Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH SEDIAAN POMADE EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia.L) TERHADAP PERTUMBUHAN RAMBUT TIKUS PUTIH JANTAN Yahdian Rasyadi; Sandra Tri Juli Fendri; Frandika Tri Wahyudi
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v4i2.796

Abstract

Bitter melon (Momordica charantia L) is a plant known to stimulate hair growth. Bitter melon leaves can be extracted and used as a component in pomade preparations for hair care. The purpose of this study was to see the effect of pomade preparations from ethanol extract of bitter melon leaves on hair growth of male white rats. The pomade formula for ethanol extract of bitter melon that was tested as a hair grower was a pomade containing extract of bitter melon, each F0 = 0%, F1 = 8%, F2 = 10%, and F3 = 12%. Hair growth activity of pomade ethanol extract of bitter gourd was determined by calculating the hair length of rats for each group. From the test results, it was found that the average hair length on day 18 for each group of test preparations were F0 (0.72 cm), F1 (0.86 cm), F2 (0.95 cm), F3 (1 .36 cm), and Minoxidil (1.28 cm). Pomade preparations with formulas F1, F2, F3 had hair growth activity and F3 with a concentration of 12% bitter melon leaf ethanol extract had the best hair growth activity compared to other formulas.
FORMULASI SEDIAAN KUMUR DARI EKSTRAK DAUN SUKUN Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A.Zorn) Fosberg yahdian rasyadi
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 3 No. 2 (2018): Chempublish Journal
Publisher : Universitas Jambi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.571 KB) | DOI: 10.22437/chp.v3i2.5767

Abstract

ABSTRACT Research on mouthwash formulations from breadfruit leaf extract. This study aims to be able to formulate breadfruit leaf extract into mouth rinses. Mouthwashes breadfruit leaf extract is made into four formula that F0 (base), F1 (extract of breadfruit leaf pods 10%), F2 (extract of breadfruit leaf pods 15%) and F3 (extract of breadfruits leaf pods 20%). Evaluation mouthwash include organoleptic examination, pH, stability, and viscosity. The evaluation results show that the physical properties perfomed mouthwash give good results and qualify mouthwash preparations. Breadfruit leaf extract could be formulated in the form of mouthwash. Keywords: breadfruit leaf extract; mouthwash formulations; Mouthwashes breadfruit leaf extract ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang formulasi sediaan kumur dari ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis). Penelitian ini bertujuan untuk dapat memformulasi ekstrak daun sukun menjadi sediaan kumur. Sediaan kumur ekstrak daun sukun dibuat menjadi empat formula yaitu F0 (basis), F1 (ekstrak daun sukun 10%), F2 ( ekstrak daun sukun 15%) dan F3 ( ekstrak daun sukun 20%). Evaluasi obat kumur meliputi pemeriksaan organoleptis, pH, stabilitas, dan viskositas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sifat fisik sediaan obat kumur memberikan hasil yang baik dan memenuhi syarat sediaan obat kumur. Ekstrak daun sukun dapat diformulasi dalam bentuk sediaan obat kumur. Kata kunci: ekstrak daun sukun, formulasi obat kumur, obat kumur daun sukun
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LIP BALM EKSTRAK ETANOL BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior (Jack) R.M.S.m) Yahdian Rasyadi; Diana Agustin; Gina Aulia
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v5i1.896

Abstract

Kecombrang flower (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.) has antioxidant compounds that can be used as active ingredients in lip balm cosmetics for lip care. Lipbalm preparations containing 0% (F0), 0.5% (F1), 1% (F2), and 1.5% (F3) ethanol extracts of kecombrang flowers were prepared. The purpose of this study was to examine the antioxidant activity of lipbalm ethanol extract of kecombrang flowers F0, F1, F2, F3. The antioxidant activity of all formulas was carried out using the DPPH method. The results of the antioxidant activity test showed that the IC50 values ??for F0, F1, F2, and F3 were 252.38 g/mL, 235.93 g/mL, 230.79 g/mL, and 219.60 g/mL, respectively. it can be concluded that all lipbalm formulas of kecombrang flower ethanol extract (Etlingera elatior) 0% (F0), 0.5% (F1), 1% (F2), 1.5% (F3) have weak antioxidant activity.
Aktivitas Antibakteri Spray Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etil Asetat Daun Kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap Staphylococcus aureus Yahdian Rasyadi; Muthia Miranda Zaunit; Riska Safitri
Jurnal Farmasi Higea Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v14i1.431

Abstract

Infeksi sebagian besar terjadi akibat kemalasan dalam menjaga kebersihan tangan. Saat ini kegiatan membersihkan tangan lebih praktis menggunakan hand sanitizer. Formulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) dengan basis HPMC dengan konsentrasi ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6% (F1), 12% (F2), dan 18% (F3). Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian melihat bagaimana aktivitas antibakteri dari masing-masing formula spray gel hand sanitizer ekstrak etil asetat daun dunyit (Curcuma domestica Val) F1,F2, dan F3 terhadap Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri dari F1, F2, F3 dan P (sediaan pembanding) terhadap Staphylococcus aureus dilakukan menggunakan metode sumuran dengan melihat berapa diameter hambat dari masing-masing formula. Dari hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter hambat F1= 7,36±2,517 mm; F2= 9,26 ±2,082 mm; F3= 12,53 ±1,528 mm dan P= 9,4 ±1,0 mm. Dapat diambil kesimpulan bahwa sediaan spray gel ekstrak etil asetat daun kunyit (Curcuma domestica Val) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan kategori lemah dan F3 (spray gel mengandung ekstrak etil asetat 18%) memberikan daya hambat antibakteri yang paling besar dibandingkan formula yang lainnya (p<0,05).
Formulasi dan Karakterisasi Spray Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etil Asetat Daun Kunyit (Curcuma domestica Val) Yahdian Rasyadi; Muthia Miranda Zaunit; Riska Safitri
Jurnal Farmasi Higea Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v13i2.374

Abstract

Antiseptik adalah suatu zat kimia yang memiliki kerja untuk menghancurkan mikroorganisme ataupun menghambat kerjanya, sehingga dapat mencegah terjadinya suatu infeksi. Daun kunyit mengandung senyawa kimia flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi dan karakterisasi spray gel hand sanitizer dari ekstrak etil asetat daun kunyit. Gel dibuat dengan basis gel HPMC dan dibuat menjadi F1, F2,dan F3 dengan kandungan ekstrak etil asetat daun kunyit masing-masingnya 6%, 12%, dan 18%. Karakterisasi gel yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis, uji viskositas, uji kecepatan mengering, uji pH, dan uji stabilitas. Hasil organoleptis menunjukkan F1, F2, dan F3 bentuk cairan, warna coklat kehitaman, dan bau khas daun kunyit. Hasil uji viskositas diperoleh 750 cps (F1), 900 cps (F2), dan 1000 cps (F3). Hasil uji kecepatan mengering diperoleh 16,47 detik (F1); 14,25 detik (F2); 10,45 detik (F3). Hasil uji pH diperoleh 5,59 (F1); 5,59 (F2); 6,84 (F3). Hasil Uji stabilitas diperoleh F1, F2, dan F3 stabil selama pengujian 6 siklus. Semua formula dapat diformulasi menjadi spray gel hand sanitizer dengan hasil karakterisasi yang memenuhi persyaratan.
Aktivitas Imunomodulator dari Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap Ayam Broiler Yufri Aldi; Yahdian Rasyadi; Dian Handayani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 1, No 1 (2014): J Sains Farm Klin 1(1), November 2014
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.081 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2014.1.1.21

Abstract

Ayam Broiler sangat rentan terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini kita dapat menggunakan pengobatan alternatif dengan pemberian senyawa imunostimulan yang dapat mencegah penyakit pada ayam broiler. Salah satu tanaman yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah meniran. Studi efek imunomodulator dari ekstrak etanol meniran (Phyllanthus niruri Linn.) telah dilakukan pada ayam broiler dengan metode bersihan karbon. Ekstrak diberikan secara oral dengan dosis 10; 30; 100; 300 mg/kg BB dan larutan 0,5% NaCMC sebagai kontrol serta suspensi Stimuno® forte 13,5 mg/kg BB sebagai pembanding selama 6 hari. Data indeks fagositosis dianalisis secara statistik dengan ANOVA dua arah dilanjutkan dengan uji Duncan. Peningkatan indeks fagositosis menunjukkan bahwa efek dari setiap dosis dengan kontrol negatif berbeda signifikan (P <0,05). Indeks fagositosis tertinggi diperoleh dari dosis 300 mg/kg BB. Data tentang peningkatan berat relatif limpa dan peningkatan sel limfosit darah dianalisis dengan ANOVA satu arah dilanjutkan dengan uji Duncan. Peningkatan berat limpa relatif dan peningkatan sel limfosit darah menunjukkan efek dari masing-masing dosis untuk kontrol negatif berbeda signifikan (P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol meniran aktif sebagai imunostimulan untuk ayam broiler.
Efek Antibakteri Sabun Mandi Cair Ekstrak Buah Kapulaga Terhadap Staphylococcus aureus Yahdian Rasyadi; Revi Yenti; Aulia Putri Jasril
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i1.5015

Abstract

Di dalam kulit manusia terdapat banyak bakteri, contohnya Staphylococcus aureus. Infeksi Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan dan diikuti abses. Sabun berfungsi untuk membersihkan kulit dari kotoran maupun bakteri. Ekstrak etanol buah kapulaga yang telah diformulasi menjadi sabun mandi cair diduga memiliki khasiat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri sabun mandi cair yang mengandung ekstrak buah kapulaga (Amomum compactum Sol. Ex Maton) F1, F2, dan F3 dengan kandungan ekstrak etanol buah kapulaga masing-masingnya 2%, 4%, dan 6% terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji antibakteri sabun mandi cair dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Hasil uji aktivitas antibakteri sabun cair menunjukkan diameter hambat rata-rata F1 (22,33 ± 0,85 mm), F2 (24,63 ± 0,58 mm) dan F3 (25,80 ± 0,17 mm). Semua formula sabun mandi cair ekstrak etanol buah kapulaga memiliki aktivitas antibakteri tergolong kategori kuat terhadap penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sabun Mandi Cair Ekstrak Etanol Buah Kapulaga (Amomum compactum Sol. ex Maton) Yahdian Rasyadi; Revi Yenti; Aulia Putri Jasril
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 16 No. 02 Desember 2019
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.164 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v16i2.5675

Abstract

Sabun dapat membersihkan kulit dari kotoran maupun bakteri, salah satu tanaman obat yang diduga memiliki sifat sebagai antibakteri adalah kapulaga. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi ekstrak etanol buah kapulaga dalam sedian sabun mandi cair dan melihat stabilitas fisiknya. Sabun mandi cair ekstrak etanol buah kapulaga dibuat menjadi empat formula yaitu F0 (mengandung ekstrak buah kapulaga 0%), F1 (mengandung ekstrak buah kapulaga 2%), F2 (mengandung ekstrak buah kapulaga 4%), dan F3 (mengandung ekstrak buah kapulaga 6%). Uji stabilitas fisik sabun mandi cair meliputi pemeriksaan bobot jenis, uji daya busa, uji viskositas, dan uji stabilitas (organoleptis, homogenitas, pH, cycling test). Hasil evaluasi bobot jenis F0, F1, F2, F3 berturut-turut adalah 1,09; 1,09; 1,10; dan 1,10 g/mL.  Hasil uji daya busa F0, F1, F2, F3 berturut-turut adalah 0,47; 0,70; 0,75; dan 0,80 cm. Hasil uji homogenitas dan cycling test menunjukkan bahwa semua formula yang dibuat homogen dan tidak memisah setelah 6 minggu penyimpanan. Sabun mandi cair ekstrak etanol buah kapulaga stabil secara fisika selama penyimpanan enam minggu dan memenuhi syarat sediaan sabun mandi cair.
Formulasi, Evaluasi Fisika, dan Uji Stabilitas Sediaan Pomade dari Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) Yahdian Rasyadi; Sandra Tri Juli Fendri; Frandika Tri Wahyudi
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.6988

Abstract

Daun pare (Momordica charantia L) merupakan tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan rambut. Dalam penelitian ini, daun pare diformulasikan sebagai sediaan pomade. Tujuan penelitian ini adalah membuat, melihat evaluasi fisik, dan kestabilan sediaan pomade yang mengandung ekstrak daun pare dalam beberapa variasi konsentrasi yaitu, F0 = mengandung ekstrak etanol daun pare 0%, F1 = mengandung ekstrak etanol daun pare 8%, F2 = mengandung ekstrak etanol daun pare 10%, dan F3 = mengandung ekstrak etanol daun pare 12 %. Metode pembuatan pomade dengan cara peleburan. Evaluasi sediaan pomade meliputi evaluasi fisika (uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya tercuci), uji stabilitas dan uji iritasi. Hasil uji organoleptis menunjukkan F0 berwarna putih, tidak berbau dan bentuk setengah padat, F1, F2, F3 berwarna hijau kehitaman, bau khas dan bentuk setengah padat. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa F0, F1, F2, dan F3 homogen. Hasil uji daya tercuci menunjukkan volume air yang dapat mencuci pomade yaitu  F0 = 175 mL, F1 = 188 mL, F2 = 189 mL, dan F3 = 191 mL. Hasil uji stabilitas menunjukkan F0, F1, F2, F3 stabil pada suhu 4°C dan 40°C. Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa F0, F1, F2, dan F3 tidak mengiritasi. Pomade ekstrak etanol daun pare berdasarkan evaluasi fisik memenuhi persyaratan dan dari uji stabilitas memperlihatkan bahwa sediaan stabil.
Aplikasi Etil Selulosa sebagai Polimer pada Formulasi Mikrokapsul Papain dengan Metode Penguapan Pelarut Yahdian Rasyadi; Farida Rahim; Nadya Fitri Handayani
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.245 KB)

Abstract

Papain is an enzyme obtained from the sap of papaya which has proteolytic power, easily damaged by air both during manufacture and storage. This study aims to see whether microencapsulation of papain using ethyl cellulose by solvent evaporation method can protect papain from damage. Papain microcapsules are made with papain and ethyl cellulose polymers with their respective ratios F1 (1:1), F2 (1:2), F3 (1:3) using solvent evaporation methods. Evaluation of papain microcapsules with ethyl cellulose as a polymer includes organoleptis, particle size average, % recovery, surface morphology of microcapsules using Scanning Electron Microscope (SEM). From the evaluations of organoleptic F1, F2, and F3, three formulas were formed in the form of crystalline powder, yellowish white, distinctive smell. Particle size average of F1; F2; and F3 each of which is 14.68 µm; 42.84 µm; and 70.98 µm. Recovery from F1, F2, and F3 were 85.50%, 93.24% and 95.50% respectively. The results of SEM showed that ethyl cellulose had covered the surface of papain in F1, F2, and F3. The particle size and % recovery show that F3 is the best formula. Papain microencapsulation using ethyl cellulose by solvent evaporation method can provide protection against papain from damage.