Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Acceptability of ice cream products of red fruit (Pandanus conoideus lamk) with sago flour subtitution (Metroxylon sagu rottb) Radeny Ramdany; La Supu; Fatimah Nurlathifach Pulukadang
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 12, Nomor 2, July-December 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-sihah.v12i2.15908

Abstract

Ice cream is a frozen food product that is processed through a combination of freezing processes in a mixture of various ingredients consisting of milk or milk products, sweeteners, emulsifiers, stabilizers, and flavor enhancers. The addition of ice cream with local Papuan food modifications, namely red fruit and sago flour, is expected to add nutrition and become a new innovation for local ice cream products in the City of Sorong, West Papua. The purpose of this study was to determine the acceptability of the red fruit ice cream product with sago flour substitution. The research design used was experimental research. The samples used as objects were ice cream products with the addition of red fruit juice and sago flour with 3 variations (S00, S20, S30). This study used a fairly trained panel of 25 people. The independent variable is the variety of ice cream with red fruit juice and sago flour substitution and the dependent variable is acceptance (taste, aroma, color, texture). The instrument used in this study was the hedonic test form. Acceptability analysis using the Friedman Test. The results showed that there were significant differences in taste (p-value 0.006), aroma (p-value 0.006), color (p-value 0.001), and texture (p-value 0.010) of ice cream products with the addition of red fruit juice and Sago flour. This study found that there were differences in the acceptance of ice cream with variations in the substitution of sago flour and red fruit.
Studi kasus kualitas ahli gizi dengan standar pelayanan minimal gizi di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat La Supu; Yeni Prawiningdyah; Susetyowati Susetyowati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.357 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).32-40

Abstract

ABSTRACTBackground: The major challenge of a nation is developing the quality of human resources that are healthy, intelligent, and productive. The result of a research of National Health Service (NHS) showed that NHS staffs with more work experience could give more satisfying service and it also suggested that the quality of food was an important factor for patient satisfaction in hospital.Objectives: To identify accuracy in the provision of diet, distribution time and left over of patients inpatient room for the achievement of minimum standard of nutrition care at Fakfak District Hospital.Methods: The study used observational design with descriptive approach. Population of the study were all staff at nutrition installation and all adult patients that received diet and hospitalized for a minimum two days. Subject consisted of 97 patients. Research instruments of the study were questionnaire and in-depth interview. Data of diet accuracy were obtained through observation on type of diet given and data of leftover were obtained by using Comstock method assisted by 4 enumerators. Analysis was done by statistic descriptive and data processing with computer program.Results: The result of observation and direct assessment supported by questionnaire showed appropiate diet provision reached 93.5%, inapprorpiate distribution 88.6%.Conclusion: Accuracy in the provision of diet, food distribution to patients and leftover at inpatient room of Fakfak District Hospital did not achieve minimum standard of nutrition care based on the standard of the Ministry of Health.KEYWORDS: minimum standard of nutrition care, nutrition installation, leftover, food distribution, diet provisionABSTRAKLatar belakang: Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang sehat ,cerdas, dan produktif. Menurut penelitian National Health Service (NHS) mengemukakan bahwa staf NHS yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak dapat memberikan pelayanan yang lebih memuaskan, dan dapat dikatakan bahwa kualitas makanan menjadi faktor yang penting terhadap kepuasan pasien di rumah sakit.Tujuan: Mengetahui kualitas ahli gizi, ketepatan pemberian diet, jam distribusi dan sisa makanan pasien di ruangan rawat inap dalam pencapaian SPM gizi.Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian adalah seluruh petugas instalasi gizi dan seluruh pasien dewasa yang mendapat diet telah dirawat minimal 2 hari subjek penelitian berjumlah 97 pasien, instrumen menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara mendalam, kesesuaian diet peneliti melakukan observasi pada jenis diet yang diberikan dan sisa makanan menggunakan metode Comstock yang dibantu oleh enumerator berjumlah 4 orang, data dianalisis secara deskriptif pengolahan data menggunakan program komputer.Hasil: Hasil observasi dan pengamatan langsung dengan bantuan instrumen kuesioner oleh enumerator menunjukkan bahwa tidak tepat diet sebanyak 93,5%, tidak tepat distribusi sebanyak 88,6% dan sisa makanan 17,5%.Kesimpulan: Kualitas ahli gizi sudah baik, ketetepatan pemberian diet, ketepatan distribusi makanan pasien di ruangan rawat inap RSUD Fakfak belum memenuhi pencapaian SPM gizi rumah sakit berdasarkan standar Depkes RI dan sisa makanan pasien sudah baik khususnya pada makan sore.KATA KUNCI: standard pelayanan gizi minimal, SPM, instalasi gizi, sisa makanan, distribusi makanan, pemberian diet
Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-7 Tahun Anjar Briliannita; Zaenab Ismail; Lasupu Lasupu
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 4 No. 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 April 2022
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v4i1.226

Abstract

Masalah status gizi sangat pendek dan pendek pada anak usia 5-12 tahun di Indonesia termasuk di Provinsi Papua Barat masih tinggi, yaitu 11,5% (sangat pendek) dan 22,8% (pendek). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada anak usia 6-7 tahun di Sekolah X Kota Sorong. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional dengan desain cross-sectional pada anak usia 6-7 tahun di Sekolah X Kota Sorong. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, total sampel yang diperoleh sebanyak 35 subjek. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 45,7% pendek, 40% sangat pendek. Faktor risiko (p<0,05) stunting pada subjek yaitu besar uang jajan anak di sekolah (OR untuk besar uang jajan = 2,424), tingkat asupan protein anak (OR untuk tingkat asupan protein = 5,333), serta tingkat asupan lemak anak (OR untuk tingkat asupan lemak= 1,385). Penelitian ini berimplikasi pada pentingnya mempromosikan asupan protein dan lemak pada bekal sekolah bergizi seimbang anak kepada orang tua dan guru sekolah. Sehingga, dapat membantu peningkatan berat badan dan tinggi badan anak menjadi berstatus gizi baik.  
SOSIALISASI DAN DEMONSTRASI PEMBUATAN EMERGENCY FOOD PRODUCT (EFP) BERBAHAN SAGU DAN IKAN GABUS Anjar Briliannita; La Supu
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i3.38167

Abstract

Ikan gabus Kota Sorong mengandung protein sekitar 51% lebih besar dari pada protein ikan gabus di luar Kota Sorong sekitar 24-29% dan sagu banyak ditemukan di Kabupaten dan Kota Sorong. Sehingga, perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi dan demonstrasi pembuatan emergency food product (EFP) berbahan sagu (Metroxylon sagu R) dan protein ikan gabus (Channa striata) pada para ibu Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Sorong. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan peserta serta mendemonstrasikan pemanfaatan pangan lokal Kota Sorong menjadi makanan darurat mi saigu yang aman dan alami untuk membantu menanggulangi gizi kurang dan stunting pada anak balita usia 2-5 tahun. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu ceramah dan demonstrasi pembuatan EFP kepada peserta. Peserta adalah para ibu dari perkumpulan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Sorong, sebanyak 23 orang. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diperoleh pengetahuan peserta meningkat dari 48,8% menjadi 89,5%, hasil ini diperoleh dari evaluasi menggunakan kuesioner pre dan post test. Peserta paling banyak berusia 30-34 tahun (52,2%), sebagian besar peserta bekerja sebagai guru PAUD (56,5%) dan memiliki paling banyak berpendidikan tinggi sarjana (86,9%). Peserta aktif berdiskusi pada kegiatan, jumlah keikutsertaan peserta termasuk banyak serta antusiasme peserta selama kegiatan berlangsung dan berharap adanya kegiatan lanjutan seperti penelitian dan pengabdian kepada siswa-siswi di PAUD Kabupaten Sorong.
Pengaruh Pemberian Makanan Padat Gizi Terhadap Perubahan Berat Badan Anak Sekolah Usia 5-6 Tahun Anjar Briliannita; Santi Aprilian Lestaluhu; La Supu
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v6i2.568

Abstract

Pemberian makanan padat gizi menggunakan bahan pangan lokal yang tersedia di Kota Sorong mengandung padat energi dan zat gizi yang baik untuk pertumbuhan anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan padat gizi terhadap perubahan berat badan anak usia sekolah Kota Sorong. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa pre eksperimen dengan rancangan one group pre and post design. Subjek penelitian adalah anak yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah sampel anak 36 anak. Makanan padat gizi yang diberikan berupa makanan biasa yang terdiri atas karbohidrat, protein hewani, sayuran dan buah. Anak diberikan makanan padat gizi selama 3 minggu. Analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa rata-rata sumbangan energi pada anak setiap kali makanan padat gizi per hari sebanyak 466 kkal. Rata-rata berat badan sebelum intervensi 17.66 kg dan setelah intervensi 19.06 kg. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan pada berat badan anak sekolah setelah dilakukan intervensi pemberian makanan padat gizi 1 porsi (sumber karbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah) selama 3 minggu (nilai p<0.002). Pemberian makanan padat gizi kepada anak sekolah senantiasa dibiasakan oleh orang tua kepada anaknya karena dapat menyumbang zat gizi yang dibutuhkan oleh anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan.
Nilai Gizi dan Daya Terima Cookies dengan Penambahan Bayam Merah dan Hati Ayam sebagai Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri Mustamir Kamaruddin; La Supu; Merinta Sada; Yolan Marsella
JGK:Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 2 No 1 Juni (2022): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.547 KB)

Abstract

Latar belakang: Masalah gizi yang membutuhkan perhatian khusus yaitu anemia. Sebanyak 30% penduduk dunia diperkirakan menderita anemia terutama remaja dan ibu hamil. Untuk mencegah anemia menggunaan hati ayam dan bayam merah menghasilkan cookies diharapkan dapat menjadi langkah pencegahan dan perbaikan gizi anemia pada remaja putri. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis nilai gizi dan daya terima pada cookies dengan modifikasi hati ayam dan bayam merah untuk pencegahan anemia. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimen dan pengolahan data menggunakan uji ANOVA dengan desain RAL menggunakan SPSS. Hasil: Berdasarkan uji statistik dari variabel warna, aroma, dan tekstur diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dari ketiga sampel (p > 0,05) sehingga perbedaan takaran hati ayam dan bayam merah pada sampel tidak memberikan perbedaan dari semua parameter, tetapi pada variabel rasa memiliki (p < 0,05) sehingga bisa dilihat ada perbedaan yang nyata. Simpulan: Panelis lebih menyukai sampel P2 dari segi rasa = 3,83 ± 1,05b (suka) dibandingkan dengan sampel P0 dan P1. Saran: Diharapkan produk penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai cemilan untuk remaja putri dikarenakan produk ini sudah mencukupi zat besi dari ketiga sampel yang dapat memenuhi kecukupan remaja putri.
Edukasi Dan Test Formalin, Zat Pewarna, dan Boraks (Natrium Tetraborat) Pada Makanan Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri 36 Perumnas dan Sekolah Dasar Moria Kota Sorong La Supu; Endang Jayanti Rumayomi; Rizqi Alvian Fabanyo
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12870

Abstract

ABSTRAK Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah. Namun keamanan makanan jajan yang dijajakan di lingkungan sekolah belum terjamin aman dari kandungan bahan-bahan kimia berbahaya seperti Formalin, Zat Pewarna dan Boraks. Makanan jajan yang mengandung bahan-bahan berbahaya tersebut dapat memberi dampak negatif pada kesehatan anak. Tujuan kegiatan pengabdian adalah untuk mengetahui kemanan makanan jajan di lingkungan Sekolah Dasar Negeri 36 Perumnas dan SD Moria Kota Sorong melalui Tes Formalin, Zat Pewarna, Dan Boraks serta memberikan pemahaman kepada siswa tentang Makanan Jajan yang sehat. Metode pengabdian berupa Tes Keamanan makanan jajan melalui Tes Formalin, Zat Pewarna, Dan Boraks serta edukasi tentang makanan jajan yang sehat. Hasil kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan lancar. Hasil kegiatan pemeriksaan keamanan makanan jajan berupa tes kandungan Formalin, Zat Pewarna dan Boraks. Pada SDN 36 Perumnas ditemukan 4 Sampel Makanan jajan yang positif mengandung formalin, sedangkan pada SD Moria Kota Sorong ditemukan 2 sampel makanan jajan yang Positif mengandung formalin. Dan pada kedua sekolah tidak terdapat sampel makanan jajan yang positif mengandung zat pewarna dan Boraks. Hasil kegiatan edukasi tentang makanan jajan yang sehat pada siswa/siswi dapat meningkatkan pemahaman siswa/siswi. Sehingga disimpulkan bahwa di lingkungan SDN 36 Perumnas dan SD Moria Kota Sorong masih terdapat makanan jajan yang belum aman dari bahan berbahaya seperti Formalin. Sehingga perlunya pemberian edukasi tentang makanan jajan yang sehat secara berkala kepada anak sekolah, orangtua, pihak sekolah dan pedagang di lingkungan sekolah. Serta perlunya ketersediaan makanan jajan yang sehat dan aman dan pengadaan kantin sehat di sekolah. Kata Kunci: Makanan Jajan Anak Sekolah Dasar, Edukasi, Tes Keamanan Pangan  ABSTRACT Children and snacks are two things that cannot be separated. Children generally buy various snacks, especially when they are on break at school. However, the safety of snacks sold in the school is not guaranteed to be safe from the content of dangerous chemicals such as Formalin, Coloring Substances and Borax. Snacks that contain dangerous ingredients can have a negative impact on children's health. The aim of the service activity is to determine the safety of snacks in the 36 Perumnas Elementary School and Moria Elementary School at the Sorong City through Formalin, Coloring Substances and Borax Tests as well as providing students with an understanding of healthy snacks. The service method is in the form of a snack food safety test through formalin, coloring substances, and borax tests as well as education about healthy snack foods. The results of this service activity went well and smoothly. The results of snack food safety inspection activities include tests for the content of Formalin, Coloring Substances and Borax. At 36 Perumnas Elementary School, 4 snack food samples were found that were positive for containing formaldehyde, while at Moria Elementary School 2 snack food samples were found positive for containing formaldehyde. And in both schools there were no snack food samples that were positive for containing coloring substances and Borax. The results of educational activities about healthy snacks for students can increase students' understanding. So it is concluded that in the environment of 36 Perumnas Elementary School and Moria Elementary School there are still snacks that are not safe from dangerous ingredients such as formalin. So it is necessary to provide education about healthy snacks on children, parents, school and traders in the school. As well as the need for the availability of healthy and safe snacks and the provision of healthy canteens in schools. Keywords: Snacks For Elementary School Children, Education, Food Safety Tests
Nilai Gizi dan Daya Terima Cookies dengan Penambahan Bayam Merah dan Hati Ayam sebagai Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri Mustamir Kamaruddin; La Supu; Merinta Sada; Yolan Marsella
JGK: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v2i1.1259

Abstract

Latar belakang: Masalah gizi yang membutuhkan perhatian khusus yaitu anemia. Sebanyak 30% penduduk dunia diperkirakan menderita anemia terutama remaja dan ibu hamil. Untuk mencegah anemia menggunaan hati ayam dan bayam merah menghasilkan cookies diharapkan dapat menjadi langkah pencegahan dan perbaikan gizi anemia pada remaja putri. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis nilai gizi dan daya terima pada cookies dengan modifikasi hati ayam dan bayam merah untuk pencegahan anemia. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimen dan pengolahan data menggunakan uji ANOVA dengan desain RAL menggunakan SPSS. Hasil: Berdasarkan uji statistik dari variabel warna, aroma, dan tekstur diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dari ketiga sampel (p > 0,05) sehingga perbedaan takaran hati ayam dan bayam merah pada sampel tidak memberikan perbedaan dari semua parameter, tetapi pada variabel rasa memiliki (p < 0,05) sehingga bisa dilihat ada perbedaan yang nyata. Simpulan: Panelis lebih menyukai sampel P2 dari segi rasa = 3,83 ± 1,05b (suka) dibandingkan dengan sampel P0 dan P1. Saran: Diharapkan produk penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai cemilan untuk remaja putri dikarenakan produk ini sudah mencukupi zat besi dari ketiga sampel yang dapat memenuhi kecukupan remaja putri.