Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Permasalahan Anak Berbakat Di Indonesia Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakat yang dimiliki oleh sebagian individu  masih belum terwujud,yaitu masih berupa potensi ,maka perlu dikembangkan. Berkembangnya bakat dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang memiliki peranan yang cukup besar untuk mengembangakan bakat khususnya bagi peserta didik. Banyak peserta didik yang memiliki bakat yang luar biasa , tetapi tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini berarti ada permasalahan dengan keberbakatan yang dialami oleh peserta didik. Salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah kurang atau belum adanya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Meskipun saat ini di sekolah baik negeri maupun swasta telah menyelenggarakan pendidikan khusus untuk anak berbakat akademik (program akselerasi ),namun masih banyak mengalami permasalahan. Untuk itu penyusunan  program pendidkan di sekolah bagi peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga budaya Indonesia. Kata Kunci : Anak berbakat dan Permasalahanya
Tinjauan Terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 20, No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah badan usaha yang paling banyak digunakan dewasa ini dan masa yang akan datang adalah Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas ini berasal dari Hukum Dagang Belanda yaitu Wetboek van Koophandel (WvK) yang dikenal dengan istilah Naamloze Vennoatschap (NV). Dalam rangka lebih meningkatkan pembangunan perekonomian nasional dan sekaligus memberikan landasan yang kokoh bagi dunia usaha dalam menghadapi perkembangan perekonomian dunia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi pada masa mendatang, perlu di dukung oleh suatu undang-undang yang mengatur tentang perseroan terbatas yang dapat menjamin terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu: (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas dibentuk dan dibangun berdasarkan latarbelakang filosofis, sosiologis serta dalam rangka memenuhi perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat; (2) Undang-Undang Perseroan terbatas memuat substansi pokok, seperti ketentuan umum, pendirian, anggaran dasar dan perubahan anggaran dasar, daftar perseroan dan pengumuman, tanggung jawab sosial dan lingkungan, Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan pengawas syariah dan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan usaha; dan (3) Undang-Undang Perseroan Terbatas merupakan satu pilihan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu: (a) Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; (b) Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan Perseroan Terbatas sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, menengah dan kecil; (c) Mencegah praktek monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat; dan (d) Terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Kata Kunci : Undang-undang, Perseroan Terbatas.
TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN MEREK YANG BELUM TERDAFTAR DI INDONESIA Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merek sebagai salah satu karya intelektual perlu mendapatkan perlindungan hukum dalam penggunaannya. Merek sangat diperlukan dalam kegiatangan perdagangan baik barang maupun jasa ,hal ini karena peranan merek sebagai identitas suatu barang  maupun jasa yang menunjukkan asal barang dan jasa tersebut dari produsen atau pengusaha tertentu. Peniruan dibidang merek marak terjadi utamanya pada Usaha-usaha Mikro Kecil dan Menengah, oleh karena itu perlindungannya perlu diperhatikan agar didapat iklim yang kondusif dalam kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa. Perubahan system perlindungan merek dari deklaratif ke konstitutif telah mengakibatkan diwajibkannya pendaftaran sebagai syarat untuk mendapatkan perlindungan hak atas merek. Sehingga mengakibatkan timbulnya istilah Merek  Terdaftar dan Merek yang Belum Terdaftar. Hal ini menyebabkan adanya Merek yang terlindungi dan Merek yang tidak terlindungi. Pendaftaran Merek sebagai syarat untuk mendapatkan perlindungan tidak sesuai dengan konsepsi Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri yaitu untuk melindungi setiap karya intelektual yang beretikat baik. Lamanya proses pendaftaran dan mahalnya biaya pendaftaran serta kesadaran hukum yang rendah menyebabkan UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tidak efektif sehingga diperlukan suatu sitem perlindungan yang menyeluruh guna melindungi penggunaan Merek di Indonesia sesuai dengan prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya titik berat perlindungan Merek bukan pada pendaftaran melainkan pada penggunaannya dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Pendaftaran merek tidak seharusnya menghapus hak pemilik merek untuk mendapatkan perlindungan hukum.                                                           Kata Kunci: Perlindungan,  Merek yang Belum Terdaftar, Tinjauan Yuridis
TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN MEREK YANG BELUM TERDAFTAR DI INDONESIA Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merek sebagai salah satu karya intelektual perlu mendapatkan perlindungan hukum dalam penggunaannya. Merek sangat diperlukan dalam kegiatangan perdagangan baik barang maupun jasa ,hal ini karena peranan merek sebagai identitas suatu barang  maupun jasa yang menunjukkan asal barang dan jasa tersebut dari produsen atau pengusaha tertentu. Peniruan dibidang merek marak terjadi utamanya pada Usaha-usaha Mikro Kecil dan Menengah, oleh karena itu perlindungannya perlu diperhatikan agar didapat iklim yang kondusif dalam kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa. Perubahan system perlindungan merek dari deklaratif ke konstitutif telah mengakibatkan diwajibkannya pendaftaran sebagai syarat untuk mendapatkan perlindungan hak atas merek. Sehingga mengakibatkan timbulnya istilah Merek  Terdaftar dan Merek yang Belum Terdaftar. Hal ini menyebabkan adanya Merek yang terlindungi dan Merek yang tidak terlindungi. Pendaftaran Merek sebagai syarat untuk mendapatkan perlindungan tidak sesuai dengan konsepsi Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri yaitu untuk melindungi setiap karya intelektual yang beretikat baik. Lamanya proses pendaftaran dan mahalnya biaya pendaftaran serta kesadaran hukum yang rendah menyebabkan UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tidak efektif sehingga diperlukan suatu sitem perlindungan yang menyeluruh guna melindungi penggunaan Merek di Indonesia sesuai dengan prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya titik berat perlindungan Merek bukan pada pendaftaran melainkan pada penggunaannya dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Pendaftaran merek tidak seharusnya menghapus hak pemilik merek untuk mendapatkan perlindungan hukum.                                                           Kata Kunci: Perlindungan,  Merek yang Belum Terdaftar, Tinjauan Yuridis
Tinjauan Terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 20 No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah badan usaha yang paling banyak digunakan dewasa ini dan masa yang akan datang adalah Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas ini berasal dari Hukum Dagang Belanda yaitu Wetboek van Koophandel (WvK) yang dikenal dengan istilah Naamloze Vennoatschap (NV). Dalam rangka lebih meningkatkan pembangunan perekonomian nasional dan sekaligus memberikan landasan yang kokoh bagi dunia usaha dalam menghadapi perkembangan perekonomian dunia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi pada masa mendatang, perlu di dukung oleh suatu undang-undang yang mengatur tentang perseroan terbatas yang dapat menjamin terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu: (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas dibentuk dan dibangun berdasarkan latarbelakang filosofis, sosiologis serta dalam rangka memenuhi perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat; (2) Undang-Undang Perseroan terbatas memuat substansi pokok, seperti ketentuan umum, pendirian, anggaran dasar dan perubahan anggaran dasar, daftar perseroan dan pengumuman, tanggung jawab sosial dan lingkungan, Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan pengawas syariah dan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan usaha; dan (3) Undang-Undang Perseroan Terbatas merupakan satu pilihan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu: (a) Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; (b) Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan Perseroan Terbatas sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, menengah dan kecil; (c) Mencegah praktek monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat; dan (d) Terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Kata Kunci : Undang-undang, Perseroan Terbatas.
Permasalahan Anak Berbakat Di Indonesia Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 20 No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakat yang dimiliki oleh sebagian individu  masih belum terwujud,yaitu masih berupa potensi ,maka perlu dikembangkan. Berkembangnya bakat dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang memiliki peranan yang cukup besar untuk mengembangakan bakat khususnya bagi peserta didik. Banyak peserta didik yang memiliki bakat yang luar biasa , tetapi tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini berarti ada permasalahan dengan keberbakatan yang dialami oleh peserta didik. Salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah kurang atau belum adanya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Meskipun saat ini di sekolah baik negeri maupun swasta telah menyelenggarakan pendidikan khusus untuk anak berbakat akademik (program akselerasi ),namun masih banyak mengalami permasalahan. Untuk itu penyusunan  program pendidkan di sekolah bagi peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga budaya Indonesia. Kata Kunci : Anak berbakat dan Permasalahanya
Perbedaan Motivasi Belajar dan Kepercayaan Diri Antara Siswa Low Class dengan Siswa Potential Class Sayekti, Sri; Suroso, Suroso
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 3 No 03 (2014)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/persona.v3i03.418

Abstract

Intisari. Tujuan utama penelitian adalah: 1) untuk menentukan perbedaan antara motivasi belajar siswa kelas rendah dan kelas potensial, 2) untuk menentukan perbedaan antara kepercayaan diri siswa kelas rendah dan potensi siswa kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Waru Sidoarjo 100 siswa yang terdiri dari 50 siswa kelas rendah dan 50 siswa kelas potensial, dengan teknik pengambilan sampel proporsional stratified random sampling (pemilihan didasarkan pada kelompok mata pelajaran dan tingkatan kelas penelitian tujuan, dengan cara acak melalui undian). Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan motivasi dan kepercayaan diri antara siswa dan kelas rendah dan kelas potensial dengan menggunakan t-Test. Berdasarkan hasil analisis, perbedaan antara siswa motivasi belajar kelas rendah dan potensi siswa kelas diperoleh hasil t (-6129) <t tabel (-1.984), dengan sig. 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara motivasi belajar kelas rendah siswa dan potensi siswa kelas, yang berarti motivasi siswa potensial class (rata-rata = 269,92) lebih tinggi daripada motivasi siswa kelas rendah (rata-rata = 237, 88). Demikian pula, berdasarkan analisis, perbedaan kepercayaan diri antara siswa kelas rendah dan kelas potensial diperoleh hasil t (-4770) <t tabel (-1.984), dengan sig. 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara siswa percaya diri kelas rendah dan potensi siswa kelas, yang berarti siswa percaya diri potensi kelas (rata-rata = 185,56) lebih tinggi dari rasa percaya diri yang rendah siswa kelas (rata-rata = 169,00).Kata kunci: Kelas rendah, kelas potensial, motivasi belajar, percaya diri
Penyelenggaraan Pilkada dan Pilkades Serentak di Era Pandemi Covid-19 Hadi, Agustinus Sutriyanto; Muryati, Sri; Sayekti, Sri
Pawiyatan Vol 29 No 1 (2022): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.245 KB)

Abstract

Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, salah satu caranya adalah melakukan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dalam rangka penentuan Kepala Pemerintah dalam lingkup desa tersebut, sehingga dalam Pilkades tersebut dapat berlangsung dalam suasana langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil (Luber dan Jurdil). Dengan demikian tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penyelengaraan Pilkades serentak 2021 di era pandemi Covid-19, khususnya di Desa Margotuhu Kidul Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Jenis penilitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sebagai sebuah penelitian yang spesifikasinya sistematis, terancang, dan sudah terstruktur, yang mendasarkan pada filsafat pospositivisme. Data didapatkan dari informan yang meliputi ketua Panitia pilkades sebagai key informan kunci, dan beberapa warga sebagai pemilih sebagai informan pelengkap. Teknik pengechekan perolehan data melalui teknik triangulasi, sedangkan teknik analisis data digunakan model analisis interaktif dari Miles & Huberman. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa mekanisme penyelenggaraan Pilkades Serentak di Desa Margotuhu Kidul Tahun 2021 pada era pandemi Covid-19 berjalan dengan lancar dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat, demi mencegah penularan virus corona. Era pandemi tidak memberi pengaruh bagi hasil suara yang didapat oleh para calon kepala desa. Penghitungan suara tetap dijalankan dengan prinsip jujur dan terbuka. Selain itu, mekanisme Pilkades dimulai dari pembentukan panitia, pembentukan peraturan penentuan syarat dan jadwal pendaftaran calon kepala desa, penentuan daftar pemilih sementara dan pemilih tetap, pembuatan aturan dan tata tertib pelaksanaan pilkades, penentuan lokasi TPS, dan jadwal pemungutan suara. Setelah pelaksanaan pemungutan suara dilakukan perhitungan perolehan suara yang dilakukan dengan prinsip jujur dan terbuka, sedangkan tahap akhir dilakukan evaluasi dari seluruh rangkaian pelaksanaan Pilkades selesai. Kata kunci: Pilkades, Covid-19.
Studi Deskriptif Faktor Yang Memengaruhi Kesulitan Belajar Mahasiswa Sayekti, Sri; Redjeki, Sri; Handayani, Dwi Asih Kumala
Pawiyatan Vol 27 No 02 (2020): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.463 KB)

Abstract

Kesulitan belajar merupakan keadaan dimana mahasiswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Mahasiswa program studi bimbingan dan konseling, baik mahasiswa yang bekerja maupun yang tidak bekerja memiliki kesulitan belajar dalam mengikuti perkuliahan. Tujuan penelitian: mendeskripsikan bentuk kesulitan belajar, mendeskripsikan factor kesulitan belajar, mendeskripsikan upaya mengatasi kesulitan belajar. Hasil analisis deskriptif terhadap tiga variabel, Variabel Bentuk kesulitan belajar: Kesulitan memotivasi diri 55,8%, Kesulitan memahami kelebihan dan kekurangan 48,8%, Kesulitan memiliki stategi belajar yang baik 46,5%. Variabel Faktor kesulitan belajar: Pengguna media sosial yang berlebihan (eksternal) 48,8%, Motivasi belajar yang kurang mendukung (internal) 44,2%, Kesulitan mempelajari materi kuliah (internal) 39,5%. Variabel Upaya mengatasi kesulitan belajar: Meningkatkan kedisiplinan belajar 75,6%, Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dosen 73,3%, Teman kuliah sebagai sharing dalam mengatasi kesulitan belajar 72,1%. Simpulan: (1) Bentuk kesulitan belajar memperoleh nilai tertinggi ada 3, (a) Kesulitan memotivasi diri, (b) Kesulitan memahami kelebihan dan kekurangan, (c) Kesulitan memiliki stategi belajar yang baik. (2) Faktor kesulitan belajar: faktor Internal (7 indikator), dan faktor eksternal (5 indikator). (3) Upaya mengatasi kesulitan belajar memperoleh nilai tertinggi adalah: (a) Meningkatkan kedisiplinan belajar, (b) Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dosen, dan (c) Teman kuliah sebagai sharing dalam mengatasi kesulitan belajar. Kata Kunci: Kesulitan belajar, Mahasiswa