B. Irwan Wipranata
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KESESUAIAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DKI JAKARTA 2030 DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI CIPETE RAYA Dhaneswara Nirwana Indrajoga; B. Irwan Wipranata; Bambang Deliyanto; Priyendiswara Agustina Bela
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i1.11395

Abstract

City tourism (Urban Tourism) develops from year to year. City tours are very popular in major cities in the world such as Paris, New York, Singapore. It is also developing and developing by Indonesia, in this case Jakarta. This type of tourism can be stimulated by historical and cultural attractions, as well as shopping and event tours, as well as business trips. Much of the above also stimulates development. The tourism sector in DKI Jakarta Province also has a dominant role because it contributes around 13% of DKI Jakarta's Regional Original Revenue (PAD). For this reason, to advance the economy in DKI Jakarta, the government continues to develop the tourism sector, one of which is city tourism. South Jakarta Administrative City as a city that continues to develop, now approximately 2.2 million people live in South Jakarta. The city also has a growing tourism sector, including the urban tourism sub-sector. The choice of the Cipete Raya road area to be developed as a city tourism area is based on the policies of the South Jakarta Administration City Government, the development of culinary tourism activities in recent years, and accessibility because it is close to Cipete Raya. MRT station. The approach method used to solve this problem is to use a qualitative approach, such as tourism attributes and urban planning. The output of this research is in the form of an analysis of the trend of changes in the use of the Cipete Raya tourism area and its suitability with the Detailed Spatial Plan (RDTR 2030). Keywords:  City Tourism; Land Use; RDTR 2030; Suitability AbstrakPariwisata kota (Urban Tourism) berkembang dari tahun ke tahun. Wisata kota sangat populer di berbagai kota besar di dunia seperti Paris, New York, Singapura. Itu juga berkembang dan dialami oleh Indonesia dalam hal ini Jakarta. Jenis wisata ini dapat dirangsang oleh atraksi sejarah dan budaya, serta wisata belanja dan acara, serta perjalanan bisnis. Banyak hal di atas juga merangsang perkembangan. Sektor pariwisata di Provinsi DKI Jakarta juga memiliki peran dominan karena menyumbang sekitar 13% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta. Untuk itu, untuk memajukan perekonomian di DKI Jakarta pemerintah terus mengembangkan sektor pariwisata, salah satunya pariwisata kota. Kota Administratif Jakarta Selatan sebagai kota yang terus berkembang, sekarang kurang lebih 2,2 juta orang tinggal di Jakarta Selatan. Kota ini juga memiliki sektor pariwisata yang berkembang termasuk sub sektor pariwisata kota. Pemilihan kawasan jalan Cipete Raya untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata kota didasarkan pada kebijakan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, perkembangan kegiatan wisata kuliner beberapa tahun terakhir, serta kemudahan aksesibilitas karena dekat dengan Cipete Raya. Stasiun MRT. Metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, seperti penyesuaian atribut pariwisata dan juga penataan kota. Output dari penelitian ini berupa analisis tren perubahan penggunaan lahan kawasan pariwisata kota Cipete Raya dan kesesuaiannya dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR 2030).
EVALUASI KONSEP KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) STASIUN CISAUK, KECAMATAN CISAUK, KABUPATEN TANGERANG, BANTEN. (STUDI KASUS STASIUN CISAUK, KECAMATAN CISAUK, KABUPATEN TANGERANG) Beryllium Safiullah Ahmad; Sylvie Wirawati; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12913

Abstract

City development with the concept of Transit Oriented Development (TOD) is a city development that relies on mass transportation modes, the concept of Transit Oriented Development (TOD) in the City, namely as a buffer for the capital against cities that are around the city center. Recently, Transit Oriented Development (TOD) has become a solution to integrate housing with mass transportation so as to facilitate access to the capital, in the development of Transit Oriented Development (TOD) there are special standards that follow standard assessment criteria both nationally and internationally. Transit Oriented Development Cisauk Station is one of the Transit Oriented Developments being developed in Tangerang Regency, as well as the Capital City Supporting City. The purpose of this study is to analyze the suitability of the development of the Transit Oriented Development (TOD) area of Cisauk Station, both based on the Tangerang Regency Spatial Planning (RTRW) Regulations 2011-2031 and based on the criteria of the Standard Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) to determine the suitability of the Transit Oriented area. Development (TOD) Cisauk Station. Based on the results of the evaluation of theanalysis scorecard using comparative qualitative methods resulted in the suitability of theProject of Transit Oriented Development (TOD)Cisauk Station against theof criteriathe Standard Institute For Transportation and Development Policy (ITDP) with aspects of walking/walking, cycling/cycle, connecting/connecting, public transportation /transit, mixing, compressing, compacting, and shifting, then the Transit Oriented Development (TOD) of Cisauk Station has met the standard criteria for Transit Oriented Development TOD) and has a percentage value of 55% – 69% from 100% assessment. The researcher knows that the results of the evaluation of the Transit Oriented Development (TOD) Cisauk Station are included in the category of theassessment class criteria Bronze, this result was obtained by the researchers by comparing the research data and the assessment criteria based on the International Institute For Transportation and Development Policy (ITDP).  Keywords: Evaluation; Transit Oriented Development; Criteria Standard Institute For Transportation and Development Policy (ITDP);  Cisauk Station.  AbstrakPengembangan kota dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) merupakan pengembangan kota yang bertumpu pada moda transportasi massal, konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota yaitu sebagai penyangga Ibukota terhadap kota – kota yang berada di sekitar pusat kota. Belakangan ini Transit Oriented Development (TOD) menjadi solusi untuk mengintergrasikan hunian dengan transportasi massal sehingga memudahkan akses menuju ibukota, dalam pengembangan Transit Oriented Development (TOD) terdapat standar khusus yang mengikuti kriteria standar penilaian baik secara nasional maupun internasional. Transit Oriented Development Stasiun Cisauk merupakan salah satu Transit Oriented Development yang sedang dikembangkan di Kabupaten Tangerang, sekaligus sebagai Kota Penyangga Ibukota. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kesesuaian pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Cisauk baik berdasarkan Peraturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tangerang 2011 – 2031 maupun berdasarkan kriteria Standard Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) untuk mengetahui kesesuaian kawasan Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Cisauk. Berdasarkan hasil dari evaluasi analisis scorecard dengan menggunakan metode kualitatif komparatif menghasilkan kesesuaian Proyek Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Cisauk terhadap kriteria Standard Institute For Transportation and Development Policy (ITDP) dengan aspek berjalan/walk, bersepeda/cycle, menghubungkan/connect, angkutan umum/transit, pembauran/mix, memadatkan/densify, merapatkan/compact, dan beralih/shift, maka Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Cisauk sudah memenuhi kriteria standar Transit Oriented Development TOD) dan memiliki nilai persentase 55% – 69% dari 100% penilaian. Peneliti mengetahui bahwa hasil evaluasi Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Cisauk masuk dalam katagori kriteria kelas penilaian Bronze, hasil ini di dapatkan oleh peneliti dengan mengkomparatifkan data hasil penelitian dan kriteria penilaian berdasarkan International Institute For Transportation and Development Policy (ITDP).
STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (CBT), OBJEK STUDI : PANTAI NGURBLOAT, KABUPATEN MALUKU TENGGARA Qhalfiah Hairun Bandjar; B. Irwan Wipranata; Sylvie Wirawati
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12836

Abstract

One of regions in Indonesia that have natural tourism potential are Eastern Indonesia, where Eastern Indonesia has beautiful natural tourism potential although there is still little development being done, such as Maluku Province. One of the regional income sectors of Maluku Province is the tourism sector because it has potential in the field of tourism, besides that it can be seen from the number of tourists visiting who increase by 10% every year. This shows that Maluku Province has advantages in the tourism sector, especially marine tourism, one of the areas in Maluku Province that has potential is Southeast Maluku Regency with Ngurbloat Beach tourist attraction. Ngurbloat Beach is a tourist attraction by applying the concept of Community Based Tourism (CBT) whose management involves village communities, tourism awareness groups and the management. With CBT-based management, Ngurbloat Beach has received 3 awards, one of which is being the best tourism object in Southeast Maluku Regency. The main purpose of this study was to determine the success factors for managing CBT-based Ngurbloat Beach tourism objects. This research is a descriptive research with qualitative and quantitative approaches. The qualitative approach was carried out by means of field surveys and in-depth interviews with related parties. The quantitative approach was done by having tourists fill out questionnaires at the Ngurbloat Beach tourist attraction. There are five methods of analysis used in this study, namely location analysis, attractiveness analysis, perception and preference analysis, analysis of management based on Community Based Tourism (CBT) and analysis of the success factors of CBT-based management. The results of this research are in the form of factors that influence the success in managing Ngurbloat Beach tourism objects based on Community Based Tourism (CBT).  Keywords:  Community Based Tourism; Ngurbloat beach; Success factors AbstrakSalah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam adalah Indonesia bagian Timur, dimana Indonesia Timur memiliki potensi wisata alam yang indah walaupun masih sedikit pembangunan yang dilakukan, seperti Provinsi Maluku. Salah satu sektor pendapatan daerah Provinsi Maluku adalah sektor pariwisata karena memiliki potensi di bidang pariwisata, selain itu dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang meningkat sebesar 10% tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan Provinsi Maluku memiliki keunggulan di sektor pariwisata terutama wisata bahari, salah satu daerah di Provinsi Maluku yang memiliki potensi yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dengan objek wisata Pantai Ngurbloat. Pantai Ngurbloat merupakan objek wisata dengan menerapkan konsep Community Based Tourism (CBT) yang pengolahannya melibatkan masyarakat desa, kelompok sadar wisata dan pihak pengelola. Dengan pengelolaan berbasis CBT, Pantai Ngurbloat telah mendapatkan 3 penghargaan, salah satunya menjadi wisata terbaik di Kabupaten Maluku Tenggara. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan pengelolaan objek wisata Pantai Ngurbloat yang berbasis CBT.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara survey lapangan dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan pihak terkait sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh wisatawan objek wisata Pantai Ngurbloat. Terdapat lima analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis lokasi, analisis daya tarik, analisis persepsi dan preferensi, analisis pengelolaan berbasis Community Based Tourism (CBT) dan analisis faktor-faktor keberhasilan pengelolaan berbasis CBT. Hasil dari penelitian ini berupa 6 faktor terkait konsep CBT dari 10 faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengelolaan objek wisata Pantai Ngurbloat berbasis Community Based Tourism (CBT).
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN APARTEMEN DI JL. JATIBENING RAYA, PONDOKGEDE, KOTA BEKASI Jeremia Josiah; Priyendiswara Agustina Bela; B. Irwan Wipranata; Bambang Deliyanto
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8853

Abstract

Property development growth are still continue to increase in Indonesia, especially in the city of Jakarta which causes land limitations and land values to increase that make property development trend especially residential areas such as apartment has begun shift to buffer city area. Development of residential area is also supported by growth population in Indonesia that increased quite high so the need for residence also increase. Bekasi is one of the buffer city of Jakarta which already has good infrastructure especially in the transportation sector and currently under construction for Cawang-East Bekasi LRT line which will further improve the accessibility of transportation to/form of city of Bekasi. By looking at that opportunities, an apartment development is planned on the vacant land located at Jl. Jatibening Raya, Jatibening Baru, Pondokgede, city of Bekasi. The location of the land is within the planned radius of the 2 LRT stations and the trend of apartment development that has occurred over the last 5 years around the location of the land also provides opportunities for apartment development in the land of object study which is targeted at commuters, also millennials generation. The purpose of this feasibility study is to determine the feasibility of an apartemen development based on a relatively small area of land object study to know the potential and weaknesses. Feasibility of development is seen through analysis on legality, technical and investment aspects that carried out using qualitative methods. The results of this feasibility study are to provide recommendation of feasibility development from alternative product compositions that can provide the best return on investment. Keywords:  apartment; development; feasibility study; investment AbstrakPertumbuhan pengembangan properti yang terus meningkat di Indonesia, terutama pada kota Jakarta menyebabkan terjadinya keterbatasan lahan dan naiknya nilai lahan sehingga membuat tren pengembangan properti khususnya kawasan hunian seperti apartemen mulai bergeser ke daerah kota – kota penyangga. Pengembangan kawasan hunian juga didorong oleh peningkatan penduduk yang cukup tinggi di Indonesia sehingga kebutuhan akan hunian juga semakin meningkat. Kota Bekasi merupakan salah satu kota penyangga dari kota Jakarta yang sudah memiliki infrastruktur cukup baik terutama di sektor transportasi dan saat ini sedang dilakukan pembangunan jalur LRT Cawang-Bekasi Timur yang akan semakin meningkatkan kemudahan aksesibilitas transportasi dari/menuju kota Bekasi. Dengan melihat peluang yang ada, maka direncanakan pembangunan apartemen pada objek lahan kosong yang terletak di Jl. Jatibening Raya, Kel. Jatibening Baru, Kec. Pondogede, Kota Bekasi. Lokasi lahan yang berada dalam radius rencana  dari 2 stasiun LRT dan tren pembangunan apartemen yang terjadi selama 5 tahun terakhir di sekitar lahan pengembangan juga memberikan peluang untuk pembangunan apartemen pada objek studi yang ditargetkan untuk para commuter, termasuk para generasi milenial. Tujuan studi kelaykan ini adalah untuk mengetahui kelayakan pembangunan apartemen yang didasarkan pada luas lahan yang relatif kecil, agar dapat mengetahui potensi dan kelemahan yang ada. Kelayakan dilihat melalui analisis pada aspek legalitas, teknis dan investasi yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hasil studi kelayakan ini adalah memberikan rekomendasi kelayakan pembangunan dari alternatif komposisi produk yang dapat memberikan pengembalian investasi terbaik.
EVALUASI DAN PENINGKATAN PENGELOLAAN SKYWALK SEBAGAI DESTINASI WISATA (STUDI KASUS: KAWASAN CIHAMPELAS, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT) Maudy Fena Namira; B. Irwan Wipranata; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12869

Abstract

Tourism on a skywalk is one of the phenomena of embodiment of recreational public spaces in the city. The city of Bandung, which has difficulty accomodating tourist movements due to the disporpotionate growth of tourists with road supplies, has implemented a skywalk project to overcome this problem. Skywalk Teras Cihampelas is the first elevated pedestrian path in Indonesia and quickly becoming the preffered tourist destination in Bandung. Skywalk Teras Cihampelas also become an example for other areas as a motivation for procuring pedestrian paths as public spaces and tourism destination. However, not long after its opening, many problems arose such as crime, damage to facilities and slums due to the procurement of tarpaulins which gradually made the skywalk lost its visitors. Many people regret this phenomenon and worry that the skywalk project has the potential to not meet its original goals and fail. The purpose of this research is to evaluate the barriers and improve the managements of skywalk that are oriented towards effective tourism. The method used are scoring based on pedestrian path standards and benchmarking to identify and study things that need improvement. Based on the result of the study, the main problem that became the obstacle was the poor management, especially in terms of finance, promotion, human resources and the difficulty of the bureaucracy in filing for improvement. Changes can be made by uniting opinions between the managements and preseting new innovations or attraction by following good examples from other skywalks. Keywords:  pedestrian path ; skywalk ; tourism AbstrakWisata yang dilakukan pada skywalk merupakan salah satu fenomena perwujudan ruang publik rekreasi pada kota. Kota Bandung yang sudah jenuh akibat tidak sebandingnya pergerakan wisatawan dengan persediaan jalan menghadirkan pembangunan proyek skywalk untuk mengatasi masalah ini. Skywalk Teras Cihampelas adalah salah satunya, merupakan jalur pejalan kaki layang pertama di Indonesia dan dengan cepat menjadi destinasi wisata pilihan di Kota Bandung. Skywalk Teras Cihampelas juga menjadi contoh bagi wilayah lainnya sebagai motivasi pengadaan jalur pejalan kaki sebagai ruang publik rekreasi dan wisata. Namun tidak lama sejak peresmiannya, banyak masalah yang muncul seperti tindak kriminal, kerusakan fasilitas dan kekumuhan akibat pengadaan terpal yang kelamaan membuat skywalk sepi pengunjung. Banyak pihak menyayangkan kejadian ini dan khawatir bahwa proyek skywalk yang masih panjang berpotensi tidak sesuai dengan tujuan awalnya dan gagal. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengevaluasi hambatan dan meningkatkan pengelolaan skywalk yang berorientasi pada pariwisata efektif. Metode yang dilakukan adalah skoring dari standar jalur pejalan kaki dan benchmarking/mengacu pada best practise untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu perbaikan dan mempelajari potensi peningkatan komponen wisata. Berdasarkan hasil penelitian, masalah utama yang menjadi penghambat adalah buruknya manajemen pengelolaan terutama dari segi keuangan, promosi, sumber daya manusia serta sulitnya birokrasi pengajuan perbaikan. Perubahan dapat dilakukan dengan menyatukan pendapat antar pengelola, membenahi manajemen dan menghadirkan inovasi atau atraksi baru dengan mencontoh apa yang sudah dilakukan pada skywalk lainnya.
EVALUASI REVITALISASI KAWASAN EKOWISATA WADUK DARMA (STUDI KASUS : REVITALISASI TAHAP 1 WISATA WADUK DARMA DESA JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT) Dhisa Putriady; B. Irwan Wipranata; I G. Oka Sindhu Pribadi
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12911

Abstract

West Java with its potential has launched tourism development based on the RIPDA of West Java Province which focuses on planning one or more tourist destinations that have been or will become the flagship of the province. As the main guideline, the tourism revitalization of the Waduk Darma is a manifestation of full support for the preservation of tourism objects as well as efforts to empower potential so that they can make a more significant contribution to the implementation, development and empowerment of the Kuningan Regency Government assets. Ecotourism is environmentally oriented tourism to bridge the interests of natural resource protection and the tourism industry. Evaluation is a process of providing information about the extent to which certain activities have been achieved, how the achievement differs from a certain standard to find out whether there is a difference between the two, and how the benefits that have been carried out are compared to the expectations to be obtained. The objectives are: 1) Knowing the ecotourism potential that can be developed in the Waduk Darma tourist area 2) Analyzing the impact of revitalization activities on socio-cultural aspects around the Darma Reservoir and 3) Evaluating the suitability of the first phase revitalization program for Waduk Darma tourism. The methods used are 1) Policy analysis, 2) Location and site analysis, 3) Tourism analysis and, 4) Best Practice analysis. Research results 1) The potential for ecotourism in the Darma Reservoir area is in the form of natural panoramas, trees, rice fields, forests, reservoir waters. Many tourists come to enjoy ecotourism, 2) After being analyzed, it can be seen that the revitalization of the Darma Reservoir has a greater and positive influence on the socio- cultural life of the community, and 3) The first phase of revitalization is in accordance with the planning, the comparison of the tourism conditions of the Darma Reservoir before and now is experiencing differences. of tourism facilities/infrastructure. Keywords: Ecotourism; Evaluation; Revitalization; Waduk DarmaAbstrakJawa Barat dengan potensinya telah mencanangkan pengembangan pariwisata, berdasarkan RIPDA Provinsi Jawa Barat yang menitikberatkan pada perencanaan satu atau lebih destinasi wisata yang telah atau akan menjadi unggulan provinsi tersebut (BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2018). Sebagai pedoman utama, Revitalisasi wisata Waduk Darma merupakan perwujudan dukungan sepenuhnya terhadap pelestarian obyek wisata sekaligus upaya pemberdayaan potensi sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan pada penyelenggaraan, pengembangan dan pemberdayaan aset Pemerintah Kabupaten Kuningan. Ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam dan industri kepariwisataan. Evaluasi merupakan suatu proses penyediaan informasi mengenai sejauh mana kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian tersebut dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Tujuannya: 1) Mengetahui potensi ekowisata yang dapat dikembangkan di kawasan wisata Waduk Darma 2) Menganalisis dampak kegiatan revitalisasi terhadap aspek sosial budaya di sekitar Waduk Darma dan 3) Mengevaluasi kesesuaian program revitalisasi tahap pertama wisata Waduk Darma. Metode yang digunakan adalah 1) Analisis kebijakan, 2) Analisis lokasi dan tapak, 3) Analisis wisata dan, 4) Analisis Best Practice. Hasil penelitian 1) Potensi ekowisata di kawasan Waduk Darma berupa panorama alam, pepohonan, areal persawahan, hutan, perairan waduk. Banyak wisatawan berdatangan menikmati ekowisata, 2) Setelah dianalisis, terlihat bahwa revitalisasi Waduk Darma lebih memiliki pengaruh yang besar dan positif terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat, dan 3) Revitalisasi tahap pertama sudah sesuai dengan perencanaan, perbandingan kondisi wisata Waduk Darma dahulu dengan sekarang mengalami perbedaan dari sarana/prasarana pariwisata.
STRATEGI PENGELOLAAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA TARIK PASAR SENI ANCOL Yudhistira Pratama; Sylvie Wirawati; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12891

Abstract

The market is generally known to the public as a place for transactions between sellers and buyers. However, there is a different market than usual, namely the Ancol Art Market which is part of a tourist destination. This art market is a place intended for artists to collaborate and get public appreciation. In addition, it is also intended as a Recreative and Educational Public Open Space for the community to carry out activities and gather. Ancol Art Market was once so popular and attracted local tourists as well as foreign tourists. However, along with technological developments and trends, the way people appreciate art has changed. Until now, arts and cultural activities there are less highlighted and promoted. Therefore, the main objective of this research is to propose a management strategy in increasing the attractiveness, promotion and determination of the appropriate brand image in order to increase public interest in the Ancol Art Market. In addition, the development of this tourist attraction is expected to be able to improve the economy of artists/craftsmen in it and educate the public about art and culture. This research is a descriptive research with a qualitative approach. Qualitative data collection was carried out by conducting field surveys to tourist sites and in-depth interviews with several related sources. This research has obtained results in the form of proposed management strategies that can be used in increasing the attractiveness, promotion and determination of the Ancol Art Market brand image. Keywords : Art market; Attractiveness; Management Strategy; Promotion; Tourism Management AbstrakPasar umumnya dikenal masyarakat sebagai tempat transaksi antara penjual dan pembeli. Namun terdapat pasar yang berbeda dari biasanya, yaitu Pasar Seni Ancol yang merupakan bagian dari destinasi wisata. Pasar seni ini merupakan wadah yang diperuntukan bagi seniman untuk bisa berkolaborasi dan mendapat apresiasi publik. Selain itu, juga ditujukan sebagai Ruang Terbuka Publik yang Rekreatif dan Edukatif bagi masyarakat dalam beraktifitas dan berkumpul.  Pasar Seni Ancol dahulu pernah begitu populer dan menarik minat wisatawan lokal juga wisatawan mancanegara. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan trend, cara masyarakat dalam mengapresiasi seni telah berubah. Hingga saat ini kegiatan seni dan budaya di sana kurang di sorot dan dipromosikan. Oleh sebab itu tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan usulan strategi pengelolaan dalam meningkatkan daya tarik, promosi dan penentuan brandimage yang sesuai guna meningkatkan minat masyarakat terhadap Pasar Seni Ancol. Selain itu, berkembangnya objek wisata ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian seniman/pengrajin di dalamnya dan mengedukasi masyarakat mengenai kesenian dan budaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan melakukan survey lapangan ke lokasi wisata dan wawancara mendalam dengan beberapa narasumber terkait. Penelitian ini telah mendapatkan hasil berupa usulan strategi penglelolaan yang dapat digunakan dalam meningkatkan daya tarik, promosi dan penentuan brand image Pasar Seni Ancol.
STUDI PENATAAN KAWASAN WISATA BUKIT PANYAWEUYAN DENGAN KONSEP AGROWISATA (LOKASI: BUKIT PANYAWEUYAN, DESA TEJAMULYA, KECAMATAN ARGAPURA, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT) Eko Mujiarto; Priyendiswara Agustina Bela; Bambang Deliyanto; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8846

Abstract

This paper is the result of research conducted by the author and set forth in the Final Project, where the title of this research is “the Panyaweuyan Hill Tourism Area Structuring with the Concept of Agrotourism”. The location of this research is in the village of Tejamulya, Argapura District, Majalengka Regency, West Java Province. The purpose of this research is to make the Bukit Panyaweuyan tourist area masterplan as seen from the policies related to the object of study, the existing condition of the site and site, the agro tourism component, existing tourism activities, visitor perceptions and preferences and best practices of other similar objects. To achieve these objectives, several analyzes are carried out using analytical tools such as descriptive, and cartesian diagrams. So the results of the analysis can be used to make the Panyaweuyan Bukit tourism area masterplan. Keywords: Agro Tourism, Masterplan, Panyaweuyan Hill, Regional Arrangement AbstrakTulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan dituangkan dalam Tugas Akhir, dimana judul penelitian ini yaitu Penataan Kawasan Wisata Bukit Panyaweuyan dengan Konsep Agrowisata. Lokasi penelitian ini yaitu di Desa Tejamulya, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu membuat masterplan kawasan wisata Bukit Panyaweuyan yang dilihat dari kebijakan terkait objek studi, kondisi eksisting lokasi dan tapak, komponen agrowisata, kegiatan wisata yang ada, persepsi dan preferensi pengunjung dan best practice dari objek lain yang serupa . Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan beberapa analisis dengan menggunakan alat analisis seperti deskriptif, dan diagram kartesisus. Sehingga hasil dari analisis tersebut dapat digunakan untuk membuat masterplan kawasan wisata Bukit Panyaweuyan.
PENATAAN KAWASAN WISATA AIR TERJUN LEUWI HEJO BERBASIS EKOWISATA Bagus Febryan; B. Irwan Wipranata; I G Oka Sindhu Pribadi
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12930

Abstract

The tourist area of Leuwi Hejo Waterfall is one of the tourist areas in Cibadak Village, Sukamakmur District, Bogor Regency. Leuwi Hejo Waterfall Tourism is owned by Perhutani KPH Bogor and LMDH Wana Sejahtera and LMDH Badak Lestari. Leuwi Hejo Waterfall Tourism has an area of 14 hectares. This tourist area has the potential to attract beautiful natural scenery supported by clear waterfalls with rocks, enjoying water by swimming, photo spots, cliff jumping, beautiful atmosphere and natural coolness felt by tourists for vacation. However, a significant problem is the lack of facilities, infrastructure, and tourist facilities so that the potential in this area becomes less visible. The research looks at several tourism potentials that are quite good if they are developed with a touch of structuring the Leuwi Hejo Waterfall tourist area with the concept of ecotourism. Data collection methods made by researchers include interviews, observations, documentation, and secondary data in the form of data from relevant agencies that refer to the tourist area plan. the author performs several analyzes such as location and site analysis, tourist attraction analysis, tourism concept analysis, best price analysis, and space requirements analysis so as to produce a proposed arrangement of the Leuwi Hejo Waterfall Tourism Area which is planned with the concept of Ecotourism. Keywords:  Ecotourism; Area planning; Air Terjun Leuwi HejoAbstrakKawasan obyek Wisata Air Terjun Leuwi Hejo merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Wisata Air Terjun Leuwi Hejo dimiliki oleh Perhutani KPH Bogor dan LMDH Wana Sejahtera dan LMDH Badak Lestari. Wisata Air Terjun Leuwi Hejo memiliki luas 14 Ha. Kawasan wisata ini memiliki potensi dengan daya tarik indahnya pemandangan alam yang di dukung dengan jernihnya air terjun dengan adanya bebatuan, Menikmati air dengan Berenang, spot foto, Lompat Tebing, suasana yang asri dan kesejukan alam yang di rasakan oleh wisatawan untuk berlibur. Namun adapun masalah yang cukup signifikan iyalah kurang sarana, prasarana, dan fasilitas wisata sehingga potensi yang ada di area kawasan ini menjadi kurang terlihat. penelitian melihat beberapa potensi wisata yang cukup baik apabila dikembangkan dengan sentuhan penataan kawasan wisata Air Terjun Leuwi Hejo dengan konsep ekowisata. metode pengumpulan data yang dibuat peneliti diantaranya yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, serta data sekunder berupada data dari instansi terkait yang merujuk rencana kawasan wisata. penulis melakukan beberapa analisis seperti analisis lokasi dan tapak, analisis daya tarik wisata, analisis konsep wisata, analisis best price, dan analisis kebutuhan ruang sehingga dapat menghasilkan usulan penataan Kawasan Wisata Air Terjun Leuwi Hejo yang direncanakan dengan konsep Ekowisata. Pada Konsep ekowisata kondisi eksisting Kawasan Wisata Air Terjun Leuwi Hejo khususnya air terjunnya itu meruapak kawasan konservasi dan sudah memiliki daya tarik yaitu jernihnya air terjun. 
PENATAAN KOLAM RETENSI SEBAGAI TAMAN KOTA DENGAN KONSEP INTEGRASI INFRASTRUKTUR DAN TAMAN AKTIF (STUDI KASUS: TANDON LENGKONG, TANGERANG SELATAN) Rianti Alda Lestari; Suryono Herlambang; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22306

Abstract

The Lengkong reservoir consists of two reservoirs which are divided into two areas, so they are called Tandon Lengkong Wetan and Tandon Lengkong Karya. The reservoir is a water infrastructure that functions as a conservation of water resources and flood control by collecting water from housing activities to be flowed to Angke River. To take advantage of the function of the reservoir in addition to only being a water infrastructure, construction was carried out in the reservoir area to be used as a city park so that it could be used by residents as a place for recreation and exercise. To become a city park, several facilities are needed to support the needs of visitors, but in the existing conditions the existing facilities in Tandon Lengkong Wetan and Karya are still very limited and do not have an optimal arrangement and integrate between the two both physically and functionally. The purpose of this study is to identify the physical characteristics and existing conditions of infrastructure from Tandon Lengkong Wetan and Karya by involving visitor participation to provide proposals for the addition of complementary infrastructure and proposed master plans for arrangement with the concept of green infrastructure. The results of this study are in the form of a conclusion and proposed structuring master plan that divides the object of study into three zones, namely conservation zones, transition zones, and active zones where there are several concepts applied, namely the concept of flood control and water filters, the concept of conservation, the concept of sports, the concept of recreation, and the concept of supporting facilities. Keywords:  Planning; Retention Pond; Tandon Lengkong; Urban Park; Water Infrastructure Abstrak Tandon Lengkong terdiri dari dua buah tandon yang terbagi ke dalam dua wilayah sehingga disebut sebagai Tandon Lengkong Wetan dan Tandon Lengkong Karya. Tandon tersebut merupakan sebuah infrastruktur air yang berfungsi sebagai konservasi sumber daya air serta pengendali banjir dengan menampung air dari hasil aktivitas perumahan untuk selanjutnya dialirkan ke Kali Angke. Agar dapat memanfaatkan fungsi tandon selain hanya menjadi infrastruktur air, maka dilakukan pembangunan pada kawasan tandon untuk dijadikan sebagai taman kota agar dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat berekreasi dan berolahraga. Untuk menjadi sebuah taman kota dibutuhkan beberapa fasilitas guna menunjang kebutuhan para pengunjung, namun pada kondisi eksistingnya fasilitas yang ada pada Tandon Lengkong Wetan dan Tandon Lengkong Karya masih sangat terbatas serta belum memiliki penataan yang optimal dan mengintegrasikan antar keduanya baik secara fisik maupun fungsi. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik fisik dan kondisi eksisting sarana prasarana dari Tandon Lengkong Wetan dan Tandon Lengkong Karya dengan melibatkan partisipasi pengunjung untuk memberikan usulan penambahan sarana prasarana pelengkap serta usulan masterplan penataan dengan konsep infrastruktur hijau. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah kesimpulan dan usulan masterplan penataan yang membagi objek studi menjadi tiga zona, yaitu zona konservasi, zona transisi, dan zona aktif dimana terdapat beberapa konsep yang diterapkan, yaitu konsep pengendali banjir dan penyaring air, konsep konservasi, konsep olahraga, konsep rekreasi, dan konsep fasilitas pendukung.