Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH STIMULASI PSIKOSOSIAL ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS SERTA PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK BALITA STUNTING USIA 2-3 TAHUN Hj. Sukmawati .; Sitti Sahariah Rowa
Media Gizi Pangan Vol 27, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.953 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v27i2.2028

Abstract

Kenaikan persentase anak balita Stunting di Sulawesi Selatan  terus  meningkat. Hasil  Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 2010 dan 2013 adalah berturut turut 29,2%,  39,8% dan 40,9%. Tahun 2018 Sulawesi Selatan menempati urutan ke-4 prevalensi  stunting tertinggi di Indonesia yaitu 30,1%.  Hasil pemantauan status Gizi (PSG) pada tiga tahun terakhir menunjukkan persentase balita stunting di Sulawesi Selatan tahun 2015, 2016 dan 2017 adalah 34,1%, 35,6% dan 34,8%. Dibutuhkan upaya untuk mencegah dampak buruk dari Stunting dimasa balita, agar dapat dicegah kelanjutannya baik secara fisik maupun psikososial. Penelitian ini ingin menganalisis pengaruh stimulasi psikososial terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus serta peningkatan berat badan anak Stunting usia 2-3 tahun. Jenis dan rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimental  dengan desain Pre Post Test Control Group Design. Sampel penelitian adalah anak balita stunting usia 2-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya Kota Makassar. Jumlah sampel 30 anak (15 anak sebagai kasus dan 15 anak sebagai kontrol). Lokasi penelitian di Puskesmas Sudiang Raya Kota Makassar. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan Mann-Whitney untuk uji perbedaan  hasil pengukuran perkembangan motorik kasar, motorik halus dan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh stimulasi psikososial anak terhadap perkembangan motorik kasar dan  perkembangan motorik halus pada anak balita Stunting usia 2-3 tahun dengan nilai P value = 0,000  dan P value = 0,001.  Tidak ada pengaruh stimulasi psikososial anak terhadap peningkatan berat badan anak balita Stunting usia 2-3 tahun dengan nilai P value = 0,089. Diharapkan ibu balita  memberi stimulasi psikososial yang rutin kepada anaknya agar perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak optimal. Diharapkan kepada petugas puskesmas agar lebih banyak memberi edukasi kepada ibu balita tentang cara melaksanakan stimulasi psikososial kepada anak balita, dan  lebih intensif melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak agar lebih cepat tertangani bila ada indikasi gangguan perkembangan pada anak.
Biscuit With Substitution Of Red Bean Flour and Taro Flour Lilis Nurlinda Sari; Sitti Sahariah Rowa; fatmawaty suaib
Media Gizi Pangan Vol 26, No 1 (2019): januari 2019
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.875 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v26i1.473

Abstract

Indonesia faces two nutritional problems, namely malnutrition and over nutrition. Malnutrition is caused by lack of food supply,  food distribution, poverty, ignorance, wrong eating habits and health. One of the ways to overcome malnutrition among the community is by using red beans and taro into flour in the form of biscuit snacks by considering the nutrients, their benefits and their acceptability. This study aims to determine the acceptability and analysis of macro nutrient of biscuit content by substituting red bean flour and taro flour. The research design was experimental with a one shot goup design. Acceptance was assessed based on a hedonic test of 30 panelists. The results of the best acceptability were analyzed for their macro nutritional value, protein testing at the laboratory using method micro Kjedal method, fat using the soxhlet and carbohydrate method using method luff schroll method. Then presented in the form of tables and narratives.  The results showed that the panelists received the highest power on biscuits with the substitution of red bean flour and taro flour which was Xconcentration1. Panelists were very fond of 100% color aspects, 96.7% aroma, 100% texture and 100% flavor. The nutritional value of biscuits with a concentration of X1 is 5.020% protein, 32.33% fat and 19.81% carbohydrate. It is suggested in making biscuits by substituting red bean flour and taro flour to add more red bean flour in the hope that protein nutritional value can increase. It is better to test other nutrients in biscuits.
Acceptability, macro nutrients cheese crackers substitutied purple sweet potato and tempeh flour windasari windasari; Fatmawaty Suaib; Sitti Sahariah Rowa
Media Gizi Pangan Vol 26, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.717 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v26i2.432

Abstract

Antioxidant are substances that can slow down or prevent the oxidation process. This substance can actually slow down or inhibit oxidation of substance that are easilyoxidazed even in low consentration. Antioxidant are also suitably defined as compounds that protect cells from the harmful effeck of reactive oxygen free radicals if thay are associated with disease, thesefree radicals can come from the body’s metabolism and other external factors. How to accept and the content of macro nutrients to cheese crackers with the substritution of purple sweet potato flour and tempe flour. This study aims to determine the acceptability and content of macro nutrients in cheese crackers with the substritution of purple sweet potato flour and tempe flour. This research is an experimental type that is research that aims to find out symptom or influence that arises as a result of cartain treatment, not rendered and not controlled. The result showed that there were significant effects on aspects of color, smell, taste, and texture on cheese crackers with the substritution of purple sweet potato flour and tempe flour. The most preferred formula is F1 with a concentration 25%. The result of the analysis of macro nutrients in cheese crackers with the substritution of purple sweet potato flour and tempe flour are 7,55% protein, 38,99% fats, 18,68% carbohydrates. Consulsions obtained are cheese crackers produced in this study there are there types of concentration, namely 25% concentration, 50% concentration, and 75% concentration,each of which has a different color, smell, taste and texture. Its recommended for researches to be able to analyze other nutrients from cheese crackers with the substritution of purple sweet potato flour and tempe flour. 
DAYA TERIMA DAN ANALISIS PROTEIN SERTA SERAT SNACK BAR DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG AMPAS TAHU Lydia Fanny; Rezki Septiani Tri; Sitti Sahariah Rowa
Media Gizi Pangan Vol 27, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.866 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v27i2.2031

Abstract

Ampas tahu merupakan produk sampingan dalam proses pembuatan tahu berupa padatan yang diperoleh dari ampas kedelai yang diperas. Daging tahu masih memiliki kandungan protein dan serat yang relatif tinggi. Salah satu kegunaan ampas tahu di Indonesia adalah oncom. Protein adalah komponen struktural utama dari semua sel tubuh dan berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul penting lainnya yang berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, yang berperan dalam berbagai sekresi tubuh. Kandungan serat merupakan komponen makanan nabati yang meliputi polisakarida, karbohidrat analog, oligosakarida, lignin dan bahan yang berkaitan dengan sel tumbuhan yang terdapat dalam snack bar. Snack bar merupakan salah satu produk fast food fungsional berupa bar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima dan analisis protein dan serat pada snack bar dengan penambahan tepung ampas tahu. Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian pra eksperimental dengan desain penelitian yang digunakan adalah post test group design. Pembuatan snack bar dengan penambahan tepung ampas tahu 0%, 15%, 25%, dan 35%. Analisis protein menggunakan metode Micro Khjedhal dan analisis serat menggunakan metode Gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai penerimaan secara keseluruhan menunjukkan konsentrasi terbaik adalah 25% (aspek warna, tekstur, aroma, dan rasa). Kadar protein snack bar dengan penambahan tepung ampas tahu adalah 25% yaitu rata-rata 9,877% dan kadar serat snack bar dengan penambahan tepung ampas tahu sebesar 25% yaitu rata-rata 22,89%. Disarankan untuk melakukan analisis nutrisi lain pada snack bar dengan menambahkan ampas tahu dan menambahkan bahan atau bahan penyedap lain yang dapat ditambahkan untuk menghilangkan rasa dan aroma ampas tahu.
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI RUMAH SAKIT Abdullah Tamrin; Sitti Sahariah Rowa; Chaerunnimah Chaerunnimah; M Irwansyah
Media Gizi Pangan Vol 24, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.832 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v24i1.316

Abstract

Background: Knowledge of nutrition is the ability to understand the concepts and principles as well as information related to nutrition. Provincial health profile data south sulawesi in 2015, Diabetes Mellitus outpatients aged 40 years and above is 85%. Data on the record medic general hospital the area of a city makassar be seen that of diabetes mellitus in 2015 were 234 men and women 165.Objective:  This research aims to describe the knowledge about nutrition and food consumption pattern among outpatients diabetes mellitus tipe-2 ( dm tipe-2 ) in a public hospital the area of a city Makassar.Method: Sampling done by purposive sampling criteria of Diabetes Mellitus patients visiting the hospital in June 2016 and suffered no complications.Result: The results of this study are patients with good nutritional knowledge are 48.6% and patients who have less nutritional knowledge are 51.4%. Patients who have food consumption pattern based on the frequency of good food is 42.9 % and 57.1% have less. Food consumption pattern based on the composition dishes of food in general is good which is 100%. Conclusion: Conclusions from this research is their knowledge about nutrition generally still less that is 51,4 % .Food consumption pattern based on the frequency of food is generally less that is 57.1 % , Food consumption pattern based on the composition dishes of food in general is good which is 100% and a %. Food consumption pattern based on a kind of food is generally good but lacking in fruits.Suggest: For side Hospital so that to schedule it illumination to patient Diabetes Mellitus about its important various of fruit to patient Diabetes Type Mellitus-2.Key Word : Nutrient Knowledge, eating Pattern, Patient Take care Way,Type DM-2
EFEKTIVITAS PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA KURUS DAN SANGAT KURUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPASA KOTA MAKASSAR M. Sadli Umasangaji; Aswita Amir; Sitti Sahariah Rowa
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkg.v4i1.791

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian makanan tambahan pada Balita Kurus dan Sangat Kurus di Wilayah Kerja Puskesmas Kapasa Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian survei dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita kurus dan sangat kurus yang mendapat Makanan Tambahan berada di wilayah kerja Puskesmas Kapasa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 18 balita. Hasil penelitian ini menunjukkan untuk Daya Terima Konsumsi Makanan Tambahan sebagian besar responden adalah Baik sebanyak 12 balita (66.7%), untuk Perubahan Berat Badan sebagian besar responden adalah Naik sebanyak 14 balita (77.8%), untuk Perubahan Tinggi Badan atau Panjang Badan sebagian besar responden adalah Tidak Naik sebanyak 10 balita (55.6%). Hasil pengujian statistik menggunakan Uji Chi Square untuk Daya Terima Konsumsi Makanan Tambahan dengan Perubahan Berat Badan dengan nilai p value 0.045 artinya p < 0.05 maka ada efektivitas pemberian makanan tambahan pada perubahan berat badan. Hasil pengujian statistik menggunakan Uji Chi Square untuk Daya Terima Konsumsi Makanan Tambahan dengan Perubahan Tinggi Badan atau Panjang Badan dengan nilai p value 0.502 artinya p > 0.05 maka tidak ada efektivitas pemberian makanan tambahan pada perubahan tinggi badan atau panjang badan. Disimpulkan bahwa pemberian makanan tambahan efektif terhadap perubahan berat badan. Akan tetapi pemberian makanan tambahan tidak efektif terhadap perubahan tinggi badan atau panjang badan.
DAYA TERIMA DAN KADAR PROTEIN SERTA ZAT BESI PADA MINUMAN FORMULA INSTAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) Sukmawati Sukmawati; Sunarto Sunarto; Sitti Sahariah Rowa; Annisa Magfirah
Media Gizi Pangan Vol 29, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.427 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v29i1.2856

Abstract

Background:Chronic Energy Deficiency (KEK) is one of the nutritional problems that occurs due to lack of nutrient intake in the long term (chronic). According to data from the Ministry of Health in 2019, pregnant women at risk of SEZ in South Sulawesi in 2018 amounted to 87.41% while in 2019 there was a slight increase of 88.16%. One effort that can be done to overcome the problem of SEZ in pregnant women is to use soybeans, pumpkin and papaya to be used as instant formula drinks that are high in protein and iron.Destination: This study aims to determine the acceptability and protein and iron content of instant formula drinks for pregnant women with SEZ.Design:This type of research is a pre-experimental research using Completely Randomized Design (CRD). Acceptance data obtained from hedonic test using a sample of 25 panelists.The protein analysis test used the micro kjedhal method while the iron analysis used the spectrophotometric method.Results:The acceptability test results show that the most accepted instant formula drink is Formula F2.The statistical test results showed that there was a significant difference in the color aspect with p<0.05 (0.000), there was a significant difference in the aroma aspect with p<0.05 (0.000) and there was a significant difference in the taste aspect with p<0, 05 (0.000). The results of the analysis showed that the protein content of the best formula drink was 24.33 g/100g and the iron content was 51.49 mg/100 g.Conclusion:The most accepted formula based on the aspect of color, aroma and taste is F2, the protein content of the best formula drink is 24.33 g/100g and the iron content is 51.49 mg/100 g. Keywords: acceptability, protein and iron content, formula drink.                   ABSTRAK Latar Belakang: Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah gizi yang yang terjadi akibat kekurangan asupan zat gizi dalam jangka waktu yang lama (kronis). Menurut data Kemenkes tahun 2019 ibu hamil yang beresiko KEK di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 sebesar 87,41 % sedangkan pada tahun 2019 mengalami sedikit peningkatan sebesar 88,16%. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil yaitu memanfaatkan kacang kedelai, labu kuning dan pepaya untuk dijadikan minuman formula instan yang tinggi akan protein dan zat besi.Tujuan:  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima serta kandungan protein dan zat besi pada minuman formula instan ibu hamil KEK.Desain: Jenis penelitian ini yaitu penelitian pre eksperimen dengan mengguanakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data daya terima diperoleh dari uji hedonik menggunakan sampel sebanyak 25 panelis.Uji analisis protein menggunakan metode micro kjedhal sedangkan analisis zat besi menggunakan metode spektofotometri.Hasil: Hasil uji daya terima menunjukkan minuman formula instan yang paling diterima adalah Formula F2. Hasil uji statistic menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap aspek warna dengan p<0,05 (0,000), ada perbedaan yang signifikan terhadap aspek aroma dengan p<0,05 (0,000) dan ada perbedaan yang signifikan terhadap aspek rasa dengan p<0,05 (0,000). Hasil analisis menunjukkan kandungan protein minuman formula terbaik yaitu 24,33 g/100g dan kandungan zat besi 51,49 mg/100 g.Kesimpulan: Formula yang paling diterima berdasarkan aspek warna, aroma dan rasa adalah F2, kandungan protein minuman formula terbaik yaitu 24,33 g/100g dan kandungan zat besi 51,49 mg/100 g. Kata kunci : daya terima, kadar protein dan zat besi, minuman formula.
PENGARUH PENAMBAHAN GUM ARAB TERHADAP KUALITAS ZAT GIZI MINUMAN BIUNIK Thresia Dewi Kartini B; Sitti Sahariah Rowa; Adriyani Adam
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 13 No 2 (2022): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Juni 2022
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v13i2.5316

Abstract

Latar belakang. Minuman olahraga dengan kadar karbohidrat dan elektrolit memiliki lebih banyak manfaat. Minuman isotonik merupakan salah satu produk minuman olahraga yang diformulasikan sebagai pengganti cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral tubuh dengan cepat karena sifatnya yang mudah diserap oleh tubuh setelah diminum. Minuman biunik sebagai produk minuman isotonik, menggunakan bahan pangan lokal, yakni ubi jalar ungu dan jeruk manis dengan penambahan gum arab yang berfungsi untuk mengurangi endapan pada minuman. Produk ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan performa atlet yang mengonsumsinya. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gum arab terhadap kualitas zat gizi pada minuman biunik. Metode. Penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) yaitu tiga perlakuan penambahan gum arab 0,1 persen, 0,2 persen, dan 0,3 persen pada minuman biunik berbahan dasar 75 gram ubi jalar ungu. Kualitas zat gizi dianalisis dari kadar karbohidrat dan sukrosa, kadar vitamin C, kadar natrium, dan kalium. Pembuatan minuman biunik dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar dan analisis kadar zat gizi dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. Hasil. Kualitas zat gizi minuman biunik dibandingkan dengan syarat mutu minuman isotonik di Indonesia yang mengacu pada SNI 01-4452-1998. Kadar karbohidrat sampel tidak memenuhi SNI, kadar sukrosa sesuai dengan SNI (>5%), kadar vitamin C mengikuti tren kadar karbohidrat, kadar natrium pada sampel standar (841 mg/kg) yang sesuai dengan SNI dan kadar kalium 7–8 kali diatas standar SNI. Kesimpulan. Penambahan gum arab berpengaruh terhadap kualitas zat gizi minuman biunik dan belum dapat memenuhi standar SNI minuman isotonik, hanya kadar sukrosa, vitamin C, dan natrium sampel standar yang memenuhi standar SNI.
DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN ZAT BESI SNACK BAR DANGKE Sitti Sahariah Rowa; Hikmawati Mas&#039;ud; Lydia Fanny
Media Gizi Pangan Vol 29, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.484 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v29i2.3125

Abstract

ABSTRACTSnack bar is one of the snacks in the form of blocks or bars and is generally consumed as a snack or snack. Snack bars have been widely sold in supermarkets, which is a type of snack bar that contains a lot of energy, protein and fiber. (Padipta, 2011). This study aims to determine the organoleptic and chemical properties of snack bars with the substitution of tepug dangke. Pre Experiment with Post Test Group Design research design. Acceptability was assessed based on hedonic tests of 30 panelists and iron analysis 2 times each formula. This study aims to determine the organoleptic and chemical properties of snack bars with the substitution of tepug dangke. Pre Experiment with Post Test Group Design research design. Acceptability was assessed based on hedonic tests of 30 panelists and iron analysis 2 times each formula. It is recommended in making snack bars to improve the taste and texture, especially good dangke flour in terms of the freshness of the dangke itself. It is necessary to conduct food safety tests on consumers through microbiological tests to ensure the level of consumer safety in snack bar products.Keywords : Snack bar dangke, Acceptability, Iron.ABSTRAKSnack bar merupakan salah satu makanan ringan berbentuk balok atau batang dan umumnya dikonsumsi sebagai cemilan atau kudapan. Snack bar sudah banyak dijual di pasar swalayan merupakan jenis snack bar yang banyak mengandung energi, protein dan serat. (Padipta, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat organoleptik dan kimiawi snack bar dengan subtitusi tepug dangke. Pra Eksperimen dengan desain penelitian Post Test Group Design. Daya terima dinilai berdasarkan uji hedonik terhadap 30 panelis dan analisis zat besi sebanyak 2 kali setiap formula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji kruskall wallis tidak ada perbedaan terhadap aspek warna (p=0,187), aroma (p=0,270) dan rasa (p=0,104) sedangkan pada aspek tekstur (p=0,100). Kandungan zat besi tertinggi adalah konsentrasi 15% (0,2452 mg). Disarankan dalam pembuatan snack bar untuk memperbaiki rasa dan tekstur terutama tepung dangke yang baik dari segi kesegaran dangke sendiri. Perlu dilakukan uji keamanan pangan terhadap konsumen melalui uji mikrobiologi untuk memastikan tingkat keamanan konsumen pada produk snack bar.
PENINGKATAN KAPASITAS MELALUI PEMANFAATAN UBI UNGU SEBAGAI PRODUK FUNGSIONAL Thresia Dewi Kartini B; Sitti Sahariah Rowa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 4, No 2 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v4i2.970

Abstract

Masyarakat yang mengalami permasalahan status gizinya, pada hakikatnya juga merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia. Kondisi ini membuat penanggulangannya tidak hanya dari aspek pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Laporan masalah gizi kurang pada balita dari indeks BB/U di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang pada bulan April 2021 sebanyak 218 kasus. Salah satu metode menanggulangi permasalahan gizi tersebut adalah memanfaatkan pangan lokal yaitu ubi ungu. Ubi ungu diketahui sebagai bahan pangan fungsional karena kandungan antosianin yaitu 110,15mg/100g dan berfungsi sebagai antioksidan yang akan dimanfaatkan menjadi kue kering kutem dan minuman biunik. Tujuan pengabmas ini adalah mengetahui perubahan pengetahuan dan sikap serta meningkatkan kapasitas ibu rumah tangga dalam memanfaatkan ubi ungu menjadi produk fungsional berupa kue kering kutem dan minuman biunik. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan melalui media modul, video proses pembuatan produk dan praktik mandiri pengolahan kue kering kutem dan minuman biunik. Hasil yang diperoleh bahwa pengetahuan peserta tentang pemanfaatan ubi ungu sebagai pangan fungsional meningkat dari 40% menjadi 80%. Sikap peserta dari aspek inovasi produk ada 20% tidak setuju dan aspek kualitas produk ada 35% tidak setuju dan setelah post-test 100% peserta setuju. Hasil uji Wilcoxon ρ = 0,0000, artinya terdapat pengaruh pelatihan dan praktek pemanfaatan ubi ungu terhadap pengetahuan peserta. Semua peserta praktik mandiri di rumah. Aktivitas pengabdian masyarakat ini berakibat positif bagi peserta dan warga sekitar, sehingga peserta menguasai pemanfaatan ubi ungu menjadi produk fungsional agar dapat tingkatkan kapasitas peserta.