Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Health%20and%20Medical%20Journal

Hubungan Antara Usia Dengan Ukuran Tonsil Pada Tonsilitis Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Sumatera Barat Pada Tahun 2017 - 2018 Seres Triola; Muhammad Zuhdi; Ade Teti Vani
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.747 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.299

Abstract

Latar Belakang:Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang. Ukuran tonsil pada tonsilitis kronis membesar akibat hiperplasia parenkim atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2012, angka kejadian penyakit tonsilitis di Indonesia sekitar 23%. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di Indonesia pada bulan September tahun 2012, prevalensi tonsillitis kronik sebesar 3,8%. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan usia dengan ukuran tonsil pada tonsilitis kronik di Rumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018.Metode:  Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam medis di RSI Siti Rahmah Padang 2017 – 2018. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2018- Mei 2019 di instalasi THT-KL RSI Siti Rahmah Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik. Populasi  adalah pasien tonsilitis kronik di instalasi THT-KL RSI Siti Rahmah tahun 2017 – 2018 sebanyak 66 pasien. Analisis data adalah univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji spearman rho dengan menggunakan program SPSS versi 24.0. Hasil: Berdasarkan penelitian sebanyak (57,6%) adalah wanita dan (42,4%) adalah laki-laki, paling banyak berada pada usia < 18 tahun yaitu (72.7%), paling banyak dengan ukuran tonsil hipertropi yaitu (65.2%) dan terdapat hubungan usia dengan ukuran tonsilitis pada tonsilitis kronik diRumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018 p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan usia dengan ukuran tonsilitis pada tonsilitis kronik diRumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018.
Prevalensi Otitis Media Akut di RS Islam Siti Rahmah Padang Tahun 2017 Delpi Yuniarti; Seres Triola; Betty Fitriyasti
Health and Medical Journal Vol 1, No 1 (2019): HEME January 2019
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.376 KB) | DOI: 10.33854/heme.v1i1.220

Abstract

Latar Belakang: Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut pada telinga tengah yang berlangsung kurang dari tiga minggu. Otitis Media Akut merupakan penyakit infeksi yang umum pada usia dini dan merupakan alasan umum untuk berobat. Penyakit infeksi ini dapat disebakan oleh banyak faktor.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prevalensi otitis media akut di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang. Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medis. Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2018 – Januari 2019 di bagian THT Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang. Hasil:Subjek penelitian berjumlah 63 pasien Otitis Media Akut. Penelitian ini melaporkan distribusi frekuensi dari karakteristik penelitian seperti usia, jenis kelamin, stadium, dan telinga yang terinfeksi. Hasil Penelitian ini melaporkan prevalensi dari 63 pasien dengan Otitis Media Akut. Berdasarkan usia, terbanyak diderita pada usia balita sebanyak 12 kasus (19%). Berdasarkan jenis kelamin, terbanyak diderita oleh perempuan sebanyak 35 kasus (55.6%). Berdasarkan stadium, kasus terbanyak pada stadium hiperemis 31 kasus (49.2%). Berdasarkan telinga yang terinfeksi, kasus terbanyak terjadi pada unilateral sebanyak 61 kasus (96.8%). Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan prevalensi otitis media akut pada pasien yang berusia 0-5 tahun, jenis kelamin perempuan, stadium hiperemis dan telinga terinfeksi pada unilateral.
Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Ekspresi Gen IL-1Beta dan TNF-Alpha Mukosa Hidung Penderita Rinosinusitis Kronis di RSUP Dr M Djamil Padang Seres Triola
Health and Medical Journal Vol 1, No 2 (2019): HEME July 2019
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.235 KB) | DOI: 10.33854/heme.v1i2.236

Abstract

Latar belakang: Rinosinusitis kronis merupakan penyakit inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang menghasilkan beberapa sitokin proinflamasi, yaitu;  IFN-γ, TGF-β1, IL-1β, IL-3, IL-6, IL-8, TNF-α dan IL-5. Sitokin IL-1β, TNF-α dan IL-6 mempunyai peranan yang besar dalam menimbulkan gejala hidung berair. Pada beberapa literatur penggunaan cuci hidung dengan NaCl 0,9% pada rinosinusitis kronis dapat mengurangi sekresi musin, menurunkan produksi postnasal drip, mempercepat perbaikan mukosa dan mengurangi gejala sumbatan hidung. Tujuan: Mengetahui pengaruh cuci hidung dengan NaCl 0,9% terhadap kadar sitokin IL-1β dan TNF-α pada mukosa hidung dan sinus paranasal pada penderita rinosinusitis kronis. Metode: Studi eksperimental dengan teknik pre dan post test design untuk mengetahui pengaruh pemberian cuci hidung dengan NaCl 0,9% terhadap ekspresi gen IL-1β dan TNF-α mukosa hidung  penderita rinosinusitis kronis. Hasil: Jumlah log copynumber gen IL-1β sebelum dan sesudah cuci hidung didapatkan 8,07 ± 0,95 dan 8,20 ± 0,93  (p>0,05). Jumlah log copynumber gen TNF-α sebelum dan sesudah cuci hidung dengan NaCl 0,9% adalah 8,83 ± 3,83 dan 6,72 ± 2,55 (p>0,05). Ratio gen IL-1β awal dan akhir pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah 52,51 ± 1,21 dan 61,99 ± 1,13. Ratio gen TNF-α awal dan akhir pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah 9,63 ± 2,21 dan 334,4 ± 1,31. Kesimpulan: Pada penelitian ini tidak dijumpai penurunan yang bermakna pada ekspresi absolut (jumlah log copynumber) gen IL-1β dan gen TNF-α mukosa hidung penderita rinosinusitis kronis setelah diberikan terapi medikamentosa disertai cuci hidung dengan NaCl 0,9%.