Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ISOLASI SENYAWA EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN BERENUK (Crescentia cujete L.): ISOLASI SENYAWA EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN BERENUK (Crescentia cujete L.) Afdhil Arel; Wida Ningsih
FORTE JOURNAL Vol 2 No 1 (2022): Vol. 2 No. 1 (2022) : Edisi Januari
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v2i1.250

Abstract

Berenuk merupakan tanaman perdu tropis yang berkhasiat sebagai obat berbagai penyakit. Daun berenuk dalam pengobatan tradisional digunakan untuk mengobati luka baru dan menurunkan hipertensi. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi dan isolasi pada daun berenuk (Crescentia cujete L.). Isolasi dilakukan dengan cara ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etil asetat  yang menghasilkan ekstrak kental daun berenuk. Pemisahan untuk senyawa ekstrak kental etil asetat dilakukan menggunakan kromatografi kolom kemudian dimonitor menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pola fraksi noda yang sama digabungkan pada hasil pemisahan dengan KLT. Karakterisasi senyawa dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang maksimal 403 nm, spektrofotometer IR memberikan pita serapan pada bilangan gelombang 1734.82  cm-1, 1236.42 cm-1, 2983.39 cm-1, 3566.05 cm-1, dan titik leleh 194-1990C. Senyawa hasil isolasi dari ekstrak etil asetat daun berenuk (Crescentia Cujete L) yang telah dilakukan, diduga adalah golongan flavonoid berupa amorf yang berwarna hijau muda, tidak berbau, dengan rendemen 1,04 %.
Clove Oil (Syzygium aromaticum) Edible Film Formulation and Antibacterial Activity Test against Streptococcus mutans Wida Ningsih; Afdhil Arel
Journal of Fundamental and Applied Pharmaceutical Science Vol 2, No 1 (2021): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jfaps.v2i1.11640

Abstract

Clove oil contains eugenol as an antibacterial. Meanwhile, products containing clove oil have been widely used as toothpaste and mouthwash. In this study, clove oil was formulated in the form of edible film because it is practical, easy to use, and could be used without water like other oral hygiene preparations. The edible film is a thin layer film made of consumable materials used as a carrier of antibacterial compounds. Clove oil edible film was then formulated with clove oil concentrations of 1%, 1.5%, and 2% and determined for its antimicrobial activity against Streptococcus mutans. Clove oil edible film preparations were evaluated under their physical properties, including friability, drying shrinkage, pH, thickness, and swelling ability. Antibacterial activity testing of clove oil edible film was conducted, employing the blood agar diffusion method against Streptococcus mutans. The physical evaluation of the clove oil edible film showed almost the same physical properties as the comparison (GF). Clove oil edible film test results revealed the greatest inhibition at F1 of 18.6 mm is more or less 0.577, F2 of 22.3 mm is more or less 2.081, and F3 of 25.3 mm is more or less 1.527. According to David and Stout, the inhibition activity of bacteria on F3 was categorized as a very strong group inhibition response. In addition, ANOVA test analysis results uncovered that the concentration of clove oil affected the inhibition of the Streptococcus mutans bacteria with a significance value of 0.000 (p less than 0.05). Also, Duncan's test exhibited that each concentration of clove oil had a significant difference in the inhibition of Streptococcus mutans bacteria.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SABUN MANDI CAIR EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L) DAN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Wida Ningsih; Afdhil Arel
Menara Ilmu Vol 16, No 1 (2022): VOL. XVI NO. 1 JULI 2022
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v16i1.3325

Abstract

Kebersihan kulit harus dijaga dari polusi zat-zat seperti jasad renik (mikroba) yang tumbuh dan hidup di lingkungan sekitar. Mikroba dapat menyebabkan gangguan pada kulit seperti abses, bisul dan infeksi. Mikroba yang dapat tumbuh dan hidup di kulit salah satunya yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Biji pinang merupakan tumbuhan yang mengandung alkaloid seperti arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine, dan isoguvasine, tannin terkondensasi, tanin terhidrolisis dan flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Biji pinang yang diekstraksi dan diformulasi dalam bentuk sabun mandi cair dengan konsentrasi 0%, 2%, 4% dan 6%. Sabun mandi cair yang diperoleh dilakukan evaluasi secara fisik dan uji aktivitas antibakteri. Evaluasi fisik yang dilakukan memberikan hasil yang stabil selama penyimpan delapan minggu dan memenuhi syarat sediaan sabun mandi cair. Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan sabun mandi cair dengan metode difusi memberikan diameter daya hambat sebesar 0% (20,16 mm), 2% (20,00 mm), 4% (20,38 mm), dan 6% (23,00 mm). Daya hambat bakteri konsentrasi 6% dikategorikan respon hambat golongan kuat menurut Greenwood.
Pembuatan dan Uji Aktivitas Edible Film Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix) Terhadap Streptococcus Mutans Wida Ningsih; Afdhil Arel
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol 5 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v5i3.1833

Abstract

Halistosis atau bau mulut disebabkan oleh buruknya perawatan kebersihan mulut, karies gigi, infeksi rongga mulut, mulut kering, merokok dan sisa makanan yang menempel dalam mulut. Perawatan mulut yang biasa dilakukan untuk mencegah halistosis seperti menggosok gigi, menggunakan obat kumur dan menggunakan sediaan penyegar mulut yang berupa permen, spray dan edible film. Edible film yang beredar hanya mengandung mentol yang berfungsi mengatasi iritasi ringan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi edible film yang mengandung antiseptik dari ekstrak daun jeruk purut dengan variasi konsentrasi 5%, 10% dan 15% dan melakukan evaluasi fisik serta pengujian aktifitas anti bakteri dari edible film. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans menggunakan metoda difusi agar darah. Evaluasi fisik edible film meliputi organoleptis derajat keasaman, kerapuhan, susut pengerinngan, dan ketebalannya. Hasil evaluasi sifat fisik edible film yang diformulasi dibandingkan dengan edible film yang sudah beredar di pasaran dengan merek“GF” yang memperlihatkan sifat fisiksemua formula mendekati sifat fisik edible film “GF”. Hasil pengujian aktivitas antibakteri sediaan menunjukkan diameter rata-rata zona bening paling besar pada F3 yaitu 27,00 mm dibandingkan F1sebesar 23,00 mm dan F2 sebesar 25,67 mm. Ketiga formula edible film yang dihasilkan termasuk dalam kategori respon hambatan bakteri golongan sangat kuat menurut David Stout.
PELATIHAN PENGOLAHAN BAYAM MERAH UNTUK PENCEGAHAN ANEMIA DAN STUNTING Wida Ningsih; Afdhil Arel; Yahdian Rasyadi
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 5 No 4 (2022): APTEKMAS Volume 5 Nomor 4 2022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v5i4.5182

Abstract

Stunting is failure to thrive due to lack of nutritional intake that lasts for a long time from pregnancy to 24 months of age. Efforts to prevent stunting are carried out by meeting the nutritional needs of pregnant women, providing exclusive breastfeeding and eating complementary foods and maintaining environmental cleanliness. One of the nutrients during pregnancy that needs to be considered is the fulfillment of iron needs to prevent nutritional anemia caused by iron deficiency. Based on the results of a survey by a National Competent Institution, the Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI), the Padang Panjang stunting rate was set at 20% and based on information from the Padang Panjang City Service Head from Posyandu cadre data, the Padang Panjang stunting rate reached 15.57%. Red spinach is a vegetable that contains a lot of iron that can be consumed as an alternative food to meet iron needs. Iron plays a role in the formation of hemoglobin. The purpose of this community service is to increase the knowledge of pregnant women and mothers with toddlers about the benefits of red spinach and how to process red spinach into noodles. The method used was counseling and distribution of noodles from red spinach for counseling participants. The outputs obtained in this activity are pregnant women and mothers with toddlers who know the benefits of red spinach, can process red spinach into noodles and are willing to consume red spinach as an effort to prevent anemia and stunting.
FORMULASI DAN EVALUASI MASKER PEEL-OFF DARI MINYAK BUAH ALPUKAT (PERSEA AMERICANA) Dini Hanifa; Wida Ningsih; Amri Bakhtiar
JURNAL KATALISATOR Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Katalisator Volume 8 No. 1, April 2023
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.746 KB) | DOI: 10.22216/katalisator.v8i1.2074

Abstract

Penggunaan masker peel-off untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit wajah saat ini sedang banyak diminati. Penggunaan ekstrak tumbuhan sebagai bahan aktif dalam pembuatan masker peel-off telah banyak dilaporkan. Namun, belum banyak penelitian tentang penggunaan minyak tumbuhan pada masker peel-off. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasi masker peel-off dari minyak alpukat sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan dan pelembab alami pada sediaan kosmetika. Minyak alpukat merupakan sumber alami yang kaya akan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, linoleat, dan palmitat yang merupakan bahan yang sangat baik untuk melembabkan kulit dan meningkatkan permeabilitas kulit. Metode dalam penelitian ini meliputi ekstraksi minyak alpukat, formulasi dan evaluasi masker peel-off dari minyak alpukat. Ekstraksi minyak alpukat dilakukan dengan cara memanaskan daging buah alpukat. Sediaan masker peel-off yang mengandung minyak alpukat dibuat dengan konsentrasi 0% sebagai blanko, 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5%. Evaluasi masker peel-off dari minyak alpukat meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, pengukuran pH, daya sebar, waktu pengeringan, dan elastisitas. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua formula masker gel peel-off minyak buah alpukat (Persea americana) telah memenuhi persyaratan parameter homogenitas dan pH. Masker gel peel-off F3 merupakan formula yang terbaik dengan daya sebar yang memenuhi persyaratan antara 5,03-5,60 cm, waktu mengering paling cepat yaitu 15,1 menit, dan elastisitas dengan persen daya regang tertinggi yaitu 133%.
FORMULASI DAN UJI AKTIFITAS EDIBLE FILM MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.) Wida Ningsih; Afdhil Arel
FORTE JOURNAL Vol 3 No 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i2.537

Abstract

Kulit jeruk purut mempunyai aktifitas antibakteri karena mengangdung minyak atsiri berupa sitronelal yang dapat merusak dinding sel dan menghambat serta membunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan membuat edible film dengan minyak atsiri kulit jeruk purut untuk mengatasi bau mulut yang disebabkan oleh bakteri Sterptococcus mutans dengan variasi konsentrasi 4%, 6% dan 8%. Edible film yang diperoleh dilakukan uji sifat fisik dan aktifitas antibakteri dengan metode difusi agar. Hasil uji sifat fisik edible film menunjukan hasil yang hampir sama dengan edible film yang ada dipasaran meliputi uji organoleptis, kerapuhan, susut pengeringan, pH ketebalan dan uji daya mengembang. Pengujian aktifitas antibakteri edible film menunjukan daerah bening pada 4% sebesar 8,00 mm, 6% sebesar 8,06 mm dan 8% sebesar 8,73mm yang termasuk kategori sedang pada respon hambatan pertumbuhan bakteri.
Variasi Humektan pada Formulasi Body Scrub Serbuk Kulit Manggis Fitri Wahyuni; Yahdian Rasyadi; Wida Ningsih; Eka Desnita
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Vol 18 No. 02 JANUARI 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i2.4964

Abstract

ABSTRAKKulit buah manggis mengandung senyawa Xanthone yang berkhasiat sebagai antioksidan dan juga berfungsi sebagai antimikroba. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh variasi konsentrasi propilenglikol dan gliserin terhadap karakteristik sifat fisik dan kimia pada pembuatan serbuk kulit buah manggis menjadi body scrub. Penelitian ini dilakukan dengan metoda ekperimental yang meliputi pembuatan sediaan body scrub menggunakan 1 % serbuk kulit buah manggis dengan menvariasikan propilenglikol: gliserin (10:0%; 2:8%; 8:2%; 5:5%; 0:10%;0:0%) dan pengujian karakterisasi sediaan body scrub (uji organoleptis, uji homegenitas, uji pH, uji stabilitas dan uji tipe emulsi). Hasil karakterisasi untuk uji organoleptis yaitu berwarna kecoklatan dan tidak berbau dan homogen. Untuk pengujian pH sediaan didapatkan pH sediaan sesuai dengan pH kulit 4,5 – 8. Untuk pengujian stabilitas sediaan dinyatakan stabil dikarenakan tidak adanya perubahan yang signifikan diakhir masa penyimpanan. Dari karakterisasi tipe emulsi diketahui sediaan body scrub yang dihasilkan tipe emulsi minyak dalam air. Kesimpulan penelitian ini tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan variasi konsentrasi propilen glikol dan gliserin pada formulasi body scrub. Kata kunci: Body scrub, serbuk kulit buah manggis, propilen glikol, gliserin
Permen Jeli Temulawak (Curcuma xanthorriza) untuk Meningkatkan Nafsu Makan Wida Ningsih; Yahdian Rasyadi; Afdhil Arel; Fitri Wahyuni
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Vol 18 No. 02 JANUARI 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i2.4965

Abstract

AbstrakLatar Belakang : Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) tanaman yang banyak dan mudahdijumpai di Indonesia. Temulawak mengandung minyak atsiri dengan penggunaan secara tradisional untuk meningkatkan nafsu makan. Temulawak sudah tersedia dalam bentuk segar, seduhan, rebusan dan serbuk yang sebelum digunakan memerlukan serangkaian proses sehingga dianggap kurang praktis dan efisien. Tujuan : Untuk membuat pemakaian temulawak ini menjadi lebih praktis, efisien, dapat dibawa kemana saja dan lebih menarik serta mempunyai rasa yang enak. Metode : Temulawak dalam bentuk serbuk akan diformulasi dalam bentukpermen Jeli dengan variasi konsentrasi. Hasil : Permen Jeli yang diformula memenuhipersyaratan menurut SNI. Penerimaan permen jeli oleh responden berdasarkan parameter bentuk,aroma dan rasa adalah formula 1 (5%) dan parameter warna adalah formula 2 (10%).Kata Kunci: temulawak, permen jeli, minyak atsiri