Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SANITASI LINGKUNGAN SEBAGAI DETERMINAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BANTAR KOTA TASIKMALAYA Sri Maywati; Rian Arie Gustaman; Rini Riyanti
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 2 (2023): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i2.17841

Abstract

Diare pada balita merupakan kondisi yang harus mendapat perhatian karena bisa membawa pada keadaan yang buruk. Diare pada balita bisa disebabkan oleh berbagai hal salah satunya adalah sanitasi lingkungan yang tidak memadai. Kebaruan Penelitian ini karena menganalisis faktor sanitasi lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sarana jamban, sarana pengelolaan sampah, dan Saluran pembuangan air limbah (SPAL) terhadap kejadian diare pada balita. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor sanitasi lingkungan sebagai determinan kejadian diare meliputi sarana air bersih, sarana jamban, sarana pengolahan sampah, dan SPAL. Metode penelitian digunakan case control, dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:2 sehingga total sampel sebanyak 120 respoden. Telah dilakukan matching pada sampel meliputi jenis kelamin balita dan rentang usia pada 24-59 bulan.  Data dianalisis menggunakan uji chi square pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara kejadian diare pada balita dengan  ketersediaan sarana air bersih (P=0,000), sarana jamban (P=0,000), sarana pengolahan sampah (P=0,000), sarana SPAL (P=0,000). Disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko untuk kejadian diare pada balita dengan risiko lebih dari 5 kali dibandingkan kondisi sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. 
EDUKASI PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DALAM MENCEGAH PENULARAN COVID-19 PADA SANTRI (Di Pesantren Persatuan Islam 67 dan Pesantren Ibadurrahman) Dian Saraswati; Rian Arie Gustaman; Puji Laksmini; Irani Hoeroni
Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdpm.v3i1.39405

Abstract

Wabah Covid-19 menjadi masa kelam sejak awal tahun 2020. Virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, itu membuat semua orang khawatir. Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Kesehatan (PbM-SK) bertujuan untuk dapat meningkatkan PHBS dalam mencegah penularan COVID-19 pada santri. Tujuan dari kegiatan ini adalah memastikan santri-santri dalam pesantren mendapatkan edukasi peningkatan PHBS dalam mencegah penularan COVID-19. Para pelatih atau trainer inilah (santri yang mengikuti edukasi) yang nantinya menjadi agen  untuk  teman santri yang lain dalam meningkatkan PHBS untuk mencegah COVID-19. Permasalahan yang diangkat adalah pernah terjadi kasus beberapa santri terkonfirmasi  positif  COVID-19 di Pesantren Persatuan Islam 67 dan untuk mencegah santri-santri di tempat lain agar tidak  tertular COVID-19 seperti di Pesantren Ibadurrahman.Berdasarkan permasalahan di atas maka kami melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Kesehatan (PbM-SK) melalui kegiatan ” Edukasi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam Mencegah Penularan Covid-19 pada Santri” di Pesantren Persatuan Islam 67 dan Pesantren Ibadurrahman. Adapun kegiatan yang disepakati adalah: 1) Edukasi tentang COVID-19 dan cara penyebarannya; 2) Edukasi terhadap santri tentang bagaimana cara memutus rantai COVID-19 dengan PHBS. Sedangkan  luarannya adalah meningkatnya pemahaman santri tentang kesehatan sehingga santri dapat menolong diri sendiri, PHBS meningkat pada santri guna memutus penularan COVID-19 dan meningkatnya partisipasi di lingkungan pesantren serta masyarakat sekitar, sehingga terbebas dari masalah kesehatan dan atau penyakit.
Penguatan Peran Kader tentang Pentingnya Pencegahan Stunting pada 1000 HPK Siti Novianti; Rian Arie Gustaman; Nur Lina; Sri Maywati
Jurnal Abdimas Jatibara Vol 2, No 2 (2024): Jatibara Vol.2 No.2 Februari 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jaj.v2i2.1805

Abstract

Stunting masih  menjadi  masalah  kesehatan  global.  Prevalensi  stunting  di Indonesia masih tinggi dan merupakan  masalah kesehatan masyarakat. Pemerintah memiliki target penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk perguruan tinggi. Kota Banjar merupakan salah satu lokus stunting di Jawa Barat, dan pada tahun 2022 terdapat kerjasama antara BKKBN dan Universitas Siliwangi dalam upaya penanggulangan stunting di kota Banjar. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lain pelaksanaan kegiatan KKN tematik di kota Banjar dengan tema khusus stunting. Adapun kontribusi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan adalah melalui pelaksanaan PBL 1 dan 2 di  kota Banjar, khususnya  di kelurahan Banjar, Mekarsari dan Situbatu. Selama dua tahun terakhir, lokasi tersebut menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa untuk pelaksanaan pendidikan dan pengajaran maupun penelitian. Kegiatan tridarma dosen lainnya yaitu pengabdian masyarakat akan dilaksanakan melalui kegiatan yang berjudul Penguatan Peran Kader dalam Meningkatkan Kualitas Maternal sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) melalui skema Pengabdian Masyarakat Program  Unggulan  Program  Studi  (PbM-PUPS). Kegiatan ini terdapat dua mitra yaitu Kepala Kelurahan Banjar dan Kelurahan Mekarsari. Sasaran dari kegiatan pengabdian adalah kader kesehatan sebanyak 36 orang. Metode yang dilakukan yaitu Training of Trainer (ToT) pada kader tentang materi  pendekatan  siklus  hidup  dalam  pencegahan  stunting  dan pelatihan kader pendamping ibu hamil dalam pencegahan stunting 1000 HPK. Dilakukan analisis untuk menguji perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan uji Wilcoxon, dan hasil analisis menunjukkan tidak ada beda pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan (nilai p>0,005).
Surveilans Berbasis Santri : Strategi Meningkatkan Derajat Kesehatan di Pondok Pesantren Joni Joni; Rian Arie Gustaman; Andik Setiyono; Lina Marlina; Sari Ulfah Khofifah; Dita Destiati
Jurnal Abdimas Jatibara Vol 2, No 2 (2024): Jatibara Vol.2 No.2 Februari 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jaj.v2i2.1830

Abstract

Community-based surveillance is a health effort to identify health problems/cases carried out by the community, which is then addressed by the community with the support of healthcare workers. This activity is one of the self-reliance patterns instilled in the community. Indonesia has more than 20,000 pesantrens as formal educational institutions. Unhealthy environments and inadequate facilities have led to various infectious diseases. Efforts to examine and treat infectious diseases have been carried out by pesantrens, but the problem persists due to unhealthy behavior. Health monitoring and responsibility from pesantren residents are necessary to improve health conditions in pesantrens. Based on this issue, community-based surveillance needs to be implemented in pesantrens. Empowering pesantren communities is a process to increase knowledge, awareness, and skills so that they can actively participate in efforts to prevent and control diseases through an educative and participatory approach while considering potential needs and local socio-cultural aspects. Therefore, a trained Santri-based Surveillance needs to be formed with the responsibility of health monitoring in pesantrens, in the hope of creating a healthy pesantren. Santri-based surveillance is part of community empowerment in pesantren areas