Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Optimasi Formula Gel Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Bligo (Benincasa hispida) dengan Metode Simplex Lattice Design (SLD): Antioxidants Gel Formula Optimation of Bligo Fruit Ethanolic Extract (Benincasa hispida) by Simplex Lattice Design (SLD) method Suryani Suryani; Andi Nafisah; Syahrir Mana'an
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 3 No. 2 (2017): (October 2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.217 KB) | DOI: 10.22487/j24428744.0.v0.i0.8815

Abstract

Benincasa hispida has many benefits including as antioxidant. This study aims to evaluate the effect of Carbomer 940, HPMC and NaOH concentrations in antioxidant gel formula and to determine Carbomer 940, HPMC and NaOH concentrations that could produce the optimal antioxidant gel formula. Benincasa hispida was extracted by maceration method and antioxidant activity was tested by DPPH method. The antioxidant gels were formulated with variety combinations of Carbomer 940, HPMC and NaOH. The optimal gel formula was obtained by Design Expert 7.1.5 with Simplex Lattice Design method. The physical characteristic of optimal gel formula was retested and compared with the results of Simplex Lattice Design .The results showed that antioxidant activity of Benincasa hispida ethanolic extract has potent activity with the IC50 40,28 μg/mL. The increasing concentration of Carbomer 940, HPMC and NaOH possessed the high coefficients viscosity (cPs) with the value of 4366, 4133 and 3750 respectively. The increasing concentration of NaOH possessed pH and dispersive power of the gel with coefficients of 11,0 and 5,21 respectively. The desirability values suggested by Simplex Lattice Design were 1,000 with component variation of the optimal formula were Carbomer 940 1,5%, HPMC 0,5% and NaOH 0,4%. The significance test of the optimal formula compared to the results of laboratory experiments showed the significance of viscosity of 0,130, the dispersive power of 0,348 and pH of 0,184 that means there was no significant difference between the prediction values by using Simplex Lattice Design and results of laboratory experiments. It was indicated that significance values of each responses were over 0,05 (p>0.05).
FORMULATION AND ANTIOXIDANTS EVALUATION OF LIQUID SOAP OF SALACCA ZALACCA (GAERTN.) VOSS. PEELS ETHANOL EXTRACT 96% Andi Nafisah Tendri Adjeng; Nur Illiyin Akib; Sania Hairah; Syahlan Herman
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 7: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.497 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i7.1835

Abstract

Background: Free radicals are compounds that can adversely affect the skin, so antioxidants are needed to maintain healthy skin. Salacca zalacca (Gaert.) Voss. peels extract contains flavonoids which are potential as antioxidants. To maximize the role of topical antioxidants from extracts of Salacca zalacca (Gaert.) Voss. Peels against free radicals that expose the skin, therefore an acceptable preparation is needed, one of which is soap. Objective: this study aims to determine the antioxidant activity of the 96% ethanol peels extract of Salacca zalacca (Gaert.) Voss. and the formulated soap which containing the fruit peels extract. Method: Antioxidant activity was determined by DPPH test (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Results: IC50 of Antioxidants values of the extract are 62.08 ppm. Antioxidants IC50 of the formulated soap are 139.65 ppm for Formula 1 (F1); 73.2 ppm for Formula 2 (F2); and 55 ppm for Formula 3 (F3). The results show that the 96% ethanol extract of Salacca zalacca (Gaert.) Voss has the potential as source of natural antioxidants that can be developed in liquid soap preparations. Conclusions: Peels and the soap formulated containing the extract of the fruit peels has antioxidant potency. The antioxidant activity of liquid soap preparations increases with the increase in ethanol extract 96% of Salacca zalacca (Gaert.) Voss in the liquid soap. Formula 3 (FIII) contained 3% of Salacca zalacca (Gaert.) Voss ethanol extract 96% is the best Formula against free radicals with 62.08 ppm of IC50 which is categorized as moderate anti-oxidant
Ujı aktıvıtas sedıaan granul darı ekstrak etanol daun komba-komba (Chromolaena odorata L.) sebagaı larvasıda Fery Indradewi Armadany; Dian Munasari Solo; Ari Putra Utama; Andi Nafisah Tendri Adjeng
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.835 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.45

Abstract

Komba-komba (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai larvasida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun komba-komba berbunga kuning dan bentuk sediaan granulnya sebagai larvasida. Daun komba-komba diekstraksi secara maserasi menggunakan etanol 96% kemudian didelipidasi menggunakan n-heksan. Ekstrak diidentifikasi metabolit sekundernya melalui skrining fitokimia secara kualitatif mengikuti metode Harborne. Pengujian aktivitas larvasida dilakukan pada ekstrak etanol dan ekstrak etanol terdelipidasi pada konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dan 2000 ppm untuk mengetahui nilai Lethal Concentration/LC50. Ekstrak diformulasi menjadi sediaan granul menggunakan metode granulasi basah. Hasil skrining fitokimia menunjukkan metabolit sekunder ekstrak etanol daun komba-komba yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Uji aktivitas larvasida menunjukkan bahwa ekstrak etanol terdelipidasi memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan ekstrak etanol dengan nilai LC50 ekstrak etanol terdelipidasi sebesar 261,6 ppm dan ekstrak etanol sebesar 317,1 ppm. Ekstrak tanol terdelipidasi dengan konsentrasi 1000 ppm ke atas berpotensi untuk dikembangkan dalam bentuk sediaan granul karena memiliki aktivitas larvasida setara dengan kontrol positif (temefos 1000 ppm). Ekstrak etanol terdelipidasi daun komba-komba diformulasikan dalam bentuk sediaan granul menggunakan kombinasi eksipien amilum, PVP dan laktosa. Uji aktivitas larvasida pada granul menunjukkan nilai LC50 sebesar 225,8 ppm.
Pemanfaatan Kulit Labu (Cucurbita Moschata Durch) Sebagai Minuman Herbal Pada Masyarakat Desa Negeri Katon-Provinsi Lampung Asep Sukohar; Andi Nafisah Tendri Adjeng; Nur Fitriana Muhammad Ali; Zulpakor Oktoba; Endah Ambarwati; Ihsanti Dwi Rahayu; Afriyani Afriyani; Ramadhan Triyandi
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.645 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.101

Abstract

Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh akibat efek radikal bebas yang menyebabkan menurunnya sistem imun, kanker, dan penyakit degeneratif seperti diabetes dan jantung. Salah satu sumber antioksidan alami adalah kulit Labu (Cucurbita moschata Durch) namun pemanfaatannya belum optimal dan masih sering dianggap limbah. Daerah yang banyak membudidayakan tanaman Labu adalah Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemanfaatan limbah kulit Labu belum optimal dikarenakan masyarakat tersebut belum memahami kandungan serta manfaat yang bisa diperoleh dari kulit Labu. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan kulit Labu sebagai sumber antioksidan adalah dengan memanfaatkannya menjadi produk sediaan teh. Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Binaan (PKMDB) ini masyarakat dibimbing untuk meningkatkan pemanfaatan kulit Labu berupa pengetahuan dasar mengenai manfaat kulit labu sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas, penyiapan bahan baku sampel kulit Labu. Pelaksanaan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat menggunakan metode berupa memberi penyuluhan (ceramah dan tanya jawab), Pemberian questionare untuk mengukur efektifitas pengetahuan masyarakat sebelum dan setelah penyuluhan (pre dan post-test). Setelah pemberian materi dan pendampingan pembuatan sediaan teh Kulit Labu hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan warga meningkat saat kembali mengisi kuesioner yang sama dan berbeda cukup besar dibandingkan sebelumnya. Sehingga melalui adaanya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Pengabdian Masyarakat Di Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran mampu menambah wawasan dan memberi kontribusi mengenai manfaat dan pemanfaatan kulit Labu (Cucurbita moschata Durch).
Edukasi Bahan dan Penggunaan Kosmetik yang Aman di Desa Suka Banjar Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Andi Nafisah Tendri Adjeng; Yuni Aryani Koedoes; Nur Fitriana Muhammad Ali; Afna Nur Afni Palogan; Ervina Damayanti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8041

Abstract

ABSTRAK Kosmetik adalah produk kecantikan yang dimaksudkan untuk digunakan pada kulit, rambut, kuku, bibir, organ genital luar, gigi, dan mukosa mulut. Pengetahuan tentang pemilihan kosmetik yang tepat diperlukan karena banyaknya kalangan masyarakat yang melakukan kesalahan dalam menentukan jenis kosmetik yang akan digunakan, jenis bahan yang digunakan, dan aturan kosmetik. Salah satu langkah untuk meningkatkan kesadaran bahan dan penggunaan kosmetik yang aman adalah dengan memberikan edukasi dan pendampingan masyarakat melalui kegiatan tridharma universitas yaitu Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), khususnya di Desa Suka Banjar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Kegiatan ini adalah membantu dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan untuk mengenal bahan aman dan cara penggunaan kosmetik yang baik dan benar pada masyarakat setempat. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat metode yang digunakan adalah dengan memberikan edukasi dan pendampingan berupa ceramah dan tanya jawab, serta informasi mengenai pengenalan, penggunaan, dan aturan-aturan penting untuk produk kosmetika. Pertanyaan yang diberikan untuk pre dan post-test adalah sama yaitu Mengerti Apa itu Kosmetik, Pengguna Kosmetik, Memperhatikan Bahan Kosmetik, Mengetahui Bahan Kosmetik Berbahaya, Melihat ED Kosmetik, Cara Menyimpan Kosmetik, Efek samping Kosmetik Tidak Tepat, Mengetahui Kosmetik Legal, Cara Mengecek Izin Edar Kosmetik, serta Penggunaan Kosmetik Baik dan Benar. Setelah pemberian dan pendampingan materi tentang bahan dan penggunaan kosmetik yang aman, pengetahuan warga meningkat saat kembali mengisi kuesioner yang sama dan berbeda cukup signifikan dibandingkan sebelumnya. Seperti Penggunaan Kosmetik Baik dan Benar yang sebelum penyuluhan adalah 43,3% meningkat menjadi 76,7%; Mengetahui Bahan Kosmetik Berbahaya adalah 36,7% menjadi 93,3%; dan untuk pertanyaan lain adalah terjadi peningkatan hingga 100% setelah penyuluhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang telah dilakukan mampu menambah wawasan dan memberi kontribusi. Kata Kunci: Desa Suka Banjar, Edukasi dan Pendampingan, Kosmetik Aman, Kabupaten Pesawaran. ABSTRACT Cosmetics are products that are intended for use on the skin, hair, nails, lips, external genital organs, teeth, and oral mucosa. Knowledge of cosmetic selection is required since many individuals make the incorrect decision in deciding the type of cosmetics in terms of how to use it, the type of material utilized, and cosmetic rules. One step toward improving awareness of ingredients and the safe use of cosmetics was to give education and community support, particularly in Suka Banjar Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency.The goal of this activity was to raise awareness and understanding in the local community about safe ingredients and how to use cosmetics properly and appropriately. In community service activities, the technique was to give counseling and instruction in the form of lectures and question and answer sessions, as well as aid with the introduction, usage, and cosmetic regulations. Understanding What Cosmetics Are, Cosmetic Users, Paying Attention to Cosmetic Ingredients, Knowing Dangerous Cosmetic Ingredients, Seeing Cosmetic EDs, How to Store Cosmetics, Side Effects of Improper Cosmetics, Knowing Legal Cosmetics, How to Check Permits Cosmetics Marketing, and Good and Correct Use of Cosmetics were the questions given for the pre and post-test. When the inhabitants returned to fill out the same questionnaire after receiving information and support in presenting theories on substances and safe cosmetics usage, their knowledge had grown significantly compared to before. For example, the usage of excellent and accurate cosmetics climbed from 43.3% to 76.7% before counseling; knowing hazardous cosmetic ingredients went from 36.7% to 93.3%; and another question increased by up to 100% after counseling. As a result, the Community Service Activities that have been completed can be considered to provide insight and contribute. Keywords: Suka Banjar Village, Education and Mentoring, Safe Cosmetics, Pesawaran Regency.
EFEK LAKTAGOGUM EKSTRAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa L.) PADA TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR Nur Fitriana Muhammad Ali; Ikhsan Sidiq; Rini Nuriyanto; Randa Wulaisfan; Andi Nafisah Tendri Adjeng; La Ode Liaumin Azim
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 7, No 3 (2022): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v7i3.30393

Abstract

AbstrakTanaman ketapang (Terminalia catappa L.) di Indonesia hanya dikenal sebagai tanaman pelindung. Daun dan batang ketapang telah banyak dilaporkan bahwa terdapat kandungan senyawa alkaloid, tanin, saponin, terpenoid dan senyawa fenolik yang telah terbukti memiliki aktivitas laktagogum. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas laktagogum yang ditimbulkan dari ekstrak biji ketapang pada hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan yang terdiri 2 induk tikus. Aktivitas laktagogum dievaluasi dengan menghitung bobot badan anak tikus putih yang induknya diberikan ekstrak biji ketapang dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40% dengan kontrol positif pelancar ASI dan kontrol negatif Na-CMC. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 10 hari masa menyusui pada anak tikus, diukur dengan Pertambahan Bobot Badan (PBB) selama periode perlakuan. Kelompok tikus dari konsentrasi 10% menunjukkan rata-rata bobot 15,5 (g/mL), konsentrasi 20% menunjukkan rata-rata bobot 15,7 (g/mL), konsentrasi 40 % menunjukkan rata-rata bobot 16,6 (g/mL) sedangkan kontrol positif menunjukkan rata-rata bobot 17,2 (g/mL) dan kontrol negatif 8,3 (g/mL). Dari hasil pemberian ekstrak biji ketapang menunjukkan peningkatan pertumbuhan anak tikus secara bertahap dari konsentrasi 10%,20% dan 40%. Kata Kunci : Biji Ketapang, Laktagogum, Berat Badan
Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) sebagai Produk Suplemen Antioksidan Zulpakor Oktoba; Andi Nafisah Tendri Adjeng; Putu Ristyaning Ayu Sangging; Ari Irawan
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v7i1.5480

Abstract

Pemanfaatan limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) menjadi produk suplemen kesehatan antioksidan berupa sediaan kapsul. Kegiatan peng­abdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengenalkan bahwa limbah KBK yang dibuang oleh petani berupa cangkang menjadi limbah perkebunan yang tidak termanfaatkan dan menjadi sumber pen­cemaran. Senyawa fenolik sebagai antioksidan dari limbah KBK berkhasiat meng­hambat aktivitas radikal bebas pada tubuh manusia. Kandungan 6 – 9% protein kasar dari KBK telah dimanfaatkan dengan baik sebagai produk suplemen herbal anti­oksidan. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Agustus 2022 yang merupakan bagian program pengabdian masyarakat unggulan Universitas Lampung. Pemanfaatan KBK sebagai produk kapsul suplemen herbal antioksidan, menciptakan kondisi lahan perkebunan kakao menjadi bersih, terhindar dari penyakit seperti busuk buah serta mengendalikan serangan hama. Pelak­sanaan PKM bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kesejahteraan dan kapasitas masyarakat kelompok tani kakao Pekondoh. Melalui dukungan peman­faatan serta pemberdayaan potensi sumber daya pekon (desa) dengan cara penyuluhan pembuatan produk sediaan kapsul suplemen anti­oksidan dari limbah KBK. Hasil pelaksanaan PKM telah diterapkan dengan baik dengan meman­faatkan limbah KBK menjadi produk olahan sediaan kapsul WAKLATDO®. Pengetahuan serta pemahaman masarakat sebelum dan setelah terlibat dalam kegiatan pengabdian berbeda cukup signifikan. Pemanfatan KBK sebelum pendampingan (pre-test) adalah 27.33% dan setelah (post-test) adalah 80,12%. Hasil dapat dikatakan bahwa kegiatan pengabdian yang dilakukan cukup membawa dampak baik akan penge­tahuan dalam pemanfaatn KBK.
Potensi Rambut Jagung (Zea mays L.) sebagai Antibiotik Alami Siti Khalimatus Sa'diah; Rasmi Zakiah oktarlina; Femmy Andrifianie; Andi Nafisah Tendri Ajeng Malarangeng
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila711-3

Abstract

Resistensi antibiotik dalam kehidupan saat ini menjadi masalah utama kesehatan pada abad ke-21 yang mengancam pencegahan maupun pengobatan yang efektif. Setiap tahunnya, terdapat 700 ribu kasus kematian yang diakibatkan olehresistensi antibiotik dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 menjadi 10 juta jiwa di dunia. Hal yang perlu diperhatikan dalam terapi antibiotik adalah keamanan penggunaan antibiotik dalam menghambat pertumbuhan bakteri,namun tidak akan membahayakan inang manusia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik adalah dengan menggunakan antibiotik alami. Rambut jagung dapat digunakan sebagai antibakteridikarenakan adanya kandungan senyawa golongan fenolik, flavonoid, saponin, steroid, dan alkaloid. Aktivitas antibakteri pada rambut jagung dibuktikan dengan kemampuannya dalam menghambat bakteri Streptococcus mutans danPorphyromonas gingivalis, Bacillus cereus, B. subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei, S. flexneri, Proteus vulgaris, P. mirabilis, Enterobacter aerogenes, Salmonella typhi, S. paratyphi, dan E. coli yang telah diujikan dengan beberapa pelarut seperti etanol, metanol, kloroform, etil asetat, dan petroleum eter. Beberapa penelitian menunjukkan hasil positif yaitu adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak rambut jagung, sehingga rambut jagung dapatdigunakan sebagai alternatif pengobatan bakteri (antibiotik alami) pada pengobatan berbasis herbal yang mampu menghindari resistensi obat ganda (multiple drug), efek samping dan munculnya organisme resisten obat ganda (multipledrug).Kata Kunci: antibakteri, antibiotik, rambut jagung, resistensi
Edukasi Optimalisasi Pemanfaatan Rimpang Jahe Gajah (Zingiber Officinale Rosc) sebagai Nutraceutical Gummy Candy Berkhasiat Kesehatan dan Anti-Emeticum di Pekon Kedaung Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu Andi Nafisah Tendri Adjeng; Femmy Andrifianie; Kamadie Sumanda Syafiz; Untia Kartika Sari Ramadhani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12879

Abstract

ABSTRAK Rimpang Jahe gajah (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman yang berkhasiat dalam pengobatan dengan kandungan nutrisi vitamin A, B1, B3, dan C, mineral, besi, fosfor, serta kalsium yang baik untuk tubuh. Kandungan minyak atsiri gingerol dalam jahe berperan dalam mencegah infeksi bakteri penyebab radang gusi dan masalah pada saluran pernapasan. Selain itu, senyawa minyak atsiri tersebut dapat membantu mengurangi mual dan mabuk perjalanan serta sifat diaforetik yaitu dapat menstimulus aktifnya kelenjar keringat yang berperan dalam pengobatan kondisi demam termasuk pilek dan flu. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan, nilai ekonomi, dan tingkat acceptable rimpang Jahe dapat dibuat produk yang bersifat sebagai nutraceutical (makanan yang dapat memberikan manfaat kesehatan) salah satunya adalah Gummy Candy. Salah satu daerah di Provinsi Lampung yang giat dalam budi daya tanaman Rimpang Jahe Gajah adalah Desa (Pekon) Kedaung yang merupakan daerah transmigran yang berlokasi di Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu. Pemanfaatan secara optimal dan peningkatan nilai ekonomi Rimpang Jahe gajah menjadi produk nutraceutical belum dilakukan. Pengabdian Kepada Masyarakat dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat berperan dalam membantu Kelompok Tani dan masyarakat setempat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemanfaatan Rimpang Jahe Gajah menjadi produk nutraceutical Gummy Candy. Diharapkan ini mampu mengoptimalkan pemanfaatan Rimpang Jahe Gajah baik dari segi nilai ekonomi maupun manfaat kesehatan. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu memberi penyuluhan dan edukasi berupa ceramah dan tanya jawab mengenai manfaat dan kandungan Rimpang Jahe Gajah serta potensi pengembangan sebagai produk nutraceutical, serta pendampingan dalam pengolahan Rimpang Jahe Gajah menjadi Gummy Candy sehingga dicapai peningkatan pengetahuan, kesehatan, perekonomian masyarakat Pekon Kedaung. Kata Kunci: Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc), Nutraceutical, Gummy Candy, Pekon Kedaung.   ABSTRACT The rhizome of elephant ginger (Zingiber officinale Rosc) is a plant that is efficacious in medicine with nutrients containing vitamins A, B1, B3 and C, minerals, iron, phosphorus and calcium which are good for the body. The gingerol essential oil content in ginger plays a role in preventing bacterial infections that cause gingivitis and respiratory tract problems. Apart from that, these essential oil compounds can help reduce nausea and motion sickness and have diaphoretic properties, namely they can stimulate the activity of the sweat glands which play a role in treating febrile conditions including colds and flu. To optimize the utilization, economic value and level of acceptance of ginger rhizomes, nutraceutical products (foods that can provide health benefits) can be made, one of which is Gummy Candy. One of the areas in Lampung Province that is active in the cultivation of Elephant Ginger Rhizome plants is Kedaung Village (Pekon) which is a transmigrant area located in Pardasuka District, Pringsewu Regency. Optimal utilization and increasing the economic value of ginger rhizomes into nutraceutical product elephants have not been carried out. Community Service with the Community Partnership Empowerment scheme plays a role in helping Farmer Groups and local communities increase their knowledge and skills in utilizing Elephant Ginger Rhizomes into Gummy Candy nutraceutical products. It is hoped that this will optimize the use of Gajah Ginger Rhizomes both in terms of economic value and health benefits. The method applied in community service activities is providing counseling and education in the form of lectures and questions and answers regarding the benefits and contents of Gajah Ginger Rhizome as well as the potential for development as a nutraceutical product, as well as assistance in processing Gajah Ginger Rhizome into Gummy Candy so as to achieve increased knowledge, health and economy. Pekon Kedaung community. Keywords: Gajah Ginger (Zingiber officinale Rosc), Nutraceutical, Gummy Candy, Pekon Kedaung.