Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE DYNAMICS OF SUNNI-SHIA RELATIONS IN THE CITY OF A THOUSAND CHURCHES MANADO Taufani Taufani; Muh. Natsir; Nurman Said; Andi Aderus
Al-Qalam Vol 27, No 1 (2021)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v27i1.920

Abstract

This article aims to discuss dynamics of the Sunni and Shia relations in Manado. The data were collected from interviews, observation, and documentation. This study shows that the Sunni and Shia Muslim relations in Manado lived in harmony at the grassroots level. They lived next door, visited, and also helped each other in various matters. However, the relations between Sunni and Shia had been in tension due to anti-Shia campaigns by local Sunni elites and Salafi-Wahabi groups in the public sphere that took advantage of the momentum of the Sunni-Shia conflicts in the country and also the Middle East. They also took advantage of the particular political events deemed to benefit the Shia’s existence. Although the Shia groups had become the target of hatred, it did not result in physical violence. The abuse that occurred on the Shia was of verbal and symbolic. This study concludes that the minority status does not always lead to a harmonious relationship within its own internal group.
SOLUSI AL-QUR’AN TERHADAP IDEOLOGI RASISME Suharmin Syukur; Achmad Abubakar; Andi Aderus
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 4, No.2, July 2021
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.914 KB) | DOI: 10.31943/afkarjournal.v4i2.218

Abstract

Penelitian ini membahas tentang solusi al-Qur’an terhadap ideologi rasisme. Dari permasalahan pokok yang dijabarkan dalam bentuk sub masalah yaitu: 1) Bagaimana hakikat rasisme, dan  2) Bagaimana solusi rasisme perspektif al-Qur’an. Untuk menjawab masalah di atas, maka digunakan metode pendekatan multidisipliner, akan tetapi dalam pelaksanaan penelitian digunakan metode maudhu’ī. Dalam pengolahan data digunakan metode kualitatif, dan untuk menafsirkan ayat-ayat menggunakan metode pendekatan tafsir (exegetical approach) karena tehnik kerjanya lebih banyak bersentuhan dengan kitab-kitab tafsir serta penafsiran dari para ahli yang bergelut pada bidang sosio-historis khususnya tentang rasisme. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Al-Qur’an memberikan pemahaman bagaimana cara menghindarkan ideologi rasisme tersebut di antaranya bahwa keragaman sebagai sunnatullah, pada asalnya semua manusia mulia, tentang kebangsaan, toleransi, keadilan, membangun komunikasi beradab, membangun persatuan melalui persaudaraan dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).
Humanistic Education and the Concept of "Merdeka Belajar" in Indonesia: A Perspective of the Qur'an Ahmad Mujahid; Andi Aderus; Mirnawati Mirnawati; Firman Firman
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 4 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v14i4.2181

Abstract

The discourse on the concept of "Merdeka Belajar" in the education system in Indonesia is still an exciting topic for discussion. One of the topics that become a question is whether the concept of "Merdeka Belajar" is in line with the concept of education that humanizes humans from the perspective of the Qur'an. This literature study aims to reveal and describe the concept of education that humanizes humans and its relevance to the concept of 'Merdeka Belajar,' which is currently applied in the education system in Indonesia based on the perspective of the Qur'an. The data were obtained through a literature review where the procedures and steps referred to several verses in the Qur'an relevant to the topic of discussion. The verses that are the subject of study in this paper include Al-Isra: 70, al-Mujādilah: 11: Al-Nahl: 125, An-Nisa": 1, and al-Hujurat: 13. Furthermore, the verses of the Qur "an are analyzed using the thematic methods (maudhu "i) with content analysis techniques. The results conclude that education is essential for human life; it can shape people and determine their social status. Education humanizes humans by understanding each individual as a natural human being. Therefore, it was in line with the concept of "Merdeka Belajar" which gives freedom to each individual to choose education to actualize himself.
Prophetic Communication: Islam as Knowledge Practice Muhammad Najmuddin; Muhammad Amri; Andi Aderus
Palakka : Media and Islamic Communication Vol 3, No 2 (2022): Media and Islamic Communication
Publisher : State Islamic Institute of Bone, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/palakka.v3i2.3742

Abstract

Prophetic Communication is briefly defined as 'Prophetic Communication' or 'Apostolic Communication'. Prophetic communication does not only mean "communication that imitates the 'prophet's ways of communicating'', or 'dakwah' or 'Islamic communication', but goes further than that, namely communication that seeks to imitate prophetic goals. so the writer uses two theoretical frameworks, firstly Kuntowijoyo's prophetic communication, as well as Harun Nasution's in Islamic books in terms of various aspects. This research is based on library research. The data collected consists of verses from the Qur'an and written materials that have been published in the form of books, journals, and magazines as well as from the internet which have direct and indirect links. with this research. This research was also carried out using descriptive-analytical research, namely by describing the form of civil society embodied by the prophet through an Islamic communication approach that adorns religious social life. The results of the study found that the Qur'an is substantially and principally very relevant to the content of prophetic communication, namely a). amar ma'ruf (humanization), such as getting used to cooperative behavior, increasing social welfare, strengthening brotherhood, and maintaining social solidarity, b). nahi munkar (liberation), such as egalitarian-based identity construction, poverty alleviation, child protection, and gender equality, c). al-iman billah (transcendence), such as strengthening the values of faith and piety, repentance as a purification of the soul, and internalizing morals.
Moderasi Beragama Pada Masyarakat Konawe Selatan : (Studi Atas Toleransi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Kalosara Masyarakat Konawe Selatan) Awal Awal; Andi Aderus; Indo Santalia
El-Fata: Journal of Sharia Economics and Islamic Education Vol. 2 No. 2: OKTOBER 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/el-fata.v2i2.64

Abstract

Penelitian ini membahas tentang moderasi beragama berbasis kearifan lokal kalosara pada masyarakat Konawe Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mendeskripsikan toleransi beragama masyarakat Konawe Selatan perspektif agama-agama, 2) Menjelaskan bagaimana implementasi toleransi beragama berbasis kearifan lokal Kalosara pada masyarakat Konawe Selatan. 3) Menjelaskan terkait faktor apa saja yang paling berpengaruh dalam implementasi toleransi beragama berbasis kearifan lokal kalosara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui field research (penelitian lapangan) yaitu mengkaji dan menganalisa literatur-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan fenomenologi, pendekatan sosiologis dan pendekatan teologis Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu melalui tahapan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Semua agama di Konawe Selatan sepakat bahwa toleransi beragama merupakan sebuah konsep yang menggambarkan sikap saling menghormati dan bekerja sama antar kelompok agama, 2) Implementasi toleransi beragama berbasis kearifan lokal kalosara dapat diterapkan dengan cara mengambil tiga unsur utama di dalam kalosara yaitu a) Lilitan rotan, mengajarkan kepada masyarakat untuk bisa hidup toleransi sesama agama kita harus mampu menerima perbedaan, dan menjaga rasa persaudaraa, b) Kain putih, melambangkan kesucian dan religius, hidup harus saling tolong menolong sesama manusia, dan hidup rukun dan damai sesama manusia dan c) Talam anyaman, melambangkan kesejaahteraan dan keadilan sosial, mengajarkan bahwa jika ingin hidup tentram dan damai terhadap agama lain maka di perlukan kebebasan dalam beragama, dan keadilan bagi seluruh agama, 3) Faktor yang paling berpengaruh dalam implementasi toleransi beragama berbasis kearifan lokal kalosara yaitu faktor agama dan faktor budaya yang memicu timbulnya sikap toleransi beragama. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa kearifan lokal kalosara mempunyai peran yang baik dalam memperkuat moderasi beragama di Konawe Selatan, maka hal tersebut harus tetap dilestarikan dan dijaga sebagai simbol pemersatu dan menjadi jembatan dalam menerima segala perbedaan yang ada serta menumbuhkan sikap toleransi antar penganut agama. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan, rujukan dan pijakan agar mampu mengetahui kehidupan moderasi beragama yang ada di masyarakat Konawe Selatan.