Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

EVALUASI GEOMETRIK JALAN BERDASARKAN STANDAR PERENCANAAN BINA MARGA Sinaga, Lerinsah; Sendow, Theo K.; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 7 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan prasarana yang memiliki peranan penting dalam kemajuan pelayanan barang dan jasa serta menghubungkan daerah lainnya untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat. Pada Ruas Jalan Trans Sulawesi km 25 – km 26 yang berada pada Kabupaten Tombariri, bila dilihat secara visual memiliki bentuk tikungan tajam (berjari-jari kecil), yaitu kurang dari Rmin = 110 m sebagaimana disyaratkan oleh Bina Marga Tahun 1997 untuk jalan Arteri (jalan Nasional) dengan Vr = 60 km/jam. Bentuk jalan berjari-jari kecil dapat menyebabkan ketidakamanan dan ketidaknyaman bagi pengguna jalan, karena jarak pandang yang pendek. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi geometrik jalan eksisting dan mendesain ulang geometrik jalan yang disesuaikan dengan jalan eksisting.Perencanaan geometrik merupakan perencanaan jalan yang dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik (tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan dan drainase jalan) sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Perencanaan terdiri dari perencanaan alinyemen horisontal (tipe lengkung, radius lengkung dan stationing), vertikal (lengkung vertikal dan gradien) dan galian timbunan. Penelitian ini mengacu pada ketentuan Bina Marga, yaitu Standar Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota Tahun 1997. Studi yang dilakukan, yaitu bersifat literatur dan riset. Berdasarkan penelitian, diperoleh 18 tikungan eksisting dengan radius kurang dari Rmin, 1 tikungan lebih dari Rmin (110 m), g1 hingga g11 tidak sesuai standar dan g12 hingga g16 sesuai standar (g ≤ 8%) untuk Vr = 60 km/jam. Perhitungan perencanaan geometrik jalan baru diperoleh 3 tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral. Hasil perencanaan ulang, yaitu R1 = 280 m, R2 = 113 m, R3 = 120 m, g = 8% tanpa lengkung vertikal dan volume galian = 545.557 m3. Kata Kunci :  Geometrik Jalan, Autocad Land Development 2009, Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, Jalan Nasional
EVALUASI REKAYASA LALU LINTAS DI BUNDARAN LALU LINTAS (STUDI KASUS: BUNDARAN LALU LINTAS PATUNG SAM RATULANGI) Prihono, Prilia Meilany; Rompis, Semuel Y. R.; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 9 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rekayasa lalu lintas pada persimpangan bundaran lalu lintas patung Sam Ratulangi diharapkan mampu memberikan kelancaran dan kenyamanan berlalu lintas. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah titik konflik, yakni arus lalu lintas yang memotong arus lalu lintas yang lain, yang menambah peluang terjadi kemacetan pada persimpangan. Dalam penelitian ini penulis melakukan evaluasi penutupan jalur di bundaran lalu lintas patung Sam Ratulangi dari arah jalan Sam Ratulangi (Wanea Plaza) menuju ke jalan Bethesda. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 digunakan untuk meninjau kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian. Hasil evaluasi dengan data volume arus lalu lintas maksimum pada bundaran di lokasi studi menunjukkan kapasitas bundaran lalu lintas bagian jalinan Jl. Bethesda – Jl. Pramuka tidak lagi mampu menampung volume arus lalu lintas yang melewatinya terutama pada jam puncak dilihat dari derajat kejenuhan yang melebihi batas maksimum yakni 0.75. Dengan adanya penutupan jalur terjadi kelancaran dibagian jalinan Jl. Sam Ratulangi Ranotana – Jl. Bethesda dan Jl. Sam Ratulangi Wanea Plaza – Jl. Sam Ratulangi Ranotana dilihat dari nilai derajat kejenuhan, nilai tundaan lalu lintas, dan nilai peluang antrian yang lebih kecil dibandingkan tanpa penutupan jalur. Kata kunci: persimpangan bundaran, kapasitas, derajat kejenuhan, MKJI, antrian, tundaan
PERBANDINGAN KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (HRS-WC) YANG MENGGUNAKAN ASBUTON MODIFIKASI (RETONA BLEND 55) DENGAN ASPAL PENETRASI 60/70 Bolung, Ayuni Laurentia; Sendow, Theo K.; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campuran Beton Aspal yang biasanya digunakan sebagai bagian dari Lapis Perkerasan lentur Jalan Raya, terbuat dari Agregat sebagai Bahan Pengisi dengan Aspal (Bitumen) sebagai bahan pengikat. Dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga Kementrian PUPR RI, Bahan Pengikat yang biasanya menggunakan Aspal Minyak dapat diganti dengan Aspal hasil olahan Aspal Buton karena di Indonesia dalam hal ini di Pulau Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat bahan galian berupa Aspal Batu Buton disingkat ASBUTON yang saat ini telah diolah secara fabrikasi dan salah satu hasil olahan Asbuton tersebut dikenal dengan nama RETONA BLEND. Selanjutnya, juga dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga, ada dua jenis campuran utama yang berbeda tujuan penggunaannya; yakni jenis yang satunya adalah Lapis Tipis Aspal Beton (Asphalt Concrete) yang disingkat LASTON atau AC yang dibuat dengan agregat yang susunan ukuran butirnya menerus yang mengutamakan kekuatan dalam menerima beban akibat lalu lintas dan yang kedua adalah jenis Lapis Tipis Aspal Beton disingkat LATASTON atau dikenal dengan Hot Rolled Sheet (HRS) yang mengutamakan Durabilitas sehingga dibuat dengan agregat yang susunan ukuran butirnya senjang. Berikut ini terhadap jenis campuran HRS khususnya untuk Lapis Aus atau Wearing Course yang bergradasi senjang akan diteliti pengaruhnya jika akan menggunakan Bahan Pengikat hasil Olahan Asbuton jenis Retona Blend. Untuk meneliti pengaruhnya yang terutama ditinjau dari segi durabilitas yang diperoleh dari sifat-sifat campuran berdasarkan kriteria Marshall, dan agar dapat diukur besar pengaruhnya, maka akan dibandingkan dengan campuran yang dibuat dengan parameter-parameter campuran komposisi yang sama tapi menggunakan bahan pengikat Aspal Penetrasi 60/70 Ex PERTAMINA.Penelitian ini diaplikasikan pada jenis HRS-WC yang menggunakan material agregat dari lokasi sumber Desa Lolan 2 di Kabupaten Bolaang Mongondow dengan alasan karena agregat dari lokasi sumber ini telah banyak digunakan sebagai bahan campuran untuk berbagai jenis perkerasan jalan dan nilai abrasi ≤30% sesuai dengan yang disyaratkan Spesifikasi Teknik Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3 Campuran Beraspal Panas yang menggunakan Bahan Pengikat Aspal hasil olahan Asbuton karena aspal yang digunakan adalah aspal modifikasi Asbuton dengan merek Retona Blend untuk campuran satunya dan aspal penetrasi 60/70 ex PERTAMINA untuk campuran keduanya sebagai pembanding. Proses penelitian dimulai dengan pemeriksaan terhadap material agregat dan aspal kemudian dibuat rancangan komposisi berdasarkan persyaratan gradasi LATASTON, dihitung kadar aspal perkiraan dari campuran. Campuran yang dibuat terlebih dahulu adalah menggunakan Bahan Pengikat Retona Blend, dibuat benda uji untuk pengujian Marshall dan hasil uji dianalisis sehingga diperoleh kadar aspal terbaik dengan nilai-nilai kriteria Marshall. Selanjutnya dibuat campuran menggunakan Aspal Penetrasi 60/70 dengan proses yang sama.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika campuran HRS-WC menggunakan bahan pengikat Retona Blend maka kadar aspal terbaik sebesar 7,9% dengan besaran kriteria Marshall yang diperoleh dari pengujian secara non destruktif diperoleh nilai VIM sebesar 5,71%, VMA sebesar 18,16%, VFB sebesar 68,56%, density 2,33gr/cm3 kemudian kriteria Marshall dengan pengujian secara destruktif adalah stabilitas besarnya 1620 Kg dengan nilai Flow besarnya 3,55 mm sehingga besaran Marshall Quotient menjadi 458,8 Kg/mm. Jika campuran HRS-WC dengan parameter komposisi campuran sama dengan pertama, tapi menggunakan Bahan Pengikat Aspal Panas Penetrasi 60/70 ex PERTAMINA diperoleh kadar aspal terbaik 7,85% dari non destructive test didapat VIM sebesar 5,88%, VMA sebesar 18,45%, VFB 68,15%, density sebesar 2,33gr/cm3 dan dari destructive test (uji tekan) semua nilai kriteria Marshall yang didapat memenuhi syarat Spesifikasi Teknik Bina Marga.Berdasarkan besaran kriteria Marshall yang diperoleh, terlihat bahwa penggunaan Aspal Buton modifikasi jenis Retona Blend akan meningkatkan nilai stabilitas dan menurunkan nilai Flow dibandingan dengan yang menggunakan Aspal Penetrasi 60/70. Marshall Quotient (MQ) yang dihitung dari Stabilitas / Flow; merupakan besaran yang menunjukkan kekakuan atau durabilitas campuran dimana, semakin besar nilai MQ semakin kaku lapis perkerasan, sebaliknya semakin kecil nilai MQ menunjukkan semakin durable lapis perkerasan aspal dalam menerima beban. Dengan demikian jika lapis perkerasan aspal mengutamakan durabilitas dibandingkan kekakuan, maka jenis campuran HRS yang menggunakan bahan pengikat Aspal Minyak Penetrasi 60/70 adalah pilihan yang benar. 
EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2013 (STUDI KASUS: RUAS JALAN YOS SUDARSO MANADO) Birasungi, Cynthia F.; Waani, Joice E.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapisan perkerasan jalan lambat laun akan mengalami penurunan tingkat pelayanannya, sehingga mempercepat kerusakan fungsional maupun struktural perkerasan. Evaluasi struktur pada Ruas Jalan Yos Sudarso banyak dilewati oleh lalu lintas yang berdimensi besar. Oleh karena itu Indeks Permukaan tingkat pelayanan dari ruas jalan ini perlu terus dipertahankan hingga akhir umur rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar beban lalu lintas, lendutan balik, IRI, dan besar penurunan kinerja jalan, serta menentukan jenis perawatan yang dibutuhkan dan kapan pekerjaan itu dilakukan.Dalam penelitian ini data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data lendutan Benkelman Beam. Data sekunder terdiri dari data Volume Lalu Lintas dan data International Roughness Index (IRI) jalan. Analisis data dimulai dengan menghitung Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESAL) berdasarkan Bina Marga 2013, kemudian menghitung lendutan balik dari hasil pengujian dengan alat Benkelman Beam (BB) menggunakan metode Pd T-05-2005-B, serta menentukan Indeks Permukaan berdasarkan nilai IRI dengan menggunakan grafik hubungan Indeks Permukaan (IP) dan IRI yang bersumber dari National Cooperative Highway Research Program (NCHRP).Penurunan nilai indeks permukaan pada ruas jalan Yos Sudarso Manado untuk tahun 2017 setelah dioverlay memiliki nilai IP 1,4 yang berarti jalan sudah harus direhabilitasi dengan beban lalu lintas yang melintas sebesar 16,764,362 ESA yang memiliki persentase 25.3% yang didapatkan dari tahun pertama sampai tahun ke-6 untuk jenis kendaraan berat, tetapi untuk tahun 2017 tidak ada penanganan pada ruas tersebut dan diperkirakan pada akhir umur rencana Indeks Permukaan akan mencapai angka 0 yang berarti jalan sudah rusak berat dan menggangu lalu lintas. Pada tahun 2018 agar kondisi tetap pada pelayanan yang baik maka harus segera dilakukan rekonstruksi untuk mencegah kerusakan pada ruas tersebut akan bertambah parah. Kata Kunci: Beban Lalu Lintas, Lendutan, Indeks Permukaan, IRI
KETAHANAN TARIK CAMPURAN CTRB YANG MENGANDUNG 40% RAP DAN 60% RAM DENGAN SUBSTITUSI MATERIAL POZOLAN TERHADAP SEMEN Tumbelaka, Inrico; Waani, Joice E.; Palenewen, Steve Ch. N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan material baru secara terus-menerus dapat mengakibatkan kelangkaan material. Oleh karena itu metode daur ulang dikembangkan untuk mengurangi pemakaian material baru dan mengurangi sampah padat hasil garukan jalan lama. CTRB (Cement Treated Recycling Base) merupakan salah satu teknologi daur ulang untuk rekonstruksi lapis pondasi jalan dengan memanfaatkan material hasil garukan jalan lama yang telah rusak dan digunakan kembali sebagai material dalam campuran perkerasan dengan menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Komposisi campuran 40% RAP: 60% RAM dengan variasi kadar semen 0%, 2%, 4% dan 6% terhadap berat RAP: RAM dan substitusi pozolan 0%, 15%, dan 30% terhadap masing – masing variasi kadar semen. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian Indirect Tensile Strength untuk mengetahui seberapa besar campuran dapat menahan gaya tarik jika semen disubstitusi dengan material pozolan alam (tras). Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa substitusi tras membuat kekuatan campuran cenderung meningkat yaitu campuran dengan substitusi tras 15% terhadap 2% - 4% kadar semen tetapi kekuatan campuran cenderung menurun pada substitusi 30% tras. Pada campuran dengan kadar semen 6%, subtitusi tras memberikan pengaruh baik pada substitusi 15% - 30% tras. Disimpulkan bahwa campuran CTRB dengan proporsi 40% RAP : 60% RAM dimana gradasi gabungan yang tidak memenuhi standar spesifikasi, namun masih memenuhi syarat kekuatan tarik yaitu 250 kPa. Pada kadar semen 6% dan disubstitusi tras 15% dan 30% nilai ITS memenuhi syarat kekuatan tarik yaitu 303,5 kPa, 270,4 kPa, dan 286,9 kPa. Kata Kunci : CTRB, ITS, RAP, RAM, Daur Ulang
EVALUASI GEOMETRIK PADA RUAS JALAN MANADO – TOMOHON km 8 – km 10 Lisu Langi, Anjali Putri; Waani, Joice E.; Lintong, Elisabeth
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 3 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas jalan raya Manado - Tomohon merupakan jalan penghubung antar kota Manado dengan kota Tomohon maupun daerah-daerah yang dilewati oleh jalur jalan ini. Kondisi geometrik pada ruas jalan ini menurut pengamatan visual peneliti, belum memenuhi standar geometrik jalan untuk jalan  arteri dengan kecepatan 60 km/jam-80 km/jam, dikarenakan banyaknya tikungan yang memiliki radius kecil, serta jarak antar tikungan yang berdekatan sehingga perlu untuk dilakukan perbaikan geometrik.Untuk memperoleh data kondisi geometrik lapangan maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolite dan GPS, data yang diperoleh dari pengukuran yaitu data koordinat dan data elevasi. selanjutnya data hasil pengukuran tersebut diolah menggunakan Microsoft exel untuk digambarkan dalam program autocad land development 2009, dari hasil penggambaran tersebut, dilakukan analisa geometriknya.Lokasi yang ditinjau berada pada km 8 – km 10 dimana terdapat 20 tikungan, 16 diantaranya tidak memenuhi syarat jari-jari minimum yang dianjurkan Bina Marga untuk jalan arteri dengan kecepatan rencana 60 km/jam – 80 km/jam yaitu 110 m (Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, 1997), serta parameter-prameter lain seperti jarak antar lengkung, superelevasi, jarak pandang serta kelandaian yang masih belum memenuhi syarat. Hasil desain ulang menghasilkan trase jalan sepanjang 1642,2 m, dengan 6 lengkung horizontal dan 5 lengkung vertikal. Kata kunci: Geometrik, Lengkung Horizontal, Lengkung Vertikal, Jalan Arteri
KINERJA CAMPURAN AC-WC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT DARI BATU KAPUR Pomantow, Schwarz Y.; Jansen, Freddy; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 2 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan material untuk pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan di setiap wilayah di Indonesia terus meningkat, bahkan pada beberapa daerah tertentu yang dimana agregat standar sulit di temukan harus mendatangkan dari luar daerah, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, kendala untuk mendapatkan agregat standar dilokasi pekerjaan jalan perlu diatasi. Besarnya deposit material batu kapur yang ada di Indonesia menunjukkan besarnya potensi penerapan teknologi material lokal sub standar, batu kapur untuk campuran perkerasan jalan dalam hal ini pemanfaatan batu kapur sebagai agregat utama.Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang campuran aspal AC-WC dengan menggunakan material Batu Kapur dari berbagai daerah di Indonesia sebagai material utama dengan hasil pengujian marshall yaitu nilai stabilitas 1481,6 kg dan flow 3.6 mm dan penelitian tentang Batu Kapur dari Rau menggunakan campuran aspal AC-WC (Puslitbang Jalan dan Jembatan, 2017) dengan hasil pengujian marshall yaitu nilai stabilitas 1493,7 kg dan flow 3,7 mm, maka dari hasil penelitian sebelumnya yang sudah di lakukan, akan di lakukan penelitian terhadap material Batu Kapur yang berada di Bolaang Mongondow, Sulawesi UtaraPenelitian ini sifatnya mengidentifikasi sampel agregat, diperiksa di laboratorium dengan metode Marshall. Kemudian akan diambil sampel hasil perancangan untuk pemeriksaan Marshall (dibuat benda uji Marshall) kemudian di periksa kriteria Marshall untuk memperoleh kadar aspal optimum. Setelah selesai pada pengujian marshall untuk menentukan kadar aspal,optimum, kemudian di buat benda uji menggukanan kadar aspal optimum yang di dapat lalu divariasikan dengan filler (semen) yang akan di buat sampel untuk mendapatkan hasil dari pengujian Marshall.Dari hasil analisis Marshall, yang dibuat di laboratorium di dapat besaran Marshall kadar aspal 6,7% , untuk nilai stabilitas = 1377,67  flow = 3,651mm, VIM = 3,991%, VMA = 14,087%, VFB = 71,679%, density = 2,249. Dapat disimpulkan bahwa agregat batu kapur sebagai agregat sub standar dapat di gunakan dalam perkerasan campuran beraspal panas, dan dengan membuat benda uji berdasarkan gradasi yang sesuai dengan ketentuan untuk campuran AC-WC batu kapur. Kata kunci :Batu Kapur, Campuran AC-WC, Marshall
ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Masarrang, Rafael; Elisabeth, Lintong; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 11 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota manado mengalami pertumbuhan lalu-lintas (i) yang pesat saat ini yaitu berkisar 2,954 % setiap tahunnya, sementara pertambahan panjang ruas jalan yang ada tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang mengakibatkan meningkatnya tundaan atau delay pada jam puncak maupun pada bukan jam puncak pada hampir semua ruas jalan yang ada. Salah satu ruas jalan yang mengalami tundaan adalah ruas jalan Wolter Monginsidi, dikarenakan ruas jalan ini adalah salah satu ruas jalan arteri yang dilalui oleh jumlah kendaraan yang cukup besar. Tujuan dalam penulisan ini adalah menganalisis nilai V/C Ratio baik pada periode jam puncak maupun pada periode bukan jam puncak selama 6 hari dan menganalisis nilai V/C Ratio untuk 10 tahun yang akan datang. Metode analisis menggunakan MKJI 1997. Diharapkan dari analisis ini dapat diketahui apakah ruas jalan Wolter Monginsidi masih memenuhi kapasitas yang diharapkan atau tidak untuk waktu sekarang ini dan 10 tahun mendatang. Hasil analisis menunjukkan untuk arah malalayang periode jam puncak pada hari Rabu tanggal 24-06-2015, jam 17.15-18.15 dengan nilai volume 1771,65 smp/jam, nilai kapasitas 2595,78 smp/jam diperoleh nilai V/C ratio 0,6825 dengan kecepatan rata-rata 37 km/jam, dan untuk arah pasar45 periode jam puncak pada hari jumat tanggal 26-06-2015, jam 07.45-08.45 dengan nilai volume 1901,35 smp/jam, nilai kapasitas 2595,78 smp/jam  diperoleh nilai V/C ratio 0,7325 dengan kecepatan rata-rata 36 km/jam, maka kinerja ruas jalan Wolter Monginsidi pada tahun 2015 baik pada jam puncak maupun pada bukan jam puncak masih memenuhi kapasitas yang diharapkan. Hasil prediksi nilai V/C ratio 10 tahun mendatang menunjukkan volume lalu-lintas periode jam puncak untuk arah malalayang mengalami peningkatan derajat kejenuhan 23,05 % dengan kecepatan rata-rata menurun sebesar 23,3% yaitu dari 37 km/jam menjadi 30 km/jam, dan untuk arah pasar 45 mengalami peningkatan derajat kejenuhan 23,04% dengan kecepatan rata-rata menurun sebesar 33,3 % yaitu dari 36 km/jam menjadi 27 km/jam, maka kinerja ruas jalan Wolter Monginsidi sudah tidak memenuhi kapasitas yang diharapkan. Kata kunci: kinerja lalu lintas, pertumbuhan lalu lintas (i), V/C ratio
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN) Dondokambey, Felicia Geiby; Rumajar, Audie L. E.; Manoppo, Mecky R. E.; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 4 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDi Kalimantan Timur, saat ini transportasi melalui udara memegang peranan penting, dimana di beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batu bara dan lainnya, sehingga memerlukan mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam maupun luar propinsi. Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital. Di Balikpapan, salah satu kota dalam propinsi ini, terdapat Bandar Udara Internasional Sepinggan yang menurut sejarah awalnya digunakan untuk kegiatan Perusahaan Minyak Belanda (BPM). Dewasa ini, Bandara Sepinggan dianggap sudah tidak mampu menampung jumlah penumpang yang ada. Oleh karena hal tersebut, perlu direncanakan pengembangan untuk Bandara Sepinggan ini.Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan bersifat research. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah pesawat, penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi, dapat diramalkan arus lalu lintas di masa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dapat diketahui perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, dan data existing bandara digunakan sebagai acuan merencanakan pengembangan bandar udara.Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 747-400 maka dibutuhkan panjang landasan (runway) 3.949 meter dan lebar landasan 60 meter.Jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 185 meter. Lebar total taxiway 38 meter, dan luas apron yang diperlukan 750,5 × 164 = 123.082 m.Kata kunci: perencanaan, regresi, pergerakan, runway, taxiway, apron
KETAHANAN TARIK CAMPURAN CTRB YANG MENGANDUNG 60% RAP DAN 40% RAM DENGAN SUBSTITUSI MATERIAL POZOLAN TERHADAP SEMEN Moningka, Devis Lorens; Waani, Joice E.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan jalan yang terjadi pada lapis pondasi maka rehabilitasi yang harus dilakukan pada lapis pondasinya. Perbaikan yang sering dikakukan yaitu membongkar lapis pondasi yang rusak lalu menggantinya dengan material agregat batu pecah yang baru tanpa menggunakan bahan pengikat maupun menggunakan bahan pengikat berupa semen lalu dipadatkan. Dalam pelaksanaannya di lapangan, cara ini sering menghadapi tantangan yaitu secara ekonomi memerluka dana yang besar untuk pengadaan material baru, gangguan lingkungan hidup yaitu mengakibatkan daerah quarry, polusi udara dan degradasi lingkngan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka salah satu teknologi daur ulang yaitu CTRB dapat digunakan. Campuran Cemen Treated Recycling Base (CTRB) adalah teknik daur ulang perkerasan jalan untuk lapis pondasi yang memanfaatkan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) yaitu material agregat yang mengandung aspal dan RAM (Reclaimed Aggregate Mineral) yaitu material agregat yang tidak mengandung aspal yang berasal dari garukan perkerasan yang telah rusak, dicampur kembali lalu distabilisasikan dengan semen. Semen sebagai bahan stabilisa pada campuran CTRB memerluka biaya yang besar. Oleh sebab itu akan disubstitusikan pozolan alam (tras) terhadap semen. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian ITS (Indirect Tensile Strength). Dalam penelitian ini akukan dilpengujian ITS (Indirect Tensile Strength). Variasi semen yang dibuat yaitu 2%, 4%, 6%  terhadap RAP dan RAM dan variasi tras  0%, 15%, 30% terhadap semen. Variasi campuran semen dan tras yaitu 2% PC, 4% PC, 6% PC, 2% PC : 15% Tras, 4% PC : 15% Tras, 6% PC : 15% Tras, 2% PC : 30% Tras, 4% PC : 30% Tras, 6% PC : 30% Tras. Komposisi optimum campuran yang melampaui nilai ITS yaitu campuran CTRB 6% PC : 15 % Tras dan 6% PC : 30% Tras Kata Kunci: CTRB, RAP, RAM, Tras, ITS, Pozzolan