Liong Ju Tjung
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS KARAKTERISTIK PASAR SENIOR LIVING D’KHAYANGAN JABABEKA, CIKARANG Bertharia Nadya Pricillia; Priyendiswara A.B. Priyendiswara; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4599

Abstract

The number of elderly people in Indonesia, based on data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2017 has reached 23.4 million or 8.97%. With a variety of data that shows a high level of elderly people in Indonesia, housing that supports the comfort, safety and health of the elderly is quite needed. The occupancy of the elderly in Jabodetabek is in fact already available but has not filled the demand. The purpose and objective of this study is to analyze market characteristics which consist of profiles of elderly people who are interested in living in senior housing, market capabilities, available supply ofsenior housing, number of requests forsenior housing, and determination of appropriate rental prices. The object study is Senior Living D’Khayangan Jababeka which located in Cikarang, Bekasi Regency. The research method used in data collection is field surveys, questionnaires and interviews with related parties. The analysis used is the analysis of the object of benchmarking and market. The output of this analysis is the determination of rental prices that match the market characteristics of senior housing and can be viable social-based properties in terms of markets. AbstrakJumlah lansia di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 telah mencapai 23,4 juta atau 8,97%. Dengan berbagai data yang menunjukkan tingkat lansia yang tinggi di Indonesia, hunian yang mendukung kenyamanan, keamanan dan kesehatan para lansia sangat dibutuhkan. Hunian lansia di Jabodetabek pada kenyataannya sudah tersedia namun belum memenuhi permintaan yang ada. Maksud dan tujuan studi ini adalah melakukan analisis karakteristik pasar yang terdiri dari profil lansia yang berminat tinggal di rumah lansia, kemampuan pasar, pasokan rumah lansia yang tersedia, jumlah permintaan rumah lansia, dan penentuan harga sewa yang tepat. Adapun objek studi yang diteliti yaitu Senior Living D’Khayangan Jababeka yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu survey lapangan, penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap pihak terkait. Analisis yang dipakai ialah analisis objek studi pembanding (benchmarking) dan pasar. Output dari analisis ini adalah penentuan harga sewa yang sesuai karakteristik pasar dari rumah lansia dan dapat menjadi properti berbasis sosial yang layak dalam segi pasar.
STUDI PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN SERTA KESESUAIAN Ilham Nabawi; Liong Ju Tjung; I.G. Oka Sindhu Pribadi
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8869

Abstract

Bogor Regency is an urban area located in West Java Province, with a total administrative area of 293,968 Ha. Bogor Regency included in the National Strategic Region (NSR) plan. Based on Presidential Regulation No. 56 of 2008 about JABODETABEKPUNJUR Space Arrangement, it is established that Bogor Regency has the primary function as water and land conservation area. The establishment of Bogor Regency as water and land conservation area was based on a rather high area topography. For example, the Ciawi Sub-district located on the southern part of Bogor Regency has an estimated topography of 1,500 meters above sea level. Hence, Bogor Regency is the upstream part of the below areas (downstream). Following the establishment of Bogor Regency as water and land conservation area and its higher topography, the control and usage of developed land have to be the main focus for associated regional government. This study aimed to look at developed areas development since 1994 until 2019 with the study time range per 10 years and see whether the existing 2019 condition followed the applied Urban Planning policy. This study needed primary data of recorded satellite images from 1994, 2004, 2014, and 2019 using the remote sensing method. Based on the conducted study, the development of developed areas in Bogor Regency is 3% on average per year and tend to follow the infrastructure development, especially in the eastern part of Bogor Regency. As for the suitability, the comparison of the existing condition with the applied Urban Planning shows that the suggested area percentage is under control. Keywords: development land, remote sensing, RTRWAbstrakKabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah perkotaan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat, dengan luas total wilayah administrasi 293,968 Ha. Kabupaten Bogor termasuk ke dalam perencanaan Kawasan Strategis Nasional (KSN). Berdasarkan peraturan Presiden (PP) no.56 Tahun 2008 mengenai Penataan Ruang JABODETABEKPUNJUR ditetapkan bahwa Kabupaten Bogor mempunyai fungsi utama sebagai daerah konservasi bagi air dan tanah. Penetapan Kabupaten Bogor sebagai daerah konservasi air dan tanah bukan tanpa sebab, secara geografis memiliki topografi cukup tinggi, contohnya Kecamatan Ciawi yang terdapat dibagian selatan Kabupaten Bogor memiliki kisaran topografi yaitu ± 1.500 mdpl sehingga dapat dikatakan Kabupaten Bogor merupakan daerah hulu bagi daerah yang lebih rendah (hilir). Dengan ditetapkannya sebagai daerah konservasi air dan tanah serta juga merupakan wilayah yang memiliki topografi lebih tinggi bagi sekitarnya, pengendalian serta penggunaan lahan terbangun juga harus menjadi fokus utama bagi pemerintah daerah terkait. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan lahan terbangun sejak tahun 1994 hinggga tahun 2019 dengan rentan waktu peneitian dibagi menjadi setiap 10 tahun, serta melihat apakah kondisi eksisting 2019 sudah seuai dengan kebijakan RTRW yang berlaku atau tidak. Pada penelitain ini akan dibutuhkan data primer berupa citra satelit perekaman tahun 1994,2004,2014, dan 2019 dengan menggunakan metode remote sensing. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat faktwa bahwa pertumbuhan lahan terbangun yang terjadi diwilayah Kabupaten Bogor rata-rata sebesar 3%/tahun dan cenderung mengkuti perkembangan infrastruktur jalan khususnya wilayah timur dari Kabupaten Bogor, sedangkan untuk kesesuaianya, kondisi eksisting dibandingkan dengan rencana RTRW yang berlaku presentase luas yang dianjurkan masih dalam kondisi cukup terkontrol.
STUDI KELAYAKAN THEME CENTER DI AREA PELABUHAN SUNDA KELAPA, JAKARTA UTARA Kelvin Aulia; Priyendiswara A.B. Priyendiswara; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4585

Abstract

Sunda Kelapa Harbor is a port located in Penjaringan Subdistrict, Penjaringan Village, North Jakarta, which was formerly called Kalapa Port in the 12th century and is the most important port of the Kingdom of Pajajaran. Then at the time of the entry of Islam and the invaders from Europe, the Port of Kalapa was contested between the Archipelago and European kingdoms. In 1970 after the Dutch succeeded in taking control of the area and around it made the port name of Kalapa transform into Sunda Kelapa Substitution. Considering that the Sunda Kelapa Port and the surrounding area are regions with high historical values, the issuance of the city area master plan is stated in the DKI Jakarta Governor Regulation No. 36 of 2014. The Governor's Regulation stipulates that the Sunda Kelapa Port will be developed into a historical tourism area and commercial facilities will be developed in it. The general objective of this study is to conduct a feasibility study on the development of commercial facilities in Sunda Kelapa Port. The feasibility study consists of location, legality, market and investment analysis. This writing places more emphasis on location analysis and market analysis that will show the potential of development to be carried out in a limited section of the mall. The results of this study are expected to provide input to those who will develop the project in the area of Sunda Kelapa Port precisely in the limited mall section with the concept center. AbstrakPelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan yang berlokasi di Kecamatan Penjaringan, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara yang dahulu bernama Pelabuhan Kalapa pada abad ke 12 dan merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para Penjajah dari Eropa, Pelabuhan Kalapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Pada tahun 1970 setelah Belanda berhasil menguasai daerah tersebut dan sekitarmya membuat nama pelabuhan Kalapa berubah menjadi Pelubahan Sunda Kelapa. Mengingat Pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya merupakan wilayah dengan nilai sejarah yang tinggi menyebabkan diterbitkannya rencana induk kawasan kota yang tertera pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 36 Tahun 2014. Peraturan Gubernur tersebut menetapkan Pelabuhan Sunda Kelapa akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata sejarah dan akan dikembangkan fasilitas komersial di dalamnya. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan studi kelayakan pengembangan fasilitas komersial di Pelabuhan Sunda Kelapa. Studi kelayakan tersebut terdiri dari analisis lokasi, legalitas, pasar dan investasi. Penulisan ini lebih menekankan pada analisis lokasi, analisis legalitas dan analisis pasar yang akan memperlihatkan potensi dari pengembangan yang akan dilakukan pada bagian mall terbatas. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak yang akan melakukan pengembangan proyek di area Pelabuhan Sunda Kelapa tepatnya pada bagian mall terbatas dengan konsep Theme Center.
RENCANA REVITALISASI KAWASAN PERBELANJAAN PASAR BARU DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA TARIK SEBAGAI PUSAT PERBELANJAAN BERSEJARAH Evan Vincent Karta; Liong Ju Tjung; Priyendiswara A. B. Priyendiswara
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4578

Abstract

The purpose of this study is to increase the attractiveness of Pasar Baru so it can continue to exist and adapt to the times, as well as current trends, which are expected to increase the socio-economic value of the region. Research carried out is by analyzing policies that have been and are being applied to Pasar Baru, analyzing the potential and problems of the Pasar Baru by it location and site, analyzing key success factors from benchmark, and analyzing perceptions and preferences of the people taken through questionnaires. The overall analysis is explained descriptively. And for the analysis of community perceptions, the questionnaire was distributed using a purposive sampling method because the population was not known for sure. The results of the analysis show the potential and problems that Pasar Baru has such as untreated facilities and infrastructure so it can’t give visitors a comfort in shopping. This issue will certainly be one of the factors that can threaten the existence of economic activities in Pasar Baru, which of course we don't want. Therefore, the potential of Pasar Baru should be developed further, and fix the problems  in the Pasar Baru shopping center. Given Pasar Baru as one of the oldest shopping center, which is a relic of the Dutch from 1820 and still exists today. This revitalization plan which is prioritizing the improvement of the road network infrastructure and activities in the Pasar Baru shopping area with the final output is a 3D model masterplan of the Pasar Baru shopping corridor.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya tarik Pasar Baru agar dapat tetap eksis dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta trend masa kini, yang diharapkan dapat meningkatkan nilai sosial ekonomi kawasan tersebut. Penelitian yang dilakukan adalah dengan menganalisis kebijakan-kebijakan yang pernah dan sedang diterapkan pada Pasar Baru, menganalisis potensi dan masalah dari lokasi dan tapak Pasar Baru, menganalisis key success factor dari objek studi bandingan, dan menganalisis persepsi serta preferensi masyarakat yang diambil melalui kuesioner. Untuk keseluruhan analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Dan untuk analisis persepsi masyarakat, kuesioner disebarkan dengan metode purposive sampling karena jumlah populasi tidak diketahui secara pasti. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan potensi serta permasalahan yang dimiliki Pasar Baru seperti sarana/prasarana dan infrastruktur yang tidak terawat sehingga mengurangi kenyamanan pengunjung. Isu ini tentu akan menjadi salah satu faktor yang dapat mengancam eksistensi kegiatan ekonomi di Pasar Baru, yang tentunya tidak kita inginkan. Maka dari itu sudah selayaknya potensi Pasar Baru terus dikembangkan lebih lanjut, dan memperbaiki permasalahan yang terdapat pada pusat perbelanjaan Pasar Baru. Mengingat Pasar Baru sebagai salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta, yang merupakan peninggalan Bangsa Belanda dari tahun 1820 dan masih eksis hingga saat ini. Rencana revitalisasi ini yaitu mengedepankan perbaikan dari insfrastruktur jaringan jalan serta kegiatan yang terdapat di kawasan perbelanjaan Pasar Baru dengan hasil akhir yang dikeluarkan adalah masterplan dari koridor perbelanjaan Pasar Baru dalam bentuk 3D. 
EVALUASI DAN PENINGKATAN PENGELOLAAN SKYWALK SEBAGAI DESTINASI WISATA (STUDI KASUS: KAWASAN CIHAMPELAS, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT) Maudy Fena Namira; B. Irwan Wipranata; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12869

Abstract

Tourism on a skywalk is one of the phenomena of embodiment of recreational public spaces in the city. The city of Bandung, which has difficulty accomodating tourist movements due to the disporpotionate growth of tourists with road supplies, has implemented a skywalk project to overcome this problem. Skywalk Teras Cihampelas is the first elevated pedestrian path in Indonesia and quickly becoming the preffered tourist destination in Bandung. Skywalk Teras Cihampelas also become an example for other areas as a motivation for procuring pedestrian paths as public spaces and tourism destination. However, not long after its opening, many problems arose such as crime, damage to facilities and slums due to the procurement of tarpaulins which gradually made the skywalk lost its visitors. Many people regret this phenomenon and worry that the skywalk project has the potential to not meet its original goals and fail. The purpose of this research is to evaluate the barriers and improve the managements of skywalk that are oriented towards effective tourism. The method used are scoring based on pedestrian path standards and benchmarking to identify and study things that need improvement. Based on the result of the study, the main problem that became the obstacle was the poor management, especially in terms of finance, promotion, human resources and the difficulty of the bureaucracy in filing for improvement. Changes can be made by uniting opinions between the managements and preseting new innovations or attraction by following good examples from other skywalks. Keywords:  pedestrian path ; skywalk ; tourism AbstrakWisata yang dilakukan pada skywalk merupakan salah satu fenomena perwujudan ruang publik rekreasi pada kota. Kota Bandung yang sudah jenuh akibat tidak sebandingnya pergerakan wisatawan dengan persediaan jalan menghadirkan pembangunan proyek skywalk untuk mengatasi masalah ini. Skywalk Teras Cihampelas adalah salah satunya, merupakan jalur pejalan kaki layang pertama di Indonesia dan dengan cepat menjadi destinasi wisata pilihan di Kota Bandung. Skywalk Teras Cihampelas juga menjadi contoh bagi wilayah lainnya sebagai motivasi pengadaan jalur pejalan kaki sebagai ruang publik rekreasi dan wisata. Namun tidak lama sejak peresmiannya, banyak masalah yang muncul seperti tindak kriminal, kerusakan fasilitas dan kekumuhan akibat pengadaan terpal yang kelamaan membuat skywalk sepi pengunjung. Banyak pihak menyayangkan kejadian ini dan khawatir bahwa proyek skywalk yang masih panjang berpotensi tidak sesuai dengan tujuan awalnya dan gagal. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengevaluasi hambatan dan meningkatkan pengelolaan skywalk yang berorientasi pada pariwisata efektif. Metode yang dilakukan adalah skoring dari standar jalur pejalan kaki dan benchmarking/mengacu pada best practise untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu perbaikan dan mempelajari potensi peningkatan komponen wisata. Berdasarkan hasil penelitian, masalah utama yang menjadi penghambat adalah buruknya manajemen pengelolaan terutama dari segi keuangan, promosi, sumber daya manusia serta sulitnya birokrasi pengajuan perbaikan. Perubahan dapat dilakukan dengan menyatukan pendapat antar pengelola, membenahi manajemen dan menghadirkan inovasi atau atraksi baru dengan mencontoh apa yang sudah dilakukan pada skywalk lainnya.
STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN KOTA SEBAGAI DESTINASI WISATA (OBJEK STUDI : TAMAN KOTA 2 BSD, KOTA TANGERANG SELATAN) Alya Permata Asti; Sylvie Wirawati; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12899

Abstract

Taman Kota 2 BSD is one of the public spaces in South Tangerang City that functions as a green open space which has a land area of 69,834 m2 and provides various kinds of facilities and natural and artificial beauty to overcome environmental problems in urban areas. Taman Kota 2 BSD has been operating since 2006 which was initially developed by PT. Bumi Serpong Damai Tbk, and given to the Tangerang Regency Government which was then given to the South Tangerang City Government after becoming an autonomous region as one of the regional assets. Taman Kota 2 BSD is one of the locations that is expected to become a city tourist destination, which provides sports, recreation, education and culinary facilities. However, in reality the management of this park has not been able to meet the needs of the community and cannot carry out its role properly as a public and social facility. The purpose of this study was to determine the potential and problems contained in the park, to determine the performance of park management and to propose management strategies for Taman Kota 2 BSD. Data collection in this study was carried out by means of field surveys, interviews, distributing questionnaires and literature studies. To find out how management strategies can be applied, the authors use analysis (location, physical condition, attractiveness, best practice, visitor perceptions and preferences, management strategy). The results of the author's research are in the form of a proposed strategy for the management of Taman Kota 2 BSD in order to achieve sustainable conservation.Keywords: Management; Strategy; Urban ParkAbstrak Taman Kota 2 BSD merupakan salah satu ruang publik di Kota Tangerang Selatan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang memiliki luas lahan sebesar 69.834 m2 dan menyediakan berbagai macam fasilitas serta keindahan alam maupun buatan untuk mengatasi permasalahan lingkungan di kawasan perkotaan. Taman Kota 2 BSD telah beroperasi sejak tahun 2006 yang dikembangkan pada awal mula oleh PT. Bumi Serpong Damai Tbk, dan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang yang kemudian diberikan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan setelah menjadi daerah otonom sebagai salah satu aset daerah. Taman Kota 2 BSD merupakan salah satu lokasi yang diharapkan dapat menjadi destinasi wisata kota, yang menyediakan fasilitas olahraga, rekreasi, edukasi dan kuliner. Namun pada kenyataan pengelolaan taman ini belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan tidak dapat melaksanakan perannya dengan baik sebagai fasilitas umum dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi dan masalah yang terdapat pada taman, mengetahui kinerja pengelolaan taman dan memberikan usulan strategi pengelolaan untuk Taman Kota 2 BSD. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara survei lapangan, wawancara, penyebaran kuesioner dan studi pustaka. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengelolaan yang dapat diterapkan, penulis menggunakan analisis (lokasi, kondisi fisik, daya tarik, best practice, persepsi dan preferensi pengunjung, strategi pengelolaan). Hasil penelitian penulis yaitu berupa usulan strategi terhadap kegiatan pengelolaan Taman Kota 2 BSD agar tercapai konservasi berkelanjutan. 
RENCANA PENGEMBANGAN THEME PARK DI JAKARTA INTERNATIONAL EQUESTRIAN PARK DALAM RANGKA OPTIMALISASI LAHAN PASCA ASIAN GAMES Muhammad Naufal; Priyendiswara A.B. Priyendiswara; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4601

Abstract

Jakarta International Equestrian Park or JIEP (Indonesian: Horse racing Pulomas) is a sports venue located in Pulomas, Jakarta, Indonesia. JIEP is owned by PT Jakarta Propertindo (JAKPRO) and is managed by PT Pulomas Jaya. Built in the 1970 's. On August 2016, the horse race was renovated for the 2018 Asian Games. After renovations, the arena was inaugurated on August 2, 2018. The Arena will be used as the venue for the 2018 Asian Games with a land area of 35 hectares. This final task rises from the problem of the study object, which is the inoptimisation of land use in the area and has not been using by general public. So the initiation was created to conduct a study of the development plan which needed on the area that owns the 22 hectares of landbanks. The purpose and objectives of this study is to create a development plan use by doing feasibility studies, so JIEP can be utilized and optimized. The analysis used is location and site analysis, best practice, market, space requirement, and last is investment analysis. The Output of this analysis is a plan of development in the form of masterplan and cashflow.AbstrakJakarta International Equestrian Park atau JIEP (Indonesian : Pacuan Kuda Pulomas) adalah tempat olahraga berkuda yang terletak di Pulomas, Jakarta, Indonesia. JIEP dimiliki oleh PT Jakarta Propertindo (JAKPRO) dan dikelola oleh PT Pulomas Jaya. Dibangun pada tahun 1970-an. Kemudian pada bulan Agustus 2016, pacuan kuda ini direnovasi untuk digunakan nantinya pada Asian Games 2018. Setelah renovasi, arena diresmikan pada 2 Agustus 2018. Arena ini akan digunakan sebagai tempat untuk Asian Games 2018 dengan luas lahan seluas 35 hektar. Tugas akhir ini bermula dari permasalahan pada objek studi yaitu ketidak optimalan penggunaan lahan pada kawasan tersebut dan belum dimanfaakan oleh masyarakat umum. Sehingga tercipta inisiasi untuk melakukan studi terhadap rencana pengembangan yang dibutuhkan pada kawasan yang memiliki landbank seluas 22 hektar tersebut. Maksud dan tujuan studi ini adalah membuat rencana pengembangan sehingga kawasan dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan penggunaannya dengan melakukan studi kelayakan. Studi kelayakan tersebut terdiri dari beberapa analisis, yaitu analisis lokasi dan tapak, best practice, pasar, kebutuhan ruang, dan terakhir adalah analisis investasi. Output dari analisis ini kemudian adalah rencana pengembangan dalam bentuk masterplan dan cashflow.
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MALL BARU DI KOTA HARAPAN INDAH Raul Acacia; Liong Ju Tjung; Sylvie Wirawati
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8851

Abstract

The growth of property continues to increase significantly in Indonesia, especially centered on the Jakarta causing satellite cities such as Bekasi Regency to be one of the options in property Development. Damai Putra Group as one of the developers to create a new township that is directly adjacent with Jakarta, especially East Jakarta. With good accessibility and now there is also public transport, it will increase the activity and value of land in Kota Harapan IndahDamai Putra Group sees this as an opportunity, with a number that has begun to be quite densely populated in Kota Harapan Indah wanting to provide supporting facilities to build new mall in Kota Harapan Indah. This feasibility study aims to determine the potential and threats that exist and also minimize risks, and studying the feasibility especially in financial, and also produce the concept of mall in accordance with current market trends and conditions. In this case, the author uses several methods to collect data with primary and secondary data collection, namely field surveys, interviews, and documentation. In this case the authors conducted several analyzes to achieve the objectives consisting of location and site analysis, market analysis, development concept analysis, and investment analysis. The results of this feasibility study based on the analysis that has been done show that this land is eligible to be developed into a mall.Keywords : Shopping Mall; Investment; Feasibility StudyAbstrakPertumbuhan properti yang terus meningkat secara signifikan di Indonesia, terutama berpusat pada kota Jakarta menyebabkan kota-kota satelit seperti Kabupaten Bekasi menjadi salah satu pilihan dalam pengembangan properti, Damai Putra Group selaku salah satu pengembang yang besar membuat kota baru yang letaknya berbatasan dengan Jakarta, tepatnya Jakarta Timur. Dengan aksesibilitas yang baik dan saat ini pula sudah ada transportasi umum maka akan semakin meningkatkan aktifitas dan nilai lahan di Kota Harapan Indah. Damai Putra Group melihat ini sebagai peluang , dengan sudah mulai cukup padatnya kepadatan penduduk di Kota Harapan Indah ingin menyediakan fasilitas komersial pendukung yaitu membangun mall baru di Kota Harapan Indah. Studi  kelayakan ini memiliki tujuan utama untuk meminimalisir resiko dan juga untuk mengetahui potensi dan ancaman yang ada, serta bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembangunan secara finansial, dan juga menghasilkan konsep mall sesuai dengan tren dan kondisi pasar saat ini. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data dengan pengumpulan primer maupun sekunder, yaitu survei lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Penulis melakukan beberapa analisis untuk mencapai tujuan itu berupa analisis lokasi dan tapak, analisis pasar, analisis konsep pengembangan, dan analisis investasi. Hasil dari studi kelayakan ini  berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa lahan ini layak untuk dikembangkan menjadi mall. 
PENGEMBANGAN WATERFRONT RESORT DI TRANQUIL TANJUNG AAN DI K.E.K MANDALIKA Gatot Yoda Kusumah; Liong Ju Tjung; Priyendiswara A.B. Priyendiswara
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4596

Abstract

Indonesian tourism is an important sector in increasing state revenues. The tourism sector ranks third in terms of foreign exchange earnings. in 2014 The government established tourism as the leading sector in improving the economy to encourage regional development and employment. With the law of the Republic of Indonesia number 39 of 2009 concerning Special Economic Zones, hereinafter referred to as K.E.K is a region with a certain boundary with the jurisdiction of the Unitary State of the Republic of Indonesia which is determined to carry out economic functions and obtain certain facilities. Kab. Central Lombok is one of the places where there is a K.E, namely K.E.K Mandalika. In order to increase the income of the Lombok region where the development of K.E.K Mandalika is 1,175 ha and the author takes 21 ha of land at K.E.K Mandalika to develop a Resort with a waterfront concept in order to increase Lombok tourism. Based on background problems, the main underlyinh problem is the lack of supporting facilities to support activities in the Mandalika Special Economic Zone, therefore the need for accommodation in the Mandalika Special Economic Zone.Abstrak Pariwisata Indonesia menjadi sektor yang penting dalam peningkatan pendapatan Negara. Sektor pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa. Pemerintah pada tahun 2014 menetapkan pariwisata sebagai leading sektor dalam peningkatan perekonomian untuk mendorong pembangunan daerah dan lapangan pekerjaan. Dengan adanya undang-undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut K.E.K (kawasan ekonomi khusus), adalah Kawasan dengan batas tertentu dengan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kab. Lombok Tengah merupakan salah satu tempat dimana terdapat K.E.K yakni adalah K.E.K Mandalika. Guna dapat meningkatkan pendapatan daerah lombok dimana Pengembangan K.E.K Mandalika seluas 1.175 ha dan Penulis mengambil 21 ha lahan di K.E.K Mandalika untuk dikembangkan Resort dengan konsep waterfront guna dapat meningkatkan pariwisata lombok. Berdasarkan permasalahan latar belakang, permasalahan utama yang mendasar adalah belum adanya fasilitas pendukung untuk menunjang aktivitas di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
STUDI IMPLEMENTASI PERSEBARAN STASIUN BIKESHARE PADA LOKASI EKSISTING DI KAWASAN SCBD SENAYAN, JAKARTA Angelika Fortuna Dewi Rusdy Putri; Liong Ju Tjung; Priyendiswara A.B. Priyendiswara
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4602

Abstract

 AbstrakMasifnya pembangunan infrastruktur transportasi yang berbasis transit menandakan bahwa saat ini terdapat urgensi untuk menggiatkan penggunaan sustainable transportation di perkotaan, khususnya bagi kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi seperti Jakarta. MRT dan konsep Transit Oriented Development (TOD) menjadi platform yang diharapkan untuk menjadi solusi untuk mencapai pembangunan kota yang berkelanjutan. Di Jakarta, salah satu  kawasan yang ditetapkan menjadi Kawasan TOD adalah Kawasan SCBD Senayan yang memiliki 2 stasiun MRT yaitu Stasiun Istora Mandiri dan Stasiun Senayan. Kawasan SCBD Senayan yang ditetapkan berdasarkan RPJMD PT MRT Jakarta 2017 – 2022 merupakan segitiga emas Jakarta yang identik dengan distrik komersial kelas atas dan menjadi salah satu pusat bisnis terbesar di Jakarta. Meskipun merupakan kawasan yang well developed, kawasan ini belum cukup mengakomodir penggunaan transportasi yang sustainable karena tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Untuk mendukung penggunaan transportasi berbasis transit seperti MRT dan Transjakarta di Kawasan SCBD Senayan, studi ini mengkaji desain spasial stasiun Dockless Bikeshare yang dapat menjadi bagian dalam transportasi publik dengan metode field approach untuk mendesain persebaran stasiun bikeshare pada lokasi-lokasi eksisting yang juga terintegrasi dengan titik transit di Kawasan SCBD Senayan. Desain spasial ini memberikan first to last mile solution, artinya jika pengguna transportasi umum sampai di titik transit, maka perjalanan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan sepeda pinjam (bikeshare) untuk sampai ke tempat tujuannya.The massive development of transit oriented transportation indicates that there is rather an urgency to practice sustainable transportation in cities, especially in cities with severe congestion like Jakarta. MRT and Transit Oriented Development (TOD) become platforms that are hoped to be a solution in a sake of reaching the sustainable urban development. In Jakarta, one of the districts that is set to be a TOD area is Senayan SCBD Area with 2 MRT stations, which are Istora Mandiri and Senayan. Senayan SCBD area is legalized under the RPJMD of PT MRT Jakarta 2017-2022. Although the area is considered well developed, it is insufficient to accommodate the use of sustainable transportation due to high numbers of private use of motorized transportation. To support a-transit-based transportation like MRT and Transjakarta in Senayan SCBD Area, this study attempts to research how Dockless Bikeshare can potentially be a part of public transportation with field approach method to spatially design the bikeshare station in existed locations that are also integrated with public transit. The spatial design allows the first to last mile solution, so once people reach the transit, they can continue to get into their destination by using the bikeshare.