Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Journal of Community Engagement in Health

Cegah Perilaku Kleptomania sejak Dini di SMK PGRI 2 Kota Kediri Norma Risnasari; Elysabet Herawati; Dhian Ika Prihananto; Muhammad Mudzakkir; Ropita Oktaviani; Yulla Yulfida Andarisma
Journal of Community Engagement in Health Vol 3 No 1 (2020): Maret
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jceh.v3i1.32

Abstract

Kleptomania termasuk kelompok gangguan kepribadian borderline artinya terletak pada batas antara normal dan psikotik, yaitu kondisi yang termasuk dalam kelompok gangguan kendali impulsif, dimana penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri. Orang dengan kelainan ini terdorong untuk mencuri barang, umumnya barang yang tidak berharga, seperti pensil, permen, sisir, atau barang lainnya dan biasanya merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah melakukan tindakan mencuri. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2019 diawali pre test dan diakhir dilakukan post test. Berdasarkan hasil pre test pada 60 siswa, maka sebanyak 19 siswa (31,6%) menyatakan belum tahu tentang pengertian kleptomania, 50 siswa (83,3%) menyatakan belum tahu penyebab kleptomania, 56 siswa (93,3%) belum tahu ciri-ciri orang yang mengalami kleptomania, 54 siswa (90%) belum tahu upaya pencegahan kleptomania, 60 siswa (100%) tidak pernah melakukan kleptomania. Setelah dilakukan penyuluhan, maka kami memberikan soal yang sama dengan soal pre test. Dari hasil post test 60 siswa (100%) menyatakan paham tentang pengertian, ciri-ciri dan upaya pencegahan kleptomania, 57 siswa (95%) menyatakan paham penyebab kleptomania dan 13 siswa (21,6%) pernah melakukan kleptomania. Penanganan yang merupakan pilihan utama untuk penderita kleptomania salah satunya dibawa ke psikolog, agar dilakukan terapi perilaku, yaitu serangkaian perilaku yang psikolog ciptakan untuk direkayasa, terapi tersebut tidak sekedar mengobati dari sisi pikirannya saja, namun juga sisi perasaannya, karena dorongan ini muncul dari perasaan, bukan pikiran. Keluarga dalam membantu proses penyembuhan sebaiknya ikut menciptakan suatu lingkungan atau suasana yang tidak memungkinkan bagi penderita klepto untuk kambuh lagi hasratnya