Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemanfaatan daging ikan tuna sebagai kerupuk kamplang serta karakterisasi fisik dan kimiawi produk yang dihasilkan Sitkun Deni; Linawati Hardjito; Ella Salamah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.6-14

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperbaiki formulasi kerupuk kamplang. Penelitian pendahuluan meliputi penentuan kualitas fillet daging ikan tuna (pH, TVBN dan TMA), analisis proximat, logam berat dan konsentrasi karagenan. Penelitian utama mencakup penentuan kokmposisi sagu-tapioka, konsentrasi daging ikan tuna, dengan konsentrasi karagenan terpilih pada penelitian pendahuluan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fillet daging ikan tuna memiliki pH 5,44±3,02 mg N/100 g, TVBN  14,15±0,21 mg N/100 g, TMA 2,16±0,31 mg N/100 g, Cu 4.40 ppm, Hg dan Pb tidak terdeteksi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa, daging ikan tuna masih dalam kondisi baik dan aman untuk dikonsumsi. Analisis proximat dari kadar air, protein, abu, lemak dan karbohidrat yang secara berururutan adalah 72,2±0.27 %, 2,14±0.07 %, 21,3±1.17 %, 0,38±0.01%, dan 3,97±0,84 %.  Hasil analisis karakteristik kimiawi kerupuk kamplang menunjukkan bahwa kadar air paling tinggi 11,62±0,02 % pada produk komersial, kadar protein paling rendah 8,24±0,00% pada produk sagu-taioka 2:3 dan daging ikan tuna 30%, dan TPC paling tinggi 2,5 x 104 coloni/g  ditemukan pada produk komersial. Karakteristik fisik kerupuk kamplang goreng menunjukkan tingkat kemekaran paling tinggi 207,08±20,24 % pada produk sagu-tapioka 1:1 dan daging ikan tuna 30 %, dan tingkat kekerasan paling rendah 698,1±7,58 gf  pada produk dari sagu-tapioka 2:3 dan daging ikan tuna 30%.
Karakteristik mutu ikan selama penanganan pada kapal KM. Cakalang Sitkun Deni
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.72-80

Abstract

Ikan merupakan komuditas yang muda dan cepat membusuk, sehingga ikan memerlukan penanganan yang cepat dan cermat, dalam upaya mempertahankan mutunya sejak ikan di angkat dari air. Penanganan ikan harus di lakukan secepat mungkin untuk menghindari kemunduran mutu ikan sehingga di butuhkan bahan dan media pendinginan yang sangat cepat dalam menurunkan suhu ikan pada pusat thermal ikan.  Penelitian dilaksanakan untuk mempelajari karakteristik perubahan rnutu ikan selama proses penanganan oleh nelayan pada kapal pole and line dan mengetahui sejauh mana upaya penanganan dilaksanakan dengan cara mengikuti kegiatan penangkapan serta pengujian organoleptik terhadap sampel dengan menggunakan uji organoleptik dan uji kruskal-Walis. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum penanganan yang dilakukan oleh nelayan sudah cukup baik walaupun belum sepenuhnya mengikuti standar penanganan yang dikeluarkan Direktorat Mutu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sifat fisik dari ikan yang tertangkap dengan alat tangkap pole and line sangat mudah rusak. Namun ikan hasil tangkapan sampai tiba di TPI tergolong dalam kategori ikan segar karena masih dalam standar ikan segar menurut SNI 01-2729-1992. Sanitasi dan higiene kurang diperhatikan dalam penanganan oleh nelayan baik sanitasi tempat penanganan maupun peralatan. Sedangkan higiene para nelayan masih kurang baik, terutama sifat-sifat buruk nelayan selama proses penanganan berlangsung dimana sambil bercanda, merokok, meludah dan bersin sembarangan.
Pemetaan daerah penangkapan ikan madidihang (Thunnus albacares) dan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Maluku Utara Umar Tangke; Sitkun Deni
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6 (2013): Publikasi Edisi Spesial
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.0.1-17

Abstract

Penelitian ini mencakup pengukuran variabel klorofil-a dan suhu permukaan laut, posisi penangkapan serta jumlah hasil tangkapan, dengan Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September sampaiNovember 2013 dengan jumlah stasiun/posisi pengambilan data penangkapan ikan sebanyak 87 dan dilakukan  dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik regresi  linear berganda untuk mendapatkan lokasi penangkapan ikan yang potensial untuk dieksploitasi oleh nelayan, kemudian lokasi potensial tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta thematik dengan teknologi sistem informasi geografis (SIG) guna memudahkan nelayan dalam menemukan daerah potensial penangkapan ikan madidihang dan cakalang di perairan Laut Provinsi Maluku Provinsi MalukuUtara.  Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis regresi berganda dengan  Uji F menunjukan bahwa dua faktor oseanografi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap Hasil tangkapan ikan cakalang dan ikan madidihang dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.01, dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (42.051 > 2.44) sedangkat Hasil uji t menunjukan bahwa secara individual kedua faktor Oseanografi yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan cakalang dan ikan madidihang. Sehingga di prediksikan distribusi ikan cakalang dan ikan madidihang dengan nilai terbesar selama bulan September - November 2013, berada pada  posisi 125o54’45” BT dan 0o40’21” LU sebelah barat pulau Ternate (Fishing Base) dengan jarak 163,59 km dengan prediksi tangkapan sebesar 641,23 kg.
Pemanfaatan daging ikan tuna sebagai kerupuk kamplang serta karakterisasi fisik dan kimiawi produk yang dihasilkan Sitkun Deni; Linawati Hardjito; Ella Salamah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.6-14

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperbaiki formulasi kerupuk kamplang. Penelitian pendahuluan meliputi penentuan kualitas fillet daging ikan tuna (pH, TVBN dan TMA), analisis proximat, logam berat dan konsentrasi karagenan. Penelitian utama mencakup penentuan kokmposisi sagu-tapioka, konsentrasi daging ikan tuna, dengan konsentrasi karagenan terpilih pada penelitian pendahuluan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fillet daging ikan tuna memiliki pH 5,44±3,02 mg N/100 g, TVBN  14,15±0,21 mg N/100 g, TMA 2,16±0,31 mg N/100 g, Cu 4.40 ppm, Hg dan Pb tidak terdeteksi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa, daging ikan tuna masih dalam kondisi baik dan aman untuk dikonsumsi. Analisis proximat dari kadar air, protein, abu, lemak dan karbohidrat yang secara berururutan adalah 72,2±0.27 %, 2,14±0.07 %, 21,3±1.17 %, 0,38±0.01%, dan 3,97±0,84 %.  Hasil analisis karakteristik kimiawi kerupuk kamplang menunjukkan bahwa kadar air paling tinggi 11,62±0,02 % pada produk komersial, kadar protein paling rendah 8,24±0,00% pada produk sagu-taioka 2:3 dan daging ikan tuna 30%, dan TPC paling tinggi 2,5 x 104 coloni/g  ditemukan pada produk komersial. Karakteristik fisik kerupuk kamplang goreng menunjukkan tingkat kemekaran paling tinggi 207,08±20,24 % pada produk sagu-tapioka 1:1 dan daging ikan tuna 30 %, dan tingkat kekerasan paling rendah 698,1±7,58 gf  pada produk dari sagu-tapioka 2:3 dan daging ikan tuna 30%.
Karakteristik mutu ikan selama penanganan pada kapal KM. Cakalang Sitkun Deni
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.72-80

Abstract

Ikan merupakan komuditas yang muda dan cepat membusuk, sehingga ikan memerlukan penanganan yang cepat dan cermat, dalam upaya mempertahankan mutunya sejak ikan di angkat dari air. Penanganan ikan harus di lakukan secepat mungkin untuk menghindari kemunduran mutu ikan sehingga di butuhkan bahan dan media pendinginan yang sangat cepat dalam menurunkan suhu ikan pada pusat thermal ikan.  Penelitian dilaksanakan untuk mempelajari karakteristik perubahan rnutu ikan selama proses penanganan oleh nelayan pada kapal pole and line dan mengetahui sejauh mana upaya penanganan dilaksanakan dengan cara mengikuti kegiatan penangkapan serta pengujian organoleptik terhadap sampel dengan menggunakan uji organoleptik dan uji kruskal-Walis. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum penanganan yang dilakukan oleh nelayan sudah cukup baik walaupun belum sepenuhnya mengikuti standar penanganan yang dikeluarkan Direktorat Mutu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sifat fisik dari ikan yang tertangkap dengan alat tangkap pole and line sangat mudah rusak. Namun ikan hasil tangkapan sampai tiba di TPI tergolong dalam kategori ikan segar karena masih dalam standar ikan segar menurut SNI 01-2729-1992. Sanitasi dan higiene kurang diperhatikan dalam penanganan oleh nelayan baik sanitasi tempat penanganan maupun peralatan. Sedangkan higiene para nelayan masih kurang baik, terutama sifat-sifat buruk nelayan selama proses penanganan berlangsung dimana sambil bercanda, merokok, meludah dan bersin sembarangan.
Pemetaan daerah penangkapan ikan madidihang (Thunnus albacares) dan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Maluku Utara Umar Tangke; Sitkun Deni
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6 (2013): Publikasi Edisi Spesial
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.0.1-17

Abstract

Penelitian ini mencakup pengukuran variabel klorofil-a dan suhu permukaan laut, posisi penangkapan serta jumlah hasil tangkapan, dengan Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September sampaiNovember 2013 dengan jumlah stasiun/posisi pengambilan data penangkapan ikan sebanyak 87 dan dilakukan  dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik regresi  linear berganda untuk mendapatkan lokasi penangkapan ikan yang potensial untuk dieksploitasi oleh nelayan, kemudian lokasi potensial tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta thematik dengan teknologi sistem informasi geografis (SIG) guna memudahkan nelayan dalam menemukan daerah potensial penangkapan ikan madidihang dan cakalang di perairan Laut Provinsi Maluku Provinsi MalukuUtara.  Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis regresi berganda dengan  Uji F menunjukan bahwa dua faktor oseanografi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap Hasil tangkapan ikan cakalang dan ikan madidihang dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.01, dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (42.051 > 2.44) sedangkat Hasil uji t menunjukan bahwa secara individual kedua faktor Oseanografi yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan cakalang dan ikan madidihang. Sehingga di prediksikan distribusi ikan cakalang dan ikan madidihang dengan nilai terbesar selama bulan September - November 2013, berada pada  posisi 125o54’45” BT dan 0o40’21” LU sebelah barat pulau Ternate (Fishing Base) dengan jarak 163,59 km dengan prediksi tangkapan sebesar 641,23 kg.
Analisis Tingkat Kepuasan Pengolah Ikan Terhadap Pelayanan Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate Yayuk S Marengkeng; Umar Tangke; Sitkun Deni; Ruslan Laisouw
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 5 No 2 (2023): Jurnal BIOSAINSTEK
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/biosainstek.v5i2.1597

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus mengenai tingkat pelayanan pelabuhan terhadap pengolah ikan di PPN Ternate. Pelayanan yang diteliti mengenai pelayanan ketersediaan bahan baku untuk pengolahan ikan, pelayanan pendistribusian, dan pelayanan jasa seperti pelayanan menangani keluhan pengguna layanan. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan tujuan dan pertimbangan tertentu, dimana sampel yang dipilih dianggap memenuhi ciri spesifik dan karakteristik yang diharapkan. Jumlah sampel yang diambil adalah 12 pengolah ikan dengan rincian 3 pengolah ikan pindang, 6 pengolah ikan asap (fufu), dan 3 pengolah ikan asin. Hasil penelitian dapat bahwa :tingkat kepuasan pengolah ikan (CSI) terhadap pelayanan yang diberikan oleh PPN Ternate terhadap Pengolah ikan dikategorikan “Cukup Memuaskan” dengan perolehan CSI sebesar 59,93 %, faktor-faktor yang menentukan tingkat kepuasan pengolah ikan yang perlu mendapatkan perbaikan pelayanan karena kinerjanya belum dinilai memuaskan oleh pengolah ikan di PPN Ternate adalah ketersediaan jumlah bahan baku untuk produksi pengolahan ikan, ketersediaan fasilitas/jasa, seperti penyewaan alat transportasi untuk pendistribusian hasil olahan bagi pengolah ikan pindang, ketersediaan sarana/media untuk menyampaikan keluhan pengguna layanan (pemasaran, jasa transportasi) di pelabuhan, dan Faktor-faktor yang menentukan tingkat kepuasan yang kinerjanya sudah memuaskan dan perlu dipertahankan adalah kualitas bahan baku sesuai dengan harapan pengolah, kecepatan proses pembelian bahan baku, biaya pelayanan yang jelas dan konsisten mengenai penyewaan fasilitas, seperti tempat pemasaran, kemudahan prosedural pemasaran hasil olahan di pasar pelabuhan, dan kondisi fisik tempat pembelian bahan baku.