Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Materi Ajar Berbicara Menggunakan Media Audio: Bipa Level 1 Ambara Maharani; Cahyo Yusuf; Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2021): REPETISI VOLUME 4 NOMOR 2
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya masyarakat internasional yang mempelajari bahasa Indonesia dan untuk penginternasionalan bahasa Indonesia maka Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Pada pelaksanaannya harus didukung ketersediaan perangkat materi-ajar BIPA yang mencakup empat keterampilan berbahasa. Saat ini mobilitas seseorang sangat tinggi. Fenomena tentang suatu fakta ialah bahwa BIPA bertaraf internasional, maka untuk mencapai hal tersebut dibuatlah materi-ajar yang fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun materi-ajar berbicara menggunakan media audio untuk BIPA level 1 dan mengimplementasikan. Subjek penelitian ini ialah Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum, dan konstruk materi-ajar. Data penelitian ini konstruk berbicara yang diturunkan menjadi kisi-kisi sebagai dasar penyusunan materi-ajar dan kalimat berbicara pelajar BIPA level 1. Data pertama disediakan menggunakan metode baca, teknik catat, dan teknik triagulasi. Data kedua menggunakan metode simak dan teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode triagulasi untuk data pertama dan metode agih untuk data kedua. Hasil penelitian ini Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan BIPA dan Kurikulum Kursus dan Pelatihan BIPA dikonstruk menjadi kisi-kisi kemudian menjadi pedoman penyusunan materi-ajar berbicara menggunakan media audio: BIPA level 1. Materi-ajar berbicara dicobakan kepada pelajar BIPA 1. Pelajar mampu mengucapkan materi-ajar yang berisi materi perkenalan diri, memperkenalkan orang lain, dialog lokasi rumah, serta aktivitas sehari-hari dengan lancar.Kata kunci : BIPA, Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum, konstruk, materi-ajar berbicara. 
Tindak Tutur Asertif dan Formula Materi Ajar Wahyuni Asri Minarti; Cahyo yusuf; Asri Wijayanti
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2020): REPETISI VOLUME 3 NOMOR 1
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman mitra tutur dalam menerima serta merespons tuturan karena tuturan yang bersifat tersirat. Tujuan penelitian ini ialah (1) mendeskripsikan tipe tindak tutur asertif dalam dialog penjual dan pembeli di Pasar Kebon Watu Gede, dan (2) memformulasikan materi ajar tindak tutur asertif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pragmatik, tindak tutur, tindak tutur asertif, dan pengajaran bahasa. Metode pengumpulan data penelitian ini ialah metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat, sedangkan metode analisis data penelitian ini ialah metode padan dengan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Hasil penelitian ini ialah (1) tindak tutur asertif tipe memberitahukan; (2) tindak tutur asertif tipe menyarankan; dan (3) tindak tutur asertif tipe mengeluh. Hasil penelitian ini diformulasi menjadi materi ajar, unsur kebahasaan teks negosiasi dalam Kompetensi Dasar 3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis dan 4.10 Menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan, dan penutup dalam teks negosiasi secara lisan atau tulis.Kata Kunci: Tindak Tutur Asertif, Tipe Tuturan Asertif, Materi Ajar
Materi Ajar Membaca Teks Bermuatan Kesantunan:BIPA Level I Monica Refinanda Batu Bara; Cahyo Yusuf; Ayu Wulandari
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2021): REPETISI VOLUME 4 NOMOR 1
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belum banyak materi-ajar bermuatan kesantunan mendukung dikonstruksinya materi-ajar kesantunan yang mengacu Kurikulum Kursus dan Pelatihan BIPA Tahun 2016  fokus keterampilan membaca. Capaian-belajar keterampilan membaca BIPA Level I dalam Kurikulum ini, bahwa pelajar BIPA Level I mampu membaca nyaring teks deskriptif sederhana berkaitan dengan informasi pribadi: nama, alamat, pekerjaan, negara asal, dan keluarga. Penelitian ini bertujuan memformula materi-ajar membaca teks bermuatan kesantunan bertutur (verbal), bersikap, dan bertindak saat perkenalan diri. Metode analisis data dalam penelitian ini ialah metode padan subjenis referensial kesantunan verbal berupa persona saya yang mereferensi orang pertama dalam situasi kelas, referensial gerak pada kesantunan bersikap berupa senyuman, serta tubuh sedikit membungkuk mereferensi kesantunan bertindak. Hasil analisis data menunjukkan: (1) lima pelajar mengimplementasikan kesantunan verbal kata saya digunakan dalam situasi formal; (2) empat pelajar BIPA mengimplementasikan kesantunan bersikap tersenyum saat perkenalan diri; serta (3) tiga pelajar BIPA mengimplementasikan kesantunan bertindak menempelkan kedua telapak tangan ke dada.Kata Kunci: Kesantunan, Kurikulum BIPA, materi-ajar membaca, dan perkenalan diri
KALIMAT KOMPLEKS PARATAKTIK DAN HIPOTAKTIK SERTA FORMULASI MATERI AJARNYA Hairu Firdaus; Cahyo Yusuf; Asri Wijayanti
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2019): REPETISI Volume 2 Nomor 1
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah (1) mengetahui kalimat kompleks parataktik dan hipotaktik yang terdapat pada cerita pendek, (2) menganalisis bentuk kalimat kompleks yang terdapat pada cerita pendek, dan (3) menghasilkan materi ajar kalimat kompleks dengan memanfaatkan media cerita pendek di SMA. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode simak, sementara teknik yang digunakan ialah teknik catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode agih dan teknik yang digunakan ialah Bagi Unsur Langsung (BUL). Hasil penelitian ini ialah, (1) terdapat tiga jenis kalimat kompleks, yaitu kalimat kompleks parataktik, contohnya, Kedai kopi bermunculan di mana-mana, tetapi warung kopi Bu Trinil tetap menjadi favorit saya; kalimat kompleks hipotaktik, contohnya, Seandainya saya punya kucing, mungkin saya akan jual kucing juga; kalimat kompleks gabungan parataktik dan hipotaktik, contohnya, Setelah didera berbagai kegagalan, Marbangun memutuskan untuk berserah kepada Tuhan, menjauhkan diri dari godaan duniawi., dan (2) bentuk kalimat kompleks yang dianalisis berdasarkan fungsi dan kategori kalimat, contohnya, Kedai kopi bermunculan di mana-mana, tetapi warung kopi Bu Trinil tetap menjadi favorit saya. Hasil analisis kalimat kompleks berdasarkan fungsi sintaksis berupa: S-P-K-Konj-S-P-Pel, dan berdasarkan kategori sintaksis berupa: N-V-Pro.N-Konj-N-V-N. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi ajar kalimat kompleks dengan sumber data cerita pendek. Materi ajar ini dapat digunakan pada kelas XI SMA, khususnya Kompetensi Dasar 3.1 menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.Kata Kunci: kalimat kompleks, parataktik, hipotaktik, jenis kalimat
MORFOFONOLOGI KATA POLIMORFEMIK BERKONSTRUKSI MORFEM DASAR BERAKHIR VOKAL DAN MORFEM TERIKAT {-AN} DALAM BAHASA INDONESIA (THE MORPHOPHONEMIC PROCESS ON POLIMORPHEMIC MORPHEMES OF VOWEL ENDED WORDS AND BOUND MORPHEMES {-AN} IN BAHASA INDONESIA) Cahyo Yusuf; Rangga Asmara; Yusup Irawan; Widya Ratna Kusumaningrum
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 19, No 2 (2021): METALINGUA EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/metalingua.v19i2.854

Abstract

The study aimed to investigate: (1) the existence of glottal stop consonants [?], voiced palatal or semivowel consonant [y] and bilabial semivowel consonant [w] in the polymorphemic words with vowel endings of bound morphemes [-an], and (2) the non-existence of glottal stop consonants [?], voiced palatal or semivowel consonant [y] and bilabial semivowel consonant [w] in the polymorphemic words with vowel endings of bound morphemes [-an]. The data were collected from selected participants who represented and met the qualification as native Indonesian speakers. To gather the data, the study used recording and observation techniques which were analyzed speech analyzer Praat by implementing (a) acoustic approach, i.e., analysing the segmentals by using Praat, and (b) inductive method in which it compared the interpretative results of the researchers and the segmental acoustic from Praat. The results showed that (a) the glottal stop consonant [?], voiced palatal or semivowel consonant [y] and bilabial semivowel consonant [w] were identified in the polymorphemic words with vowel endings of bound morphemes [-an] and (b) in the polymorphemic words with vowel endings of bound morphemes [-an] have phoneme-loss of the glottal stop consonant [?], voiced palatal or semivowel consonant [y] and bilabial semivowel consonant [w] in comparison its derivative sounds of the words with any free morphemes and bound morphemes [-an]
Strukur Kalimat Visi dan Misi SMAN Kota Magelang: Tinjauan Fungsi dan Kategori Sintaksis Wahyu Cahyo Sa'bani; Cahyo Yusuf; Winasti Rahma Diani
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2022): REPETISI VOLUME 5 NOMOR 1
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian berjudul “Struktur Kalimat Visi dan Misi SMAN Kota Magelang; Tinjauan Fungsi dan Kategori Sintaktis” ini dilatarbelakangi bahwa struktur kalimat visi misi perlu dideskripsikan kebahasaannya untuk menemukan pola kalimatnya. Masalah penelitian ini ialah bagaimanakah struktur kalimat visi dan misi SMAN di Kota Magelang jika ditelaah berdasarkan fungsi sintaktis dan kategori sintaktis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sistem struktur kalimat visi dan misi. Metode dan teknik penyediaan data penelitian ini ialah metode simak dan teknik catat. Analisis data penelitian ini menggunakan metode agih dan teknik dasar bagi unsur langsung.Hasil analisis penelitian ini bahwa visi dinyatakan tidak berunsur predikatif, sedangkan misi dinyatakan berunsur predikatif. Contoh, (1) visi dinyatakan berupa frasa terwujudnya warga sekolah yang beriman dan taqwa, unggul dalam prestasi, berbudi pekerti luhur dan berwawasan lingkungan dalam lingkup lokal dan global. Jika dikonstruksi secara sintaktis, frasa ini berfungsi sintaktis Keterangan, dan berkategori Nomina, sedangkan (2) misi dinyatakan berupa klausa, misalnya (a) membentuk insan cendekia yang bertaqwa, berbudaya, berwawasan lingkungan dan mampu berkompetisi secara global berfungsi sintaktis PO dan berkategori sintaktis VN; (b) mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar (KBM) berfungsi sintaktis PO dan berkategori VN; dan (c) mewujudkan teloransi beragama di sekolah berfungsi sintaktis POK dan berkategori VNN.Kata Kunci: fungsi sintaktis, kategori sintaktis, SMAN Kota Magelang, visi misi.
Struktur Batin Puisi: Pendekatan Hermeneutika Meilina Meilina; Cahyo Yusuf; Dzikrina Dian Cahyani
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2022): REPETISI VOLUME 5 NOMOR 1
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ialah menemukan struktur batin puisi yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan hermeneutika. Rumusan masalah penelitian ini ialah bagaimanakah struktur batin puisi yang dianalisis menggunakan pendekatan hermeneutika? Penyediaan data menggunakan metode baca dan teknik catat. Wujud data dalam penelitian ialah larik-larik puisi. Data bersumber pada puisi Kabar dari Setrojenar, Ismaya Jati dan Karma Kumbakarna. Data penelitian ini dianalisis menggunakan metode struktural. Metode struktural dilaksanakan dengan teknik makna: (1) pemaknaan simbol atau (diksi) dalam larik-larik puisi, (2) pemaknaan larik- larik puisi, dan (3) pemaknaan utuh-puisi. Teknik pemaknaan ini dilanjutkan dengan teknik tafsir. Dengan dibimbing makna-utuh yang ditemukan, peneliti menafsirkan isi tiga puisi ini. Hasil analisis bahwa (a) tema puisi berjudul Kabar dari Setrojenar dan Karma Kumbakarna ialah perjuangan, sedangkan Ismaya Jati ialah keikhlasan. Ketiga puisi ini memiliki nuansa yang sama, yaitu nilai moral yang bernuansa sejarah dengan setting masa lalu, (b) perasaan puisi Kabar dari Setrojenar secara keseluruhan ialah kekecewaan. Perasaan puisi Ismaya Jati ialah menasihati karena segala sesuatu di dunia ini hanyalah fana, kehidupan yang kekal tentu di akhirat nanti. Perasaan puisi Karma Kumbakarna ialah kesetiaan, (c) Nada dan suasana dalam puisi Kabar dari Setrojenar ialah pantang menyerah. Nada dan suasana puisi Ismaya Jati dan Karma Kumbakarna ialah menasihati. (d) amanat puisi Kabar dari Setrojenar ialah jangan mudah menyerah dan mengeluh, amanat puisi Ismaya Jati mengajarkan manusia untuk selalu memiliki sikap dan sifat ikhlas, sedangkan amanat puisi Karma Kumbakarna ialah manusia harus selalu berbuat kebaikan dan menegakkan kebenaran di atas segalanya.Kata kunci: moral, pendekatan hermeneutika, sejarah, struktur batin.
MORFOFONOLOGI KATA POLIMORFEMIK BERKONSTRUKSI ALOMORF {mәŋ-} DAN MORFEM DASAR BERAWAL VOKAL DALAM BAHASA INDONESIA Cahyo Yusuf; Rangga Asmara; Herpindo Herpindo; Yusup Irawan
Widyaparwa Vol 51, No 1 (2023)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v51i1.1190

Abstract

This study aims to prove the morphophonology of polymorphemic words with allomorphic construction {mәŋ-} and basic morphemes with initial vowel phonemes /a/, /e-ε/, /ә/, /i-I/, /o-ͻ/, /u-U/: (a) unity of energy of nasal consonant /ŋ/ intra-syllable, and (b) segment of nasal consonant /ŋ/ intra-syllable, and (c) morphophonological process. The data collection involved listening and recording techniques followed by note-taking techniques. The recording was created using the Speech Analyzer Praat. This research contains six data: [mәŋtak], [mәŋekͻr], [mәŋәndap], [mәŋikat], [mәŋomba?], [mәŋukur]. Data analysis used a sound          approach with distributional methods and induction methods. The results of this study are (1) the unitary energy of the nasal consonant /ŋ/ in the syllable energy of the two polymorphemic words, for example [mә.ŋe.kͻr], and (2) the segmental sound of the entity nasal consonant /ŋ/ tough is at the onset of the second syllable. polymorphemic words, for example, [mә.ŋәn.dap], (3) between the sound sequences that the consonant-nasal entity /ŋ/ onset of the second syllable polymorphemic words, for example [mә.ŋi.kat], shifts to the first syllable coda so that the first syllable takes the form allomorph {mәŋ-}and basic morpheme {bond has the initial vowel phoneme /i/.Tujuan penelitian ini untuk menemukan morfofonologi kata polimorfemik berkonstruksi alomorf {mәŋ-} dan morfem dasar berfonem awal vokal /a/, /e-ε/, /ә/, /i-I/, /o-ͻ/, /u-U/ pada aspek: (a) kesatuan energi konsonan nasal /ŋ/ intrasilabel, dan (b) segmen bunyi konsonan nasal /ŋ/ di intrasilabel, serta (c) proses morfofonologinya. Penyediaan data menggunakan metode simak dan teknik rekam yang dilanjutkan dengan teknik catat. Perekaman dilakukan dengan menggunakan perangkat speech analyzer Praat. Penelitian ini terdapat enam kelompok data: [mәŋambil], [mәŋekͻr], [mәŋәndap], [mәŋikat], [mәŋomba?], [mәŋukur].  Data dianalisis menggunakan pendekatan akustik (getaran bunyi) dengan metode agih dan metode induksi. Hasil penelitian ini ialah (1) kesatuan energi dibuktikan entitas konsonan nasal /ŋ/ dalam kesatuan energi silabel kedua kata polimorfemik, misalnya [mә.ŋe.kͻr], dan (2) bunyi segmental dibuktikan entitas konsonan nasal /ŋ/ tegar berada pada onset silabel kedua kata polimorfemik, misalnya [mә.ŋәn.dap], (3) antarrangkaian bunyi bahwa entitas konsonan-nasal /ŋ/ onset silabel kedua kata polimorfemik, misalnya [mә.ŋi.kat], bergeser ke koda silabel kesatu sehingga silabel kesatu berwujud alomorf {mәŋ-} dan morfem dasar {ikat} berfonem awal vokal /i/.
Formula Materi Ajar Tata Bunyi dan Kosakata BIPA Level 1 dengan Menggunakan Media Audio Visual Astari, Nadia Puti; Yusuf, Cahyo; Wahyono, Hari
Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) Vol 7 No 2 (2024): Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kibasp.v7i2.9372

Abstract

BIPA menjadi salah satu usaha untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia dapat terselenggarakan dengan baik didukung materi ajar yang tepat. Penelitian ini bertujuan memformula materi ajar tata bunyi dan kosakata BIPA Level 1 dengan menggunakan media audio visual. Metode analisis dalam penelitian ini ialah metode hubung. Data dianalisis dengan menggunakan metode hubung, yaitu menghubungkan isi inti-materi ajar denganSKL dan Kurikulum Kursus dan Pelatihan BIPA. Teknik analisis data dalam penelitian ini ialah jabar, yaitu konstruk materi ajar dijabarkan menjadi bahan dasar untuk membuat media pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan: (1) hasil materi ajar tata bunyi dan kosakata BIPA Level 1 berhasil disusun sesuai acuan SKL dan Kurikulum BIPA serta di triangulasi oleh beberapa pakar BIPA; (2) materi ajar dikemas dalam media audio visual setelah dikonsultasikan dengan pakar media; (3) mencobakan materi ajar kepada pelajar BIPA pemula memperoleh hasil yang baik saat membaca kosakata sederhana bahasa Indonesia. Beberapa pelajar BIPA pemula yang bisa lebih baik membaca bahasa Indonesia dengan tepat yaitu Joanna dari Vietnam dan Louis dari Vietnam. Diharapkan dengan adanya penelitian BIPA Level 1 terkhusus mengenai tata bunyi dan kosakata ini dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan pada para pelajar BIPA pemula. Kata Kunci: Kosakata, Materi Ajar, SKL dan Kurikulum BIPA, Tata Bunyi
PENGUATAN EKONOMI PESANTREN MELALUI LITERASI EDUKASI LINGKUNGAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN PROMOSI DIGITAL Muhlisin, Ahmad; Setyawan, Supanji; Yusuf, Cahyo; Yoshinta, Rolisda; Siswanto, Siswanto
ABDIPRAJA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 5, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/abdipraja.v5i1.8414

Abstract

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mengembangkan sumberdaya manusia yang religius dan berdaya saing. Kemajuan pondok pesantren tergantung dari kemandirian ekonomi pesantren dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini 1) meningkatkan keterampilan pengelolaan lingkungan hidup; 2) meningkatkan keterampilan pengelolaan keuangan; dan 3) meningkatkan keterampilan promosi digital. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan melalui demontrasi dan praktik secara langsung, dan tahap evaluasi dengan menggunakan lembar evaluasi sebelum dan setelah kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan 1) peningkatan rata-rata keterampilan pengelolaan lingkungan hidup sebesar 23,8 pada etika lingkungan, 24,9 pada perawatan tanaman, dan 29,5 pada pemahaman kegiatan berbasis lingkungan hidup; 2) peningkatan rata-rata keterampilan pengelolaan keuangan sebesar 25,1 pada transaksi keuangan, 33,4 pada jurnal keuangan, dan 40,2 pada laporan keuangan; dan 3) peningkatan rata-rata keterampilan promosi digital sebesar 39 pada desain inovatif dan 38,9 pada pemasaran berbasis digital. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan penguatan kemandirian ekonomi pesantren dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan keuangan, dan peningkatan promosi digital. Upaya tindak lanjut yang dapat dilaksanakan dengan kerja sama pelatihan lanjutan untuk membuat koperasi ekonomi pondok pesantren.