Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PELAKSANAAN ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DALAM MENCEGAH ADVERSE EVENT DI RUMAH SAKIT Septi Machelia Champaca Nursery
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.115

Abstract

Latar Belakang: keselamatan pasien menjadi isu terkini karena makin meningkatnya kejadian tidak diharapkan (KTD) atau adverse event. Insiden keselamatan pasien di rumah sakit akan memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf dan pasien pada khususnya karena sebagai penerima pelayanan. Dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terjadi akibat rendahnya kualitas dan mutu asuhan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan enam sasaran keselamatan pasien oleh perawat dalam mencegah adverse event di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. Metode: Explanatory design dan Focus Group Discussion (FGD). Teknik sampling pada penelitian ini adalah cluster sampling dan simple random sampling. Ada 107 perawat pelaksana yang ikut berpartisipasi sebagai sampel. Pada FGD, informan adalah perawat pelaksana sebanyak 7 orang. Hasil: menunjukkan bahwa pelaksanaan enam sasaran keselamatan pasien oleh perawat adalah baik sebesar 51,4% . Adapun enam sasaran keselamatan pasien tersebut meliputi pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien adalah baik sebesar 64,5%, pelaksanaan komunikasi efektif adalah baik sebesar 56,1%, peningkatan keamanan obat yang perlu adalah baik sebesar 50,5%, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi adalah sebesar 59,8%, pengurangan risiko infeksi adalah baik sebesar 50,5%, dan pengurangan resiko jatuh adalah baik sebesar 61,7%. Kesimpulan: Pelaksanaan enam sasaran keselamatan pasien oleh perawat dalam mencegah adverse event berada dalam kategori baik. Diharapkan instansi terkait melengkapi standar prosedur operasional mengenai komunikasi efektif saat melaporkan dan menerima instruksi dari dokter, pemberian tanda dan label untuk keamanan obat dan peningkatan supervisi agar pelaksanaan teknik aseptik menjadi lebih baik.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SAFETY CULTURE TERHADAP PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT Ferry Ronaldo; Septi Machelia Champaca Nursery; Dyah Trifianingsih
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.116

Abstract

Latar Belakang: Identifikasi pasien yang tepat merupakan salah satu sasaran internasional keselamatan pasien (International Patient Safety Goals). Kejadian tidak diharapkan (KTD) dapat terjadi apabila identifikasi pasien tidak dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku, kejadian yang tidak diharapkan tersebut salah satunya adalah kesalahan saat pemberian obat. Pelaksanaan identifikasi pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah pengetahuan dan safety culture. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan safety culture, terhadap pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian obat. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel adalah 21 orang perawat pelaksana, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan cluster sampling,. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan 13 item kuesioner pengetahuan, 39 item kuesioner safety culture dan lembar observasi 8 item pernyataan, analisis data menggunakan analisa bivariat dengan uji Spearman Rank. Hasil: Pengetahuan perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit mayoritas baik, dengan responden sebanyak 61,9%, safety culture perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin mayoritas baik, dengan responden sebanyak 61,9%, dan pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian obat mayoritas baik, dengan responden sebanyak 100%. Hasil analisis bivariat didapatkan hasil, correlation coefficient dan signifikansi = -0,542, p = 0,209 (pengetahuan dan identifikasi pasien) dan = 0,757, p = 0,049 (safety culture dan identifikasi pasien). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara, pengetahuan dan safety culture terhadap pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian obat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin.
EVALUASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Nomi Nomi; Septi Machelia Champaca Nursery; Maria Silvana Dhawo
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.121

Abstract

Latar Belakang: Metode Jigsaw adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran metode jigsaw dapat menurunkan pretasi belajar mahasiswa dan melalui pembelajaran ini dapat mendorong mahasiswa lebih aktif saat proses belajar. metode jigsaw memang mampu mendorong mahasiswa lebih aktif namun kurang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam menerima materi pembelajaran. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi evaluasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif metode jigsaw di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin tahun 2018. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Populasi adalah mahasiswa semester IV di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin berjumlah 40 orang, sampel seluruh populasi mahasiswa semester IV berjumlah 40 orang dengan teknik total sampling. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan secara univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan penyampaian kontrak kepada mahasiswa mayoritas (67,2%) terdapat pada kategori cukup, penyajian informasi kepada mahasiswa mayoritas (65%) terdapat pada kategori cukup, pengorganisasi mahasiswa dalam kelompok mayoritas (60%) terdapat pada kategori cukup, pengelolaan dan membantu mahasiswa dalam kelompok mayoritas (72,5%) terdapat pada kategori cukup, penugasan kelompok mayoritas (50%) terdapat pada kategori cukup dan evaluasi pelaksanaan mayoritas (57,5%) terdapat pada kategori cukup. Kesimpulan: Evaluasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif metode jigsaw kategori cukup di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian terkait pelaksanaan pembelajaran kooperatif metode jigsaw anatara lain, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode jigsaw, hubungan antara motivasi mahasiswa terhadap pelaksanaan metode jigsaw, dan pengalaman mahasiswa terhadap pelaksanaan metode jigsaw.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN OLEH PERAWAT SEBELUM PEMBERIAN OBAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TAMIANG LAYANG Septi Machelia Champaca Nursery; Lucia Andi Chrismilasari; Mariani Mariani
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v6i1.251

Abstract

Latar Belakang : Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan usaha yang dilakukan untuk menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan. Rumah Sakit harus membangun sistem yang menjamin bahwa pelayanan yang tepat diberikan kepada pasien yang tepat. Keamanan Pasien di rumah sakit dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan benar. Kesalahan dalam identifikasi pasien diawal pelayanan akan berdampak pada kesalahan pelayanan pada tahap selanjutnya, salah satunya adalah kesalahan dalam pemberian obat. Pelaksanaan identifikasi pasien dengan benar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan, sikap dan budaya keselamatan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi pelaksanaan identifikasi pasien oleh perawat sebelum pemberian obat. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 43 orang perawat pelaksana, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan cluster sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan 17 item kuesioner pengetahuan, 12 item kuesioner sikap, 39 item kuesioner budaya keselamatan dan lembar observasi 8 item pernyataan, analisis data menggunakan analisa bivariat dengan uji Spearman Rank. Hasil : Hasil analisis bivariat faktor yang mempengaruhi pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian obat didapatka hasil, Correlation Coefficient (r) dan signifikansi (p) = (r) = 0,211 (p) = 0,174 (pengetahuan dan identifikasi pasien), (r) = 0,139 (p) = 0,372 (sikap dan identifikasi pasien), (r) = 0,483 (p) = 0,001 (budaya keselamatan dan identifikasi pasien). Kesimpulan : Faktor budaya keselamatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien oleh perawat di instalasi rawat inap RSUD Tamiang Layang, sedangkan faktor pengetahuan dan sikap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Kata Kunci : Identifikasi pasien, kesalahan pemberian obat, pengetahuan, sikap, budaya keselamatan.
HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUANG RAWAT INAP RSUD TAMIANG LAYANG Septi Machelia Champaca Nursery; Theresia Jamini
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v7i1.311

Abstract

Abstrak Perawat memiliki fungsi kolaboratif dalam pemberian obat-obatan bagi pasien. Perawat terlibat dalam tahap administrasi obat dan memainkan peran kunci dalam mencegah kesalahan dalam kolaborasi pemberian obat dengan menerapkan sasaran keselamatan pasien pada tahap administrasi obat sesuai dengan prinsip tujuh benar dalam pemberian obat. 4 dari 5 perawat mengakui bahwa mereka tidak sempat menjelaskan manfaat dari obat, dan perawat juga tidak menunggui pasien untuk meminum obatnya. Beberapa obat ada yang masih dipegang oleh pasien dan tidak disiapkan oleh perawat. Motivasi perawat yang kurang menyebabkan kurangnya disiplin perawat dalam pelaksanaan pemberian obat oral yang berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan motivasi perawat dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat oral di ruang rawat inap RSUD Tamiang Layang. Metode dari penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Uji validitas kuesioner menggunakan Pearson Product Moment dan Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel bebas dan variabel terikat. Analisis bivariat dengan Spearman Rank. Hasil dari analisis univariat menunjukkan motivasi maupun kepatuhan perawat dalam pemberian obat oral dengan kategori baik. Analisis bivariat p value = 0,582 > 0,05 menunjukkan Ha ditolak sehingga hipotesis dalam penelitian ini tidak terpenuhi. Artinya, tidak ada hubungan signifikan antara motivasi perawat dengan kepatuhan pelaksanan pemberian obat oral di ruang rawat inap RSUD Tamiang Layang. Perawat dapat mempertahankan kepatuhan dalam pelaksanaan pemberian obat oral dan rumah sakit dengan memberikan reinforcement positive terhadap kinerja perawat dengan melakukan evaluasi performance perawat. Adapun implikasi penelitian ini adalah untuk menilai motivasi perawat dalam pelaksanaan kepatuhan permberian obat sehingga diharapkan menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan (medication error) di rumah sakit. Kata Kunci: Kepatuhan, Motivasi, Pelaksanaan Pemberian Obat Oral, Perawat DAFTAR PUSTAKA Aripianthy, N. (2020). Hubungan Lama Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Sop Hand Hygiene Di Ruang Dahlia Dan Anggrek Rsud Panembahan Senopati Bantul. https://almaata.ac.id/ Asmadi. (2012). Tehnik Prosedural Keperawatan (Asmadi (ed.)). Salemba Medika. Ayu, C., Gupita, R., Administrasi, D., Kesehatan, K., & Korespondensi, A. (2016). Hubungan Karakteristik Individu, Manajemen Pengendalian Infeksi Dan Peer Support Dengan Kepatuhan Perawat Melaksanakan Sop Pemasangan Infus. Jurnal Keperawatan, 9(3), 124–131. http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/KEP/article/view/391 Manajemen, M., STIE Amkop, Pp., Abdullah Manajemen, R., Manajemen, H., & STIE Nobel Indonesia, Pp. (2017). Analisis Pengaruh Supervisi Kepala Ruangan, Beban Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Jurnal Mirai Management, 2(2), 369–385. https://doi.org/10.37531/MIRAI.V2I2.62 Potter, P. A. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik (Fundamentals of Nursing : Concepts, Process and Practice) (R. B. Komalasari (ed.); 4th ed., Vol. 2). EGC. Putriana, N., Nurchayati, S., Utami, S., Program, M., Keperawatan, S. I., Riau, U., Keperawatan, D., Program, K., Bedah, M., Studi, P., & Keperawatan, I. (2015). Hubungan Motivasi Perawat Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Pemberian Obat Oral. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan, 2(1), 802–811. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/5186 Ritonga, I. L., & Halawa, R. (2019). Hubungan Dukungan Kepala Ruangan Dengan Kepatuhan Perawat Pelaksana Dalam Meningkatkan Keamanan Obat Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda), 2(2), 26–32. https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALFARMASI/article/view/194 Susanti, E. N. (2013). Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Motivasi Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri Pasien Di Ruang Rawat Inap Rsu Dr. H. Koesnadi Bondowoso. http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/3203 Utami, R., Wijaya, D., & Rahmawati, I. (2015). Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso (The Correlation between Nurses’ Motivation with the Implementation of 12 Principles of Right in Medicine Giving in Inpat. Pustaka Kesehatan, 3(3), 457–463. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/3243
Gambaran Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Tamiang Layang Septi Machelia Champaca Nursery
Jurnal Kaharati Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Penelitian UPR
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.737 KB) | DOI: 10.52850/jptupr.v2i1.4264

Abstract

The implementation of therapeutic communication has not been carried out optimally because nurses often focus only on the main things such as communication of nursing actions and forgetting things that are considered trivial such as forgetting to introduce themselves, maintaining eye contact when communicating, and others. Poor therapeutic communication will create a bad image for the hospital. This study aims to identify the description of the implementation of therapeutic communication by nurses in the inpatient room at Tamiang Layang Hospital. This type of research is quantitative, using a descriptive research design. The population is all nurses in the Inpatient Room at Tamiang Layang Hospital, as many as 75 people. The sample is 43 with a simple random sampling technique. Data analysis through univariate analysis using a frequency distribution table. The results showed that therapeutic communication by nurses in the inpatient room at Tamiang Layang Hospital had been implemented well, as many as 37 people (86%). Most of the pre-interaction therapeutic communication stages have been carried out well as many as 38 people (88.4%), the introduction stage was carried out well as many as 22 people (51.2%), the work stage was carried out well as many as 24 people (55.8%) and The termination stage of therapeutic communication was carried out well as many as 34 people (79.1%). This study concludes that therapeutic communication by nurses in the inpatient room at Tamiang Layang Hospital has been carried out well.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PRINSIP BENAR PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SWASTA KOTA BANJARMASIN Septi Machelia Champaca Nursery
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v8i1.451

Abstract

Failure of the treatment process by administering intravenous drugs to patients has the potential to endanger patient safety. PMKP reports regarding drug administration errors in a Private Hospital in Banjarmasin City were 3 cases in 2018, 4 cases in 2019, 2 cases in 2020, and one case in 2021. The research objective was to determine the relationship between nurse characteristics and adherence to the principles of correct intravenous drug administration. The research method used a cross-sectional research model. The research was conducted at a private hospital in the city of Banjarmasin. The sampling technique consisted of cluster sampling and simple random sampling with a total of 35 samples. The data collection technique was an observation sheet. Data analysis used univariate with frequency distribution and bivariate with Spearman Rank and Chi-Square. The results showed that 23 respondents (65.7%) were included in the category of obedient nurses, and from the spearman ranking results obtained a comparison value of age compliance 0.091 > 0.05 with a correlation coefficient of 0.290. The Chi-Square results for gender with adherence were 0.327 > 0.05 with a correlation coefficient of 2.029. Education results from Spearman Rank 0.465 > 0.05 with a correlation coefficient of 0.128, and length of work with obedience 0.005 <0.05 with a correlation coefficient of 0.467. Nurses who have diverse characteristics are expected to be able to carry out and work together to carry out the principles of correct intravenous drug administration, especially double examination, asking about drug allergies, and patient complaints before and after drug administration, checking drug expiration dates, identifying patients, recording patient complaints, and reasons for drug refusal. Keywords: characteristics of nurses, nurse compliance, correct principles of drug administration
Influence Relaxation Muscle Progressive to Sleep Quality Patient with Cancer Breast Septi Machelia Champaca Nursery; Lucia Andi Chrismilasari; Candra Kusuma Negara
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 03 (2023): Jurnal EduHealt, Edition September 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/jurnaleduhealth.v14i3.2731

Abstract

Sufferer cancer breast experiences various physical problems able influence the quality of Sleep. Quality Sleep sufferer cancer breast can influence the system of immunity body, cognitive ability, and daily activity life. One intervention non pharmacology for overcoming disturbance in Sleep is the relaxation of muscle progression. Study This aims to identify the influence of relaxation muscle progress on the quality of Sleep sufferer cancer boobs. Research design using quasi-experiments. A draft study using one group pretest and post-test control group design involving 16 Respondents sufferer cancer breast. The sampling method used is non-probability sampling with a consecutive sampling technique. Quality data collection Sleep use questionnaire Pittsburg Quality Sleep Index (PSQI). Research results by the Man Whitney test obtained statistical test results p value = 0.001 (P < 0.05), indicating an influence on exercise relaxation muscle to quality Sleep sufferer cancer. With study expected that exercise relaxation muscle progress can be used as a method of easy relaxation for increased quality Sleep sufferer cancer breast so that can be applied in everyday life.