Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

E EVALUASI PERHITUNGAN TEBAL MENARA C-2201 (PROPYLENE SCRUBBER) PADA UNIT POLIMERISASI KILANG POLYPROPYLENE PT PERTAMINA REFINERY UNIT III PLAJU – SEI. GERONG Indah Agus Setiorini
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 11 No 01 (2020): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.887 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v11i01.103

Abstract

Unit propylene scrubber kolom C-2201 berfungsi untuk pemisahan dengan sistem penyerapan padatan yang masih terkandung pada gas oleh media air atau bahan kimia lainnya. Dalam pemisahan ini berfungsi memisahkan Propylene dan Slurry Fine Powder dengan perbedaan density dan titik didihnya. Pada kolom ini terjadi proses perpindahan panas berupa konveksi dimana panas yang berasal dari suhu fluida didalam kolom berpindah ke dinding kolom hingga bagian luar. Suhu bagian luar ini selanjutnya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor antara lain : kecepatan angin dan suhu di sekitar kolom, ketebalan dinding kolom ( shell ), jenis material shell, ketinggian kolom dan sebagainya. Perhitungan Tebal Menara C-2201 di Unit polimerisasi dilakukan untuk mengetahui perbandingan Tebal Menara C-2201 secara desain dan teori. Dari hasil perhitungan diperoleh ketebalan menara berdasarkan internal press sebesar 0,5261 inch vs tebal menara menurut design 5/8 inch (0,6251) inch max.
P PENGARUH NILAI WAKTU TINGGAL (WT) PADA ALAT SEPARATOR TIPE VERTIKAL DUA FASA PADA INDUSTRI MINYAK DAN GAS Indah Agus Setiorini; Agusdin Agusdin; Satria Arif Pratama; Achid Yudhianto
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 13 No 01 (2022): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.032 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v13i01.140

Abstract

Separator merupakan salah satu vessel yang didalamnya dilengkapi beberapa peralatan penunjang guna memisahkan campuran fluida yang tidak saling melarutkan. Salah satu yang mempengaruhi alat pemisah ini adalah resident time (RT). Resident Time merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses pemisahan pada alat separator. Resident Time adalah perbandingan volume liquid dengan laju alir liquid dari feed separator dengan prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan densitas dengan metode gravity separation. Resident time (RT) didapatkan dengan menghitung laju alir fluida, Volume Holdup, Volume Surge, Diameter, Luas Penampang, Low Liquid Level Height, Low Liquid Level Area, panjang minimum untuk menampung liquid, panjang minimum yang diperlukan dalam pemisahan Crude Oil dan air hingga menghitung volume pada pemisahan Crude Oil dan air. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai resident time (RT) sesuai dengan spesifikasi design Separator V-01 tipe vertikal dua fasa di KSO-PEP Bass Oil Sukananti Limited yaitu sebesar 8,48 min sehingga dengan waktu tinggal yang didapatkan alat tersebut dinyatakan efektif dalam proses pemisahan dan peralatan tersebut hanya perlu dilakukan maintance rutin sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Pengaruh Konsentrasi Gliserol Terhadap Densitas Produk Pada Alat Stripping Steam Dengan Tipe Rasching Ring Packing: Pengaruh Konsentrasi Gliserol Terhadap Densitas Produk Pada Alat Stripping Steam Dengan Tipe Rasching Ring Packing Indah Agus Setiorini; Agusdin; Muhammad Muslim
KINETIKA Vol. 13 No. 01 (2022): KINETIKA 01032022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stripper is a separation process between a mixture of two liquid phase substances by using a gas phase substance as a separator. In this case, glycerol and H2O are used as a mixture and steam is used as a separating agent with the aim of removing the H2O content contained in the glycerol. In the separation process, variable variations are used in the form of concentrations of glycerol and H2O, respectively, concentrations of 70 %, 80 %, and 90 % against a predetermined temperature and pressure of 140oC and 45 Psi, with the aim of knowing what the glycerol and H2O concentrations are in the separation process. can work optimally. The process that occurs is a separation process based on boiling point, where water which has a lower boiling point of 100oC will be separated from glycerol with the help of steam with a temperature of 140oC. At a variable concentration of 70 % glycerol feed with a predetermined temperature and pressure, the data obtained is that the product still contains 4 % water in the glycerol product, the results of the process still do not meet the desired product conditions, namely 99.5 %. On the other hand, with a variable concentration of 90 % glycerol, this product only contains 1 % H2O, it can be concluded that the concentration of feed glycerol on H2O is very influential in the process of eliminating H2O levels in glycerol, because the higher the concentration of glycerol on H2O the work of steam in binding H2O is lighter so that steam can strip the H2O content in the feed more maximally.
PENURUNAN NILAI pH, COD, TDS, TSS PADA AIR SUNGAI MENGGUNAKAN LIMBAH KULIT JAGUNG MELALUI ADSORBEN Indah Pratiwi; Indah Agus Setiorini
Jurnal Redoks Vol. 8 No. 1 (2023): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v8i1.10830

Abstract

Selain gandum dan padi, jagung (zea mays) adalah salah satu tanaman pangan yang memiliki kandungan karbohidrat. Kulit jagung dan tongkol jagung merupakan limbah padat dari hasil pengolahan jagung. Peningkatan nilai ekonomis dari kulit jagung yaitu dengan manfaatkan kulit jagung tersebut sebagai adsorben. Pada kulit jagung terdapat kandungan selulosa 41% dan hemiselulosa 36%. Pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan adsorben berjenis karbon aktif  dan efektifitas karbon aktif kulit jagung untuk mengelola air sungai terhadap kadar COD, TSS, dan TDS. Tiga proses utama dalam pembuatan karbon aktif ini yaitu proses dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi. Aktivasi karbon aktif menggunakan H2O2 1 M, dengan kondisi operasi 500°C durasi 30 menit. Karbon aktif kemudian diuji dengan sample air sungai menggunakan variasi sebanyak 0 g; 1 g; 2 g ;3 g; 4 g; 5 g dan waktu kontak perendaman 24 jam. Variasi massa karbon aktif 4 gr merupakan hasil optimal yang didapatkan. Penurunan yang mampu dihasilkan dari pengujian air sungai tersebut adalah COD sebesar 12,8 mg/l ; TSS 10 mg/l ; TDS 120 mg/l  daripada tanpa menggunakan adsorben COD sebesar 25,6 mg/l ; TSS 19 mg/l ; TDS  200 mg/l . Karbon aktif yang dibuat dari kulit jagung ini efektif digunakan pada pengolahan air sungai dibuktikan dengan adanya penurunan nilai COD,TSS dan TDS.  
E EVALUASI KINERJA HEAT EXCHANGER JENIS KONDENSOR 1110-C TIPE SHELL AND TUBE BERDASARKAN NILAI FOULING FACTOR PADA UNIT PURIFIKASI DI AMMONIA PLANT PT X Indah Agus Setiorini; Achmad Faisal Faputri
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 14 No 01 (2023): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52506/jtpa.v14i01.188

Abstract

Kondensor adalah salah satu alat penukar panas (heat exchanger) yang dapat mengembunkan fasa uap menjadi fasa cair atau fluida.. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengevaluasi nilai efisiensi Heat Exchanger jenis kondensor 1110-C Tipe Shell and Tube melalui faktor pengotornya di unit Purifikasi pada Pabrik Ammonia di PT. X. Dengan kondisi operasi di bagian shell (CO2 + Steam) T1 sebesar 184,28 oF, T2 sebesar 124,7 oF dengan Flowrate sebesar 116.879 lb/hr. Sedangkan dibagian tube (cooling water) t1 sebesar 97,34 oF, t2 sebesar 112,82oF dengan Flowrate sebesar 2.751.340 lb/hr Hasil perhitungan menunjukkan nilai Fouling factor yang didapat sebesar 0,03851 Btu/hr Ft2 ˚F. Dimana nilai tersebut melebihi nilai fouling factor design sebesar 0,00059 Btu/hr Ft2 ˚F, hal tersebut menunjukan bahwa heat exchanger tersebut telah jenuh atau memiliki kandungan kotoran (Impurities) didalamnya dan harus segera dilakukan cleaning.
K KARAKTERISTIK BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DENGAN KATALIS KARBON AKTIF Indah Agus Setiorini; Sri Ardhiany; Putri Anugrah Puji Lestari
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 14 No 02 (2023): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52506/jtpa.v14i02.219

Abstract

Pada saat ini kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi utama semakin meningkat. Minyak yang berbahan baku fosil ini kebanyakan tidak dapat diperbarui dan akan berkurang seiring berjalannya waktu. Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku yang memiliki kandungan asam lemak bebas yang menjanjikan untuk diproses menjadi bahan bakar mesin diesel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari minyak jelantah menggunakan katalis Karbon Aktif ukuran 100 mesh pada reaksi Transesterifikasi. Biodiesel dibuat dengan mereaksikan minyak jelantah dan metanol dengan perbandingan rasio mol 4:1 di suhu 60ºC selama 1 jam. Biodiesel yang dihasilkan memiliki nilai densitas 0,862 g/ml, Spesific Gravity 0,8635, Viskositas 2,4767 cSt, dan Flash Point 142ºF. Biodiesel yang dihasilkan dari minyak jelantah pada reaksi transesterifikasi menggunakan katalis karbon aktif ini memenuhi syarat standar mutu biodiesel menurut SNI 04-7182-2006.