Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI GEOMETRIK JALAN BERDASARKAN STANDAR PERENCANAAN BINA MARGA Sinaga, Lerinsah; Sendow, Theo K.; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 7 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan prasarana yang memiliki peranan penting dalam kemajuan pelayanan barang dan jasa serta menghubungkan daerah lainnya untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat. Pada Ruas Jalan Trans Sulawesi km 25 – km 26 yang berada pada Kabupaten Tombariri, bila dilihat secara visual memiliki bentuk tikungan tajam (berjari-jari kecil), yaitu kurang dari Rmin = 110 m sebagaimana disyaratkan oleh Bina Marga Tahun 1997 untuk jalan Arteri (jalan Nasional) dengan Vr = 60 km/jam. Bentuk jalan berjari-jari kecil dapat menyebabkan ketidakamanan dan ketidaknyaman bagi pengguna jalan, karena jarak pandang yang pendek. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi geometrik jalan eksisting dan mendesain ulang geometrik jalan yang disesuaikan dengan jalan eksisting.Perencanaan geometrik merupakan perencanaan jalan yang dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik (tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan dan drainase jalan) sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Perencanaan terdiri dari perencanaan alinyemen horisontal (tipe lengkung, radius lengkung dan stationing), vertikal (lengkung vertikal dan gradien) dan galian timbunan. Penelitian ini mengacu pada ketentuan Bina Marga, yaitu Standar Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota Tahun 1997. Studi yang dilakukan, yaitu bersifat literatur dan riset. Berdasarkan penelitian, diperoleh 18 tikungan eksisting dengan radius kurang dari Rmin, 1 tikungan lebih dari Rmin (110 m), g1 hingga g11 tidak sesuai standar dan g12 hingga g16 sesuai standar (g ≤ 8%) untuk Vr = 60 km/jam. Perhitungan perencanaan geometrik jalan baru diperoleh 3 tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral. Hasil perencanaan ulang, yaitu R1 = 280 m, R2 = 113 m, R3 = 120 m, g = 8% tanpa lengkung vertikal dan volume galian = 545.557 m3. Kata Kunci :  Geometrik Jalan, Autocad Land Development 2009, Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, Jalan Nasional
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN ULU SIAU Kairupan, Liani Anggreini; Sendow, Theo K.; Timboeleng, James A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Ulu Siau merupakan salah satu bentuk jasa transportasi laut yang sangat berarti bagi perkembangan dang taraf hidup penduduk di daerah Siau. Kebutuhan perpindahan orang dan barang semakan meningkat seirirng dengan pertumbuhan ekonomi dunia. Pelabuhan Ulu Siau memiliki 2 tambatan sedangkan untuk kondisi sekarang jumlah yang bertambat di pelabuhan Ulu Siau adalah 4 dengan kondisi ini maka dermaga di Pelabuhan Ulu Siau tidak mampu lagi untuk menerima kapal. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat ataupun swasta yang di gunakan untuk mengirim hasil produksi perusahaan tersebut.Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data penumpang dan barang yang berkunjung ke Ulu Siau, data kunjungan kapal, data penumpang, dan data bongkar muat barang, data-data tersebut diambil selama 6 tahun terakhir (2012-2017). Perencanaan pengembangan pelabuhan Ulu Siau dilakukan berdasarkan ramalan arus kunjungan kapal, penumpang dan barang dengan menggunakan metode regresi linier dan non linier.Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka pengembangan fasilitas pada tahun 2025 dan 2030 adalah sebagai berikut: Dermaga tahun 2018 mempunyai dermaga dengan panjang 70 m sedangkan untuk tahun 2025 panjang dermaga ditambah menjadi 204 m dan pada tahun 2030 panjang dermaga ditambah menjadi 272 m. Untuk terminal penumpang pada tahun 2018 mempunyai luas 150 m2 sedangkan untuk tahun 2025 perlu penambahan 55 m2 sehingga total menjadi 205 m2 dan tahun 2030 perlu penambahan 449 m2 sehingga total menjadi 559 m2. Untuk lapangan penumpukan harus direalisasikan karena kebutuhan bongkar dan muat barang tiap tahun semakin meningkat, untuk lapangan penumpukan pada tahun 2025 perlu 130 m2 sedangkan pada tahun 2030 perlu penambahan 52 m2 sehingga total 182 m2. Gudang harus direalisasikan karena kebutuhan bongkar muat barang semakin meningkat, untuk gudang pada tahun 2025 perlu 966 m2dan untuk tahun 2030 perlu penambahan 383 m2 sehingga total 1349 m2. Kata kunci: Pengembangan, Dermaga, Terminal penumpang, Fasilitas Bongkar Muat, Pelabuhan Ulu Siau
PEMODELAN FASILITAS ARUS PEJALAN KAKI (TROTOAR) Limpong, Royke; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada ruas jalan sam ratulangi  banyak permasalahan terkait fasilitas pejalan kaki yang dapat menyebabkan konflik antara pejalan kaki dengan arus lalu lintas yang dapat menimbulkan hambatan, kemacetan, dan membahayakan pemakai jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan tingkat pelayanan pejalan kaki dan walkability. Hasil analisis karakteristik dan tingkat pelayanan pejalan kaki menunjukkan bahwa untuk trotoar timur arus pejalan kaki terbesar yaitu pada pengamatan malam sebesar 103orang/15menit dengan kecepatan rata-rata ruang sebesar 59,91 m/mnt, kepadatan sebesar 0,0143 org/km. Untuk trotoar barat arus pejalan kaki terbesar yaitu pada pengamatan sore 284 orang/15menit  dengan kecepatan rata-rata ruang sebesar 52,41 m/mnt, kepadatan sebesar 0,1305 org/km. Pada masing-masing jam puncak berada pada kategori tingkat pelayanan “A” dan konflik antara pejalan kaki tidak mungkin terjadi. Jenis fasilitas pedestrian, yaitu fasilitas pedestrian  tanpa pelindung. Berdasarkan hasil analisis, maka di buat disain tipikal fasilitas pejalan kaki berupa tambahan lebar trotoar dan elemen- elemen pendukung lainnya seperti kanopi-kanopi, tempat duduk, lampu penerangan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.   Kata kunci: Karakteristik Pejalan Kaki, Tingkat Pelayanan, Fasilitas Pejalan Kaki
ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA – MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA – KAROMBASAN) Masalle, Diah Anggraeni Damiyanti; Paransa, M. J.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 5 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya pengemudi (sopir) angkutan kota yang tidak menerapkan trayek dengan teratur, seringkali merugikan masyarakat dengan lamanya menunggu angkutan kota. Untuk mengetahui apakah jumlah angkutan kota yang ada sudah memenuhi terhadap kebutuhan masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu Home Interview Survey dan Wawancara Langsung di Terminal. Jumlah Kepala Keluarga yang disurvey untuk Home Interview Survey adalah sebanyak 240 KK atau sebanyak 1027 orang, pada penduduk di delapan zona penelitian. Sedangkan, untuk survey wawancara langsung dilakukan di tiga terminal yaitu terminal Pusat Kota, terminal Malalayang dan terminal Karombasan, pada waktu pagi jam 06.00-10.00 untuk mendapatkan jumlah penumpang dari zona external yang secara regular menuju atau melewati zona internal. Berdasarkan hasil survey Home Interview Survey terdapat 755 orang yang bepergian dan hanya 447 orang yang menggunakan angkutan kota. Dan hasil survey wawancara langsung di terminal menunjukkan total pergerakan yang menggunakan angkutan kota adalah sebesar 40 orang. Analisis kebutuhan angkutan kota di kota Manado untuk studi kasus trayek Pusat Kota – Malalayang dan trayek Pusat Kota – Karombasan, dilakukan dengan melakukan pemodelan bangkitan, sebaran pergerakan, dan perhitungan pembebanan arus lalulintas. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah y = 645,8 + 0,435x ,dengan koefisien determinasi (R²) adalah sebesar 0,828 oleh variabel (y) jumlah yang bepergian dengan menggunakan angkot dan variabel (x) jumlah penduduk. Hasil pemodelan sebaran pergerakan angkutan kota menyatakan bahwa jumlah kebutuhan angkot adalah sebesar 1266 kendaraan pada zona penelitian.  Jumlah angkutan kota (aktif) pada tahun 2014 adalah sebesar 1261 kendaraan. Selisih perhitungan berdasarkan model dan kondisi eksisting adalah sebesar 5 kendaraan dari 1261 kendaraan atau sebesar 0,39 % dengan seat faktor 0,78. Pada tahun 2020 kebutuhan angkutan kota meningkat sebesar 2430 kendaraan atau sebesar 1,93 kali lipat dari angkutan kota tahun 2014. Kata Kunci : Jumlah angkutan kota, penduduk, jumlah orang yang bepergian dengan angkot, seat factor
PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG Suawah, Fergianti; Kaseke, Oscar H.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 12 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga 2010 revisi 3, ada 2 jenis campuran beraspal panas yaitu HRS (Hot Rolled Sheet) dan AC (Asphalt Concrete).Campuran HRS tidak ada batasan mengenai besaran Ratio Filler dengan Bitumen Efektif tetapi besaran Marshall Quotient masih diberlakukan. Sedangkan pada campuran  AC, batasan Ratio Filler dengan Bitumen Efektif dibatasi 1,0 sampai dengan 1,4 dan Marshall Quotient ditiadakan. Pengaruh variasi  Ratio Filler-Bitumen pada jenis HRS-BASE inilah yang akan diteliti melalui pengujian di Laboratorium. Dalam penelitian ini, material yang digunakan diambil dari lokasi sumber desa Lolan. Dibuat campuran beraspal panas jenis HRS-BASE menggunakan komposisi campuran terbaik untuk pengujian Marshall sehingga diperoleh kadar aspal terbaik. Selanjutnya, dibuat perancangan komposisi dengan ratio filler terhadap bitumen efektif bervariasi 0,24, 0,57, 0,89, 1,22, 1,54 dan gradasi dari fraksi ukuran butir lainnya dibuat seideal mungkin. Dari pengujian Marshall diperoleh pengaruh terhadap nilai karakteristik campuran HRS-BASE. Dengan nilai ratio filler-bitumen content antara 0,24 sampai dengan 1,5 diperoleh nilai Marshall Quotient antara 441,49 sampai dengan 550,17, nilai Stabilitas antara 1433,62kg sampai dengan 2065,01kg, nilai Flow antara 3,50mm samapai dengan 3,79mm, nilai VFB antara 70,42% sampai dengan 84,68%, nilai VIM menurun  dari 6,72% sampai dengan 1,54% dan nilai VMA juga menurun dari 22,71% sampai dengan 19,64%. Berdasrakan hasil penelitian, semua rentang nilai ratio filler-bitumen content yang dicapai, memenuhi batasan besaran nilai  Marshall Quotient. Tetapi yang membatasi nilai ratio filler-bitumen adalah batasan nilai VIM. Disarankan pada jenis campuran HRS-BASE sebaiknya menggunakan nilai Ratio Filler-Bitumen pada range antara 0,4 yang dibatasi nilai VIM tertinggi, sampai dengan 1,1 yang dibatasi nilai VIM terendah. Kata Kunci : HRS-BASE, Gradasi Senjang, Ratio Filler-Bitumen Content
KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG Yakob, Ferry; Sendow, Theo K.; Paransa, M. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 3 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angkutan Umum adalah salah satu moda transportasi yang menghubungkan kawasan yang satu dengan yang lain. Hal ini menjadikan angkutan umum urat nadi dalam suatu pembangunan daerah. Angkutan umum yang terintegrasi, aman, nyaman dan murah menjadi primadona masyarakat yang menggunakannya. Pemerintah sebagai regulator dituntut untuk bisa menghadirkan jasa angkutan yang aman, nyaman dan murah. Penentuan besaran tarif angkutan umum oleh dinas terkait menjadi titik vital agar pengguna angkutan tidak merasa dirugikan dan pemilik angkutan umum tidak merugi. Metode Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi (FSTPT) dan Metode Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) merupakan metode untuk menganalisa besaran biaya operasi kendaraan (BOK) yang harus dikeluarkan oleh pemilik angkutan dan bisa menentukan besaran tarif yang sesuai. Penelitian ini akan mengkaji tarif angkutan umum penumpang yang beroperasi di pulau Tagulandang dengan metode DLLAJ dan FSTPT. Saat ini tarif yang berlaku untuk angkutan umum penumpang di pulau Tagulandang dipengaruhi oleh jarak tempuhnya. Seperti tarif trayek Buhias-Lesa adalah Rp 5.000,- dengan jarak 3 KM, sedangkan untuk tarif trayek Buhias-Kisihang adalah Rp. 7.200,- dengan jarak 10 KM. Dari hasil penelitian di dapat bahwa tarif yang berlaku di pulau Tagulandang sudah sesuai dengan metode DLLAJ dan FSTPT untuk angkutan  umum penumpang. Kata kunci: biaya operasi kendaraan, tarif, FSTPT, DLLAJ
PEMANFAATAN SEDIMEN TRANSPORT ABU VULKANIK (GUNUNG SOPUTAN) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PADA ABU BATU DALAM CAMPURAN ASPAL HRS – WC GRADASI SEMI SENJANG Tombeg, Charlie Valentino; Manoppo, Mecky R. E.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 3 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sediment Transport abu Vulkanik dalam penelitian ini berasal dari sungai kaki gunung Soputan di desa Silian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggantian sediment transport abu vulkanik gunung soputan terhadap abu batu dengan menggunakan campuran HRS-WC gradasi semi senjang terhadap nilai karakteristik Marshall dan apakah memenuhi syarat Spesifikasi teknik 2010 revisi 3 devisi 6.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dilakukan di laboratorium dengan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7%, 8%, dan 9% serta kadar abu Soputan 0%, 50%, dan 100% terhadap abu batu pada setiap variasi  kadar aspal. Sampel yang di gunakan berjumlah masing-masing 3 buah. Sebelum pembuatan benda uji, sediment transport abu Soputan harus di saring terlebih dahulu dan lolos saringan no. 4. Pengujian yang di gunakan mendapatkan hubungan nilai karakteristik Marshall dengan variasi kadar Abu Soputan. Hasil dari keseluruhan perhitungan bahwa penggantian Abu Soputan pada kadar aspal optimum 7,3%, 7,5%, 7,95% merupakan campuran HRS-WC yang memenuhi pesyaratan karakteristik Marshall sesuai Spesifikasi teknik 2010 revisi 3. Dari hasil perhitungan dengan kadar aspal optimum diperoleh subtitusi 0% dengan nilai stabilitas 1675 kg, Flow 3,3 mm, VIM 4,4%, VMA 18%, VFB 75,2%, Density 2,33 gr/cc, Marshall Quotient 520 kg/mm. Untuk  subtitusi 50% dengan nilai stabilitas 1601 kg, Flow 3,6 mm, VIM 4,9%, VMA 18,4%, VFB 74,9%, Density 2,32 gr/cc, Marshall Qoutient 441 kg/mm. Subtitusi 100% dengan nilai stabilitas 1500 kg, Flow 4,2 mm, VIM 4,2 %, VMA 19,2%, VFB 70%, Density 2,3 gr/cc, Marshall Qoutient 360 kg/mm.Penggantian sediment transport Abu Soputan memenuhi syarat Spesifikasi teknik 2010 revisi 3 devisi 6, sehingga dapat di gunakan dalam perkerasan campuran beraspal panas dan dengan membuat benda uji berdasarkan gradasi yang sesuai dengan ketentuan untuk campuran HRS-WC gradasi semi senjang. Kata kunci : Sediment Transport Abu Soputan, Marshall.
ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013 Yauri, Ricky; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 12 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Bina Marga 2013 dijelaskan bahwa empat tantangan terkait isu kinerja aset jalan di Indonesia sudah diakomodir. Keempat tantangan tersebut berupa beban berlebih, temperatur perkerasan tinggi, curah hujan tinggi, dan tanah lunak. Empat tantangan diuraikan sebagai parameter yang harus diuji pada pedoman sebelumnya. Pedoman desain perkerasan yang ada diantaranya Pt T-01-2002-B dan Pd T-05-2005 tetap valid namun solusi desain harus memenuhi persyaratan dalam manual ini terutama dengan umur rencana, faktor kerusakan (VDF), desain pondasi jalan, dan beban berlebih. Untuk mempersingkat proses perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2002, pada penelitian ini dibuat dalam bentuk grafik/nomogram desain hubungan antara kumulatif beban sumbu standar, W18 dan tebal perkerasan untuk lapis pondasi berbutir dan lapis pondasi CTB. Kisaran W18 adalah 300.000 ESAL ~ 30.000.000 ESAL serta nilai CBR tanah dasar berkisar 2% ~ 10% dengan kenaikan 1%. Dari hasil perhitungan, dengan data LHR sebesar 11.880 kend/hari dimana proporsi LV= 95% dan HV = 5% pada ruas jalan Mapanget – Kairagi tahun 2016,  perhitungan W18 menurut Bina Marga 2002 adalah sebesar 7.535.757 ESAL, perhitungan CESA menurut Bina Marga 2005 adalah sebesar 9.165.713 ESAL, dan perhitungan CESA4 menurut Bina Marga 2013 adalah sebesar 10.413.211 ESAL. Berdasarkan Bina Marga 2013, dengan penajaman desain terhadap umur rencana dan faktor kerusakan (VDF), maka perkerasan harus didesain dengan menggunakan desain 3 yaitu menggunakan struktur perkerasan AC-WC  dan CTB. Sedangkan penajaman untuk tanah lunak (CBR ≤ 6%), penanganan berupa penggunaan lapis penopang (capping layer) setebal 300 mm. Setelah dilakukan koreksi terhadap temperatur maka total tebal lapis beraspal dikali dengan faktor sebesar 0,91. Penajaman desain memperlihatkan bahwa desain tebal perkerasan berubah dari 655 mm menjadi 1110 mm, suatu indikasi tebal perkerasan semakin kuat. Namun dengan menggunakan CTB maka tebal perkerasan beraspal berkurang dari 195 mm menjadi 60 mm, suatu pengurangan yang sangat berarti yaitu sebesar 135 mm, merupakan indikasi perkerasan yang semakin ekonomis. Jika kontraktor kurang berkompeten serta sumber daya tidak memadai untuk mengerjakan konstruksi CTB, maka solusi menggunakan lapis pondasi Agregat Kelas A dapat digunakan. Kata kunci : CESA, CBR, tebal lapis perkerasan, grafik/nomogram desain, penajaman desain
PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT PEDESAAN DI KECAMATAN LIRUNG Tamila, Priskila Gedoa; Kereh, Lexie F.; Jansen, Freddy; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 4 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kota Lirung adalah salah satu kota yang ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Talaud karena merupakan pusat perbelanjaan dan tempat persinggahan pertama kapal yang datang dari Manado, Bitung dan Tahuna. Sejalan dengan peningkatan aktifitas itu, maka kebutuhan akan transportasi darat meningkat. Sedangkan pada kenyataannya kota Lirung tidak memiliki terminal sehingga kendaraan yang ada parkir sembarangan di pusat pertokoan di Kota Lirung. Jadi dalam hal ini dianggap perlu untuk merencanakan terminal di Kota Lirung yang dapat mengatur arus lalulintas. Perencanaan terminal di Kecamatan Lirung didasarkan pada data-data yang diambil yaitu Data Sekunder yang terdiri dari jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan yang beroperasi. Berikutnya Data Primer yang berdasarkan trayek kendaraan umum, tingkat kedatangan dan waktu yang digunakan dalam sistem, data ini di dapat dengan metode survei di lapangan yaitu di Pusat Pertokoan di Kota Lirung selama 6 (enam) hari. Berdasarkan hasil perhitungan dari data-data yang diperoleh maka terminal yang direncanakan adalah terminal tipe C dengan luas 7000 m² (100 m x 70 m) dan terdiri dari 2 (dua) jalur dengan perincian 1 (satu) jalur untuk areal kedatangan dan 1 (satu) jalur areal pemberangkatan. Terminal menggunakan 1 (satu) pintu masuk dan keluar. Adapun untuk areal parkir kendaraan yaitu untuk areal kedatangan menggunakan sistem parkir 60° dan areal pemberangkatan menggunakan sistem parkir 90° dengan kapasitas parkir keseluruhan adalah 82 kendaraan, terminal ini dapat dimanfaatkan sampai tahun rencana yaitu tahun 2022 dengan cara peramalan (forecasting) yaitu didapat tingkat kedatangan angkutan pada jam sibuk sebesar 78 kendaraan. Kata kunci: perencanaan terminal, angkutan darat pedesaan, terminal Kecamatan Lirung
UJI LAIK FUNGSI JALAN SECARA TEKNIS PADA RUAS JALAN MANADO – TOMOHON (SEGMEN BATAS KOTA MANADO – KOTA TOMOHON) Paat, Geraldo Niki Imanuel; Sendow, Theo K.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas Jalan Nasional Batas Kota Manado – Kota Tomohon merupakan salah satu akses jalan utama yang menghubungkan kedua kota tersebut dan daerah sekitarnya. Tujuan penelitian ini  adalah untuk menganalisis tingkat kelaikan fungsi jalan serta perbaikan yang diperlukan agar jalan menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor.11/PRT/M/2010. Uji laik fungsi jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum. Analisis uji laik fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengukur penyimpangan (deviasi) terhadap kondisi lapangan terhadap standar teknis setiap komponen teknis, meliputi: teknis geometrik jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan teknis perlengkapan jalan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada ruas jalan Batas Kota Manado – Kota Tomohon termasuk dalam kategori laik fungsi dengan perbaikan teknis yang harus dipenuhi (LS). Perbaikan teknis yang harus dipenuhi pada ruas jalan tersebut berupa pemeliharaan rutin dan pengadaan komponen jalan yang belum ada, agar supaya ruas jalan Batas Kota Manado – Kota Tomohon dapat menjadi laik fungsi. Kata Kunci : Laik Fungsi, Standar Teknis, Ruas Jalan, Perbaikan
Co-Authors Alelo, Ivana Junia Appi Yamsos Solossa Armin Lumban Toruan Audie L. E. Rumajar Audie L. E. Rumayar Benjamin, Hendry Samuel Bolung, Ayuni Laurentia Bongso, Shofian E. H. Cindy Irene Kawulur Clinton Yan Uguy, Clinton Yan David W. Rambitan Dhewanty Rahayu Puteri, Dhewanty Rahayu Diah Anggraeni Damiyanti Masalle, Diah Anggraeni Damiyanti Dimas F. Robot Dwijayanto Pribadi Elisabeth Lintong Febrina Ishak Syahabudin, Febrina Ishak Fergianti Suawah, Fergianti Ferry Yakob, Ferry Freddy Jansen Freyti Silvia Mawu, Freyti Silvia Giroth, Mega Indah Hasibuan, Lamrumenta Marianti Herman Rauf, Herman Hermi R. A. Gultom Ignatius Tri Prasetyo Samponu, Ignatius Tri Prasetyo James A. Timboeleng Jefferson Longdong Joice E. Waani Jori George Kherel Kastanya Joy Andre Dio Mosey Julia Astuti Djumati Jurike Ireyne Toar Kairupan, Liani Anggreini Katihokang, Meila Femina Kiding Allo, Agatha Desiwanty L. J. Undap Lalamentik, Lucia G. J. Lendy Arthur Kolinug Lexie F. Kereh Liando, Stanley Lintong Elisabeth Lucia G. J. Lalamentik Lucia G. J. Lalamentik M. J. Paransa Manangi, Sri Rachmila Manguande, Jeisya Manoppo, Cheryl N. Manoppo, Mecky R. Mantiri, Cynthia Claudia Masinambow, Christmas E. L. Mecky R. E. Manoppo Meggie Huwae, Meggie Natal Pangondian Siagian Junior, Natal Pangondian Nathanael Pieter Siriwa Novita Lucia Senduk Olivia Rosalyn Marpaung Oscar H. Kaseke Paat, Geraldo Niki Imanuel Palenewen, Steve Ch. Pandeiroth, Jerivo Pangerapan, Monica Linny Pasiak, Imanuel S. Praycilia Inri Badar Priskila Gedoa Tamila Romauli, Theresia Dwiriani Royke Limpong, Royke Rumondor, Eko Randy Rusdianto Horman Lalenoh, Rusdianto Horman Safitra, Putri Angelia Samuel A. R. Warouw Sembung, Nadya Tesalonika Semuel Y. R. Rompis, Semuel Y. R. Sinaga, Lerinsah Sisca V. Pandey Steve Ch. N. Palenewen Sweetly Manopo Tambajong, Brenda E. Taufan Guntur Stallone Merentek, Taufan Guntur Stallone Tawalujan, Kevin Filindo Timpal, Greyti S. J. Toding, Risman Bismar Tombeg, Charlie Valentino Untu, Viena Mia Gratia Untung, Evangelina Viandany Zulfian Muslim Vrisilya Bawangun, Vrisilya Winardi M. F. Sumardi Wowor, Flandieh S. E. Yauri, Ricky