Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : JSFK (Jurnal Sains Farmasi

Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Fraksi Etil Asetat Bakteri Bacillus sp.3 (A1) yang Bersimbiosis dengan Spon Laut Haliclona fascigera Dian Handayani; Rafky Putra; Friardi Ismed
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 4, No 1 (2017): J Sains Farm Klin 4(1), November 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.259 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2017.4.1.146

Abstract

Bacillus sp. 3 is one of symbiotic bacteria of marine sponge Haliclona fascigera obtained from Mandeh Island, Pesisir Selatan, West Sumatra that can produce antibacterial compounds. This study aims to isolate the antibacterial compounds produced by Bacillus sp.3 (A1). The methods that has been used were bacterial cultivation on Nutrient Broth medium using Shaker Incubator at 150 RPM at 37ºC for 48 hours and isolation of antibacterial compound. The isolation method of the compound was carried out by column chromatography method. The testing of antibacterial activity was done by using agar diffusion method. Characterization of isolated compounds were performed using UV and IR spectrophotometer. From this research, two compounds RJ1 and RJ2 were obtained. The compound RJ1 was yellow oily (2.8 mg). The compound RJ1 can inhibit Staphylococcus aureus ATCC 25923 at a 1% of Minimum Inhibition Concentration (KHM). RJ2 compound was yellow oily (3.1 mg). The RJ2 compound can inhibit Escherichia coli ATCC 25922 at a 1% of Minimum Inhibition Concentration (MIC).
Isolasi Senyawa Antimikroba dari Jamur Endofit Trichoderma koningiopsis SaKB1 Dian Handayani; Elza Masriza Indah Pratiwi; Anzharni Fajrina
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 2 (2019): J Sains Farm Klin 6(2), Agustus 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.863 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.2.78-84.2019

Abstract

Tumbuhan mangrove adalah sumber yang kaya akan jamur endofit. Jamur endofit merupakan penghasil senyawa metabolit sekunder yang memiliki bioaktivitas seperti sitotoksik dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengetahui aktivitas antimikroba senyawa metabolit sekunder dari jamur Trichoderma koningiopsis SaKB1 pada tanaman mangrove Sonneratia alba Sm. Isolat jamur di kultivasi pada media beras selama 4 minggu dan diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Isolasi senyawa antimikroba dilakukan dengan metode kromatografi kolom dilanjutkan dengan rekristalisasi. Berdasarkan hasil kromatografi diperoleh 3 senyawa murni (M1, M2, M3). Senyawa M1 (8,2 mg) berupa amorf berwarna putih yang bereaksi positif terhadap perekasi Lieberman-Bouchard. Senyawa M2 (7,8 mg) berupa amorf berwarna putih. Senyawa M3 (59,6 mg) berupa minyak berwarna kuning kemerahan yang bereaksi positif terhadap pereaksi Lieberman-Bouchard. Semua senyawa dianalisis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan eluen n-heksan : etil asetat (2:3). Nilai Rf senyawa M1, M2 dan M3 masing-masing adalah 0,85; 0,26 dan 0,8. Analisis aktivitas antimikroba senyawa murni dilakukan dengan metode difusi agar terhadap bakteri pathogen Escherechia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Pengujian aktivitas antimikroba pada konsentrasi 5 % menunjukkan senyawa M1 dan M3 memiliki aktivitas antagonis terhadap bakteri E. coli dengan diameter hambat 9,58±1,16 mm dan 12,38±1,17 mm sedangkan senyawa M2 tidak memiliki aktivitas antimikroba. Berdasarkan uji reaksi kimia, senyawa M1 dan M3 diduga termasuk kedalam golongan terpenoid. 
Aktivitas Imunomodulator dari Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap Ayam Broiler Yufri Aldi; Yahdian Rasyadi; Dian Handayani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 1, No 1 (2014): J Sains Farm Klin 1(1), November 2014
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.081 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2014.1.1.21

Abstract

Ayam Broiler sangat rentan terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini kita dapat menggunakan pengobatan alternatif dengan pemberian senyawa imunostimulan yang dapat mencegah penyakit pada ayam broiler. Salah satu tanaman yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah meniran. Studi efek imunomodulator dari ekstrak etanol meniran (Phyllanthus niruri Linn.) telah dilakukan pada ayam broiler dengan metode bersihan karbon. Ekstrak diberikan secara oral dengan dosis 10; 30; 100; 300 mg/kg BB dan larutan 0,5% NaCMC sebagai kontrol serta suspensi Stimuno® forte 13,5 mg/kg BB sebagai pembanding selama 6 hari. Data indeks fagositosis dianalisis secara statistik dengan ANOVA dua arah dilanjutkan dengan uji Duncan. Peningkatan indeks fagositosis menunjukkan bahwa efek dari setiap dosis dengan kontrol negatif berbeda signifikan (P <0,05). Indeks fagositosis tertinggi diperoleh dari dosis 300 mg/kg BB. Data tentang peningkatan berat relatif limpa dan peningkatan sel limfosit darah dianalisis dengan ANOVA satu arah dilanjutkan dengan uji Duncan. Peningkatan berat limpa relatif dan peningkatan sel limfosit darah menunjukkan efek dari masing-masing dosis untuk kontrol negatif berbeda signifikan (P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol meniran aktif sebagai imunostimulan untuk ayam broiler.
Waktu Kultivasi Optimal dan Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etil Asetat Jamur Simbion Aspergillus unguis (WR8) dengan Haliclona fascigera Agnes Rendowaty; Akmal Djamaan; Dian Handayani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 4, No 1 (2017): J Sains Farm Klin 4(1), November 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.132 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2017.4.1.147

Abstract

The optimal cultivation time of symbiont fungi Aspergillus unguis (WR8) with marine sponge Haliclona fascigera and antibacterial activity assay from the ethyl acetate extracts symbiont fungi A. unguis (WR8) have been determined. The fungi was cultivated on Sabaoraud Dextrose Broth medium in both static condition and using shaker incubator at 120 RPM at 25-28oC. Optimal cultivation time was determined by the amount of dry biomass mycelium fungi per unit of time. Liquid medium was extracted with ethyl acetate and used for antibacterial activity assay using agar diffusion method against Staphylococcus aureus. The study showed that the optimal cultivation time of symbiont fungi A. unguis (WR8) in static condition was achieved on day 21 while the extract (5 % w/v) inhibited bacterial growth of S. aureus with an inhibition zone of 21 mm. Meanwhile, The optimal cultivation time in the shaker was achieved on day 14 and the inhibition zone of the extract was 11 mm. The study concludes that the optimal cultivation time for production of antibacterial compounds by symbiont fungi A. unguis (WR8) was obtained at 21 days in static condition.
Senyawa Antibiotik dari Bacillus sp1 (HA1) yang Bersimbiosis pada Spon Laut Haliclona fascigera Wiza Leila Puspita Sari; Deddi Prima Putra; Dian Handayani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 3, No 2 (2017): J Sains Farm Klin 3(2), Mei 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.294 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2017.3.2.138

Abstract

Bakteri simbion merupakan bakteri yang hidup dalam jaringan suatu host dan tidak merugikan host tersebut. Bakteri ini dapat menghasilkan berbagai senyawa bioaktif seperti antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa antibiotik dari ekstrak etil asetat bakteri Bacillus sp1 (HA1) yang bersimbiosis dengan spon laut Haliclona fascigera. Metoda yang digunakan yaitu kultivasi bakteri  pada media Nutrient Broth menggunakan Incubator Shaker dengan kecepatan 150 RPM pada suhu 37ºC selama 24 jam. Isolasi senyawa antibakteri dilakukan dengan metoda kromatografi kolom dan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh 2 senyawa antibakteri W1 dan W2. Senyawa W1 (10,8 mg) larut dalam pelarut etil asetat dan metanol, tapi sukar larut dalam n-heksana. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) 1%. Sedangkan senyawa W2 (2,3 mg) larut dalam diklorometana dan metanol, namun sukar larut dalam n-heksana. Senyawa W2 tidak dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923.