Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Agrokompleks

Pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.) pada berbagai konsentrasi pupuk urin sapi Erna Halid; Abdul Mutalib; Sufyan Sufyan
Agrokompleks Vol 19 No 2 (2019): Agrokompleks Edisi Juni
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v19i2.105

Abstract

Peningkatan produksi kakao dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan bibit unggul, aplikasi pupuk yang tepat, pemakaian zat pengatur tumbuh dan perbaikan cara bercocok tanam. Salah satu jenis pupuk yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan tersebut adalah pupuk organik. Urin sapi merupakan salah satu alternatif pupuk organik yang dapat digunakan dalam pemeliharaan tanaman kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kakao pada pemberian berbagai konsentrasi pupuk urin sapi. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan. Penelitian dirancang berdasarkan rancangan acak kelompok dengan lima perlakuan yaitu: 25 cc urin sapi/liter air, 50 cc/liter air, 75 cc/liter air, 100 cc/liter air dan tanpa pemberian urin sapi sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk urin sapi sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit kakao dan konsentrasi 75 cc/liter air sampai 100 cc/liter air menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan laju fotosistesis tanaman kakao tertinggi.
Respon Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Daun Erna Halid; Asmawati Asmawati; Rita Yurviana
Agrokompleks Vol 17 No 2 (2018): Agrokompleks Edisi Juni
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v17i2.161

Abstract

Penelitian bertujuan untuk melihat respon pertumbuhan bibit kakao di pembibitan dengan aplikasi berbagai konsentrasi pupuk daun. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, pada bulan November 2016 sampai Januari 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan tanpa pupuk daun (p0); pupuk daun 10 g L-1 air (p1); pupuk daun 20 g L-1 air (p2); pupuk daun 30 g L-1 (p3). Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk daun pada berbagai konsentrasi memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang dicobakan, namun terdapat satu perlakuan yang cenderung memberikan pengaruh terbaik dan hasil tertinggi terhadap pertambahan tinggi dan diameter batang yaitu perlakuan pupuk daun dengan konsentrasi 20 g L-1 dengan rata-rata pertambahan tinggi dan diameter batang masing-masing adalah 4,98 cm dan 0,14 cm. Sedangkan pertambahan jumlah daun terbanyak diperoleh pada perlakuan pupuk daun dengan konsentrasi 30 g L-1 yaitu 6,81 helai.
Uji Efektivitas Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular ( FMA ) Terhadap Cekaman Kekeringan Bibit Kakao Klon Lokal Erna Halid
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.176

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percontohan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan yang dimulai pada Juni 2015 sampai September 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji efektivitas mikoriza terhadap cekaman kekeringan pada bibit tanaman kakao klon lokal. Interval penyiraman A0 dilakukan setiapa hari, A1 penyiraman dilakukan berselang 1 hari, A2 penyiraman dilakukan selang 2 hari, dan A3 penyiraman dilakukan selang 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada interval penyiraman setiap hari dan dengan cendawan mikoriza arbuskular cenderung memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 51,75 cm). Interval penyiraman selang 1 hari yang diinokulasi dengan cendawan mikoriza cenderung memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 44,67 cm). Interval penyiraman selang 2 hari dan diinokulasi dengan cendawan mikoriza cenderung memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 30,50 cm). Interval penyiraman selang 3 hari dan diinokulasi dengan fungi mikoriza memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 26,83 cm).