Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Inovasi

Pengaruh Kadar Nutrisi dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bayam Merah (Alternanthera amoena voss) Sistem Hidroponik Rizza Wijaya; Budi Hariono; Tri Wahyu Saputra
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 20 No 1 (2020): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v20i1.1929

Abstract

Budidaya bayam merah (Alternanthera amoena voss) masih banyak dijumpai dengan memanfaatkan tanah sebagai media pertumbuhannya. Hidroponik dengan penanaman memanfaatkan media cair bisa menggantikan cara budidaya bayam merah pada media tanah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nutrisi dan media tanam terhadap pertumbuhan bayam merah dengan sistem hidroponik. Metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) digunakan dengan dua faktor yaitu nutrisi dan media tanam. Kosentrasi nutrisi yang digunakan ialah 2, 4 dan 6 ml/liter sedangkan untuk media tanam menggunakan rockwool, serabut kelapa dan arang sekam. Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi antara kadar nutrisi dan media tanam terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan berat segar. Perlakuan L2M3 (4ml/liter + arang sekam) dan L3M1 (6ml/liter + rockwool) menunjukan tinggi tanaman yang paling besar dibandingkan dengan lainnya, perlakuan L3M1 (6ml/liter + rockwool) dan L3M3 (6ml/liter + arang sekam), perlakuan L2M1 (4ml/liter + rockwool) dan L2M3 (4ml/liter + arang sekam) merupakan kombinasi yang paling tinggi terhadap parameter luas daun tanaman dan perlakuan L2M3 (4ml/liter + arang sekam) mempunyai nilai yang tinggi terhadap parameter berat segar.
Strategi Pengembangan Diversifikasi Ubi Jalar Menuju Agroindustri Olahan di Kabupaten Banyuwangi Siti Masrurotin Siti Masrurotin; Ridwan Iskandar; Budi hariono
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 21 No 3 (2021): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v21i3.2893

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal, merumuskan dan menentukan alternatif strategi serta menentukan prioritas strategi yang bisa dilakukan dalam mengembangkan diversifikasi pangan ubi jalar menuju agroindustri olahan di Kabupaten Banyuwangi. Analisis yang digunakan adalah dengan analisis SWOT (Strenght, Weaknes, Opportunities, Threats) dan AHP (Analitical Hierarchy Process). Responden yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Penyuluh Pertanian, Gapoktan, Petani ubi jalar dan pegusaha olahan ubi jalar.  Faktor internal meliputi faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan terdiri dari: tersedianya bahan baku, adanya dukungan pemerintah untuk UMKM olahan pangan lokal, adanya kelompok tani yang mengembangkan ubi jalar dan adanya kelompok wanita tani. Faktor kelemahan, terdiri dari:  promosi untuk konsumsi produk pangan lokal belum maksimal, kelembagaan petani kurang kuat, modal terbatas, tenaga kerja kurang terampil, minat pengembangan untuk produk olahan ubi jalar kecil dan belum adanya ijin PIRT.Faktor eksternal meliputi faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang terdiri dari kebijakan pengembangan pangan lokal oleh pemerintah, perkembangan teknologi dalam proses produksi, tersedianya pasar, banyaknya produk olahan dan produk turunan yang bisa dihasilkan dari ubi jalar dan teknologi informasi membantu dalam proses pemasaran. Faktor ancaman terdiri dari: berkembangnya produk olahan lain, persepsi masyarakat yang menyukai produk olahan pabrikan dan adanya peningkatan impor bahan pangan lain. Berdasarkan analisis SWOT dan AHP, diperoleh strategi dengan prioritas strategi dan nilai indeks prioritas berturut turut sebagai berikut: (1) meningkatkan aneka produk olahan ubi jalar dengan terus berinovasi (0,300); (2) menumbuhkan kemitraan dalam pemasaran dan memanfaatkan teknologi informasi untuk pemasaran secara online dan melakukan promosi (0,20); (3) menciptakan produk yang memiliki ciri khas dan mengikuti selera konsumen (0,179); (4) memanfaatkan dukungan pemerintah untuk promosi produk olahan ubi jalar pada berbagai level tingkatan (0,139); (5) memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk mendapatkan modal, mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dalam berproduksi dan keanekaragaman produk pengurusan ijin PIRT (0,136); (6) memperkuat dan meningkatkan managemen kelembagaan kelompok sehingga minat pengembangan produk olahan dapat ditingkatkan (0,043)
Penentuan Prioritas Kebijakan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Sapi Potong Guna Mendukung Pencapaian Swasembada Daging Sapi Di Kabupaten Banyuwangi Wir Yeni Hasanah; Bagus P. Yudhia Kurniawan; Budi Hariono
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i1.3134

Abstract

Dalam mendorong pencapaian swasembada pada tahun 2026, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) merancang program Sapi-Kerbau Komoditi Unggulan Negara (SIKOMANDAN). Program tersebut dijalankan oleh pemerintah melalui Optimalisasi Reproduksi. Pada tahun 2020 Kabupaten Banyuwangi menjadi sentra populasi sapi terbesar di Jawa Timur dengan populasi sapi potong sebesar 128.609. Berdasarkan hal tersebut, dalam pengembangan program SIKOMANDAN, pemerintah perlu mengetahui faktor-faktor rendahnya efisiensi peternakan[1], salah satunya adalah gangguan reproduksi yang disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang memperparah keadaan tersebut. Sehingga perlu adanya upaya penanggulangan gangguan reproduksi[2]. Studi ini dilakukan di Kabupaten Banyuwangi dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis gangguan reproduksi pada sapi potong serta mengidentifikasi dan menganalisis faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian didapatkan jenis gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi antara lain Silent heat sebanyak 250 ekor (62%), korpus luteum persisten sebanyak 32 ekor (8%), Retensi Plasenta sebanyak 5 ekor (1,25%), ovarium hipofungsi sebanyak 68 ekor (17%), dan endometrialtis sebanyak 14 ekor (2,41%). Sedangkan faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi adalah faktor fungsional organ reproduksi (sunyi panas, corpus luteum persisten, hipofungsi ovarium dan retensi plasenta) dan juga adanya faktor infeksi pada saluran reproduksi (endometritis).
Pengaruh Pasteurisasi Non-Thermal Metode UV dan Ozon Terhadap Sifat Mikrobiologi dan Organoleptik Susu Segar Wahyu Suryaningsih; Supriono Supriono; Budi Hariono; Titik Budiati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i2.3295

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat mikrobiologis, laju inaktivasi bakteri E Coli dan Bacillus, sp. dan sifat organoleptik susu segar pasteurisasi non termal metode Ultraviolet (UV) dan ozon. Metodologi penelitian menggunakan rancangan acak lengkap factorial, yaitu waktu penyinaran UV 3, 6, dan 9 menit dan waktu pemaparan ozon 1,3 dan 5 menit, Penentuan laju inaktivasi bakteri menggunakan analisis regresi linier. Hasilnya menunjukkan bahwa pasteurisasi non-termal metode UV dan ozon mampu menonaktifkan bakteri E. coli dan bacillus, sp. Nilai laju inaktivasi bakteri E. coli lebih tinggi dibandingkan bakteri Bacillus, sp. Pasteurisasi metode UV dan UV-ozon menghasilkan model laju inaktivasi bakteri E. coli (µ) = 0,006 ln CFU/menit, model kinetika Y = - 0,006x + 0,1383 dengan R2 = 0,0577. Sedangkan laju inaktivasi bakteri Bacillus sp (µ) = 0,0002 ln CFU/menit, model kinetika Y = - 0,002x + 0,0566 dengan R2 = 0,0006. Nilai D bakteri E Coli dan Bacillus sp terendah pada pasteurisasi non-termal kombinasi penyinaran UV 6 menit dengan paparan ozon 5 menit. Pasteurisasi non-termal UV-ozon tidak mempengaruhi sifat organoleptik susu sapi, memiliki warna putih cerah, bau khas susu, bau ozon lemah, konsistensi cair yang homogen. Sifat organoleptik susu pasteurisasi non-termal menggunakan metode UV dan ozon sama dengan susu segar