIANAMIDA DALAM GEL METASILIKAT Suyono, Suyono; Khunur, Muhammad Misbah; Prananto, Yuniar Ponco
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.232 KB)

Abstract

ABSTRAK Pengaruh rasio mol dan pH dalam reaksi senyawa kompleks seringkali mempengaruhi komposisi dan sifat dari senyawa yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh rasio mol dan pH pada sintesis Cr(III)-disianamida (dca) dalam gel metasilikat dengan metoda tabung gelas tunggal dan karakterisasi senyawa hasil sintesis. Natrium metasilikat digunakan sebagai bahan gel metasilikat dan sintesis dilakukan pada variasi pH 5, 6, dan 7, sedangkan rasio mol Cr(III):dca yang digunakan yaitu 1:3 dan 1:4. Sintesis dilakukan pada suhu kamar selama 5 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi mol Cr(III):dca dan pH gel berpengaruh pada massa padatan Cr(III)-dca. Massa padatan Cr(III)-dca terbesar dihasilkan pada pH 6 pada setiap rasio. Pada rasio 1:4 diperoleh massa 0,0118 g > pH 7 dengan massa 0,0099 g > pH 5 dengan massa 0,013 g, sedangkan pada rasio 1: 3 diperoleh massa 0,0118 g > pH 7 dengan massa 0,0040 g > pH 5 dengan massa 0,0060 g. ukuran kristal yang diperoleh relatif kecil. Hasil analisa IR menunjukkan dca terikat pada sistem kristal, yaitu pada atom N di ujung dca (N≡C–N-–C≡N) dengan ditunjukan adanya pergeseran pada bilangan gelombang di sekitar 2200 – 2300 cm-1. Kata kunci: Cr (III), dca, Gel metasilikat, Inframerah
PENGARUH pH DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) Wijayanto, Yogi Rifki; Darjito, Darjito; Prananto, Yuniar Ponco
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.739 KB)

Abstract

ABSTRAK Limbah cangkang bekicot mengandung kitin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi kitin terhadap ion Pb(II) dengan cara fosforilasi dan juga mempelajari pengaruh pH dan waktu kontak larutan terhadap adsorpsi Pb(II) pada kitin terfosforilasi. Kitin diisolasi dari cangkang bekicot melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitin difosforilasi dengan asam fosfat dan dinatrium hidrogen fosfat. Penelitian dilakukan dengan variasi pH 2, 3, 4 dan 5 serta variasi waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Hasil yang diperoleh yaitu adsorpsi ion Pb(II) secara maksimum diperoleh pada pH 4 sebesar 86,45% dan waktu kontak selama 60 menit. Kata kunci: adsorpsi, kitin, fosforilasi, Pb(II).
PENGARUH PH PADA REDUKSI AU(III) MENJADI AU DALAM GEL METASILIKAT Radiansyah, Muhamad Agus; Khunur, Mohammad Misbah; Prananto, Yuniar Ponco
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.705 KB)

Abstract

Kristal tunggal emas dapat disintesis dengan metode gel metasilikat. Gel metasilikat memiliki beberapa kelebihan yaitu sederhana, mudah dilakukan pada suhu kamar dan memiliki kristalinitas yang lebih baik dibandingkan gel lainnya seperti agar, gelatin, lempung dan poliakrilamida. Kristalinitas gel metasilikat memiliki struktur tautan silang (Si-O-Si) yang mampu membentuk polimer dan memiliki rongga-rongga pada gel sebagai ruang yang kondusif untuk pertumbuhan kristal. Penelitian ini dilakukan untuk mensintesis kristal tunggal emas dalam gel metasilikat dan mengetahui pengaruh pH awal larutan gel terhadap kristal hasil sintesis. Hasil sintesis menunjukkan bahwa semakin tinggi pH larutan awal pembentukan gel, semakin besar massa kristal yang diperoleh. pH optimum larutan awal pembentukan gel adalah 5,5 dan efisiensi massa kristal hasil sintesis sebesar 29,78%.Kata kunci: gel metasilikat, kristal tunggal emas, pH
STUDI AWAL SINTESIS KRISTAL TUNGGAL Fe(III)-TARTRAT DARI Fe2O3 DALAM GEL METASILIKAT Grafist, Therra Raditya; Khunur, Mohammad Misbah; Prananto, Yuniar Ponco
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.156 KB)

Abstract

Kristal tunggal logam tartrat telah banyak disintesis dalam gel metasilikat dan menunjukkan berbagai sifat menarik seperti feroelektrik, dielektrik, piezoelektrik, dan karakteristik optik non-linier, namun untuk logam bervalensi tiga seperti Fe(III) belum banyak dilaporkan  Sintesis kristal tunggal Fe(III)-tartrat dari Fe2O3 dalam gel metasilikat yang dilakukan dengan metoda tabung gelas tunggal dengan variasi pH 3,0; 3,5; 4,0; dan 4,5 Sedangkan karakterisasi kristal hasil sintesis dilakukan dengan spektrofotmetri IR dan XRD. Sintesis dilakukan pada suhu kamar selama 15 hari dengan cara menambahkan larutan supernatan Fe2(SO4)3 yang dibuat dengan mereaksikan Fe2O3 dan H2SO4 ke atas gel metasilikat yang sebelumnya telah ditambahkan dengan larutan asam tartrat. Hasil penelitian menujukkan bahwa kristal tunggal Fe(III)-tartrat dalam gel metasilikat diperoleh pH optimum 3,5 dan rendemen 15,44%. Karakterisasi dengan spektrofotometri IR dan XRD mengindikasikan bahwa kristal hasil sintesis mengandung gugus tartrat. Kata kunci: Fe(III), Tartrat, Gel metasilikat, Kristal tunggal.
VARIASI PROSEDUR PREPARASI GEL PADA SINTESIS AEROGEL SILIKA DARI LUMPUR LAPINDO Rosmawati, Angelina; Tjahjanto, Rachmat Triandi; Prananto, Yuniar Ponco
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1776.165 KB)

Abstract

Telah dilakukan sintesis aerogel silika dari lumpur Lapindo melalui metode sol gel dengan pengeringan pada tekanan ambien. Variasi prosedur preparasi gel dilakukan untuk memperoleh aerogel silika hidrofobik dengan bentuk optimal. Silika dari lumpur Lapindo yang telah diberi perlakuan awal diekstraksi menggunakan NaOH 3 M dan disaring. Filtrat dititrasi dengan HCl 1 M hingga pH 4. Dilakukan dua variasi prosedur dalam penelitian ini, yakni prosedur pertama (A), larutan pH 4 dicetak dalam syringe 20 mL, filtrat didekantasi dan endapan dicuci air suling hingga diperoleh endapan putih dalam volume 5 mL kemudian didiamkan, sedangkan prosedur kedua (B), larutan pH 4 didiamkan hingga terbentuk endapan yang dipisahkan dari filtratnya melalui penyaringan. Endapan dicuci dengan air suling, dicetak dalam syringe volume 5 mL, dan didiamkan hingga terbentuk hidrogel. Hidrogel direndam dalam metanol, dilanjutkan dalam campuran metanol, trimetilklorosilan (TMCS), dan heksana, serta diakhiri dalam heksana. Gel yang telah tersilalasi kemudian dikeringkan pada suhu 50 oC dan suhu 200 oC. Aerogel silika berhasil disintesis dari prosedur B dan dikarakterisasi melalui pengamatan visual, gravimetri, spektrofotometri IR, dan uji hidrofobisitas secara kualitatif. Aerogel silika yang dihasilkan berbentuk silinder dengan massa 0,1914 gram dan densitas teoritis 0,222 g/cm3, berwarna putih, opaque,  hidrofobik, dan lipofilik Kata kunci: aerogel silika, hidrogel, lumpur Lapindo, silika, sol gel
KOMPOSISI MIKROPLASTIK PADA ORGAN SARDINELLA LEMURU YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN SENDANGBIRU, MALANG Yona, Defri; Harlyan, Ledhyane Ika; Fuad, M.Arif Zainul; Prananto, Yuniar Ponco; Ningrum, Diana; Evitantri, Mangesti Reza
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 3 (2021): JFMR VOL 5 NO.3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.20

Abstract

Mikroplastik sebagai hasil degradasi sampah plastik besar telah mencemari lingkungan perairan. Mikroplastik di perairan ini berpotensi untuk terakumulasi dalam tubuh organisme termasuk ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan mikroplastik pada insang, saluran pencernaan dan daging ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang didaratkan di Pelabuhan Sendangbiru, Malang. Pengumpulan sampel ikan dilakukan pada Bulan Maret 2020 dengan membeli  10 ekor ikan hasil tangkapan nelayan dengan kisaran ukuran 11−15 cm. Analisis laboratorium dilakukan mulai dari mengukur panjang (cm) dan berat (g) ikan, melakukan pembedahan masing- masing organ, destruksi bahan organik dan identifikasi mikroplastik menggunakan mikroskop. Destruksi bahan organik dilakukan dengan merendam sampel organ yang sebelumnya telah ditimbang berat basahnya menggunakan larutan H2O2 30 % dan Fe(II) 0.05 M. Sampel diinkubasi selama 24 jam hingga sampel beserta bahan organik hancur. Tiga jenis mikroplastik ditemukan di seluruh sampel organ ikan dengan dominansi jenis fiber (54 %), diikuti oleh fragmen (43 %) dan film (3 %). Keberadaan mikroplastik pada ikan dapat dikaitkan dengan keberadaan mikroplastik di perairan. Komposisi jenis mikroplastik  berbeda  untuk  setiap  organ.  Fragmen  ditemukan  paling  banyak  pada insang, sedangkan pada saluran pencernaan dan daging didominasi oleh jenis fiber. Film ditemukan dengan jumlah yang paling sedikit pada ketiga organ. Keberadaan mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan berkaitan dengan interaksi langsung ikan dengan lingkungan melalui pernapasan dan proses makan, sedangkan mikroplastik pada daging karena adanya proses translokasi atau perpindahan antar organ
Exploration of Gel Method For Crystal Growth Media of Functional Coordination Polymers Yuniar Ponco Prananto; Mohammad Misbah Khunur
The Indonesian Green Technology Journal Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Synthesizing new functional materials, instead of exploring minerals is one way of creating sustainable development and reducing environmental impact due to irresponsible human exploitation on natural resources. For the last few decades, coordination polymers (CPs) have been emerge as new functional materials with promising features, such as porosity, magnetism, and catalytic activity, CPs have been developed for gas storage, adsorbents, catalysts, magnetic materials, etc. Some common synthetic methods to prepare CPs includes solvo-thermal, bench-top, and melting method. These methods sometimes are unique and the only option to get the targeted CPs. Meanwhile, gel method has been extensively used to grow various crystalline organic and inorganic materials and yet less explored for obtaining CPs. Based on literature review, with some examples from our previous research, this paper is exploring the potential used of gel method for growing crystalline functional CPs, their limitation, as well as advantages and disadvantages. General information about CPs and gel techniques are also presented. Upon discussion, although this method is not the most favourable techniques at this stage, it is suggested that incorporating gel method for growing crystalline functional CPs might be useful and in some cases crucial, especially for low-water soluble inorganic materials.
Synthesis and Structure of 2D Cobalt(II)-tartrate Hydrate Coordination Polymers Crystallised from Aqueous Solution Mohammad Misbah Khunur; Yuniar Ponco Prananto
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2018: BCREC Volume 13 Issue 2 Year 2018 (August 2018)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.13.2.1342.213-219

Abstract

Cobalt(II)-tartrate hydrate coordination polymer is successfully crystallisedfrom aqueous solution at room temperature. Unlike previous methods, diammonium tartrate was used and reacted directly with an aqueous solution of cobalt(II). Single crystal X-ray and ATR-IR analyses were performed toward the synthesized crystal. The crystal structure displaysa (6,3) 2D sheet which then grow into a 3D hydrogen-bonded network. Tetra- and hexa-dentate dianionic tartaric ligands are observed in the crystal structure, in which the hexadentate ligand connects four different cobalt centres. This method is considered feasible, affordable, and simple for the production of functional polymeric cobalt(II)-tartrate hydrate. 
Chemical Sensor for Detection of Lead Levels in Herbal Medicine Ani Mulyasuryani; Yuniar Ponco Prananto; Elvian Eka Krisnaniningrum
Molekul Vol 16, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.131 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2021.16.2.727

Abstract

A new tube type Pb2+ sensor made from two types of mixtures, namely clay-PbI2 and chitosan-PbI2 were prepared. An electromotive force (EMF) with Ag/AgCl as the reference electrode was used as the output signal. The highest performance of the Pb2+ sensor from clay-PbI2 was obtained at Pb2+ solutions in HNO3 and pH 3 with sensor sensitivity of 20.67 mV/decade. The highest performance of the Pb2+ sensor from chitosan-PbI2 was obtained at Pb2+ solutions in demineralized water with sensor sensitivity of 32.49 mV / decade. Application of the two sensors on several commercial herbal samples resulted in an average recovery of 85.62% and 94.10% for sensor from chitosan-PbI2 and clay-PbI2, respectively