Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Cegah Masalah Gizi Anak dengan Sosialisasi Pemberian Makanan Bayi dan Anak Rahayu Widaryanti
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2019): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.516 KB) | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v4i2.890

Abstract

Community service activities aim to provide knowledge to mothers about infant and child feeding to prevent child nutrition problems. This community service activity was held at the meeting hall of Maguwoharjo village residents, Depok, Sleman, DI Yogyakarta. Before the socialization, respondents filled the pretest first and after the socialization filled the post-test. Data processing is done by Paired Sample t-Test. Through this program, community knowledge about infant and child feeding can be increased.
MENGURANGI KECEMASAN PADA CALON AKSEPTOR IUD DENGAN TEHNIK SLOW DEEP BREATHING Rahayu Widaryanti; Istri Yuliani; Herliana Riska; Ester Ratnaningsih
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 7 No. 1 (2020): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48092/jik.v7i1.59

Abstract

Latar belakang: Salah satu kendala penggunaan IUD sebagai metode kontrasepsi adalah tingkat kecemasan prosedur pemasangan. Sebagai upaya menurunkan kecemasan tersebut dapat menggunakan tehnik Slow Deep Breathing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tehnik Slow Deep Breathing terhadap kecemasan calon akseptor KB IUD. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan one group pre test dan post test tanpa menggunakan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah calon akseptor IUD sebanyak 50 orang. Analisis data menggunakan wilcoxon. Hasil: Terdapat penurunan tingkat kecemasan calon akseptor IUD sebelum dan sesudah mendapatkan terapi non farmakologis tehnik relaksasi nafas dalam (slow deep breathing) sebanyak 10.5 point. Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon signed rank test didapatkan nilai Z sebesar -6.169 dengan nilai signifikansi < 0.000 (p < 0.05) sehingga terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi. Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah mendapatkan terapi non farmakologi berupa intervensi  relaksasi nafas dalam (slow deep breathing). Tingkat kecemasan menyebabkan peningkatan skor nyeri pada akseptor IUD oleh sebab itu penting dilakukan manajemen kecemasan untuk meningkatkan kenyamanan dalam pemasangan IUD sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan penggunaan kontrasesi IUD.
Cegah Stunting Pada Masa Pandemi Covid-19 dengan Pembentukan Srikandi PMBA Rahayu Widaryanti; Lenna Maydianasari; Melani Maranressy
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2021): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v5i4.5699

Abstract

Pada masa pandemic COVID-19 layanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi terhambat. Status kesehatan yang tidak dipantau dalam waktu yang lama dapat menimbulkan masalah baru pada ibu dan anak. Untuk itu pengabdi membentuk Srikandi PMBA yang merupakan kader kesehatan untuk kembali mengaktifkan posyandu sehingga pelayanan kesehatan di masyarakat kembali berjalan. Metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan berupa partisipasi masyarakat yaitu pendidikan masyarakat, pembentukan srikandi PMBA, pendampingan, serta role play. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan kader tentang pemberian makan bayi dan anak serta tehnik komunikasi dan konseling sebanyak 45 point. Kegiatan selanjutnya yaitu pemantauan tumbuh kembang menggunakan KPSP yang diikuti oleh 8 balita dengan hasil 75% sesuai dan 25 % meragukan. Selain pemeriksaan tumbuh kembang Srikandi PMBA juga melakukan edukasi PMBA dan menjadi motor gerakan kebun gizi dengan cara memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayur untuk memenhi kebuthan ruumah tangga. Kegiatan ini penting dilakukan mengingat masih ada balita yang mengalami masalah gizi karena kurang nya pengetahuan tentang menu yang tepat untuk anak
Penurunan Masalah Gizi Pada Anak Usia Dini Melalui Edukasi PMT-AS Rahayu Widaryanti
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 5 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i5.10762

Abstract

Malnutrisi dan obesitas merupakan masalah yang sering dialami oleh anak usia dini, untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya pemberian makanan sehat dengan menu seimbang melalui program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS). Sebagai salah satu Langkah untuk mendukung keberhasilan program PMT-AS maka perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru PAUD dan walimurid melalui program edukasi. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu partisipasi masyarakat meliputi pendidikan atau penyuluhan, pendampingan serta role play. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi program, pendidikan kesehatan, pendampinga dan roleplay yang diikuti oleh 16 peserta yang terdiri dari guru PAUD dan orang tua wali murid. Hasil pre-test dan pos-test menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan anak sekolah. Kegiatan selanjutnya yaitu deteksi dini masalah gizi pada peserta didik yang dilakukan oleh guru PAUD dan praktik menyusun menu seimbang, menyiapkan makanan dengan bentuk yang variasi dan menarik dengan bahan pangan lokal.
INOVASI KAMPUNG KOMPLEMENTER BERBASIS TEHNOLOGI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN KELUARGA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Rahayu Widaryanti; Muflih Muflih; Marselina Endah Hiswati
Jurnal LINK Vol 18, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.828 KB) | DOI: 10.31983/link.v18i2.9119

Abstract

Ketahanan keluarga dapat dioptimalkan salah satunya dengan pemafaatan terapi komplementer, namun terapi ini kurang diketahui oleh masyarakat. Selain itu melihat kemajuan tehnologi dan mudahnya akses internet di Desa Tirtomartani namun diperlukan informasi secara menyeluruh pada media edukasi tentang terapi komplementer. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membentuk kampung komplementer dengan konsep pengembangan terapi komplementer berbasis komunitas atau wilayah sehingga diharapkan dapat lebih dekat dengan masyarakat agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Metode kegiatan berupa pelatihan kader komplementer sebagai motor penggerak kampung komplementer serta melakukan inovasi dengan mengoptimalkan teknologi digital untuk media edukasi terapi komplementer, selain itu dilakukan pendampingan dan monitoring serta evaluasi yang dilakukan secara berkala untuk keberlangsungan dari program kampung komplementer. Hasil dari kegiatan ini adalah terbentuknya kampung komplementer serta peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan masyarakat mengenai terapi komplementer untuk meningkatkan derajat kesehatan yang dapat diterapkan pada individu, keluarga maupun masyarakat. Mitra memperoleh peningkatan pengetahuan pada kategori baik dengan rata-rata 50,66% dan penurunan pengetahuan dengan kategori kurang dari pengetahuan sebelumnya yaitu 17,71%.
Edukasi Program 8000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk Memutus Siklus Stunting Rahayu Widaryanti; Istri Yuliani
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 3 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) AMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v3i2.74

Abstract

Program 8000 hari pertama kehidupan merupakan salah satu Langkah untuk memutus siklus stunting, dimana program ini dimulai sejak terjadinya konsepsi hingga individu berusia 19 tahun. Program 8000 HPK pertamakali diterapkan di Kota Yogyakarta melalui peraturan Walikota Yogyakarta No 41 tahun 2021 yang kemudian di ikuti oleh beberapa wilayah lain di Indonesia. Kegiatan edukasi program 8000 HPK ini dilakukan di Desa Sitimulyo. Piyungan Bantul, DIY dengan pada tanggal 7 Juli 2022 dengan jumlah peserta 24 kader kesehatan. Peserta memiliki antusias yang tinggi mengingat program 8000 HPK merupakan program baru dan belum familiar. Kegiatan edukasi juga menggunakan media stiker smart chart, stiker smart chart ini merupakan alat bantu untuk edukasi yang berisi tentang pengertian stunting, dampak stunting, cara pencegahan stuinting dan alat bantu mengukur tinggi badan balita. Peserta telah menerima materi edukasi mengenai praktik memutus siklus stunting melalui program 8000 HPK dan masih memerlukan sosialisasi lebih lanjut dan memerlukan pendampingan terkait program pencegahan stunting.
PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA IBU NIFAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL Rahayu Widaryanti
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 15, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.731 KB) | DOI: 10.35842/mr.v15i4.262

Abstract

Background: Indonesia is a country that has socio-cultural diversity and has a tradition to maintain health, especially for postpartum mothers. Management of services for postpartum mothers in addition to evidence-based midwifery, sometimes postpartum mothers also use complementary therapy to overcome complaints experienced by mothers. As the use of herbal ingredients to increase milk production or to reduce pain in perinuim wounds, in addition there are also several methods to accelerate the recovery of postpartum maternal health conditions using pilis, parem, tapel or the use of a curve. Objective: This study aims to determine the level of knowledge and acceptance of complementary therapy in postpartum mothers based on local wisdom. Method: This type of research is quantitative with a retrospective approach, sampling technique with purposive sampling. Data collection is done by questionnaire. Result: The majority of postpartum mothers' knowledge about complementary therapy was low at 52.8%. complementary therapies that often exist in the community, namely the use of pilis, tapel, parem, herbal medicine and curved or octopus. The highest acceptance of complementary therapy was 71.7% of the herbal medicine and the lowest was 1.9% in parem. Conclusion: Complementary therapy has many benefits but has not been used maximally in the community because not many people know about the efficacy of these therapies, besides that complementary therapy in the community is not yet available in a modern and practical form so that not many people use it.
MENURUNKAN MASALAH MENYUSUI DENGAN METODE NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) Rahayu Widaryanti; Lestariningsih Lestariningsih
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/mr.v17i4.784

Abstract

Latar belakang: Menyusui mempunyai banyak manfaat baik bagi bayi maupun ibu, meskipun mempunyai banyak manfaat namun kenyataannya tingkat menyusui secara global belum mencapai durasi yang disarankan. Penyebab kegagalan ASI eksklusif yaitu karena persepsi ASI yang tidak cukup, radang payudara serta ibu terinfeksi Covid-19, ibu bekerja. Tujuan: Untuk memberikan dukungan upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah kecemasan dan ketidakpercayaan diri ibu menyusui adalah menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP). Metode : Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pendekatan one group pre post test design. Populasi Penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki balita usia 0-12 bulan sejumlah 15 peserta yang berdomisili di Provinsi D.I.Y. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pre-test kemudian pemberian intervensi selanjutnya melakukan post test sesaat dan setelah 3 hari pasca terapi. Hasil: Masalah yang sering muncul adalah Sindroma ASI Kurang (80%), Putting lecet dan sakit saat menyusui 13,33% dan Cemas karena Covid-19 (6,67%). Persepsi tentang banyaknya ASI sebelum dilakukan terapi NLP sebagian besar (80%) klien mengalami syndrome ASI kurang dan setelah dilakukan terapi dengan metode NLP menggunakan teknik submodality dan anchoring dilakukan evaluasi sesaat dan 3 hari pasca terapi sebagian kecil (13.33%) mengatakan ASI belum keluar banyak. Kesimpulan: Metode NLP dengan teknik submodality dan anchoring dapat menurunkan masalah menyusui.
Correlation Between Knowledge of Health Information About Picky Eating, Supplementary Feeding, Management Ability of Appetite Herbs Muflih Muflih; Rahayu Widaryanti; Fika Lilik Indrawati; Natasya Gabryella Trisagita
Journal of Advanced Health Informatics Research Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Peneliti Teknologi Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59247/jahir.v1i2.34

Abstract

Picky eaters continue to pose challenges in providing additional food, hindering efforts to address child stunting. Thus, understanding the causes of picky eating in relation to maternal knowledge of health information about picky eaters, supplementary feeding management, and appetite herbs is crucial. This study aims to explore the correlation between knowledge of health information about picky eater, supplementary feeding, and the ability to manage food and herbal appetite in mothers of stunted children in Srimartani Village, Piyungan, Yogyakarta. Employing a cross-sectional survey design, the study involved 27 mothers (aged 23-42) of stunted children in October 2022. A research instrument comprising 21 questions was developed based on the concept of picky eating, adapted to the research context. Data analysis employed Kendall's tau_b statistical test to assess correlations. Stunting data were obtained from documented diagnoses at the local community health center, including malnourished toddlers and undernourished children. Findings revealed no correlation between knowledge of health information about picky eater and supplementary feeding, as well as between supplementary feeding and the ability to manage supplementary feeding and appetite herbs. However, a significant correlation was observed knowledge of health information about between picky eater and the ability to manage additional food and appetite herbs. In conclusion, higher picky eater knowledge was associated with better ability to manage additional food and appetite herbs, while knowledge of supplementary feeding did not show such a correlation. Further research with a more representative sample is recommended to provide a comprehensive understanding of the picky eater phenomenon
IMPLEMENTASI PELAYANAN PRAKONSEPSI SELAMA PANDEMI COVID-19 Rahayu Widaryanti; Istri Yuliani
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/mr.v18i2.686

Abstract

Latar belakang: : Kesehatan reproduksi prakonsepsi merupakan pondasi dari perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat disiapkan sejak dini, bahkan sebelum perempuan hamil dan melahirkan. Kesehatan perempuan pada masa prakonsepsi mempengaruhi kesehatan individu serta generasi yang akan dilahirkan. Pelayanan kesehatan prakonsepsi bertujuan untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian pada ibu serta bayi yang akan dilahirkan. Tujuan: Untuk mengeksplorasi implementasi pelayanan prakonsepsi selama pandemi Covid-19. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kulaitatif dengan pendekatan studi fenomenologi, Pemilihan menggunakan tehnik purposive sampling, data dikumpulkan dengan menggunakan tehnik wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen dan FGD Informan pada Penelitian ini adalah petugas KIA, ahli gizi dan Kepala Puskesmas di wilayah Kota Yogyakarta. Analisi data meliputi pengumpulan data, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil: Pelaksanaan pelayanan kesehatan prakonsepsi tetap dilakukan selama pandemi Covid-19 dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Jenis pelayanan yang diberikan antara lain pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium wajib dan rekomendasi, pemberian imunisasi tetanus toxoid, konsultasi gizi, suplementasi gizi (Fe dan asam folat), konseling kesehatan serta konseling psikologi. Kesimpulan: Implementasi pelayanan prakonsepsi selama pandemic Covid-19 tetap dilakukan sesuai standar minimal dan tetap mematuhi protokol kesehatan, serta terdapat layanan edukasi secara daring.Â