Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS RASIO BAHAN PEREKAT DENGAN CAMPURAN BATUBARA, SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN DAYA REKAT BIO-BRIKET Mustafiah Mustafiah
Jurnal Geomine Vol 4, No 2 (2016): Edisi Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.667 KB) | DOI: 10.33536/jg.v4i2.58

Abstract

Salah satu faktor yang menentukan kualitas bio-briket batubara-sekam padi adalah kekuatan daya rekatnya.  Beberapa implikasi yang dapat ditimbulkan dari hal tersebut yaitu sulitnya penyalaan pada proses   pembakaran awal, lama penyimpanan, serta nilai kalorinya. Untuk mengatasi problem trsebut, maka  perlu dilakukan  perbaikan terhadap daya rekat dengan jalan mengoptimasi rasio campuran  berbagai bahan perekat dengan  batubara-sekam padi. Pada penelitian ini digunakan bahan perekat tepung sagu dan parafindan hasilnya menunjukkan bahwa daya rekat bio-briket cendrung meningkat seiring dengan meningkatnya rasio bahan perekat  yaitu perekat tepung kanji dan parafin masing-masing memberikan kekuatan daya rekat dengan beban tekan  1,59 kg/cm2 pada rasio campuran 3: 20, nilai kalor 5573 kkal/kg untuk perekat kanji dan 1,16 kg/cm2 pada rasio campuran 4 : 20, nilai kalor 7300 kkal/kg untuk perekat parafin.
PEMBUATAN EKSTRAK DAUN MANGGA DENGAN CARA EKSTRAKSI SOXHLET SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN KHUSUSNYA ESCHERICHIA COLI Darnengsih Darnengsih; Mustafiah Mustafiah; Zakir Sabara; Munira Munira; Darwiah Rezki; Nur Ulfa Zulhulaifa
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.36 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.186

Abstract

Pohon mangga adalah pohon yang berbatang tegak bercabang banyak dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Daun mangga mempunyai sejumlah besar kandungan mangiferin yang telah diteliti menjadi antioksidan, analgesik, antidiabetes, anti inflammatory, antitumor, antimikrobia dan peningkat stamina atau daya tahan tubuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menguji ekstrak daun mangga sebagai antimikrobia khususnya daya hambat ekstrak daun mangga terhadap bakteri pathogen Escherichia Coli (E. Coli) dengan cara ekstraksi soxhlet. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan ekstrak dari daun mangga golek, dengan menggunakan pelarut ethanol p.a, hasil ekstrak yang dihasilkan akan diencerkan dengan larutan salin menjadi 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Kemudian dilakukan perendaman paper disc kedalam masing masing konsentrasi selama 15 menit dan meletakkan paper disc tersebut kedalam cawan petri yang berisi Nutrien Agar dan biakan bakteri E. Coli, lalu di inkubasikan pada suhu 350C selama 24 jam. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa ekstrak mulai melakukan penghambatan tumbuh pada konsentrasi 75% akan tetapi belum signifikan, sedangkan daya hambat pada konsentrasi 100% sebesar 0,5 mm.
Pengaruh Waktu dan Kecepatan Homogenisasi terhadap Emulsi Virgin Coconut Oil-Sari Jeruk dengan Emulsifier Gum Arab Lastri Wiyani; Andi Aladin; Zakir Sabara; M Mustafiah; Rahmawati Rahmawati
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.921 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i2.701

Abstract

Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan produk yang dibuat dengan mencampurkan VCO dan air dengan menggunakan emulsifier.  Pembuatan emulsi VCO yang stabil dan dapat diterima konsumen akan menguntungkan industri yang memproduksi VCO.  Telah dilakukan penelitian tentang  pengaruh waktu dan kecepatan homogenisasi terhadap sifat fisik dan kimia emulsi VCO-sari jeruk dengan menggunakan emulsifier gum arab. Emulsi dibuat dengan mencampurkan VCO dan sari jeruk  (9:1) dan emulsifier gum arab 0,75 persen. Proses homogenisasi dilakukan selama 2, 4 dan 6 menit dengan kecepatan 5000, 10000 dan 15000 rpm. Emulsi yang dihasilkan ditentukan stabilitas dan viskositasnya. Waktu terbaik yang menghasilkan produk stabil adalah 4 menit dan kecepatan homogenisasi 15000 rpm. Emulsi VCO yang dihasilkan mempunyai viskositas 52,5 cP dan stabil pada suhu ruang.
PENGARUH SUHU TERHADAP PRODUKSI ASAP CAIR DARI BLENDING LIMBAH BIOMASSA CANGKANG SAWIT DENGAN BATUBARA SECARA PIROLISIS Mustafiah Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 1, No 1 (2016): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.42 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v1i1.45

Abstract

Asap cair merupakan produk utama dalam pengolahan blending limbah biomassa cangkang sawit dengan batubara secara pirolisis, memiliki kandungan utama yaitu senyawa fenol, karbonil dan asam. Tujuan penelitian untuk mengetahui persentase produk asap cair terhadap pengaruh rasio massa blending limbah biomassa cangkang sawit dengan batubara secara pirolisis dan pengaruh suhu terhadap kualitas produk asap cair yang dihasilkan dari blending limbah biomassa cangkang sawit dengan batubara secara pilorisis. Metode penelitian dengan cara preparasi sampel cangkang sawit dengan batubara kemudian diblending dengan variable rasio (gram) 0 :1000;  250:750; 500:500; 750:250;1000:0 kemudian dilanjutkan dengan metode pirolisis dengan variable suhu pirolisis 200 0 C pada waktu 60 menit, 300 0 C pada waktu 40 menit, 400 0 C pada waktu 25 menit. Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor, didiamkan selama 1 minggu dipisahkan di corong pisah, diuji kimia yaitu pH, kadar air, %rendemen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa presentase produk asap cair dari blending limbah biomassa cangkang sawit dengan rasio massa 25:75, 50:50, 75:25, dan 100:0 menghasilkan presentase terendah yaitu perbandingan 0:100 pada suhu 200 0 C dgn nilai presentase produk asap cair 2,00 % dan presentase produk asap cair paling banyak yaitu perbandingan 100:0 suhu 400 0 C dengan persentase asap cair 27,11%. Adapun pengaruh perubahan suhu terhadap kualitas produk asap cair yang terbaik diperoleh dengan rasio massa blending cangkang sawit dengan batubara 100:0 pada perlakuan suhu 400 0 C, dengan produk asap cair bersifat asam (ph = 3,53). Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa presentase produk asap cair terhadap pengaruh rasio massa yaitu 27,11% dan suhu yang optimum digunakan adalah 400  0 C.
Pengaruh Suhu dan Bobot Katalis Hidrogenasi Minyak Inti Sawit sebagai Bahan Pelunak Kompon Karet La Ifa; Masfira Badawing; Jumrawati S; Mustafiah Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.497 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i1.782

Abstract

Bahan pelunak karet merupakan salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon untuk melunakan karet sehingga memudahkan pencampuran dan mempersingkat waktu pengkomponan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu reaksi dan bobot katalis terhadap kualitas bahan pelunak.Tahap pembuatan reaksi hidrogenasi minyak inti sawit meliputi proses hidrogenasi dan pembuatan kompon karet. Proses hidrogenasi meliputi Menimbang katalis sebanyak yang diinginkan. Masukkan minyak inti sawit sebanyak 150 ml, methanol (CH3OH) 2 M 200 ml dan hidrogen peroksida (H2O2) 0,6 M sebanyak 100 ml serta katalis CuSO4 ke dalam reaktor kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer. Setelah itu memanaskan reaktor hingga mencapai suhu yang diinginkan. Mengontrol suhu dengan termometer agar tetap konstan sesuai suhu yang diinginkan selama durasi waktu hidrogenasi 5 jam kemudian minyak inti sawit yang telah terhidrogenasi dipindahkan ke dalam corong pemisah dan dimurnikan secara dekantasi. Untuk pembuatan kompon karet melalui mesin giling terbuka kemudian ampuran karet dengan bahan kimia  digiling sehingga terbentuk kompon karet padat yang homogen. Hasil Analisa menunjukkan bahwa suhu reaksi terbaik pada reaksi hidrogenasi adalah suhu 70oC, penggunaan bobot katalis terbaik pada reaksi hidrogenasi adalah 1,5 gram, aplikasi bahan pelunak terhadap kompon karet yang dibuat memiliki nilai uji kuat tarik 0,0290 N/mm2
PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI KOAGULAN PENJERNIHAN AIR Mustafiah Mustafiah; D Darnengsih; Zakir Sabara; Rafdi Abdul Majid
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.329 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.191

Abstract

Kurang optimalnya pemanfaatan limbah kulit udang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pemanfaatan limbah kulit udang dalam industri rumah tangga umumnya diolah menjadi terasi atau dikeringkan untuk pakan unggas. Penelitian ini dilakukan peningkatan nilai tambah dengan melakukan preparasi sampel limbah kulit udang, pencucian kemudian direbus dalam air mendidih (± 80°C) selama 15 menit. Selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari dan proses penghalusan. Setelah itu di proses dengan pembuatan kitin di mana pada proses pembuatan kitin meliputi proses deproteinasi (proses penambahan NaOH 5 %) menghasilkan Crude kitin kemudian dilanjutkan proses demineralisasi (proses penambahan HCl 2 N) menghasilkan kitin dan dilanjutkan proses deasetilasi (proses penambahan NaOH 50 %) menghasilkan kitosan. Hasil penelitian menunjukan 50 gram limbah kulit udang menghasilkan 11,25 gram kitosan dan dapat menurunkan kekeruhan air sungai sebesar 98,63%.
PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI BLENDING LIMBAH BIOMASSA CANGKANG SAWIT DAN TEMPURUNG KELAPA DALAM SECARA PIROLISIS MENJADI INSEKTISIDA ORGANIK Mustafiah Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.545 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i1.114

Abstract

Pengolahan blending limbah biomassa cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam secara pirolisis menghasilkan produk asap cair sebagai produk utama dan chart, arang sebagai produk samping. Dimana asap cair imi yang memiliki kandungan utama yaitu senyawa fenol, karbonil dan asam. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium pengantar teknik kimia jurusan teknik kimia FTI UMI. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mengetahui presentase rendemen asap cair yang dihasilkan setiap gram limbah biomassa cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam. (2). Mengetahui karakteristik senyawa yang terdapat dalam asap cair pada limbah biomassa cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam.(3). Mengetahui efektifitas asap cair sebagai intektisida organik. Penelitian ini dilakukan dengan cara preparasi sampel cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam kemudian diblending dengan variable rasio (gram) 0 :100; 25:75; 500:500; 750:250;1000:0 kemudian dilanjutkan dengan metode pirolisis dengan variable suhu pirolisis 400 0 C pada waktu 60 menit, Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor, hasil proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, Chart dan arang kemudian asap cair didiamkan selama 1 minggu di dalam di corong pisah, dipisahkan antara asap cair dan chart kemudian asap cair diuji kimia dan fisik selanjutnya diaplikasikan untuk pembasmian serangga. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada asap cair dari sampel blending limbah biomassa cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam secara pirolisis dapat diambil kesimpulan bahwa persen rendemen pada asap cair dengan 1000 gram sampel hasilnya terus meningkat secara signifikan di mana semakin banyak komposisi tempurung kelapa maka semakin besar persen rendemennya. Di mana Asap cair ini digolongkan asap cair grade C, yang berwarna coklat pekat dan berbau asap cukup keras. Karakteristik produk asap cair (viskositas, pH, massa jenis dan kadar asam asetat) yang dihasilkan dari blending limbah biomassa cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam dengan rasio massa 0 : 100, 25:75, 50:50, 75:25, dan 100:0 dimana sampel tersebut telah memenuhi standar mutu asap cair spesifikasi jepang. Produk pada sampel cangkang sawit dan tempurung kelapa dalam memiliki efektifitas asap cair sebagai intektisida organik sangat baik di mana asap cair ini dapat mematikan serangga/hama dengan waktu yang singkat.
PRODUKSI BAHAN BAKAR ALTERNATIF BRIKET DARI HASIL PIROLISIS BATUBARA DAN LIMBAH BIOMASSA TONGKOL JAGUNG Muhammad Arman; Abdul Makhsud; Andi Aladin; Mustafiah Mustafiah; Rafdi Abdul Majid
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.496 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.161

Abstract

Banyaknya limbah biomassa tongkol jagung yang tidak termanfaatkan sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian untuk pemanfaatan limbah tersebut menjadi bahan bakar alternatif briket. Biomassa tongkol jagung zero sulfur dapat digunakan untuk bahan campuran batubara higt sulfur untuk menurunkan kadar sulfur pada briket. Metodologi yang dilakukan melalui empat tahapan, yakni proses pirolisis bahan batubara dan biomassa. Setelah itu proses penggilingan dan pengayakan arang dengan ukuran partikel +50 -120 mesh. Selanjutnya dilakukan pencetakan briket dan yang terakhir tahap pengujian (Uji Proximate, Uji Ultimate, Kecepatan pembakaran). Hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh briket terbaik berdasarkan uji proximate dengan nilai kalor tertinggi pada briket tongkol jagung dengan nilai kalor 6771 kal/gr. Sedangkan perbandingan massa batubara-biomassa yang memenuhi Standar SNI briket yaitu perbandingan 25:75. Berdasarkan uji laju pembakaran briket diketahui jika biomassa mempercepat proses pembakaran. 
Peningkatan Kadar Tantalum dan Niobium Oksida dari Terak Timah Bangka Menggunakan Pelarut NaOH dilanjutkan HNO3 dan H3PO4 Rafdi Abdul Majid; Sulaksana Permana; Johny Wahyuadi Soedarsono; Wahyu Kartika; Munira Munira; D Darnengsih; M Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.336 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v4i2.468

Abstract

Terak Timah merupakan produk samping dari proses peleburan timah yang mengandung unsur logam tantalum dan niobium. Beberapa sumber unsur tantalum dan niobium yaitu columbite, tantalite, tantalo-columbite, dll. Tantalum & niobium memiliki banyak aplikasi seperti industri pesawat terbang, elektronik dan super alloy. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar unsur logam tantalum dan niobium dari terak timah melalui proses pelindian asam maupun basa. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemanggangan yang dilakukan tidak mengalami dekomposisi thermal, selanjutnya proses pelindian basa dengan NaOH mengakibatkan penurunan yang sangat kecil terhadap niobium yaitu dari 0,75 menjadi 0,73%, sedangkan proses pelindian dengan HNO3 dan H3PO4 memberikan peningkatan terhadap tantalum dan niobium yaitu dengan HNO3 2M menghasilkan Ta dan Nb berturut-turut 0,17 menjadi 0,85 dan 0,73 menjadi 1,49. Hal ini juga terlihat pada pelindian menggunakan campuran HNO3: H3PO4 menghasilkan peningkatan Ta dan Nb berturut-turut menjadi 0,88-0,9% dan 1,46-1,54% di setiap peningkatan variasi konsentrasi H3PO4
Optimalisasi Penggunaan Zeolit Dalam Proses Penyerapan Sulfur Pada Limbah Sabun Andrik Rosela; Takdir Syarif; Zakir Sabara; Mustafiah Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.515 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i2.1064

Abstract

Limbah sabun detergen mengandung bahan berbahaya sulfur yang bisa mengganggu keseimbangan biota laut. Limbah detergen dapat mengubah warna air menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk. Oleh karena itu perlu dilakuakan suatu upaya untuk mengurangi jumlah polutan pada limbah detergen tersebut sebelum di alirkan ke masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa penggunaan zeolite dapat mengurangi komponen sulfur yang ada di dalam air sabun, dan mengetahui perbandingan waktu pengadukan dan berat optimum zeolite untuk mencapai proses penyerapan yang maksimal. Penelitian ini dilakukan di di laboratorium riset jurusan Teknik kimia FTI UMI Indonesia dan pengujian dilakukan pada SMAK Makassar. Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel limbah laundry, bahan bahan seperti zeolite, karbon aktif dan Analisa dengan menggunakan alat spektrofotometer . Proses penelitian dilakukan dengan mengambil 250 ml sampel limbah kemudian ditambahkan dengan zeoilt sesuai dengan variable yang digunakan  dan dilakukan proses adsorbansi. Setelah itu di Analisa menggunakan alat spektrofotometer. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan zeoilit dapat mengurangi komponen sulfur yang ada di dalam air sabun limbah laundry dan penyerapan optimal terjadi pada penambahan 40 gr zeolite dengan waktu pengadukan 210 menit.