Hardjono Hardjono
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PEMANFAATAN KOAGULAN ALAMI DARI CAMPURAN KITOSAN DAN BIJI ASAM JAWA PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENYAMAKAN KULIT Rezka Wilda Shabrina; Hardjono Hardjono
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.279

Abstract

Industri penyamakan kulit termasuk salah satu industri yang mengeluarkan limbah cair dalam volume cukup besar. Pada penyamakan 1 ton kulit basah diperlukan air ± 40 m3 dan kemudian dibuang sebagai limbah cair yang tercampur dengan bahan kimia sisa proses dan komponen kulit yang terlarut selama penyamakan. Limbah cair industri penyamakan kulit dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena mengandung logam berat seperti krom (Cr), sehingga sebelum dibuang ke lingkungan harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Salah satu proses pengolahan limbah cair adalah dengan metode koagulasi flokulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penambahan koagulan dan kecepatan pengadukan terhadap penurunan kadar krom, TSS, pH, serta turbiditas. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui perbandingan penambahan koagulan dan kecepatan pengadukan yang optimal terhadap penurunan kadar krom, TSS, pH, serta turbiditas. Penelitian ini menggunakan metode secara batch. Koagulan yang digunakan berupa koagulan alami dari campuran biji asam jawa dan kitosan. Proses koagulasi flokulasi ini menggunakan tiga variabel kecepatan pengaduk serta empat variabel perbandingan dosis koagulan. Hasil dari penelitian ini didapatkan kondisi optimum pada penambahan koagulan 75% biji asam jawa dengan 25% kitosan pada kecepatan 25 rpm dapat menurunkan kadar krom mencapai 95,86%, penurunan nilai TSS mencapai 95,24%, serta penurunan turbiditas mencapai 49,73%.