Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DI UPT PUSKESMAS JEPANG KUDUS Ummi Kulsum; Dwi Astuti; Atun Wigati
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.636

Abstract

Pneumonia merupakan penyakit peradangan parenkim paru yang ditandai dengan adanya demam tinggi, menggigil, sesak napas, napas cepat, batuk dan tarikan dinding dada ke dalam. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian bayi (0 - 11 bulan) sebesar 23,80% dan sebagai penyebab kedua kematian balita (1 – 4 tahun) yaitu 15,50% menempati urutan kedua setelah diare dari 10 besar kematian. Rata-rata 83 balita meninggal setiap hari akibat Pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian balita di Indonesia. Survei Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI) melaporkan bahwa prevalensi Pneumonia balita Indonesia meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Riwayat pemberian ASI dengan kejadian Pneumonia Balita di UPT Puskesmas Jepang Mejobo Kudus tahun 2018. Metode penelitian case control  dengan  pendekatan  retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah balita berusia 7 bulan – 5 tahun dengan gejala batuk yang mengarah pneumonia berjumlah 110 balita, dengan sampel yang diteliti sejumlah 85 balita. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel random sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner Riwayat pemberian ASI dan (Manajemen Terpadu Balita sakit). Uji statistik dengan Spearman rank. Hasil penelitian Hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan kejadian pneumonia pada balita diperoleh nilai p value sebesar = 0,224 (>0,05), berarti Tidak ada hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan kejadian pneumonia pada balita di UPT Puskesmas Jepang Mejobo Kudus Tahun 2018.Kata Kunci : Riwayat pemberian ASI, pneumonia, balita.
POLA MENSTRUASI DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA REMAJA PUTRI dwi astuti; Ummi Kulsum
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i2.832

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Anemia adalah keadaan di mana terjadi penurunan jumlah massa eritrosit yang ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit. Sintesis hemoglobin memerlukan ketersediaan besi dan protein yang cukup dalam tubuh. Protein berperan dalam pengangkutan besi ke sumsum tulang untuk membentuk molekul hemoglobin yang baru. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Remaja putri memiliki risiko 10 lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Di Indonesia terdapat empat masalah gizi remaja yang utama yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI), dan Kurang Vitamin A (KVA).  Anemia gizi merupakan masalah gizi yang paling utama di Indonesia, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Anemia gizi dapat disebabkan karena kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin yaitu besi, protein, Vitamin C, Piridoksin, Vitamin E. Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan pola Menstruasi dengan terjadinya anemia pada remaja putri di MA Yassin Kebonagung Demak. Metode: Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 36 orang. Hasil : Sebagian besar responden mempunyai pola menstruasi normal sebanyak 25 orang (69,4%) dan pola menstruasi tidak normal sebanyak 11 orang (30,6%), sebagian besar responden tidak mengalami anemia sebanyak 17 orang (47,2%), dan paling anemia berat sebanyak 0 orang (0%). Kesimpulan : Setelah dilakukan tabulasi silang, maka dilakukan analisis dengan menggunakan Rank Spearman dan diperoleh nilai p value sebesar 0,001 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, ada hubungan pola menstruasi dengan terjadinya anemia pada remaja putri di SMK Kesuma Margoyoso Pati tahun 2019. Kata kunci                     : Pola Menstruasi, anemia, remaja putri  ABSTRACT Background: Anemia is a condition in which a decrease in the number of erythrocyte mass is shown by a decrease in hemoglobin levels, hematocrit, and erythrocyte count. Hemoglobin synthesis requires the availability of sufficient iron and protein in the body. Proteins play a role in transporting iron to the bone marrow to form a new hemoglobin molecule. Young women are one group that is prone to anemia. Young women have a greater risk of suffering from anemia compared to young men. This is because girls experience menstruation every month and are in their infancy so they need more iron intake. In Indonesia there are four main adolescent nutritional problems namely Protein Energy Deficiency (PEM), Iron Nutrition Anemia (AGB), Iodine Deficiency Disorders (IDD), and Vitamin A Deficiency (KVA). Nutritional anemia is the most important nutritional problem in Indonesia, which is caused by iron deficiency. Nutritional anemia can be caused due to lack of nutrients that play a role in the formation of hemoglobin, namely iron, protein, Vitamin C, pyridoxine, Vitamin E. Objective: To determine the relationship between menstrual patterns and the occurrence of anemia in young women in the Yassin Kebonagung Demak MA. Method: This study uses analytical correlation with a cross sectional approach with a sample of 36 people. Results: Most respondents have a normal menstrual pattern as many as 25 people (69.4%) and abnormal menstrual patterns as many as 11 people (30.6%), most of the respondents did not experience anemia as many as 17 people (47.2%), and most anemia is severe as many as 0 people (0%). Conclusion: After cross tabulation, analysis is performed using Rank Spearman and p value is obtained at 0.001 <0.05, so Ho is rejected and Ha is accepted. So, there is a relationship between menstrual patterns and the occurrence of anemia in young women in SMK Kesuma Margoyoso in 2019.Keywords             : Menstruation pattern, anemia, young women 
PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH (KGD) PADA PASIEN DEABETES MELITUS (DM) Heny Siswanti; Ummi Kulsum
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.640

Abstract

Deabetes Melitus adalah kelompok penyakit metabolic yang dikarakteristikan dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (Hiperglikemia) karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau kombinasi keduanya, yang menyebabkan tingginya angka kematian di Indonesia. Progresif muscle relaxation merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekskan otot sehingga menyebabkan penurunan kadar glukosa darah pada pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh terapi PMR terhadap perubahan kadar glukosa darah (KGD) pada pasien DM di Puskesmas Kalinyamatan Jepara. Dalam penelitian ini menggunakan desain pre experimental one group pretest-postest. Besar sampel adalah 32 responden yang masing – masing kelompok terdiri dari 16 responden. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Uji yang digunakan yaitu Uji T dan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. P value = 0,000 (α<0,05) yang berarti ada pengaruh terapi PMR terhadap kadar glukosa darah pada pasien DM di Puskesmas Kalinyamatan Jepara. Hasil penelitian ini  dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan terutama di pukesmas Kalinyamatan Jepara untuk menjadikan PMR sebagai salah satu intervensi mandiri. Kata Kunci : Deabetes Melitus, kadar glukosa darah, terapi PMR.
FREKUENSI SENAM HAMIL DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINIUM DIKLINIK NORMA MEDIKA Irawati Indianingrum; Ummi Kulsum; Nasriyah Nasriyah
Indonesia Jurnal Kebidanan Vol 6, No 1 (2022): JURNAL ILMU KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijb.v6i1.1488

Abstract

Abstrak Ruptur Perineum merupakan sobekan yang terjadi saat bayi lahir baik secara spontan ataupun dengan alat atau tindakan. Ruptur perineum menjadi penyebab perdarahan ibu postpartum. Salah satu hal untuk mencegah terjadinya robekan perineum yaitu dengan menjaga keelastisitas perineum dapat dilakukan dengan senam hamil senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut ligament-ligamen, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Metode penelitian: Penelitian yang digunakan adalah korelasi, Populasi yaitu sebanyak 40 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 40 responden (Total Sampling). Hasil: menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 (p<0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan senam hamil dengan rupture perineum. Nilai koefisien korelasi 0,739 yang berarti mempunyai hubungan kuat dan arah korelasi negatif atau berlawanan arah yang berarti semakin sering melakukan senam hamil akan menurunkan terjadinya rupture perineum.
Gambaran Komunikasi SBAR terhadap Sikap dan Perilaku Perawat S Sukesih; Ummi Kulsum
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.574 KB)

Abstract

Latar belakang: Sikap dan perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus menerapkan keselamatan pasien, perawat harus melibatkan kognitif, afektif, dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien. salah satu solusi untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan komunikasi yang efektif. Salah satu metode komunikasi yang efektif ketika serah terima adalah komunikasi SBAR. Komunikasi SBAR (Situasi, Backgroud, Penilaian, Rekomendasi) adalah alat informasi yang menyediakan metode komunikasi terstruktur dan formal antara staf. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi SBAR terhadap gambaran sikap dan perilaku Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, instrumen komunikasi SBAR menggunakan observasi, sikap dan perilaku perawat menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap kelas 3 Rumah Sakit RAA Soewondo di Pati adalah 48 perawat, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling jumlah 48 perawat dibagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 24 perawat, kontrol kelompok 24 perawat . Hasil: Gambaran sikap perawat setelah diberi pelatihan komunikasi SBAR pada kelompok intervensi, sebagian besar responden memiliki sikap yang sangat setuju dari 12 orang (50,0%), sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas responden memiliki sikap tidak setuju 10 orang (41,7). Perilaku perawat setelah diberi pelatihan komunikasi SBAR pada kelompok intervensi, sebagian besar responden memiliki perilaku yang sangat setuju sebanyak 12 orang (50,0%), sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas responden memiliki sikap tidak setuju 10. orang (41.7) . Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa gambaran komunikasi SBAR terhadap sikap dan perilaku perawat berada pada sangat setuju.
Screening Anemia melalui Pemeriksaan Hemoglobin dengan Metode Sianmethemoglobin pada Remaja Putri di Wilayah UPT Puskesmas Mayong II N Nasriyah; Ummi Kulsum; Muhammad Abdur Rozaq
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.419 KB)

Abstract

Anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang belum tuntas penanggulannya. Prevalensi anemia pada remaja perempuan di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 22,7%. Anemia pada remaja putri berdampak jangka panjang baik pada dirinya maupun pada anaknya. Sebagai perempuan nantinya akan hamil dan memiliki anak, pada masa kehamilan ini, remaja yang sudah menderita anemia dapat mengalami anemia yang lebih parah saat hamil karena kebutuhan gizi saat hamil mengalami peningkatan. Jika tidak segera diatasi, maka dapat membahayakan dirinya dan bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah remaja putri di wilayah UPT Puskesmas Mayong II mengalami anemia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang ada di wilayah UPT Puskesmas Mayong II, sampel dalam penelitian ini sebagian remaja putri yang berada di sekolah SMP, SMA dan pondok pesantren di wilayah UPT Puskesmas Mayong II yang berjumlah 14 institusi dengan kriteria inklusi yaitu tidak sedang menstruasi, sehat, masuk sekolah saat penelitian berlangsung dan bersedia menjadi responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 209 responden Adapun pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling, sehingga rata-rata untuk masing-masing tempat penelitian sejumlah 15 responden. Tehnik pengumpulan data dengan tes laboratorium Hb Sahli. Analisis pada penelitian ini dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 209 responden 52,63% normal dan 47,37% anemia yang terdiri dari 25,36% anemia ringan, 18,18% anemia sedang dan 3,83% anemia berat. Hampir sebagian besar remaja putri di wilayah UPT Puskesmas mayong II mengalami anemia. Jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan baik, dapat berdampak buruk pada masalah kesehatan dimasa yang akan datang, Oleh sebab itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dan Puskesmas untuk penaggulangan anemia tersebut dengan cara memberikan tablet tambah darah pada remaja putri terlebih pada saat menstruasi, menggalakkan makan makanan yang bergizi seimbang dan melakukan pemantauan kadar HB secara berkesinambungan pada remaja putri.
Perbedaan Kembalinya Masa Subur pada Multigravida Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Suntik yang Dipakai Sebelumnya di RS 'Aisyiyah Kudus Ummi Kulsum; I Indanah; Latifatus Sofa
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.941 KB)

Abstract

Kembalinya kesuburan yang ditandai dengan teraturnya siklus menstruasi setelah berhenti KB suntik memang memerlukan waktu yang bervariasi. Kesuburan tidak akan langsung kembali setelah penghentian KB suntik. Pada pemakaian KB suntik (KB suntikan progestin), siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah pemakaian suntikan KB dihentikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Secara garis besar, faktor-faktor ini berupa sumbatan pada rahim dan saluran telur, atau juga gangguan hormon salah satunya pemakaian kontrasepsi suntik yang bisa menyebabkan sel telur gagal matang (kegagalan ovulasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kembaliya masa subur pada multigravida berdasarkan jenis kontrasepsi suntik yang dipakai sebelumnya di RS ‘Aisyiyah Kudus. Jenis penelitian adalah komparasi dengan pendekatan cross sectional, Populasi pada penelitian ini adalah ibu post akseptor KB suntik, baik KB suntik 1 bulan maupun KB suntik 3. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel 54 responden. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Data diuji dengan Independent Sampel T Test. Hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa nilai p value = 0,001 (<0,005) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti “ada perbedaan kembaliya masa subur pada multigravida berdasarkan jenis kontrasepsi suntik yang dipakai sebelumnya di RS ‘Aisyiyah Kudus”.
Gambaran Komunikasi SBAR terhadap Sikap dan Perilaku Perawat S Sukesih; Ummi Kulsum
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Sikap dan perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus menerapkan keselamatan pasien, perawat harus melibatkan kognitif, afektif, dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien. salah satu solusi untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan komunikasi yang efektif. Salah satu metode komunikasi yang efektif ketika serah terima adalah komunikasi SBAR. Komunikasi SBAR (Situasi, Backgroud, Penilaian, Rekomendasi) adalah alat informasi yang menyediakan metode komunikasi terstruktur dan formal antara staf. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi SBAR terhadap gambaran sikap dan perilaku Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, instrumen komunikasi SBAR menggunakan observasi, sikap dan perilaku perawat menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap kelas 3 Rumah Sakit RAA Soewondo di Pati adalah 48 perawat, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling jumlah 48 perawat dibagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 24 perawat, kontrol kelompok 24 perawat . Hasil: Gambaran sikap perawat setelah diberi pelatihan komunikasi SBAR pada kelompok intervensi, sebagian besar responden memiliki sikap yang sangat setuju dari 12 orang (50,0%), sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas responden memiliki sikap tidak setuju 10 orang (41,7). Perilaku perawat setelah diberi pelatihan komunikasi SBAR pada kelompok intervensi, sebagian besar responden memiliki perilaku yang sangat setuju sebanyak 12 orang (50,0%), sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas responden memiliki sikap tidak setuju 10. orang (41.7) . Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa gambaran komunikasi SBAR terhadap sikap dan perilaku perawat berada pada sangat setuju.
Screening Anemia melalui Pemeriksaan Hemoglobin dengan Metode Sianmethemoglobin pada Remaja Putri di Wilayah UPT Puskesmas Mayong II N Nasriyah; Ummi Kulsum; Muhammad Abdur Rozaq
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang belum tuntas penanggulannya. Prevalensi anemia pada remaja perempuan di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 22,7%. Anemia pada remaja putri berdampak jangka panjang baik pada dirinya maupun pada anaknya. Sebagai perempuan nantinya akan hamil dan memiliki anak, pada masa kehamilan ini, remaja yang sudah menderita anemia dapat mengalami anemia yang lebih parah saat hamil karena kebutuhan gizi saat hamil mengalami peningkatan. Jika tidak segera diatasi, maka dapat membahayakan dirinya dan bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah remaja putri di wilayah UPT Puskesmas Mayong II mengalami anemia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang ada di wilayah UPT Puskesmas Mayong II, sampel dalam penelitian ini sebagian remaja putri yang berada di sekolah SMP, SMA dan pondok pesantren di wilayah UPT Puskesmas Mayong II yang berjumlah 14 institusi dengan kriteria inklusi yaitu tidak sedang menstruasi, sehat, masuk sekolah saat penelitian berlangsung dan bersedia menjadi responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 209 responden Adapun pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling, sehingga rata-rata untuk masing-masing tempat penelitian sejumlah 15 responden. Tehnik pengumpulan data dengan tes laboratorium Hb Sahli. Analisis pada penelitian ini dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 209 responden 52,63% normal dan 47,37% anemia yang terdiri dari 25,36% anemia ringan, 18,18% anemia sedang dan 3,83% anemia berat. Hampir sebagian besar remaja putri di wilayah UPT Puskesmas mayong II mengalami anemia. Jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan baik, dapat berdampak buruk pada masalah kesehatan dimasa yang akan datang, Oleh sebab itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dan Puskesmas untuk penaggulangan anemia tersebut dengan cara memberikan tablet tambah darah pada remaja putri terlebih pada saat menstruasi, menggalakkan makan makanan yang bergizi seimbang dan melakukan pemantauan kadar HB secara berkesinambungan pada remaja putri.
Perbedaan Kembalinya Masa Subur pada Multigravida Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Suntik yang Dipakai Sebelumnya di RS 'Aisyiyah Kudus Ummi Kulsum; I Indanah; Latifatus Sofa
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kembalinya kesuburan yang ditandai dengan teraturnya siklus menstruasi setelah berhenti KB suntik memang memerlukan waktu yang bervariasi. Kesuburan tidak akan langsung kembali setelah penghentian KB suntik. Pada pemakaian KB suntik (KB suntikan progestin), siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah pemakaian suntikan KB dihentikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Secara garis besar, faktor-faktor ini berupa sumbatan pada rahim dan saluran telur, atau juga gangguan hormon salah satunya pemakaian kontrasepsi suntik yang bisa menyebabkan sel telur gagal matang (kegagalan ovulasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kembaliya masa subur pada multigravida berdasarkan jenis kontrasepsi suntik yang dipakai sebelumnya di RS ‘Aisyiyah Kudus. Jenis penelitian adalah komparasi dengan pendekatan cross sectional, Populasi pada penelitian ini adalah ibu post akseptor KB suntik, baik KB suntik 1 bulan maupun KB suntik 3. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel 54 responden. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Data diuji dengan Independent Sampel T Test. Hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa nilai p value = 0,001 (<0,005) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti “ada perbedaan kembaliya masa subur pada multigravida berdasarkan jenis kontrasepsi suntik yang dipakai sebelumnya di RS ‘Aisyiyah Kudus”.