Nyoman Retug
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : WIDYA LAKSANA

PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA BALI BAGI GURU-GURU SAINS SMP DI KECAMATAN BULELENG Suardana, I Nyoman; Retug, Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.146 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i1.9125

Abstract

Pembelajaran berbasis budaya Bali merupakan salah satu pembelajaran inovatif yang terbukti  efektif  meningkatkan hasil  belajar  siswa.  Budaya  Bali  banyak  yang  dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sains kimia SMP. Integrasi budaya Bali ke dalam pembelajaran menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Namun demikian, guru-guru sains  SMP  di  Kecamatan  Buleleng  belum  memiliki  pemahaman  tentang budaya Bali yang relevan dengan sains kimia SMP, pembelajaran berbasis budaya lokal, dan pembuatan perangkat pembelajarannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan seminar dan pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali bagi guru-guru sains SMP di Kecamatan Buleleng. Seminar  dan pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 2012 di Ruang Lab Media Kimia FMIPA Undiksha. Guru-guru sains SMP yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak14 orang dari jumlah keseluruhan undangan 26 guru. Hasil dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Guru-guru sangat tekun mengikuti seminar dan pelatihan, mereka aktif mengajukan pertanyaan, dan melakukan kerja sama yang baik dalam membuat perangkat pembelajaran. 2) Meningkatnya pemahaman guru-guru sains SMP tentang budaya Bali yang relevan dengan sains kimia SMP. 3) Meningkatnya pemahaman guru- guru sains SMP tentang pembelajaran berbasis budaya lokal. 4) Meningkatnya pemahaman dan keterampilan guru-guru sains SMP dalam penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali.
PELATIHAN MEMBUAT KOMPOS DARI LIMBAH PERTANIAN DI SUBAK ANAKAN DESA MAS KECAMATAN UBUD Wiratini, Ni Made; Maryam, Siti; Retug, Nyoman; Lasia, Ketut
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.056 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v4i2.9607

Abstract

Indonesia merupakan negara agraria yang mayoritas penduduknya adalah petani. Namun realitanya Indonesia merupakan pengimpor beras terbesar di dunia (14% dari beras yang diperdagangkan di dunia), diikuti Banggladesh (4%), dan Brazil (3%). Produksi padi Indonesia 64,4 juta ton tahun 2009, 66,47 juta ton tahun 2010, 65,76 juta ton tahun 2011, dan 69,05 juta ton pada tahun 2012. Luas sawah di Desa Mas adalah 140 Ha. Desa Mas terletak 3 km di sebelah selatan kota Kecamatan Ubud dan 5 km di sebelah barat kota Kabupaten Gianyar. Dilihat dari keadaan geografisnya, Desa Mas adalah desa yang subur dengan mayoritas mata pencahariannya dibidang pertanian padi dan pariwisata. Di Desa Mas terdapat kelompok tani padi Subak Anakan dan Subak Telaga. Subak Anakan memiliki anggota 60 orang dan semuanya laki-laki. Dari 60 anggota subak tersebut 10% merupakan petani penggarap. Luas garapan setiap petani 30 are sampai 1hektar. Tingkat pendidikan terakhir anggota Subak Anakan adalah 30 orang SMA, 25 orang SMP, 5 orang SD. Luas wilayah Subah Anakan adalah 32 Ha. Subak Anakan memiliki suhu udara 30-31 oC. Petani Subak Anakan sepanjang tahun terus menanam padi. Setiap tahun petani padi panen 3 kali. Kebutuhan pupuk urea setiap musim tanam 200-250 kg /Ha. Padi yang dihasilkan oleh Subak Anakan 4 - 5 ton per Ha. Padi yang dihasilkan dijual dipohonnya 50-100% dari luas garapan. Harga padi dipohonnya dijual Rp. 150.000-250.000 setiap are. Setiap panen, jerami padi dibakar, kadangkadang dibuang untuk mengejar musim tanam berkutnya.
BALINISASI MASAKAN VEGETARIAN Suja, I Wayan; Retug, Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8113.008 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9142

Abstract

Kesadaran masyarakat untuk beralih kepada makanan alami, termasuk makanan vegetarian, sesungguhnya memberikan peluang bisnis bagi mereka yang bergerak dalam bidang usaha kuliner. Peluang tersebut semula hanya dimanfaatkan oleh warga keturunan dengan menyediakan masakan Cina, yang selain terasa aneh di lidah, juga tergolong mahal. Untuk itu, dipandang perlu untuk membalinisasi masakan vegetarian bekerja sama dengan mitra lokal yang bergerak dalam bidang usaha kuliner vegetarian. Dua mitra telah dilibatkan, yaitu Depot Vegetarian Bhoga Laksmi dan Depot Vegetarian Bu Krisna, yang masing-masing berlokasi di sebelah Timur dan Barat kota Singaraja, Bali. Dari wawancara dan observasi awal ditemukan bahwa kedua mitra masih perlu diberikan pemahaman berkaitan dengan seluk-beluk vegetarian dan dilatih membuat masakan vegetarian khas Bali, termasuk penggunaan bumbu-bumbu Bali (basa genep). Kegiatan IbM ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra dalam membuat masakan vegetarian dengan nuansa Bali menggunakan bahan-bahan dan  bumbu  lokal  dan  alami. Kegiatan  dilakukan  dengan  metode  pelatihan,  yang meliputi diskusi dan praktek.  Hasil kegiatan berupa pemahaman dan kemampuan mitra untuk mengkomunikasikan makanan vegetarian semakin mantap, serta terampil membalinisasi masakan vegetarian. Masakan vegetarian yang dihasilkan dalam kegiatan IbM ini memiliki karakteristik sebagai berikut. Pertama, jenis masakannya mengikuti makanan tradisional Bali atau sudah diadaptasi dalam khasanah budaya kuliner Bali. Jenis-jenis masakan tersebut, meliputi lawar, tum, sate, urutan, be siap sitsit, be kuah, rawon, ati, syobak, plecing, dan lain-lainnya. Kedua, menurut konsumen tekstur masakan vegetarian yang dibuat sudah sangat mirip dengan masakan produk daging hewani. Ketiga, bumbu yang digunakan merupakan produk sendiri menggunakan bahan-bahan alami lokal. Penggunaan bumbu lokal tersebut (terutama basa gede/basa genep) menyebabkan masakan  vegetarian  yang dihasilkan memiliki aroma dan rasa sesuai dengan selera masyarakat Bali. Ketiga spesifikasi tersebut merupakan keunggulan masakan vegetarian khas Bali yang dihasilkan, sebagai produk usaha kreatif untuk membalinisasi masakan vegetarian. Inovasi produk dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan telah berdampak positif terhadap penghasilan harian mereka. Semula penghasilan per hari kedua mitra masing-masing berkisar antara Rp.150 – 200 ribu, setelah pelatihan mencapai Rp. 275 – 400 ribu rupiah.
PELATIHAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS KIMIA BERBASIS BUDAYA BALI BAGI GURU-GURU IPA SMP DI KECAMATAN SUKASADA Suardana, I Nyoman; Sastrawidana, I Dewa Ketut; Retug, Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.653 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v3i2.9162

Abstract

Guru sebagai pendidik profesional seharusnya memiliki kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga protensi diri peserta didik  dapat  dikembangkan   secara  optimal.   Pengembangan   pembelajaran   berbasis budaya Bali merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Namun, guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada belum memiliki pemahaman tentang pembelajaran berbasis   budaya   Bali.   Dengan   demikian,   kegiatan   P2M   ini   bertujuan   untuk meningkatkan pemahaman guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada tentang pembelajaran  berbasis budaya Bali. Kegiatan P2M ini dilakukan melalui seminar dan pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali. Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada. Seminar dan pelatihan dilaksanakan pada Rabu, 6 Nopember 2013 bertempat di Ruang Sidang FMIPA UNDIKSHA. Guru IPA SMP yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 8 orang dari jumlah keseluruhan undangan 24 guru. Hasil dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada tentang budaya Bali yang relevan dengan sains kimia SMP dan pembelajaran berbasis budaya Bali. 2) Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru-guru IPA SMP dalam penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali. 3) Kegiatan P2M mendapat respon positif dari guru-guru yang terlibat dalam seminar dan pelatihan  penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali.
PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA BALI BAGI GURU-GURU SAINS SMP DI KECAMATAN BULELENG I Nyoman Suardana; Nyoman Retug
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.146 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i1.9125

Abstract

Pembelajaran berbasis budaya Bali merupakan salah satu pembelajaran inovatif yang terbukti  efektif  meningkatkan hasil  belajar  siswa.  Budaya  Bali  banyak  yang  dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sains kimia SMP. Integrasi budaya Bali ke dalam pembelajaran menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Namun demikian, guru-guru sains  SMP  di  Kecamatan  Buleleng  belum  memiliki  pemahaman  tentang budaya Bali yang relevan dengan sains kimia SMP, pembelajaran berbasis budaya lokal, dan pembuatan perangkat pembelajarannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan seminar dan pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali bagi guru-guru sains SMP di Kecamatan Buleleng. Seminar  dan pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 2012 di Ruang Lab Media Kimia FMIPA Undiksha. Guru-guru sains SMP yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak14 orang dari jumlah keseluruhan undangan 26 guru. Hasil dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Guru-guru sangat tekun mengikuti seminar dan pelatihan, mereka aktif mengajukan pertanyaan, dan melakukan kerja sama yang baik dalam membuat perangkat pembelajaran. 2) Meningkatnya pemahaman guru-guru sains SMP tentang budaya Bali yang relevan dengan sains kimia SMP. 3) Meningkatnya pemahaman guru- guru sains SMP tentang pembelajaran berbasis budaya lokal. 4) Meningkatnya pemahaman dan keterampilan guru-guru sains SMP dalam penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali.
BALINISASI MASAKAN VEGETARIAN I Wayan Suja; Nyoman Retug
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8113.008 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9142

Abstract

Kesadaran masyarakat untuk beralih kepada makanan alami, termasuk makanan vegetarian, sesungguhnya memberikan peluang bisnis bagi mereka yang bergerak dalam bidang usaha kuliner. Peluang tersebut semula hanya dimanfaatkan oleh warga keturunan dengan menyediakan masakan Cina, yang selain terasa aneh di lidah, juga tergolong mahal. Untuk itu, dipandang perlu untuk membalinisasi masakan vegetarian bekerja sama dengan mitra lokal yang bergerak dalam bidang usaha kuliner vegetarian. Dua mitra telah dilibatkan, yaitu Depot Vegetarian Bhoga Laksmi dan Depot Vegetarian Bu Krisna, yang masing-masing berlokasi di sebelah Timur dan Barat kota Singaraja, Bali. Dari wawancara dan observasi awal ditemukan bahwa kedua mitra masih perlu diberikan pemahaman berkaitan dengan seluk-beluk vegetarian dan dilatih membuat masakan vegetarian khas Bali, termasuk penggunaan bumbu-bumbu Bali (basa genep). Kegiatan IbM ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra dalam membuat masakan vegetarian dengan nuansa Bali menggunakan bahan-bahan dan  bumbu  lokal  dan  alami. Kegiatan  dilakukan  dengan  metode  pelatihan,  yang meliputi diskusi dan praktek.  Hasil kegiatan berupa pemahaman dan kemampuan mitra untuk mengkomunikasikan makanan vegetarian semakin mantap, serta terampil membalinisasi masakan vegetarian. Masakan vegetarian yang dihasilkan dalam kegiatan IbM ini memiliki karakteristik sebagai berikut. Pertama, jenis masakannya mengikuti makanan tradisional Bali atau sudah diadaptasi dalam khasanah budaya kuliner Bali. Jenis-jenis masakan tersebut, meliputi lawar, tum, sate, urutan, be siap sitsit, be kuah, rawon, ati, syobak, plecing, dan lain-lainnya. Kedua, menurut konsumen tekstur masakan vegetarian yang dibuat sudah sangat mirip dengan masakan produk daging hewani. Ketiga, bumbu yang digunakan merupakan produk sendiri menggunakan bahan-bahan alami lokal. Penggunaan bumbu lokal tersebut (terutama basa gede/basa genep) menyebabkan masakan  vegetarian  yang dihasilkan memiliki aroma dan rasa sesuai dengan selera masyarakat Bali. Ketiga spesifikasi tersebut merupakan keunggulan masakan vegetarian khas Bali yang dihasilkan, sebagai produk usaha kreatif untuk membalinisasi masakan vegetarian. Inovasi produk dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan telah berdampak positif terhadap penghasilan harian mereka. Semula penghasilan per hari kedua mitra masing-masing berkisar antara Rp.150 – 200 ribu, setelah pelatihan mencapai Rp. 275 – 400 ribu rupiah.
PELATIHAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS KIMIA BERBASIS BUDAYA BALI BAGI GURU-GURU IPA SMP DI KECAMATAN SUKASADA I Nyoman Suardana; I Dewa Ketut Sastrawidana; Nyoman Retug
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.653 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v3i2.9162

Abstract

Guru sebagai pendidik profesional seharusnya memiliki kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga protensi diri peserta didik  dapat  dikembangkan   secara  optimal.   Pengembangan   pembelajaran   berbasis budaya Bali merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Namun, guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada belum memiliki pemahaman tentang pembelajaran berbasis   budaya   Bali.   Dengan   demikian,   kegiatan   P2M   ini   bertujuan   untuk meningkatkan pemahaman guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada tentang pembelajaran  berbasis budaya Bali. Kegiatan P2M ini dilakukan melalui seminar dan pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali. Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada. Seminar dan pelatihan dilaksanakan pada Rabu, 6 Nopember 2013 bertempat di Ruang Sidang FMIPA UNDIKSHA. Guru IPA SMP yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 8 orang dari jumlah keseluruhan undangan 24 guru. Hasil dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman guru-guru IPA SMP di Kecamatan Sukasada tentang budaya Bali yang relevan dengan sains kimia SMP dan pembelajaran berbasis budaya Bali. 2) Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru-guru IPA SMP dalam penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali. 3) Kegiatan P2M mendapat respon positif dari guru-guru yang terlibat dalam seminar dan pelatihan  penyusunan perangkat pembelajaran sains kimia berbasis budaya Bali.
PELATIHAN MEMBUAT KOMPOS DARI LIMBAH PERTANIAN DI SUBAK ANAKAN DESA MAS KECAMATAN UBUD Ni Made Wiratini; Siti Maryam; Nyoman Retug; Ketut Lasia
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 4 No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.056 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v4i2.9607

Abstract

Indonesia merupakan negara agraria yang mayoritas penduduknya adalah petani. Namun realitanya Indonesia merupakan pengimpor beras terbesar di dunia (14% dari beras yang diperdagangkan di dunia), diikuti Banggladesh (4%), dan Brazil (3%). Produksi padi Indonesia 64,4 juta ton tahun 2009, 66,47 juta ton tahun 2010, 65,76 juta ton tahun 2011, dan 69,05 juta ton pada tahun 2012. Luas sawah di Desa Mas adalah 140 Ha. Desa Mas terletak 3 km di sebelah selatan kota Kecamatan Ubud dan 5 km di sebelah barat kota Kabupaten Gianyar. Dilihat dari keadaan geografisnya, Desa Mas adalah desa yang subur dengan mayoritas mata pencahariannya dibidang pertanian padi dan pariwisata. Di Desa Mas terdapat kelompok tani padi Subak Anakan dan Subak Telaga. Subak Anakan memiliki anggota 60 orang dan semuanya laki-laki. Dari 60 anggota subak tersebut 10% merupakan petani penggarap. Luas garapan setiap petani 30 are sampai 1hektar. Tingkat pendidikan terakhir anggota Subak Anakan adalah 30 orang SMA, 25 orang SMP, 5 orang SD. Luas wilayah Subah Anakan adalah 32 Ha. Subak Anakan memiliki suhu udara 30-31 oC. Petani Subak Anakan sepanjang tahun terus menanam padi. Setiap tahun petani padi panen 3 kali. Kebutuhan pupuk urea setiap musim tanam 200-250 kg /Ha. Padi yang dihasilkan oleh Subak Anakan 4 - 5 ton per Ha. Padi yang dihasilkan dijual dipohonnya 50-100% dari luas garapan. Harga padi dipohonnya dijual Rp. 150.000-250.000 setiap are. Setiap panen, jerami padi dibakar, kadangkadang dibuang untuk mengejar musim tanam berkutnya.